OLEH: RORO SAWITA
Selama 7 tahun, BP TAB Risal menekuni usaha pengobatan alternatif sebagai warisan para leluhur. Banyak orang yang ditangani dengan metode ini mengaku, adanya keseimbangan tubuh dalam proses kesembuhan. Yin dan Yang bisa berarti air dan api namun AB Risal menganggap keseimbangan fisik dan psikis lewat terapi pijat refleksi plus konsumsi ramuan tradisional.
Pijat refleksi dilakukan pada titik-titik saraf tertentu di telapak tangan dan kaki. Sebagai alat bantu, AB Risal menggunakaan media kayu yang dibuat seruncing mungkin agar langsung mengenai sasaran. Bila lokasi pijatan terasa sakit, bisa disimpulkan saraf terserang sejenis penyakit. Agar lebih yakin, pasien disarankan menjalani diagnosa medis.
Secara umum pasien bisa sembuh sesuai kondisi fisik dan keyakinan dalam proses penyembuhan. “Untuk bisa sembuh, yang sulit itu meyakinkan orang biar mau sehat setelah itu tergantung kondisi fisiknya saja,” jelas AB Risal.
Pasien yang menderita penyakit tumor, kanker dan ginjal diwajibkan untuk konsumsi ramuan tradisional sebanyak tiga kali sehari. Ramuan itu terbuat dari daun-daunan obat yang didatangkan dari Pulau Sumatra dan Jawa ditambah bahan-bahan masakan seperti cengkeh, pala, lada serai dan lain-lain. Pengetahuan pembuatan ramuan diperoleh AB Risal dari orang tua yang didukung pengetahuan berdasarkan literatur pengobatan tradisional.
Selama membuka praktek, rata-rata pasien yang berkunjung ke tempa AB Risal berusia di atas 40 tahun. Pada usia ini, fungsi organ tubuh mulai menurun. Setelah dipijat, para pasien umumnya mengaku segar, sehat, bersemangat, lapar dan mengantuk. Proses pemijatan dilakukan maksimal 15 menit dengan biaya Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu. Sedangkan ramuan obat Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu selama seminggu.
Keterangan foto: AB Risal sedang mengobati seorang pasien di tempat prakteknya.
Selama 7 tahun, BP TAB Risal menekuni usaha pengobatan alternatif sebagai warisan para leluhur. Banyak orang yang ditangani dengan metode ini mengaku, adanya keseimbangan tubuh dalam proses kesembuhan. Yin dan Yang bisa berarti air dan api namun AB Risal menganggap keseimbangan fisik dan psikis lewat terapi pijat refleksi plus konsumsi ramuan tradisional.
Pijat refleksi dilakukan pada titik-titik saraf tertentu di telapak tangan dan kaki. Sebagai alat bantu, AB Risal menggunakaan media kayu yang dibuat seruncing mungkin agar langsung mengenai sasaran. Bila lokasi pijatan terasa sakit, bisa disimpulkan saraf terserang sejenis penyakit. Agar lebih yakin, pasien disarankan menjalani diagnosa medis.
Secara umum pasien bisa sembuh sesuai kondisi fisik dan keyakinan dalam proses penyembuhan. “Untuk bisa sembuh, yang sulit itu meyakinkan orang biar mau sehat setelah itu tergantung kondisi fisiknya saja,” jelas AB Risal.
Pasien yang menderita penyakit tumor, kanker dan ginjal diwajibkan untuk konsumsi ramuan tradisional sebanyak tiga kali sehari. Ramuan itu terbuat dari daun-daunan obat yang didatangkan dari Pulau Sumatra dan Jawa ditambah bahan-bahan masakan seperti cengkeh, pala, lada serai dan lain-lain. Pengetahuan pembuatan ramuan diperoleh AB Risal dari orang tua yang didukung pengetahuan berdasarkan literatur pengobatan tradisional.
Selama membuka praktek, rata-rata pasien yang berkunjung ke tempa AB Risal berusia di atas 40 tahun. Pada usia ini, fungsi organ tubuh mulai menurun. Setelah dipijat, para pasien umumnya mengaku segar, sehat, bersemangat, lapar dan mengantuk. Proses pemijatan dilakukan maksimal 15 menit dengan biaya Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu. Sedangkan ramuan obat Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu selama seminggu.
Keterangan foto: AB Risal sedang mengobati seorang pasien di tempat prakteknya.
0 komentar:
Posting Komentar