Buat Ramuan Khusus Madu Geruh

thumbnail
Nama: Daswati, 46 tahun, ibu rumah tangga, tinggal di Desa Pucanangan, Kec. Montong, Kab. Tuban, Jatim.
Pengalaman:
Saya menderita penyakit maag, nyeri di bagian dada dan terasa sesak bila bernafas. Saya coba meramu Madu Geruh secara khusus. Bahan ramuan: 1 ons kuning telur, 1 ons kunir kuning dan 1 ons temu lawak yang sudah dikupas kulitnya dan dipotong kecil-kecil. Lalu rebus dengan 10 gelas air putih selama 15 menit hingga airnya tinggal 7 gelas. Sebelum sarapan pagi, makan siang dan makan malam, saya minum satu gelas air rebusan tadi dicampur satu sendok Madu Geruh. Terbukti sakit maag saya berangsur-angsur sembuh dan nafas sayapun menjadi lega. KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008

Salep Ratun Tuntaskan Jerawatku

thumbnail
Nama: Christin, 39 tahun, ibu rumah tangga, tinggal di Desa Dibe, Kec. Kalitengah, Kab. Lamongan, Jatim.
Pengalaman:
Wajahku termasuk jenis kulit berminyak sehingga jerawat mudah tumbuh di mana-mana dan membekas tentunya. Tapi setelah aku menggunakan Salep Ratun Ramuan Pak Oles, jerawatku berkurang. Luka bekas jerawat semakin memudar dan hilang. Kini wajah tampak bersih karena noda semakin berkurang. Terima kasih Pak Oles, semoga tambah jaya. KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008

Madu Rocky Atasi Batuk Berdahak

thumbnail
Nama: Sri Sunarmi, pekerjaan guru, tinggal di Lumajang, Jatim.
Pengalaman:
Sudah dua bulan batuk yang saya derita tak kunjung sembuh, walaupun sudah diobati. Suatu hari datang SPG Pak Oles memberi saran untuk minum Madu Rocky. Saya bertanya manfaatnya, ternyata untuk mengeluarkan dahak. Saat itu saya langsung membeli Madu Rocky ukuran 120 ml. Alhamdulillah setelah saya mengonsumsinya sesuai aturan, batuk yang saya alami langsung sembuh. KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008

Minyak Oles Bokashi Andalan Keluarga

thumbnail
Nama: FX Herry Nugroho PA, 42 tahun, wiraswasta, tinggal di Kel. Kramat, Kec. Magelang Utara, Kota Magelang, Jateng.
Pengalaman:
Awalnya saya kurang percaya pada Ramuan Pak Oles yang ditawarkan oleh seorang SPG Pak Oles. Karena rasa penasaran, saya coba membeli satu produk yaitu Minyak Oles Bokashi. Saya menderita gejala tifus, liver dan depresi. Saya pun coba mengonsumsi obat-obatan tradisional, termasuk Minyak Oles Bokashi yang khasiatnya multi fungsi. Saya merasa sangat tertolong. Sekarang, Minyak Oles Bokashi sudah menjadi andalan keluarga. KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008

Batuk Hilang Minum Minyak Oles Bokashi

thumbnail
Nama: Noorsanti Widoeri, 39 tahun, PNS, tinggal di Kowangan, Temanggung, Jateng.
Pengalaman:
Batuk anak saya tidak sembuh-sembuh, padahal saya sudah membawanya berobat ke dokter. Akhirnya saya putuskan untuk memberinya Minyak Oles Bokashi. Saya tetesi minumannya dengan Minyak Oles Bokashi. Selang beberapa hari, batuknya hilang sama sekali. Saya juga minum Madu Sekar untuk diet. Hasilnya lumayan dengan satu botol berat badan saya turun 1kg dan badan pun segar sepanjang hari. Terimakasih Pak Oles, semoga makin dikenal. KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008

Spontan Power Irit BBM

thumbnail
Nama: Suwono, 34 tahun, PNS, tinggal di Nyat Nyono, Ungaran Barat, Semarang, Jateng.
Pengalaman:
Sebelum motor saya memakai Spontan Power, setiap dua bulan sekali pasti saya harus membersihkan karburatornya. Namun setelah motor itu dipasang Spontan Power, produk PT Pak Oles & Biotor Technology, karburator bersih tanpa gangguan dan jauh lebih penting adalah irit BBM. Harapan saya semoga Spontan Power tetap mempertahankan kualitasnya dan makin banyak pelanggannya. KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008

Madu Jamur Atasi Darah Tinggi

thumbnail
Nama: Ni Luh Sendri, 52 tahun, wiraswasta, tinggal di Kebo Iwa, Denpasar.
Pengalaman:
Saya memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak sebelum menikah. Berbagai macam obat telah saya coba, mulai dari obat kimiawi hingga alami, namun tak banyak membantu. Akhirnya saya bertemu SPG Pak Oles yang menjelaskan khasiat Madu Jamur yang cocok untuk penyakit saya. Akhirnya saya rajin minum Madu Jamur dalam racikan jamu mengkudu. Sekarang keluhan tekanan darah tinggi yang kerap menjadikan saya pusing tidak lagi saya rasakan. Terima kasih Pak Oles. KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008

Oli Mesin Tahan Lama Pakai Hexon

thumbnail
Nama: Basiman, 54 tahun, pekerjaan guru, tinggal di Magelang, Jateng.
Pengalaman:
Saya menggunakan vitamin oli mesin yaitu Hexon, produk PT Pak Oles & Biotor Technology pada sepeda motor saya. Suara mesin motor menjadi halus dan oli tidak cepat menjadi hitam dan lebih tahan lama. Saya juga menggunakan Kudo (vitamin BBM) yang membuat tarikan motor saya lebih ringan dan bertambah irit pemakaian bahan bakarnya.

Kabupaten Pati Serius Genjot Pertanian Organik

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Gerakan bertani secara organik yang intensif digelontor berbagai kalangan, ternyata semakin menyadarkan pemerintah untuk melirik serius sektor andalan masyarakat Indonesia ini. Pada akhir Juli lalu, sekitar 54 orang asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah melakukan studi banding tentang pertanian organik dengan berkunjung ke kantor pemasaran EM4 Cabang Bali-NTB dan pupuk Bokashi Kotaku di Jl Letda Kajeng 21D Denpasar.
Rombongan yang terdiri dari pemerhati pertanian, penyuluh pertanian, mantri tani, kelompok tani dan anggota Komisi B DPRD Pati itu dipimpin Ir Joko Purwanto, Subdin Tanaman Padi dan Palawija Dinas Pertanian dan Peternakan Pati. ‘’Kita ke Bali untuk studi banding terutama tentang pertanian organik yang kini sedang marak dan melihat cara pertanian dengan system subak yang hanya ada di Bali,’’ kata Purwanto.
Khusus ke PT Songgolangit Persada, sebut Purwanto, untuk mengetahui dan melihat lebih jauh cara pembuatan pupuk organik. Karena pupuk Bokashi dan produk EM4 lainnya sudah cukup dikenal di Kabupaten Pati. Masyarakat juga sudah menerapkan dalam bidang pertanian, perikanan maupun peternakan. ‘’Kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari keingintahuan untuk mencari terobosan terbaru pengolahan limbah. Limbah yang berasal dari sampah organik dapur maupun sampah kota dipastikan terus menumpuk. Penanganan limbah ini masih sangat kurang dan akan lebih baik jika kita tahu bagaimana limbah organik dapat dijadikan pupuk itu,” jelas Purwanto.
Rombongan diterima langsung Kacab Pemasaran EM4 Bali-NTB, Ir Irkham Rosidi dan Kepala Pemasaran pupuk Bokashi Kotaku, Ir Kadek Suiartana. Kepada peserta rombongan, baik Rosidi maupun Suiartana memberi penjelasan detail tentang produk teknologi EM dan pupuk Bokashi Kotaku.
Purwanto menilai, kunjungan ke Bali kali ini dapat dijadikan modal bagi peserta studi banding untuk menularkan virus pertanian organik di setiap lingkungan. ‘’Mayoritas peserta terdiri dari kepala-kepala pemerhati pertanian. Dengan kunjungan ini akan lebih mudah memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan pupuk organik. Jika yang menyampaikan adalah orang-orang yang dianggap ahli di bidangnya, jelas petani lebih mudah menerima dan bisa menerapkan sendiri,’’ ujar Purwanto sembari menambahkan, Kabupaten Pati siap mengutus wakil-wakil pemerhati pertanian untuk mengikuti pelatihan di kampus IPSA Bali.

Bokashi Kotaku Memacu Petani Magelang

thumbnail
Budidaya Tanaman
OLEH: AGUS SALAM

Geliat petani Magelang, Jawa Tengah untuk membudidaya tanaman palawija, sayuran dan padi kembali kian terpacu setelah ada produksi pupuk Bokashi Kotaku. Hal itu tidak terlepas dari peran PT Songgolangit Persada selaku produsen untuk mendekatkan pupuk organik ini dengan para petani di seantero pulau Jawa.
Kepala Cabang PT Songgolangit Persada Magelang, Sarmo Saputro menyatakan, produksi Bokashi Kotaku sebagai strategi memudahkan distribusi ke para petani. ‘’Kebutuhan Bokashi Kotaku sangat tinggi akibat harga pupuk kimia yang semakin mahal. Bokashi Kotaku menjadi solusi para petani meningkatkan hasil produksi pertanian,’’ kata Sarmo.
Selama ini, sebut Sarmo, pesanan paling banyak dating dari petani sekitar kota Magelang yang dikenal sebagai sentra penghasil sayuran dan tanaman palawija. Animo petani terhadap pupuk yang diproduksi melalui proses fermentasi Teknologi EM (Effective Microorganisms) itu cukup besar karena banyak petani yang sudah menikmati manfaat pupuk ini. ‘’Ada petani yang sudah berkali-kali menerapkan pemupukan dengan Bokashi Kotaku. Pupuk yang dibuat dari ragam bahan organik itu tidak hanya mendongkrak produksi tanaman tetapi berdampak positif bagi tanah. Tanah lebih gembur dan subur asalkan dipupuk secara rutin dan teratur,’’ katanya.
Pupuk Bokashi Kotaku yang diproduksi di Magelang berbentuk lebih halus agar lebih cepat diserap akar tanaman. Pupuk ini mengandung unnsur makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman dab menekan bakteri panthogen serta meningkatkan produksi tanaman.

Lahan Pantai DIY Disulap Untuk Tanaman Pangan

thumbnail
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan lahan pantai selatan di provinsi tersebut siap dikembangkan untuk tanaman pangan demi mendukung ketahanan pangan daerah. Lahan pantai itu terbentang dari Kabupaten Gunungkidul, Bantul dan Kulonprogo seluas 10 ribu hektar. Dari total lahan tersebut, baru terealisir 2.000 hektar untuk tanaman pangan.
Seharusnya untuk ketahanan pangan tidak hanya menngandalkan bahan pangan beras tapi perlu diversifikasi pangan dengan menanam jagung dan jenis umbi-umbian. "Jadi tak hanya sekedar bergantung pada beras. Namun nantinya dengan produksi umbi-umbian bisa diolah menjadi tepung sebagai bahan pembuatan roti," kata Sri Sultan
Seperti dilansir Antara, upaya mengembangkan lahan pantai untuk tanaman pangan, menurut Sri Sultan untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan dan menguatkan ketahanan pangan DIY. Tanaman pangan di lahan pantai bakal ditanami benih unggul, baik padi, jagung maupun umbi-umbian.
Secara terpisah, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) DIY, Bambang Wibowo menyatakan, sudah saatnya petani mengembangkan pupuk organik untuk antisipasi kelangkaan pupuk pabrikan. "Saya mengharapkan petani agar mampu untuk mengembangkan penyediaan pupuk organik dari kotoran ternak, mengingat saat ini ketersediaan pupuk pabrikan semangkin sulit diperoleh," katanya di Yogyakarta.
Selain petani tidak tergantung kepada pupuk kimia yang kadang sulit diperoleh juga distribusinya sering tidak bisa dipastikan. "Saya yakin dengan menggunakan benih unggul dan dipadukan pupuk organik maka produktivitas tanaman khususnya padi bisa tetap tinggi. Apalagi, beras yang dihasilkan dengan pupuk organik memiliki nilai jual tinggi ketimbang beras dengan pemupukan kimia. KTNA DIY siap memberikan pemberdayaan kepada kelompok tani untuk pengembangan pupuk organik," katanya.

EM4, Solusi Alternatif Atasi Kelangkaan Pupuk

thumbnail
OLEH: AGUS SALAM
Selain mengatasi kelangkaan pupuk, EM4 terbukti meningkatkan produksi hasil pertanian. Itulah hasil demplot yang dilakukan Abi Royani, petani (41) asal Desa Sudimoro, Kecamatn Sidomulyo, Magelang, Jawa Tengah. Bagi Royani, penggunaan EM4 padat maupun cair sudah tidak bisa ditawar-tawar.
‘’Aku merasakan betul manfaat EM4 untuk pengolahan tanah. Lahan pertanian menjadi subur. Kalau pupuk kimia membuat residu pada lahan sehingga lahan menjadi tidak subur. Saya selalu mengajak petani yang lain untuk menggunakan EM4 dan beralih ke pertanian organik. Banyak petani yang dapat memperoleh manfaat dari kelangkaan dan mahalnya harga pupuk. Saya sendiri sering mengundang staf PT Songgolangit Persada Cabang Magelang untuk sosialisasi seputar cara menerapkan di setiap lahan garapan,’’ jelas Royani.
Royani mengamini bahwa pengetahuan para petani tentang pupuk organik dan EM4 masih sangat minim. Apalagi soal aplikasi langsung ke setiap lahan yang sudah ditanami berbagai tanaman. Untuk itu, sosialisasi secara kontinyu masih sangat dibutuhkan para petani Magelang. Selain itu, Royani mengaku, dirinya sudah lama mengenal EM4 yang diaplikasikan pada lahan pertanian, peternakan, perikanan dan limbah.
Selama ini, para petani sangat bergantung pada pupuk kimia meski biaya yang harus ditanggung sangat menguras kantong dan bahkan banyak petani yang tetap terlilit hutang selama menanti masa panen. Tidak heran bila hasil panen akhirnya dijadikan andalan untuk membayar hutang pupuk. Kondisi ini jelas semakin menguras pendapatan petani. Apalagi untuk padi, harga gabah kering panen yang ditetapkan pemerintah sering jauh di bawah patokan pemerintah saat panen raya tiba. Biasnya, lahan pertanian banyak yang dijual dan pemilik lahan harus siap menjadi buruh tani.

Ribuan Ternak Sapi Kekurangan Pakan

thumbnail
Semarang
Pada musim kemarau saat ini ribuan ekor ternak yang terdiri sapi potong, sapi perah, kambing dan domba di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah terancam kekurangan pakan berupa rumput segar. Edy Zuhri (70) peternak sapi potong di Dusun Kawengen RT 08 RW 4 Desa Kawengen, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jumat mengatakan pada musim kemarau sulit mencari pakan berupa rumput untuk lima ekor sapinya.
Untuk mendapatkan rumput segar, ia harus berjalan kaki hingga lima kilometer ke desa lain. Itupun rumputnya tidak sesegar kalau pada musim hujan. Ketika tidak memperoleh rumput hijau, Edy terpaksa memanfaatkan jerami kering dicampur air untuk pakan ternaknya. Seperti dilansir Antara, tanaman padi di desanya banyak yang gagal panen karena kekurangan air. Tanaman padi menjadi kering, rumput pun ikut kering bahkan banyak yang mati. "Saya harus berjalan kaki lima hingga enam kilometer untuk mencari rumput," katanya.
Hal senada dikeluhkan peternak lain, Rasipin (60). Selama musim kemarau ini, sudah empat ekor sapi miliknya juga kekurangan rumput segar dan itu sudah berlangsung sejak dua bulan terakhir. "Air saja susah dicari apalagi rumput. Sapi saya kelihatan kurus-kurus," katanya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Semarang, drh Bambang Sutrisno mengatakan pada musim kemarau para peternak diimbau tetap waspada terhadap kesehatan ternak. Ternak harus tetap diberi pakan berupa hijauan yang cukup, konsentrat serta muliti vitamin agar tetap sehat.
Untuk mengantisipasi kelangkaan rumput pada musim kemarau, Sutrisno meminta peternak ketika musim hujan saat rumput tumbuh subur, rumput bisa dibuat silase (amuniasi jerami dan tape jerami). "Dengan cara tersebut, pada musim kemarau peternak tidak akan kekurangan rumput segar sehingga pakan untuk ternak bisa tercukupi. Populasi ternak di Kabupaten Semarang untuk sapi potong 60 ribu ekor, sapi perah 35 ribu ekor dan kambing 50 ribu ekor,’’ ujar Sutrisno.

Petani Garut Kehilangan Produksi 7.423,36 Ton GKG

thumbnail
Sebanyak 15.095 kepala keluarga (KK) petani yang menghidupi sekitar 75.475 anggota keluarga di Kabupaten Garut, Jawa Barat, kehilangan produksi 7.423,36 ton gabah kering giling (GKG) atau senilai Rp 20.785.408.000. Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Garut, Miftahul Rachmat kepada Antara mengatakan, potret nan miris itu akibat 3.019 ha sawah milik petani keringan. Bahkan seluas 464 ha mengalami puso dengan kehilangan produksi 2.598,40 ton GKG senilai Rp 7.275.520.000.
Sekitar 1.007 ha mengalami rusak ringan dengan kehilangan produksi 1.127,84 ton senilai Rp 3.157.952.000 disusul kerusakan sedang 956 ha dengan kehilangan produksi 1.873,76 ton senilai Rp 5.246.528.000. Selain itu terjadi kerusakan berat seluas 592 ha dengan kehilangan produksi 1.823,36 ton senilai Rp 5.105.408.000.
Kondisi itu diperparah dengan seluas 3.937 ha areal persawahan yang kini terancam kekeringan susulan. Menurut Rachmat, meski berbagai upaya penanggulangan dilakukan namun kasus kekeringan sudah merambah 254 desa pada 42 wilayah kecamatan, dengan kasus kekeringan terparah seluas 356 ha pada 11 desa di Kecamatan Cibatu, disusul 6 desa di Kecamatan Leuwigong seluas 292 ha serta seluas 226 ha pada 5 desa di Kecamatan Caringin, sekitar 120 km arah selatan pusat Kota Garut

ITP Bangun Pengelolaan Sampah Jadi Kompos

thumbnail
PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk tengah membangun pengelolaan sampah menjadi kompos dan biomassa di Desa Palimanan Barat, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon dan siap beroperasi awal Agustus 2008. Demikian Budiono Hendranata, GM Indocement Unit Cirebon didampingi Direktur PT ITP Alaxander Frans dan Corporate Secretary, Dani Handayani kepada wartawan di Kompleks Olah Raga Apita Hotel Cirebon, belum lama berselang. "Proyek itu merupakan percontohan dan akan dikembangkan di desa lain di sekitar pabrik dengan harapan bisa ikut memberdayakan masyarakat sekaligus menularkan pengelolaan lingkungan yang baik kepada masyarakat," kata Hendranata.
Dijelaskan, nantinya semua sampah masyarakat ditampung dan dipilah-pilah. Khusus sampah organik siap dibuat kompos dan sampah anorganik dibiomassa menjadi energi alternatif. Alexander Frans mengatakan, rencananya pengelolaan kompos dipadu dengan usaha peternakan domba atau sapi sehingga kotoran ternak bisa dimanfaatkan untuk pembuatan kompos. "Kita berharap tumbuh usaha baru di masyarakat sehingga ada pergerakan ekonomi di desa-desa," katanya.
Adanya program pengelolaan itu, menurut Frans tidak mengurangi program lain seperti pembinaan bagi sekitar 500 UKM di Kabupaten Cirebon bekerja sama BRI Cabang Cirebon dan bantuan perbaikan infrastruktur desa. Terkait HUT Indocement ke-33, 4 Agustus 2008, Budiono menjelaskan, pihaknya menggelar berbagai kegiatan seperti lomba seni tradisional, melukis dan mewarnai, kebersihan desa, kreatifitas prosa dan puisi, pembuatan video lingkungan dan ceramah agama.
Selain itu untuk pertama kali Indocement menggelar Indocement Award dengan lima katagori penghargaan yaitu Indocement Contractor Award, Indocement Developer Award, Semen Tiga Roda Writing Competision Award (kompetisi karya tulis), Semen Tiga Roda Architectural Award (kompetisi seni arsitektur) dan Semen Tiga Roda Concrete Competition Arward (kompetisi membuat beton).

Donor Darah, Tanam Pohon Dan Sumbang Air

thumbnail
11 Tahun PT Karya Pak Oles Tokcer
Selain donor darah, aktivitas sosial menyambut 11 Tahun PT Karya Pak Oles Tokcer yang siap digeber pada 9 Agustus itu tetap diarahkan untuk menyentuh kepentingan hidup banyak orang. Untuk donor darah, perusahaan menjalin kerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Denpasar. Semua kantong darah yang terkumpul disumbangkan ke RSUP Sanglah Denpasar untuk bisa didistribusikan kepada pasien yang lebih membutuhkan, terutama yang menjalani operasi.
Perusahaan juga menggugah kesadaran karyawan/ti untuk berperan aktif menjaga dan melestarikan lingkungan hidup sebagai dukungan terhadap program Corporate Social Responsibility (CSR) di Kota Denpasar. Dukungan itu ditebar dalam Gerakan Menanam 1000 pohon bakau di Pulau Serangan, Jumat (18/7) yang dikoordinir Made Susila. Perusahaan menggandeng Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I (BPHM-I) Denpasar.
Made Sukarja dari Seksi Kelembagaan BPHM–I menyatakan, populasi mangrove di Pantai Serangan seluas 1300 hektar dengan sedimentasi jadi tempat yang cocok untuk pertumbuhan mangrove. Jenis tanaman pantai ini berfungsi sebagai pemecah gelombang dan tempat perkembangbiakan mahluk hidup. Menanam mangrove merupakan investasi masa depan karena dapat mencegah pemanasan global yang kaya zat-zat karbondioksida. Bibit mangrove yang ditanam berupa Xylocarpus spp yang bisa cepat berkembang pada usia 3-4 bulan, di samping jenis Rhizophora spp, Avicennia spp, Bruguier spp (lindur) untuk kosmetika, Ceriops spp dan Aegiceras spp.
Di cabang pemasaran Yogyakarta dan Semarang, karyawan/ti Ramuan Pak Oles memberi kepedulian dengan menyumbang air bersih untuk masyarakat di Kabupaten Gunung Kidul. Uniknya aksi peduli itu dirangkai turing Hexon dan Spontan Power dengan melibatkan sejumlah bikers. (Indah W & Akin)

Berbagi Ceria Bersama Anak Yatim

thumbnail
OLEH: WILIZ ZURAIDAH
Sabtu, 26 Juli. Suasana ceria terhias di wajah-wajah anak-anak SOS Children’s Village. Kesan simpel yang terekam saat rombongan karyawan/ti Pak Oles Group yang dipimpin Direktur H Agus Urson HP memasuki markas asuahan Yayasan SOS di Desa Bantas, Selemadeg Timur, Tabanan. Selain makan bersama, para peserta menyerahkan sumbangan sembako berupa mie instant, beras dan Ramuan Pak Oles ke pihak yayasan. Sedangkan peralatan berupa alat tulis dibagikan langsung kepada anak-anak yatim.
Selain menghibur, penghuni yayasan itu dihibur para penyiar Radio Pak Oles FM melalui games. Yayasan SOS didirikan pada tahun 1987 dan diresmikan tahun 1990 untuk menjembatani anak-anak yatim piatu dan terlantar agar bisa merasakan hidup layaknya di tengah keluarga, --ada ibu dan bapak asuh, adik kakak, rumah dan desa. Saat ini ada 12 rumah di Desa Taruna yang dihuni 100 anak yang diasuh 12 orang. Tidak salah bila RB Haryono selaku Bapak Asuh lebih menyebut SOS sebagai Village karena menyerupai sebuah desa.

Kacab Diminta Ikut Mengurai Pengangguran

thumbnail
Rakernas 2008 Di Jogjakarta
Setiap hari inflasi di Indonesia mencapai 11% dengan total pengangguran sekitar 70 juta orang. Fenomena ini terjadi bukan karena bangsa Indonesia sedang menuju jurang kebangkrutan, tetapi karena banyak orang kaya yang menyimpan uang di bank, baik di dalam maupun luar negeri. Akibatnya, rakyat kecil yang semakin menderita. Penegasan tersebut disampaikan Konsultan Ahli Managemen PT Karya Pak Oles Tokcer, H Wawan Darmawan di hadapan peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Grand Quality Hotel Yogyakarta, Kamis (24-25/7).
Karena itu, Wawan meminta agar setiap kepala cabang pemasaran Ramuan Pak Oles di Indonesia harus membangkitkan kesadaran untuk ikut bertanggung jawab dalam mengurai masalah pengangguran di Indonesia. Artinya, dengan kemampuan leadership yang dimiliki, sebut pria yang lebih diakrabi Pak Lebah itu, seorang pimpinan perlu melahirkan kader-kader pemasaran yang tangguh demi menciptakan penjualan produk secara maksimal.
Rakernas PT Karya Pak Oles Tokcer yang dibuka Direktur Utama, GN Wididana alias Pak Oles dihadiri kepala cabang pemasaran Bali yang merangkap Cabang Makassar, NTB, Jember, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung dan Jakarta, Banten dan Lampung. Turut hadir Direktur H Agus Urson Hadipurnomo, Direktris Ketut Tisnawati, Konsultan Managen, Komang Dyah Setuti, Manager Keuangan, M Ayu Lidyawati, Manager Personalia, Nyoman Yuliarsana, Kepala Produksi IOT Bokashi, H Rusli Hanafie, Internal Audit, Nyoman Warmita, Kepala R&D, Endah Widyowati,
Sementara Pak Oles meminta para kepala cabang untuk menciptakan kompetisi penjualan produk. ‘’Untuk unit Solo, Salatiga, Magelang dan Semarang penting diupayakan kompetisi. Untuk itu, diperlu seorang pemimpin yang kuat demi menghasil sebuah tim pemasaran yang tangguh. Setiap cabang wajib menciptakan kompetisi dengan memacu kreativitas dan inisiatif,’’ tegas Pak Oles kepada peserta Rakernas ketika berkunjung ke kantor cabang pemasaran Yogyakarta.
Selain Rakernas, sebagian peserta memanfaatkan cela kesempatan untuk shopping dan berwisata ke Candi Borobudur serta mengunjungi kantor pemasaran Ramuan Pak Oles Unit Magelang. Rakernas berikut siap digelar di Jakarta. (Albert Kin Ose)

Terapi Lilin Menyembuhkan Gangguan Telinga

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Siapa tidak mengenal lilin? Alat bantu penerangan yang sering digunakan saat listrik atau lampu padam itu ternyata memiliki khasiat bagi kesehatan. Lilin bisa dijadikan media penyembuhan bagi pasien yang mengalami gangguan telinga. Misalnya vertigo, migraine, sinusitis (infeksi rongga hidung), tinitus (telinga berdengung), insomnia dan mengatasi infeksi telinga tengah. Lebih dari itu, terapi lilin bisa menyembuhkan tuli, meski tidak bisa menyembuhkan gendang telinga yang bolong.
Salah satu pengobatan tradisional yang intens dengan andalkan terapi lilin adalah Bali Tangi. Sejak tahun 2007, rumah produksi ramuan herbal langsung memperkenalkan terapi lilin kepada masyarakat Bali.
Menurut Yuliani S, pemilik Bali Tangi, metode penyembuhan dengan media lilin merupakan gabungan dua unsure yakni cahaya dan warna lilin. Cahaya yang terpancar dari nyala lilin memiliki energi yang bisa beresonansi dengan medan elektro magnetik yang menyelubungi tubuh manusia. Cahaya juga menjadi salah satu bentuk radiasi elektro magnetik (getaran energi), yang terdiri dari tujuh warna pokok dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Dua unsur cahaya dan warna, dikembangkan sebagai dasar penyembuhan terapi lilin (candle healing).
Cara penyembuhan dengan metode ini, lanjut Yuliani, sangat gampang dan tidak menimbulkan rasa sakit. Saat diterapi, pasien tidur dalam posisi miring tegak lurus, lalu bagian lilin yang runcing (ujung) dimasukkan ke dalam lubang telinga dan bagian pangkal dibakar. Setiap lima menit, lilin yang sudah terbakar digunting lalu dibuang ke dalam baskom berisi air. Terapi ini berlangsung selama 15 menit untuk setiap sisi telinga. Setelah itu, lilin yang masih menyala disisakan sekitar 7 cm diangkat dari telinga, lalu digunting tepat di bawah api.
Panas yang dihasilkan nyala lilin bisa menyebabkan tekanan di pangkal lilin jadi rendah. Asap dari pembakaran lilin masuk ke telinga, dalam waktu tertentu (7-10 menit) asap di dalam rongga telinga jadi jenuh. Karena didesak keluar sambil membawa partikel-partikel (kotoran telinga/wax) yang berada di rumah siput (Tymphani), serta jamur yang menutup gendang telinga.
Dalam beberapa kasus, asap itu membawa bakteri dan jamur. Partikel-partikel kemudian terkumpul pada sisa lilin yang tidak terbakar. Untuk mengetahui seberapa banyak kotoran telinga, belah sisa lilin. Wax yang disedot berwarna coklat, juga serbuk berwarna putih kekuning-kuningan. “Sebanyak 20 persen serbuk berasal dari lilin, sisanya jamur di atas gendang telinga,” ungkap istri I Wayan Sukhana ini.
Menurut Yati (40) yang tinggal di seputaran Gatot Subroto menyatakan, terapi lilin arena PKB (Pesta Kesenian Bali), berdampak positif pada tubuhnya. Telinga terasa ringan, pendengaran lebih baik. ‘’Saya yang selama ini susah tidur menjadi lebih rileks dan stress ikut hilang,’’ ujarnya. KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008

Terapi Kesehatan Bali Tangi Andalkan Produk Herbal

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan tidak sebanding dengan tingkat stress yang dialami masyarakat. Karena itu, tubuh perlu dirawat secara ekstra, baik fisik maupun psikis agar terhindar dari penyakit. Merawat kebugaran dan kecantikan tubuh dewasa ini sudah menjadi sebuah fenomena klasik dari gaya hidup (life style) masyarakat modern. Salah satu cara yang biasa dilakukan adalah menghilangkan kepenatan pasca bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan itu, banyak dibuka klinik-klinik perawatan tubuh dan spa di pusat-pusat perkotaan. Peminatnya, tidak hanya kaum wanita tetapi juga pria.
Meski begitu, memilih tempat untuk merawat tubuh harus tetap hati-hati. Yang perlu diperhatikan adalah efek samping yang mungki timbul akibat perawatan yang tidak tepat. Namun perawatan tubuh dengan ramuan herbal patut dilirik untuk dicoba. Bali Tangi, yang menyediakan rumah lulur dan natural holistic healing (terapi kenyamanan dan kesehatan), milik I Wayan Sokhana dan Yuliani S. Di tempat ini, tersedia aneka produk spa, produk scrub (pembersih kulit), masker, minyak pijat, produk rempah mandi, kompres rempah, kompres mata dan produk aroma terapi lain. Semua produk dibuat dari bahan-bahan herbal.
Yuliani yang membuka Bali Tangi di Jl Sunset Road 18 Kuta, bahan rempah tersebut diolah sendiri. Usaha itu sudah ditekuni sejak 10 tahun lalu dengan tetap mengandalkan rempah-rempah, mineral alam dan tumbuhan yang dikelola secara tradisional. Resepnya diwariskan secara turun-temurun dipadu pengetahuan tentang pembuatan produk herbal ketika masih kuliah di Jakarta. Setelah melewati penelitian dan percobaan panjang, terciptalah produk spa tradisional Bali dengan aroma terapi yang khas. Ramuan yang banyak digunakan untuk bahan produk spa ini adalah rempah-rempah, teh hijau, kopi, coklat, rumput laut hingga cendana.
Produk pembersih kulit tubuh (scrub) banyak terbuat dari temugiring, green tea, kelapa, coklat dan kopi. Misalnya manfaat dari penggunaan temugiring, untuk memutihkan dan meratakan warna kulit, juga menjaga kelembaban kulit dengan aroma khas rempah. Bali Tangi juga menyediakan produk masker dari aneka buah seperti pepaya, wortel, mentimun, susu, bengkuang, avocado, rumput laut dan rempah aneka bunga (jasmine, rose dan lavender). Manfaat setiap media lulur sangat berbeda. Kopi misalnya, untuk membuang racun (detoksifikasi), teh hijau sebagai antioksidan. “Rempah bisa memberi banyak manfaat mulai dari menghangatkan hingga memperbaiki metabolesme tubuh,” kata Yuliani.
Sistem perawatan tubuh secara tradisional ini dapat memberi kesegaran tersendiri bagi tubuh dan merilekskan pikiran. Produk Bali Tangi dapat digunakan untuk spa maupun luluran sendiri di rumah. Misalnya dupa aroma terapi, lilin aromaterapi dan aneka bahan jamu tradisional yang dikeringkan. Pembuatan produk masih dilakukan secara konvensional dalam skala rumah tangga (home industry). Hanya saja, permintaan terhadap produk Bali Tangi dating dari berbagai daerah di Indonesia dan bahkan, wisatawan asing biasanya membeli sebagai cinderamata.

Sindrom Stevenn Johnson Alergi Obat Memicu Kematian

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Sehat itu harganya mahal. Jika sudah jatuh sakit, biaya yang dikeluarkan untuk berobat sangat banyak. Waktu jatuh sakit pun tidak konsumsi obat sembarangan seperti yang bebas terjual di pasaran. Untuk mendapat obat yang aman dikonsumsi, perlu periksa kesehatan ke dokter. Kalau alergi obat tertentu, sebaiknya segera memberitahu dokter agar dipilihkan jenis obat yang lebih cocok.
Alergi sebenarnya respon kulit tubuh untuk menanggapi suatu keadaan, yang biasanya terkena paparan allergen (zat toksik) yang mengganggu keseimbangan sistem imun. Kulit tubuh menjadi bagian paling sensistif mendapat respon itu. Gejala pun sangat variatif, dari bintik-bintik kecil kemerahan sampai kulit melepuh seperti luka bakar.
Penyakit yang timbul akibat alergi obat biasanya gatal-gatal yang kadang berisi cairan, bibir dan mata kemerahan dan dapat meluas ke semua bagian tubuh. Alergi obat pada setiap orang berbeda-beda, tergantung pada kekebalan tubuh. Reaksi ini dapat disebabkan oleh obat seperti aspirin, indometacin, penicillin, penggunaan antibiotika, penurun panas, anti kejang, obat penyakit jiwa dan jamu.
Menurut dr Laksmi Duarsa, Sp KK, gejala tersebut dapat digolongkan pada Sindrom Steven Johnson, --sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir mata dan selaput lendir mulut. Karena itu bisa menyebabkan komplikasi berupa radang kornea (keratitis), menyerang bagian dalam bola mata bahkan sampai berakibat kebutaan. Selain itu, bisa menyebabkan hepatitis, nephritis (radang ginjal), perdarahan saluran cerna, arthritis (radang sendi) dan pneumonia. Jika terlambat penanganan, pasien bisa mengalami kematian akibat banyak kehilangan cairan dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Sindrom Steven Johnson, sebut dr Laksmi, gejalanya sulit dibedakan dengan gejala sakit radang tenggorokan. Seperti demam tinggi, nyeri kepala, batuk, pilek, nyeri tenggorokan dan pernafasan serta perasaan malas. Kemudian disertai degan timbulnya trias kelainan pada kulit, selaput lender dan mata. Jika timbul alergi dan perasaan tidak enak setelah mengkonsumsi obat-obatan tertentu, segera periksakan lagi ke dokter. Agar penanganannya lebih dini sehingga tidak menimbulkan keparahan lebih lanjut. Setelah alergi dapat diobati dan dinyatakan sembuh, harus lebih dijaga konsumsi obat-obatannya.
“Meski sudah sembuh, kulit akan tetap berwarna cokelat kehitaman. Tetapi masih bisa diterapi dengan penanganan secara kosmetik,” ujar istri dr Yoga Bharata, Sp. BKBD ini. Gejala awal sulit dibedakan dengan gejala sakit radang tenggorokan. Seperti demam tinggi, nyeri kepala, batuk, pilek, nyeri tenggorok dan perasaan malas. Setelah itu disertai timbulnya trias kelainan pada kulit, selaput lendir dan mata.

280 Tanaman Penopang Ritual Hindu Kian Langka

thumbnail
Sedikitnya 280 jenis tanaman dan berbagai jenis tumbuhan yang diperlukan untuk pelaksanaan ritual umat Hindu di Bali, dalam beberapa tahun bekalangan keberadaannya semakin langka atau hasil panenannya tidak mencukupi. Berdasarkan kajian lembaga pengabdian masyarakat Universitas Udayana, pemenuhan kebutuhan ritual juga terbentur pada ketersediaan puluhan jenis unggas dan satwa, ungkap Guru besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Prof Dr Ir Dewa Ngurah Suprapta.
Menjawab Antara di Denpasar, Prof Suprapta, aneka jenis tanaman budidaya dan tumbuh-tumbuhan yang diperlukan untuk kelengkapan kegiatan ritual, antara lain pisang. Kebutuhan pisang untuk keperluan upacara keagamaan umat Hindu di Bali setiap tahun mencapai 100.000 ton. Kebutuhan pisang sebanyak itu sebenarnya merupakan peluang bagi petani mengembangkan budidaya pertanian. Sayangnya, belum dapat dimanfaatkan secara maksimal karena hampir sebagian besar kebutuhan pisang didatangkan dari Jawa dan daerah lain di Indonesia.
Aktivitas keagamaan umat Hindu di Bali tidak bisa terlepas dari pertanian dan kegiatan pertanian, sebagai sujud bakti dan ungkapan syukur yang diwujudkan melalui berbagai bentuk upacara keagamaan. Setiap upacara keagamaan dibuat sarana upakara berupa banten, --rangkaian janur yang dikombinasi aneka buah. Artinya, pertanian dan petani sangat besar perannya bagi kehidupan masyarakat Bali termasuk dalam menjaga alam dan budaya.

GPEI-GINSI Medan Gelar Pelatihan Tanaman Hortikultura Di Thailand

thumbnail
Konsulat Republik Indonesia di Songkhla - Thailand bekerjasama dengan Asosiasi Propinsi Bersaudara Sumut - Songkhla, DPD Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Sumatera Utara pimpinan Khairul Mahali, dan BPD Gabungan Importir Seluruh Indonesia (GINSI) Sumut diminta mengikuti Program Pelatihan Tanaman Hortikultura Indonesia di Nakhon Thammarat, Thailand pada November.
"Diharapkan pengusaha khususnya UKM yang bergerak di bidang hortikultura mengikuti kegiatan tersebut yang dipastikan menambah pengetahuan dan menunjang bisnis hortikultura-nya, apalagi biayanya dinilai relatif murah sekitar 500 dolar AS yang meliputi transportasi, akomodasi, konsumsi dan penerjamah," kata Ketua DPD GPEI Sumut, Khairul Mahalli kepada Antara, di Medan, Sabtu (19/7).
Program pelatihan itu merupakan perwujudan salah satu program kerjasama segitiga pertumbuhan utara Indonesia, Malaysia, dan Thailand (IIMT-GT) untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) melalui berbagai jenis pelatihan.
Dia menjelaskan, pelatihan yang dimulai 3 hingga 14 November 2008 di Universitas Teknologi Rajamanggala Sri Vijaya, Propinsi Nakhon Si Thammarat, Thailand itu khusus pada pengembangan tanaman durian, rambutan, manggis, dan duku.
Pelatihan itu meliputi teori dan praktek lapangan dengan materi antara lain manajemen kebun buah-buahan, pengetahuan tentang varitas, dan re-planting tanaman.
Soal mengapa empat buah duku itu yang menjadi topik, menurut Mahalli, dengan pertimbangan bahwa buah tersebut dinilai masih dan akan terus memiliki potensi dan nilai jual di pasar internasional sehingga harus tetap dikembangkan.
Manggis, misalnya, merupakan buah mahal di beberapa negara seperti di Jepang. "Karena peserta program itu terbatas maksimum 40 orang, maka panitia akan memberlakukan prinsip first come first serve, di mana penetapan peserta yang akan ikut pelatihan itu berdasarkan peserta yang lebih dahulu mendaftar," katanya.

Seni Fotografi Menunjang Proses Arsitektur

thumbnail
Seni fotografi, sebuah cabang seni murni dapat dikembangkan menjadi suatu disiplin ilmu yang sangat penting artinya dalam menunjang proses berarsitektur. "Fungsi awalnya fotografi itu sangat sempit, yakni hanya digunakan sebagai suatu media pendokumentasian karya arsitektur," kata Dosen Koordinator Mata Kuliah Fotografi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana Pt Gd Sukasana ST, ML Arch seperti dilansir Antara, Jumat (18/7).
Di sela-sela pelaksanaan pameran foto yang menampilkan 45 karya hasil jepretan mahasiswa Fotografi Arsitektur Fakultas Teknik Unud, ia berharap dengan diperkenalkannya fotografi pada program akademik menjadi kesempatan bagi mahasiswa menggali potensi seni. "Menurunnya kemampuan dan potensi seni mahasiswa, karena bakat yang tidak sempat tergali, yang berkorelasi terhadap rancang bangun (disain) arsitektur," ujar Sukasana yang juga penanggungjawab pameran foto tersebut.
Ia menambahkan, foto rancang bangun lebih menitikberatkan dan berorientasi pada pendekatan analisa, logika dan metamatis. Demikian pula dalam kesempatan berproses, seni fotografi dapat menjadi satu alternatif pembelajaran bagi mahasiswa, mempelajari dan menemukan potensi seni yang ada pada diri masing-masing.
Dengan demikian nantinya terasah intuisi seni dalam berkarya di dunia arsitektur, ujar Sukasana.
Sebanyak 45 karya foto yang ditampilkan dalam pameran selama dua minggu merupakan hasil seleksi dari 567 karya foto dari mahasiswa yang dijepret di sekitar kawasan kota Denpasar dan sekitarnya.
Pameran yang berlangsung di Danes Art Veranda Denpasar untuk memperkenalkan karya fotografi mahasiswa kepada masyarakat umum. Melalui pameran kali ini diharapkan mampu memperkenalkan betapa pentingnya fungsi fotografi dalam proses berarsitektur dan berkesenian. Pameran tersebut menampilkan karya fotografi yang memuat kriteria kepentingan informasi, pemikiran kritis, sekaligus mengandung muatan nilai estetis, ujar Sukasana.

SID Luncurkan DVD Konser

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Band musik Superman Is Dead (SID) lokal Bali melakukan aksi nyata mengurangi dampak pemanasan global dengan program bersih-bersih pantai di seputaran pantai Kuta, Minggu (20/7).
Pada kesempatan itu, band SID meluncurkan DVD Australian Tour 2007, yang berisikan tentang album SID selama mengadakan konser di Australia. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan lomba melukis anak-anak sekolah dengan media tempat sampah. Tujuannya, lanjut Jerinx yang juga personel SID, untuk mengajarkan cinta kebersihan pada anak-anak. Tempat sampah yang sudah dilukis dipajang di pinggir sepanjang pantai Kuta.
Dipilih pantai Kuta sebagai ajang bersih pantai, karena pantai Kuta paling banyak dikunjungi wisatawan berbagai negara. “Kita membutuhkan dukungan mereka dalam menjaga keasrian dan kenyamanan pantai Kuta. Yang dapat kita nikmati manfaatnya bersama,” ujarnya.

Pesta Rakyat Di Bengkel

thumbnail
Atraksi tarian, tetabuhan dan suara musik tradisional Bali mewarnai ajang Pesta Rakyat yang berlangsung meriah di pelataran samping Radio Hexon, di Desa Bengkel, Busungbiu, Buleleng, Jumat malam (18/7).
Hadir Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Jend (Purn) H Wiranto, SH dan isteri Hj Uga Wiranto, rombongan DPP Hanura, pengurus DPD dan DPC Hanura se-Bali, Babinsa Busungbiu Danramil 1609 Buleleng Kapten Inf. Ketut Kondra, Kapolsek Busungbiu AKP I Made Widana, SH, Kades Bengkel I Nyoman Raiyasha dan ratusan masyarakat sekitar yang datang menikmati malam pementasan seni budaya tersebut.
Ajang Pesta Rakyat dihelat GN Wididana alias Pak Oles untuk memperkenalkan visi dan moto Membangun Desa Membangun Bangsa kepada Wiranto, salah satu tokoh nasional dan calon presiden pada pilpres 2009 mendatang.
Event langka ini, digunakan Wiranto untuk memperkenalkan visinya membangun negeri ini keluar dari krisis ekonomi, pendidikan dan aneka krisis lainnya dengan kekuatan hati nurani. Di mata Wiranto, pengusaha menggunakan kekuatan akal, sedangkan penguasa harus menggunakan kekuatan nuraninya. Karena itu dirinya merasa terpanggil di sisa senja usianya untuk membentuk pemerintahan yang tegas dan bertanggung-jawab kepada rakyat bukan kepada kekuatan lain di luar rakyat.
Dalam sambutannya, Wiranto memberi julukan baru kepada Pak Oles. “Mulai sekarang saya memanggil Pak Oles dengan pangkat baru Jenderal Oles. Sebab prilaku dan strategi pembangunan dari desa yang dilakukan Pak Oles sama dengan strategi perwira militer. Terarah, nyata dan ada bukti. Kalau saya kenal Pak Oles dari dulu, saya sudah angkat jadi Pangdam Udayana,” seloroh mantan Menhankam/Pangab era pemerintahan Abdurahman Wahid.
Pesta Rakyat diisi atraksi tari sekar jagat, tari palawakya, tari oleg tamulilingan, tari cendrawasih, tari teruna jaya, tari bumbung, genjek dan ditutup hiburan bondres yang menggelitik namun kaya dengan pesan moral. Pesta kesenian tradisional itu pun berakhir pukul satu dinihari. (Beny Uleander)

Menggapai Hidup Yang Sempurna

thumbnail
Judul Buku : Sukses itu Wajib Hukumnya!
Penulis : Agus Susanto
Penerbit : Media Presindo, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, 2008
Tebal : 163 hlm.
Kesempurnaan hidup dan kesuksesan merupakan cita-cita semua orang. Tidak ada orang yang lahir ke dunia ini, ingin hidupnya melarat, atau kesuksesan tidak berpihak pada dirinya. Namun, tidak semua orang menyadari bahwa keberhasilan bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh dengan instan.
Ketika Tuhan menciptakan manusia untuk menikmati indahnya dunia, peluang dan kesempatan sudah dihamparkan kepada manusia, untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar kebahagiaan hidup selalu menyertainya. Untuk menggapai hidup yang sempurna kita harus pandai dan jeli melihat peluang yang telah Tuhan anugrahkan pada kita. Peluang tidak selamanya menampakkan diri dalam bentuk besar. Adakalanya peluang adalah sesuatu yang kecil --mungkin kita anggap remeh dan tidak berharga. Tetapi satu hal yang perlu kita ingat adalah bahwa orang sukses selalu mengambil setiap peluang yang ada, baik besar maupun kecil.
Agus Susanto, penulis buku ini, mencoba menyuguhkan resep baru tentang bagaimana menjadi orang sukses yang sebenarnya. Bagaimana meniti karir yang terpendam, dan apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan impian menjadi kenyataan. Yang dimaksud sukses di sini bukan mengemis-ngemis kepada orang yang bermodal dan menjadi budaknya. Namun, bagaimana melejitkan potensi diri, dan menemukan jati diri yang sesungguhnya dalam mengarungi kesempurnaan.
Dalam buku ini, pembaca akan disuguhi pencerahan baru tentang bagaimana langkah-langkah untuk menggapai sukses. Bagaimana menggunakan kaki untuk melangkah, bagaimana menggunakan tangan untuk berkreasi dan menggunakan panca indra untuk menganalisa kehidupan serta menyesuaikan dengan kemampuan yang ada dalam diri. Konsep yang ditawarkan berawal dari teori John C. Maxwell yang membagi tiga tahapan penting untuk melangkah meraih kesempurnaan hidup dan kesuksesan; yaitu mengetahui tujuan hidup, mengembangkan potensi secara maksimal, dan menabur benih keuntungan bagi orang lain atau bermanfaat bagi orang lain.
Secara umum, semua manusia dikarunia kemampuan dan kekuatan yang sama untuk mencapai kesuksesan. Kekuatan itu antara lain: kekuatan impian (The Power or Dreams) yang akan menunjukkan arah untuk melangkah dan sebagai sember kekuatan. Kekuatan fokus (The Power of Focus) yang akan membantu kita melihat impian, sasaran, dan kekuatan kita dengan lebih jelas, sehingga kita tidak ragu-ragu dalam melangkah. Kekuatan disiplin diri (The Power of Self Discipline) yang akan membantu kita melakukan sesuatu secara konsisten dan terus-menerus yang akan menimbulkan kebiasaan yang membawa ke puncak prestasi.
Kekuatan perjuangan (The Power of Survival) untuk menghadapi segala kesulitan dan penderitaan. Kekuatan pikiran (The Power of Mind) yang akan menciptakan hal-hal terbaik bagi kehidupan kita dan melatih serta mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan kreatif. Kekuatan pembelajaran (The Power of Learning) untuk menghadapi dan menciptakan perubahan dalam kehidupan kita. Dengan belajar, kita dapat bertumbuh hari demi hari menjadi manusia yang lebih baik sehingga kita dapat meningkatkan taraf kehidupan kita pada tingkatan yang lebih tinggi. Dan kekuatan kasih (The Power of Love) yang akan dapat mengubah bukan hanya kehidupan kita saja, tetapi juga mengubah orang lain di sekitar kita (hal. 23-27).
Ketujuh kekuatan utama ini merupakan kombinasi yang tidak boleh terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Terpenting bagaimana mempunyai impian yang kuat untuk jadi orang yang sukses. Ketika impian yang kuat tertanam dalam diri dengan otomatis ketujuh kekuatan itu, akan mendampingi dalam melangkah menuju kesuksesan.
Untuk mengetahui letak kekuatan dan kelemahan dalam bersaing dengan orang-orang yang telah duluan meraih sukses, kita harus mengaktifkan satu demi satu secara bertahap dalam berinteraksi dengan orang yang sudah sukses. Akan tetapi tidak mengekor dari orang yang telah sukses, bagaimana kita berdiri di atas orang yang telah sukses dan menciptakan kesuksesan yang lebih dahsyat dan menaklukkan kesuksesan-kesuksesan yang telah mereka capai.
Tanpa adanya impian, kita tidak mungkin bisa melangkah lebih jauh lagi menuju kesuksesan yang sempurna. Kesuksesan berawal dari impian yang dibarengi dengan take action. Akan tetapi banyak orang-orang saat ini harus bertekuk lutut dengan impian atau mimpinya sendiri. Impian dan mimpinya banyak tergerus oleh keberhasilah orang lain yang membuat matanya terbelalak tak bisa mengoptimalkan kemampuan diri yang telah Tuhan berikan.
Seorang filsuf Cina pernah mengatakan bahwa dalam segala hal, kesuksesan bergantung pada persiapan sebelumnya, tanpa persiapan sejak awal, pasti akan terjadi kegagalan. Yang terpenting di sini bagaimana memandang kehidupan di dunia ini, bukan sebagai perlombaan, akan tetapi bagaimana hidup mempunyai target jelas yang mungkin kita lakukan sendiri (hlm. 5).
Buku ini berisi kisah yang menginspirasi anda untuk menggapai sukses sejati. Dilengkapi dengan inspiratational quotes, yang dapat menggugah setiap impian sukses kita semua, tentunya bukanlah hal tidak mungkin jika kalian memulai menapaki langkah sukses anda sejak sekarang. Meski telah banyak buku yang telah terbit tentang bagaimana kita meraih sukses, namun buku yang satu ini akan benar-benar menggugah hati kita, baik yang sedang ditimpa kegagalan maupun yang sedang menikmati kesuksesannya. Selain disajikan dengan bahasa yang sangat lugas juga dibarengi dengan pengalaman para ilmuwan dan para pengusaha yang telah memetik buah perjuangannya. Kesuksesan atau kesempurnaan hidup tidak akan pernah hadir dan menyertai tanpa kita semua yang memburu kesuksesan dan kesempurnaan itu sendiri.
(Peresensi: Ainur Rasyid, pengelola TBM ”Zainal Arifin Thoha” Yogyakarta). KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008

Ayam Mati Di Lumbung Padi

thumbnail
Judul : Ironi Negeri Beras
Penulis : Khudori
Penerbit : INSIST Press, Yogyakarta
Cetakan : I, Juni 2008
Tebal : xvi + 366 Halaman

Hampir semua negara di dunia kelimpungan ketika tiba-tiba harga beras melonjak dan mulai langka di pasaran akhir-akhir ini. Antrean penduduk di berbagai belahan dunia untuk mendapatkan jatah beras subsidi mewarnai media cetak dan stasiun televisi. Pasalnya, beras merupakan pangan pokok (stape food) bagi sekitar 3 miliar orang atau sekitar separuh penduduk dunia. Bahkan di banyak negara di Asia, beras menyediakan 30 – 80 persen kebutuhan konsumsi kalori per kapita.
Sejatinya petani Indonesia merupakan kelompok masyarakat yang paling beruntung dengan keadaan tersebut. Indonesia adalah salah satu produsen dan konsumen penting beras dunia. Sekitar 70 persen dari 25,4 juta rumah tangga petani adalah petani beras (baca: padi) (hal. v). Para petani akan menuai hasil karena di tangan petanilah produksi pangan dilakukan. Melalui tangan petani pula distribusi pangan disalurkan. Tapi yang terjadi justru jauh panggang daripada api. Di tengah melonjaknya harga pangan dunia, para petani ibarat ayam mati di lumbung padi. Sebab penghasil pangan manusia itulah yang menjadi kelompok pertama yang menderita kelaparan, bagaikan ayam mati di lumbung padi.
Berdasarkan data Badan Bimas Ketahanan Pangan tahun 2004, jumlah kabupaten/kota yang termasuk kategori rawan pangan berisiko tinngi dan sedang terus mengalami peningkatan drastis. Pada tahun 2000 jumlah kabupaten/kota yang mengalami rawan pangan mencapai 138 kabupaten/kota atau 42,59 persen. Namun pada tahun 2002 jumlah masuk daerah rawan pangan naik menjadi 139 kabupaten/kota atau 48 persen. Ironisnya lagi, propinsi-propinsi yang tergolong lumbung pangan nasional dan pangannya selalu surplus, seperti Jawa Timur dan Sulawesi Selatan justru dilanda rawan pangan.
Sebenarnya masalah rawan pangan ditengah gelimang beras bukanlah monopoli Indonesia. Berdasarkan laporan United Nation Population Funds (UNFPA) yang diterbitkan akhir September 2001 menyebutkan bahwa meski secara teoritis semua penduduk dunia bisa terpenuhi kebutuhan pangannya, tapi kenyataannya hampir semua penduduk mengalami kekurangan pangan, dan kebanyakan terjadi di negara berkembang, termasuk hampir semua negara Afrika sub-sahara. Di negara berpendapatan rendah ini, tak kurang 800 juta orang kekurangan makan kronis (hal. 105).
Apa penyebabnya? Khudori dalam bukunya berjudul Ironi Negeri Beras ini memberikan jawabannya. Setidaknya ada tiga hal mendesak yang ditekankan dalam buku setebal 366 halaman ini agar negeri ini kembali bangkit menjadi negeri yang kaya beras. Pertama, mempertimbangkan pengolahan pertanian dengan prinsip keragaman hayati dan kearifan lokal. Dengan kearifan lokal, terbukti nenek moyang kita mampu membangun kebutuhan akan obat farmasi, bahan kosmetika dan pangan bergizi dari flora dan fauna. Dari cara-cara itu, usia hidup nenek moyang kita bisa melebihi 80-90 tahun.
Pasalnya sejak Revolusi Hijau ditancapkan di negeri ini sepanjang tahun 1960-an hingga 1970-an para petani seakan kehilangan falsafah hidupnya. Bahkan Greertz (1973) menghipotesakan sebagai agricultural involution (pemungretan pertanian).
Para petani telah terpisah dalam alam lingkungannya. Revolusi Hijau telah memaksa petani memenuhi asupan produksi berupa bibit unggul, pupuk buatan, pestisida dengan membeli pada toko-toko besar yang menjadi perusahaan transnasional milik bangsa-bangsa utara. Memang dengan revolusi hijau produksi bisa digenjot. Hanya dalam tempo 14 tahun, produksi padi di Indonesia bisa dipompa dari 1,8 ton per hektar menjadi 3,01 ton per hektar. Puncaknya Indonesia bisa berswasembada beras pada tahun 1984. Namun kebanggaan itu tidak berlangsung lama.
Sebab asupan kimiawi yang tidak terkendali dan pola tanam monokultur dari program Revolusi Hijau telah menimbulkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Tidak banyak disadari bahwa penggunaan pestisida justru lambat laun menciptakan mutasi gen pada hama sehingga hama pertanian menjadi kebal terhadap pestisida. Disamping itu, pestisida juga turut membunuh predator hama yang sejatinya memberikan perlindungan pada hasil pertanian. Makanya jangan heran jika saat ini para petani sering gagal panen karena serangan hama. Belum lagi kerugian petani karena lepasnya keragaman bibit lokal ke tangan korprasi transnasional.
Kedua, sudah saatnya Indonesia tak lagi menjadi ’anak manis’ kebijakan internasional semacam IMFdan WTO. Indonesia harus berdiri diatas kaki sendiri dalam menentukan ketahanan pangan. Sebab terbukti liberalisasi pasar pangan domestik justru memperburuk ketahanan pangan nasional. Sudah semestinya Indonesia belajar dari sejarah. Sejauh ini, negara-negara maju masih memberikan subsidi demikian besar kepada para petaninya bukan semata-mata karena negara-egara tersebut kaya, melainkan karena pangan adalah cerminan kedaulatan bangsa (hal.305). Sungguh merupakan sebuah ironi ketika pemerintah Indonesia justru menarik subsidi sehingga menyebabkan petani berada dalam kubangan kemiskinan.
Ketiga, segera melakukan reformasi agraria. Ibarat sebuah rumah, reformasi agraria merupakan pekerjaan memasang fondasi rumah. Rumah bisa saja berdiri tanpa pondasi, amun rumah tak akan bertahan lama reformasi agraria merupakan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam merombak dan menata kembali bentuk-bentuk penggunaan dan pemanfaatan sumber daya agraria dan hubungan sosial agraria bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.(hal. 335-336)
Tanpa reformasi agraria, seluruh usaha teknologis dan moneteris di pedesaan dan pertanian untuk menjadikannya sebagai motor penggerak industri manufaktur hanya akan berakhir dengan ketimpangan, karena akar masalahnya sebenarnya berasa pada alokasi sumberdaya yang tidak adil.
Dan untuk memenuhi tuntutan mendesak tersebut diperlukan keberanian baja pemerintah sebagai penentu kebijakan. Sebab tanpa memiliki keberanian untuk melakukan perubahan, saya rasa kesejahteraan—para petani khususnya dan masyarakat luas pada umumnya—hanya tinggal mimpi. Semoga tidak!
(Peresensi: Edy Firmansyah, pustakawan di Sanggar Bermain Kata (SBK) Madura).

UNESCO Kukuhkan Keris Indonesia Warisan Dunia

thumbnail
UNESCO yang merupakan organisasi bidang pendidikan dan kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengukuhkan keris Indonesia sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik seluruh bangsa di dunia.
"Dunia telah mengakui keberadaan keris Indonesia, sekaligus mendapat penghargaan dunia sejak 25 Nopember 2005," kata pendiri sekaligus Direktur Museum Neka Ubud, Pande Wayan Suteja Neka kepada Antara, Kamis (17/7).
Ia mengatakan, sejumlah negara antara lain Singapura, Brunei Darussalam dan Filipina, hingga kini belum berhasil mengukuhkan kerisnya untuk diakui dunia.
Keris Indonesia, termasuk Bali, diakui sebagai karya agung warisan dunia mendorong menjadikan keris untuk menambah koleksi museum yang telah dirintisnya sejak 26 tahun silam.
"Sejak tahun 1970 saya telah memburu dan mengoleksi keris, namun baru ada keinginan untuk dijadikan koleksi museum bersama 413 koleksi lukisan dan patung," tutur Suteja Neka.
Tambahan 218 keris tersebut merupakan hasil seleksi secara ketat yang dilakukan pakar dan pejuang keris (Mpu) Indonesia Ir Haryono Haryoguritno dan Sukoyo Hadi Nagoro.
Keris merupakan senjata tradisional yang sangat berperan dalam kehidupan manusia pada jaman dahulu hingga sekarang. Kebiasaan memanfaatkan senjata keris sebagai senjata, benda berwasiat dan kelengkapan upacara keagamaan telah membudaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakan Hindu di Bali.
"Keris yang dijadikan koleksi museum karena unsur keindahan dan seni, bukan karena berwasiat," ujar Suteja Neka.
Ia merupakan pewaris pembuat peralatan perang, khususnya keris bertuah, bahkan leluhurnya Pande Pan Nedeng adalah Mpu Keris dari Kerajaan Peliatan-Ubud semasa Raja Peliatan ke-3, Ida Dewa Agung Djelantik yang menduduki tahta pada abad 19 (1823-1845).
Pande Wayan Neka (1917-1980), ayah Pande Wayan Suteja Neka, dikenal sebagai seniman patung dengan karya-karya yang unik dan bermutu, antara lain patung garuda yang dibuat setinggi tiga meter untuk New York World Fair, Amerika (1964).
Lewat Museum Neka yang dirintis 26 tahun silam diharapkan mampu melestarikan dan mengembangkan keris sebagai karya agung yang keberadaannya kini telah diakui dunia, harap Suteja Neka.
Museum Neka sendiri selain memiliki 312 koleksi, juga mempunyai ruangan yang cukup luas untuk menggelar pameran lukisan, baik yang berskala daerah, nasional maupun internasional.
Sebanyak 312 koleksi Museum Neka terdiri atas lukisan klasik wayang gaya kamasan, lukisan gaya Ubud, Batuan, lukisan karya Arie Smith, lukisan kontemporer Bali serta karya-karya seni lukis kontemporer Indonesia dan mancanegara, disamping 218 koleksi keris pusaka.

Candi Pawon Pintu Gerbang Candi Borobudur

thumbnail
Oleh: Agus Salam
Candi ini berada sekitar 1,750 meter dari arah timur laut Candi Borobudur. Pada bagian muka interior Candi Pawon terdapat 3 buah gambar. Gambar yang di tengah menghadap ke barat dan 2 gambar yang lebih kecil juga serupa terdapat di setiap 2 sisi tembok. Bentuk bangunan ini banyak dihiasi dengan stupa pada bagian atasnya, sehingga lebih memberikan kesan yang terlihat agung. Candi ini merupakan salah satu peninggalan bersejarah dari kerajaan Mataram Kuno
Pada bagian temboknya pun, dapat dilihat gambaran mengenai sang Buddha, beliau dilukiskan sedang mengajarkan Dharma dan memberikan berkah perlindungan kepada umatnya. Candi ini memiiki 2 buah jendela kecil di belakang temboknya yang menghubungkan dengan dunia luar.
Jendela ini menunjukkan bahwa pada zaman dahulu kala, candi tersebut dipakai untuk berbagai acara ritual dengan memakai api. Jendela ini dibuat untuk memudahkan pembuangan asap keluar dari dalam candi. Candi-candi ini semua menunjukkan bahwa pada zaman dahulu, agama Buddha memang benar-benar tumbuh subur di pulau Jawa sebelum datangnya agama Islam ke Indonesia.
Candi Pawon didirikan oleh Raja Samarottungga (putera Raja Indra) pada tahun 826, prasastinya dikeluarkan pada tahun 824. Candi Pawon merupakan pintu gerbang candi Borobudur, tempat umat membersihkan badan dan pikirannya dari kekotoran-kekotoran (batin) sebelum menginjak tempat yang dianggap suci itu.
Desa sekitar Candi Pawon bernama Vajranalan. Vajra berarti senjata ampuh dewa Indra dan Nala berarti api kerajaan, sehingga besar sekali kemungkinan bahwa dahulu kala ada patung dewa Indra di Candi Pawon.
Candi Pawon yang berada di antara Candi Mendut dan Candi Borobudur ini, dipugar tahun 1903. Nama Candi Pawon tidak dapat diketahui secara pasti asal-usulnya. J.G. de Casparis menafsirkan bahwa Pawon berasal dari bahasa Jawa Awu yang berarti abu, mendapat awalan pa dan akhiran an yang menunjukkan suatu tempat. Dalam bahasa Jawa sehari-hari kata pawon berarti dapur, akan tetapi De Casparis mengartikan perabuan. Penduduk setempat juga menyebutkan Candi Pawon dengan nama Bajranalan. Kata ini mungkin berasal dari kata Sansekerta vajra berarti halilintar dan anala berarti api.
Di dalam bilik candi ini sudah tidak ditemukan lagi arca sehingga sulit untuk mengidentifikasikannya lebih jauh. Suatu hal yang menarik dari Candi Pawon ini adalah ragam hiasnya. Dinding-dinding luar candi dihias dengan relief pohon hayati (kalpataru) yang diapit pundi-pundi dan kinara-kinari (makhluk setengah manusia setengah burung atau berkepala manusia berbadan burung). KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008

Dolphin Road Show, Hiburan Murah

thumbnail
Oleh: Agus Salam
Ada banyak cara untuk berekreasi dengan harga yang murah dan bahkan lokasinya dekat rumah. Contohnya, pentas ikan lumba-lumba. Jika ingin menyaksikan pentas lumba-lumba, masyarakat mesti ke taman wisata yang dekat dengan laut, misalnya saja ke Ancol kalau di Jakarta. Tetapi pentas lumba-lumba ini jauh dari suasana laut, atau jauh dari laut. Seperti baru-baru ini mereka tampil di lokasi Mall DTC Depok, Jawa Barat.
Tentu saja pertunjukan yang langka ini sangat diminati masyarakat sekitar.‘’Sudah harga tiket murah, pertunjukan juga dekat dengan rumah, dan tidak harus bermacet-macet ria untuk mencapai lokasi lokasi tersebut,’’kata Ria pengunjung Dolphin Road Show tersebut.
Memang ini yang menjadi konsen pengelola Dolphin Road Show yang berlangsung di kota Depok Juli 2008 lalu. Mahalnya hiburan berkualitas dan benar-benar menghibur, membuat masyarakat banyak yang merindukan hiburan murah yang jarang dijumpai. ‘’Karena alasan itulah, kami hadir di sini. Selain itu, pentas lumba-lumba ini bertujuan sebagai penyuluhan konservasi dan mengenalkan satwa mamalia air kepada masyarakat, khsususnya anak-anak sekolah,’’kata Nur Bambang, direktur Operasional Dolphin Road Show yang ditemuai di DTC Depok.
Acara Dolphin Road Show dengan harga tiket Rp 20.000 per orang ini, diadakan di DTC Depok selama satu bulan. Lumba-lumba yang ditampilkan ada dua berusia 4 tahun dengan bobot 80 kg. Berjenis kelamin laki-laki diambil dari laut Jawa dilatih di balai pemeliharaan Kendal, Jawa Tengah.
Selain menampilkan atraksi dua ekor lumba-lumba, juga disuguhkan atraksi burung kakak tua yang lucu. Selain itu juga ada binatang berang-berang yang pandai bermain bola dan mendorong berobak bakso. Kemudian dilanjutkan dengan atraksi beruang madu.
Untuk mencapai lokasi pertunjukan di Depok, lumba-lumba dinaikan dalam truk tanpa air yang diayun-ayunkan kayu sesekali dan kulitnya diberikan pelembab, pasir atau handbody untuk melindunginya dari matahari.
‘’Memang lumba-lumba bukan ikan, ia mamalia. Jadi jangan dipanggil ikan. Bisa bernapas di darat selama 24 jam. Dan lumba-lumba ini termasuk hewan yang paling cerdas,’’kata Bambang.
Untuk pementasan ini, pihak penyelengara membuat kolam sedalam 2,5 meter dengan air laut buatan terdiri dari air pam, air sumur, garam12 kg, kaporit dan bahan kimia lainnya. ‘’Pokoknya tidak bakal kecewa menyaksikan pertunjukan atraksi lumba-lumba ini. Dan yang paling enak datang bersama keluarga di rumah,’’ kata Bambang.

Dokar Jadi Daya Tarik Wisata Kota Denpasar

thumbnail
Keberadaan sarana transportasi tradisional dokar di Denpasar layak dipertahankan karena menjadi daya tarik wisatawan yang ingin menikmati obyek wisata kota di ibukota Propinsi Bali.
"Wisatawan mancanegara maupun nusantara menyenangi hal-hal yang unik dan antik. Karena itu keberadaan dokar layak dipertahankan sebagai salah satu daya tarik dan keunggulan pariwisata kita," kata Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Cabang Denpasar, Sures Kumar, pekan lalu kepada Antara.
Namun upaya mempertahankan keberadaan dokar atau delman itu perlu mendapat perhatian dari pemerintah maupun pihak terkait lainnya, terutama yang berkaitan dengan penyediaan tempat mangkal agar diusahakan dekat dengan obyek wisata.
"Jika keberadaan dokar digarap secara baik akan menjadi nilai tambah bagi program `city tour`. Wisata keliling kota dengan naik dokar menciptakan romantisme tersendiri bagi wisatawan, bahkan juga masyarakat Denpasar sendiri," kata pria asal Medan itu.
Sures berharap setiap hari Sabtu dan Minggu serta hari libur lainnya, dokar diberikan kesempatan mangkal di Lapangan Puputan Badung, yang merupakan pusat kota.
"Berwisata naik dokar dari Lapangan Puputan Badung dapat juga menjadi hiburan tersendiri bagi warga kota setelah disibukkan beragam aktivitas sehari-hari," ucapnya.
Melalui pemberdayaan itu diharapkan para kusir dokar akan dapat menjadikan pekerjaan dan sumber penghidupannya seperti tempo dulu, selain mendukung keberadaan Denpasar yang mengedepankan moto "kota berwawasan budaya".
Upaya lainnya bisa dilakukan pembinaan berkala terhadap kusir, sehingga pengoperasian dokar tidak sampai mengganggu pengguna lalulintas jalan lainnya, mengingat kini tingkat kepadatan arus lalulintas di Denpasar semakin tinggi.
Ia mengatakan, organisasi mahasiswa Hindu ini telah bekerjasama dengan Pemkot Denpasar setiap tahunnya berupaya melakukan pelestarian lomba keterampilan menjalankan dokar, termasuk juga lomba dokar hias.
"Melalui lomba ini kami berharap para kusir termotivasi meningkatkan keterampilan dalam mengendalikan kuda, sehingga meminimalkan dampak negatif terhadap arus lalu lintas," kata Sures menambahkan.

Promosi Bali Disambut Ratusan Industri Pariwisata Australia

thumbnail
Rombongan promosi wisata, yang diikuti 38 perusahaan agen perjalanan, hotel dan atraksi wisata dan dikoordinir Bali Village, disambut oleh ratusan industri pariwisata Australia dan Selandia Baru.
"Itu sebagai bukti bahwa Australia dan Selandia Baru tetap potensial sebagai salah satu pasar utama pariwisata kita," kata Sekjen Bali Village Rhudy Antara, sekembalinya dari Australia.
Dijelaskan bahwa rombongan promosi yang diikuti 38 dari 236 perusahaan anggota Bali Village, berangkat ke Negeri Kanguru sejak 29 Juni 2008 dan langsung berkeliling ke tiga kota di Australia dan satu kota di Selandia Baru.
Program "table top" pertama di Perth dihadiri 120 orang dari kalangan industri pariwisata setempat ingin memperoleh penjelasan melalui tatap muka dengan kalangan industri pariwisata dari Bali.
Kemudian, program kedua di Melbourne dihadiri 105 pengusaha, di Sidney 90 orang dan terakhir di Auckland, Selandia Baru, yang hadir mencapai 150 orang dari kalangan industri pariwisata setempat.
"Dalam promosi keliling selama 11 hari itu kami bisa menjelaskan berbagai produk dan program wisata kepada 465 orang perwakilan berbagai industri pariwisata. Saya kira termasuk cukup banyak," ucapnya.
Bali Village sebagai salah satu dari sembilan asosiasi di bawah naungan Bali Tourism Board (BTB), melakukan promosi secara bersama-sama dalam upaya memperbanyak kunjungan wisatawan dari berbagai negara.
Selain ke Australia dan Selandia Baru, sebelumnya juga dilakukan promosi ke sejumlah negara, seperti Jerman dan Inggris, disamping pasar domestik.
"Dukungan dari Konjen dan kedutaan di masing masing kota tujuan juga sangat berarti dalam menunjukkan sinergi pemerintah dan swasta guna mencapai target kunjungan yang sudah ditetapkan," kata Rhudy Antara.
Sementara Direktur Promosi Luar Negeri, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Gede Pitana, Jumat (18/7) malam di Gianyar, menyampaikan apresiasi atas keikutsertaan industri di bawah koordinasi Bali Village dalam "Sales Mission 2008" tersebut.
"Sampai saat ini Australia masih menjadi salah satu pasar utama Bali. Kami berharap jumlah kunjungan wisatawan Australia bisa ditingkatkan lagi," ujarnya seraya mengakui, respon dari pasar Australia sangat positif. (Antara)

Bakso Bakar Khas Magelang

thumbnail
Oleh: Agus Salam
Jalan-jalan ke kota Magelang memang mengasyikkan. Di samping banyak kawasan wisata seperti Candi Borobudur, juga aneka ragam wisata kuriner. Salah satunya adalah Bakso Bakar yang membangkitkan selera.
Apa yang menjadi keunikan Bakso Bakar? Ya, baksonya dibakar dan rasanya memang uenak. Baksonya yang dipanggang seperti sate serta kuahnya menggunakan kaldu daging.
Yeyen, salah seorang penikmat Bakso Bakar ini mengaku, merasa tergoda oleh Bakso Bakar di warung tersebut. ‘’Iya nih, jadi kepengin nyoba juga. Habis unik sih namanya,” kata Yeyen yang baru kali ini mencobai Bakso Bakar tersebut.
Memang, jenis kuliner ini sangat lezat bila dinikmati selagi panas, karena masakan ini menggunakan dua jenis sawi, ada yang hijau dan putih serta kuahnya lain dari pada bakso yang menggunakan kaldu sapi.
Mengenai cara pembuatannya persis sama seperti pembuatan bakso pada umumnya. Bakso Bakar ini menggunakan daging sapi yang direbus untuk dijadikan kaldu. Bakso dipanggang seperti sate, namun tidak terlalu lama. Lalu bakso diberi kecap ataupun saus sesuai selera.
Bakso ini lebih nikmat kalau disantap bersama kawan-kawan ataupun keluarga. ‘’Nikmati selagi panas, kalau baksonya bisa dimakan sesuai selera, karena baksonya ditusuk seperti sate, ada yang memakai saus ada pula yang diberi kecap, satu tusuk berisi tiga butir bakso. Sate bakso itu kemudian dilumuri rempah-rempah dan dibakar,” katanya.
Bakso Bakar juga disajikan dengan kuah berisi mi dan sayur-sayuran yang ditempatkan dalam wadah berbeda. Kuah berisi mi dan sayur- sayuran disajikan dalam satu mangkok, sedang bakso bakar dalam piring kecil.
Satu porsi Bakso Bakar berisi satu mangkok mi dan kuahnya, dua tusuk bakso bakar. Harga satu porsi sajian ini Rp 5.000. Rasa kuah bakso bakar tidak berbeda dengan rasa kuah bakso lainnya. Namun, rasa bakso bakarnya berbeda dengan rasa bakso kebanyakan. Bakso Bakar terasa lebih kenyal dan legit. Bakso Bakar bisa dimakan terpisah dengan kuahnya, tapi juga bisa dimasukkan dalam kuah.
Winoto, pengelola Warung Bakso Bakar mengatakan, ide pembuatan bakso bakar berawal dari coba-coba. Selama ini, penyajian bakso di berbagai warung yang ada nyaris sama. Hal itu seringkali menimbulkan kejenuhan bagi pembeli. Lalu muncul ide membuat bakso bakar.

Tirtayatra Ke India Diminati

thumbnail
Perjalanan spiritual dalam kemasan paket wisata (Tirtayatra) ke India, Malaysia, Nepal, Thailand, Kamboja dan Vietnam, mulai diminati masyarakat Bali maupun umat Hindu dari berbagai daerah di Indonesia.
"Untuk bulan September dan Oktober 2008 akan memberangkatkan dua rombongan masing-masing beranggotakan 40 orang dan 20 orang," kata Direktur Biro Perjalanan Wisata "Krisnanda Gita Jaya" Drs Gde Sara Sastra kepada Antara di Denpasar.
Ia mengatakan, selama enam bulan tahun ini juga telah memberangkatkan tiga kali rombongan beranggotakan 80 orang. Kegiatan perjalanan suci ke Malaysia, Thailand, Nepal dan India selama dua pekan, mengunjungi sejumlah obyek antara lain pura atau candi umat Hindu yang ada di masin-masing negara tersebut.
Di India mereka mengunjungi Sungai Gangga, sungai yang disucikan dan dikeramatkan umat Hindu di negara tersebut. Air sungai Gangga berasal dari salju (gletser) dan tidak pernah kering dimusim kemarau. Sepanjang alur sungai itu sangat dijaga kelestariannya oleh masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke sana.
Sara Sastra menjelaskan, anggota rombongan Tirtayatra sebelum berangkat ke India diberikan penjelasan dan pembekalan mengenai larangan serta hal-hal lain yang patut dipatuhi selama berada di India.
Selama tahun 2007 menangani sekitar 210 orang dalam delapan kali perjalanan ke luar negeri, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 175 orang.
Rintisan menjual paket wisata ke India dan lima negara lainnya dilakukan sejak 15 tahun silam atas dorongan mantan Dubes Indonesia untuk India, Prof Doktor Ida Bagus Mantra (almarhum) dan Doktor I Made Titib, dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar yang kala itu tugas belajar di India.
Selain itu juga dilandasi atas ketertarikannya terhadap berbagai informasi mengenai India, khususnya sungai Gangga, yang belum banyak diketahui secara pasti oleh masyarakat Hindu di Nusantara.
Sara Sastra yang juga dosen Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar, memiliki latar belakang sebagai pramuwisata (guide) memantapkan rencana itu dengan menghubungi beberapa rekannya yang sedang melanjutkan jenjang pendidikan strata dua (S-2) dan S-3 di India.
Gagasan itu akhirnya terealisasi sejak pertengahan Februari 1993, dengan pemberangkatan perdana sebanyak 27 orang dan jumlah itu terus bertambah hingga kini tidak kurang dari 210 orang setiap tahunnya, ujar Sara Sastra.

Bukit Hexon Resmi Jadi Kawasan Agrowisata

thumbnail
Pengantar Redaksi: Sudah saatnya, pembangunan industri pertanian berada di desa. Bukankah segala sumber daya yang berhubungan dengan industri pertanian ada di desa? Desa, dengan segala aktivitas dan potensi pertaniannya tetap menjadi aset utama pembangunan industri di seluruh wilayah perkotaan. Bila masyarakat desa sejahtera, Indonesia juga sejahtera. Bukit Hexon pun menjadi contoh proyek pengembangan agrowisata terkonsep di desa terpencil.

Wiranto: Bali Surga Di Katulistiwa
Hari itu, Jumat 18 Juli 2008. Dari puncak Bukit Hexon, terdengar sayup-sayup alunan irama musik dangdut. Sesekali ada hentakan musik pop. Di atas panggung terbuka penyanyi Sinta Dewi dan Saneta Mayuri menghibur para penonton. Suara keramaian dan hingar-bingar musik memecah kesunyian kawasan perbukitan di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng.
Sejak pagi, deru berbagai jenis kendaraan menjajal tanjakan jalan menuju Bukit Hexon, sebuah bukit hijau di ketinggian 1320 meter dari permukaan laut (dpl), 60 km dari Denpasar atau dapat ditempuh dengan kendaraan 1 jam, 15 menit dari Kota Denpasar. Bukit seluas 11 hektar yang jauh dari keramaian, tersembunyi dari sketsa peta dunia dan tidak sepopuler Garuda Wisnu Kencana di Bali Selatan, hari itu mulai memahat sejarah baru. Tepat pukul 14.25 Wita, bukit ini diresmikan mantan Menhankam/Pangab, Jend (Purn) H Wiranto, SH sebagai kawasan agrowisata di Bali Utara.
Kedatangan Wiranto yang juga Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) disambut sekitar 2.500 kader partai Hanura DPC Buleleng, masyarakat Desa Pegadungan dan Lemukih yang terletak di kaki bukit bernama asli Bukit Sandeh itu.
Wiranto mengaku terkesan dengan visi dan sentuhan magis putra Bali GN Wididana dalam menggali potensi tersembunyi sebuah kawasan perbukitan yang terpencil. ”Saya bangga dengan kreasi Pak Oles yang sudah lama berbagi bersama masyarakat dengan aksi nyata. Bukit yang tidak produktif direkayasa menjadi tempat tanaman obat yang berguna bagi kesehatan masyarakat dan memberi peningkatan devisa,” ujarnya.
Karena itu, Wiranto mendukung segala upaya pembangunan dari berbagai elemen bangsa yang ingin memajukan potensi daerah, termasuk di kawasan agropolitan dan agrowisata Bukit Hexon di Bali. “Bali adalah surga di Khatulistiwa dan lebih terkenal dari Indonesia. Tapi Bali adalah milik Indonesia sehingga elemen apapun dan siapapun kita dukung untuk membangun dan menjaga pesona budaya Bali, termasuk membangun partai di Bali,” ujar Wiranto yang datang bersama istrinya Ny Hj Uga Wiranto.
Pembangunan kawasan agrowisata Bukit Hexon, menurut Pak Oles, berawal dari guratan visi membangun desa membangun bangsa. Ia pun secara konsisten mulai menata misi pembangungan secara bertahap dalam jangka waktu 5-10 tahun. Tahap pertama pada November 2005 reklamasi lahan dengan melibatkan penduduk setempat, lalu pembangunan infrastruktur transportasi yang selesai pertengahan Juli 2008. Disusul tahapan ketiga yaitu pembangunan fasilitas penginapan dan cottages.
Tahapan keempat menjadikan Bukit Hexon sebagai pusat pelatihan dan pendidikan pertanian organik, tempat semadi atau retret rohani bagi warga kota yang ingin menjauhkan diri sejenak dari rutinitas hidup perkotaan. Dan, ajang rekreasi gasstrack di lintasan garden track. Tahap akhir, establish kawasan agrowisata Bukit Hexon. “Kalau di Bali Selatan ada Garuda Wisnu Kencana, apa salahnya kalau di Bali Utara ada kawasan agrowisata Bukit Hexon yang bisa menjadi salah satu ikon wisata Buleleng,” tegas Pak Oles disambut tepuk tangan meriah. (Beny Uleander)

Meretas Industri Pertanian Terkonsep

thumbnail
Bukit Sandeh dan perkampungan Tempek Lobong, dua nama tempat yang tidak terdaftar dalam mesin pencarian Google maupun Yahoo!. Sejak Bukit Sandeh berganti nama menjadi Bukit Hexon, kawasan perbukitan yang terletak Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng mulai ramai dikunjungi pencinta gasstrack hingga diresmikan sebagai kawasan agrowisata Bali utara oleh Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Jend (Purn) H Wiranto, SH.
Penamaan Bukit Hexon seiring dengan penemuan produk teranyar PT Pak Oles & Biotor Technology dalam bidang otomotif, HEXON (Herbal Extract Antioxidant), Vitamin Oli Mesin. Tekad Dr Ir GN Wididana, M.Agr alias Pak Oles membangun Bukit Hexon yang terletak di daerah terpencil di Desa Lemukih, Sawan, Buleleng sejak November 2005 silam sebagai daerah agrowisata dan garden track, lahir dari sepercik impian motivasi yang berbasis Membangun Desa, Membangun Bangsa. "Seorang pengusaha yang tidak memiliki visi pemberdayaan masyarakat pedesaan tidak akan berani berinvestasi di daerah terpencil," ujar produsen obat tradisional Ramuan Pak Oles itu.
Di atas lahan seluas 8 hektar itu, Pak Oles ingin menanam berbagai jenis tanaman potensial yang dikandung dalam perut bumi daerah tersebut seperti markisa, strawbery, asparagus, wortel dan kentang dengan menerapkan pertanian organik berbasis teknologi EM yang ramah lingkungan. Masyarakat sekitar pun diberdayakan untuk mempelajari pertanian organik 'modern' dan mereka dilibatkan dalam pengembangan pertanian berskala industri.
Pak Oles melihat, ke depan bisa ada usaha produk turunan yang bisa dikembangkan. Sebuah misi mulia yang bermodal nekad. Tidak heran, banyak kalangan yang menyebut ide menyulap bukit tersebut sebagai sebuah Ide Gila yang digelontor seorang Pak Oles. Ide Gila itu juga sempat menghantui pikiran banyak karyawan terutama soal dana yang harus dipasok untuk mensuport pelbagai aktivitas pembangunan Bukit Hexon.
Sebutan Ide Gila itu ada benarnya, bila merunut pada lalu lintas pengalaman dan pemikiran tentang seputar hari kemarin dan hari ini. Namun jauh lebih benar lagi, kala Ide-Ide Gila itu ditempatkan pada rajutan pembangunan di bentangan litani hari esok. Itulah mental sejati seorang pemikir, peneliti, pengusaha dan investor yang visioner. Jadi, benar adanya bila hidup hari ini karena ada hidup dan kehidupan pada hari kemarin, dan hidup hari esok karena sudah ada hidup dan kehidupan yang dititi sejak hari ini.
Pada jagat refrektif demikian, bisa tersemai ragam pertanyaan dari siapapun, dari manapun, di manapun dan kapanpun. Namun bagi Pak Oles, pertanyaan terpenting adalah bukan soal dari mana uang untuk membangun Bukit Hexon, tetapi produk apa yang harus lahir dari dinding-dinding Bukit Hexon.
Jika pemberdayaan masyarakat ini berjalan, maka dengan sendirinya potensi daerah lain akan tumbuh, termasuk pengembangan potensi agrowisata. "Selama masyarakat tidak diberdayakan dalam aksi-aksi pembangunan nyata, jelas tidak akan ada kemajuan di suatu daerah terpencil termasuk roda industri dan pariwisatanya," tegas pria yang gemar membaca ini.
Agropolitan Praksis ala Pak Oles
Secara reflektif, ada sebuah guratan obsesi Pak Oles untuk membangun sebuah bukit di daerah terpencil dengan masyarakatnya yang lugu, miskin dan terbelakang dalam akses informasi sebagai tantangan spesifik memahat implementasi visi Membangun Desa, Membangun Bangsa.
Salah satu akar keterpurukan pembangunan di Indonesia dalam perspektif penemu Minyak Oles Bokashi ini adalah minimnya metode pengelolaan ruang kawasan sentra produksi pangan nasional dan daerah (agropolitan). Hal ini terkait erat dengan ketidakseriusan manusia Indonesia dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada, khususnya pengembangan pertanian mikro menuju pertanian makro di desa.
Agropolitan, diartikan sebagai upaya pengembangan kawasan pertanian yang tumbuh dan berkembang karena sistem dan usaha agribisnis yang berjalan. Tentu berbias pada pelayanan dan dorongan terhadap berbagai kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Sebagai pengusaha swasta yang bergerak di bidang industri pertanian, pengolahan limbah dan kesehatan, pria kelahiran Buleleng, 48 tahun silam itu memendam obsesi pemberdayaan masyarakat pedesaan yang jauh dari sentuhan program pembangunan maupun akses informasi.
Apalagi di berbagai desa di Bali, masih ditemukan banyak lahan produktif yang tidak diolah untuk berbagai kegiatan berbasis pertanian. Hal ini terjadi karena masyarakat masih menerapkan pola pertanian tradisional dan pemerintah daerah "kurang" memiliki visi membangun sentra pertanian menuju praksis kegiatan agribisnis, agroindustri dan agrowisata.
Bercermin pada potensi lahan seluas 8 hektar tersebut, siap dibangun obyek pariwisata berupa areal agrowisata yang terkonsep. Di dalamnya ada areal Garden Track bagi para pecandu dunia otomotif sepanjang 2,5 km. Areal ini membuat nyali para mania otomotif benar-benar diuji. Selain itu, dibangun gedung wantilan sebagai tempat pertemuan, pementasan kesenian dan hiburan, beberapa Villa VIP, Guestroom, tempat meditasi bernuansa alami, tempat berdoa. Untuk mengembangkan industri pertanian, telah dibudidayakan berbagai tanaman dengan penerapan Teknologi Efective Microorganism (EM). Antara lain tanaman perdagangan, obat-obatan, sayur mayur dan buah-buahan seperti strawbery, markisa, asparagus, wortel dan kentang. Semua jenis tanaman ini dibangun dalam skala industri.

Bukit Hexon Dalam Sketsa Sejarah

thumbnail
Nama awal Bukit Hexon adalah Bukit Sandeh, milik seorang warga desa setempat bernama Pan Sringin. Keindahan Bukit Sandeh terkurung di antara air terjun Yeh Mampeh, 3 km di sebelah timur yang belum dikembangkan dan Pura Puncak Mangu di sebelah selatan.
Bagaikan dua tetangga, Bukit Sandeh berbatasan dengan hutan lindung (sebelah selatan) yang oleh warga setempat lebih dikenal dengan sebutan hutan Alas Gege. Bagi warga sekitar, Alas Gege inilah adalah oase. Dari hutan yang didominasi tumbuhan cemara pandak, cemara geseng, kopi jenis arabika dan markisa itu mengalir mata air berlimpah. Di timur Bukit Sandeh menjulang sebuah bukit kecil bernama Bukit Jambul.
Bukit Hexon berpotensi menjadi areal agrowisata pertama di Kabupaten Buleleng bahkan propinsi Bali. Di sekitar kawasan Bukit Hexon ada sumber air panas, jalur veteran (pejuang) dari arah Kintamani sekitar 10 km, jalur tembus menuju Danau Buyan dan ada potensi tracking hutan belantara.
Lalu kawasan seluas 11 hektare itu dibeli pensiunan PNS Gede Sandi tahun 1997 dari pengusaha keturunan Cina, Pak Edy. Bukit Sandeh kala itu ditumbuhi beberapa pohon kopi dan tanaman markisa. Selebihnya adalah semak belukar, sama sekali tidak terurus. Pesona alami Bukit Sandeh menggoda Gede Sandi menggandeng investor asal Perancis untuk mengembangkan kawasan villa agrowisata di lokasi itu. Sayang upaya dan rencana itu berantakan karena krisis moneter tahun 1998 silam.
Dalam perguliran waktu, tahun 2005, Gede Sandi menjual 8 hektar kepada Pak Oles yang dikenalnya sebagai sosok investor local yang merakyat. “Saya mengenal Pak Oles dari berbagai media massa, ceramah-ceramahnya, saya juga membaca buku-buku yang ditulisnya. Walau belum kenal secara akrab, tetapi saya berkeyakinan bahwa visi dan misi Pak Oles sangat cocok dengan apa yang saya idam-idamkan selama ini. Saya berdoa memohon petunjuk dari Yang Di Atas. Hingga satu malam, saya bermimpi bertemu dengan tiga orang bhiksu di Bukit Hexon, dengan pakaian merah, kuning, biru. Salah satu di antara mereka sempat tertawa dengan saya. Mungkin bhiksu yang tertawa itu adalah Pak Oles ha...ha...ha...," ujarnya mengenang.
Pak Oles memang bersedia berinvestasi di Bukit Hexon. Apalagi di mata Gede Sandi, Pak Oles populer di Bali dengan visi pembangunan ekonomi dan industri dari desa. Itu berarti pembangunan Bukit Hexon adalah pembangunan yang sangat tepat sasar. Ekonomi di desa meningkat, SDM masyarakat terus diperbaiki, pendapatan masyarakat di desa terus meningkat, daerah isolasi dibuka, masyarakat diberdayakan, budaya, tradisi, kesenian dilestarikan. Ujungnya, kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas utama. "Tidak salah kalau saya membawa Pak Oles ke naik bukit bersama rakyat di desa. Sekarang, itu semua sedang berjalan. Masyarakat dilibatkan secara aktif bahkan menjadi karyawan pembangunan Bukit Hexon sambil terus menjalankan aktifitas rutin hariannya. Pertanian dan ladang diolah berbasiskan teknologi Efective Microorganisms. Koperasi karyawan dibentuk dengan nama Wahyu Pertiwi. Kesenian tradisional dihidupkan. Sampai kapanpun saya tetap berada di belakang Pak Oles dalam membangun Bukit Hexon," tegas Sandi dengan nada terharu.
Sejak 11 November 2005, warga sekitar yang dipimpin Kepala Dusun Tempek Lobong Made Yasa dan korlap Eddy Sukawiratha mulai membuka akses jalan menuju Bukit Hexon sepanjang 1600 m. Babatuan besar dipahat dan dihancurkan tanpa menggunakan peralatan berat. “Dari pekerjaan membuka jalan tahun 2005 sampai pengaspalan jalan Juni 2008 yang berlangsung 20 hari, semua dikerjakan secara swadaya oleh masyarakat. Ibu-ibu dan anak-anak ikut bantu kerja waktu sore hari,” kenang Eddy Sukawiratha, alumnus jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya tahun 2003, yang menjadi orang kepercayaan Pak Oles mengorganisir pembangunan kawasan agrowisata tersebut. (benyuleander@gmail.com)

Kaum Vegetarian Pahlawan Pencegah Pemanasan Global

thumbnail
Pemanasan global telah meresahkan penduduk dunia saat ini. Ada banyak tawaran dan langkah atraktif yang dikonstruksi untuk mengurangi dampak pemanasan global tersebut. Seperti pengurangan emisi gas metana, pengolahan sampah anorganik dan penggunaan teknologi hybrid pada produksi kendaraan bermotor. Tapi ada satu gaya hidup yang membantu dunia mengurangi pemanasan global yang disebabkan gas buang dari industri peternakan, kata tokoh lingkungan Taiwan Wang Tzu Kuang yang dikutip Antara. Yaitu pola hidup vegetarian. Kaum vegetarian layak didaulat sebagai pahlawan pencegah pemanasan global.
Dengan hanya mengonsumsi bahan nabati tanpa berlebihan, kaum vegetarian, misalnya, dapat menekan laju peternakan hewan konsumsi yang menjadi biang pemanasan global, kata Wang dalam seminar "The Survival of The Planet and Life" (Keberlangsungan Bumi dan Kehidupan), di Batam, akhir Juni lalu.
Tokoh lingkungan yang juga Ketua "International Nature Loving Federation" tersebut mengatakan, dari berbagai penelitian, ternyata efek rumah kaca yang berdampak negatif pada lapisan es Kutub Utara, terutama bukan disebabkan gas dari industri atau kendaraan bermotor.
Justru, katanya, karbon dioksida, metana, nitro oksida dari kotoran ayam, itik, sapi, babi, kambing, domba di berbagai industri peternakan, merupakan penyebab terbesar menebalnya lapisan gas rumah kaca di atmosfir yang kemungkinan besar memunahkan bongkahan es (glasier) di Kutub Utara pada 2012.
Daya ikat gas metana pada panas 20 kali lebih kuat dari gas asam arang (karbon dioksida), sedangkan kekuatan ikat nitro oksida 26 kali daripada gas asam arang.
Itulah, katanya, yang dihasilkan dari industri susu dan daging, juga di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Di lain pihak, rata-rata dalam satu detik, dunia kehilangan hutan seluas satu lapangan sepakbola.
Wang menyebut dampak negatif kotoran hewan dari industri peternakan kian diakui lembaga internasional yang semula menahan diri dalam memublikasikan dampak negatif industri peternakan. Hasil penelitian dari Organisasi Pertanian dan Makanan Dunia (FAO), dan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), katanya, juga menunjukkan korelasi yang positif. "Bukan hanya dari limbah domestik sapi," kata Wang, "metana dalam jumlah yang luar biasa dihasilkan dari setiap kentutnya."
Kini, katanya, bagi vegetarian atau siapa saja yang mempraktikkan pola hidup prolingkungan, dapat menyumbang peran lebih bermakna bagi keberlangsungan keberadaan es di Kutub Utara.
Selain hanya mengonsumsi makanan nabati, katanya, generasi sekarang dapat mengurangi gas buang kendaraan bermotor dengan bersepeda atau berjalan kaki untuk jarak tempuh pendek, dan di rumah-rumah memakai lampu hemat energi.
Ia menyeru supaya orang di rumah-rumah tangga juga mengurangi suhu dingin ruang bermesin pengatur suhu, dan mematikan sambungan lisrik ke komputer atau televisi ketika tidak digunakan. "Tanamlah pohon," kata Wang.
Pohon-pohon yang kelak tumbuh besar sampai tiga puluh tahun, dapat mengurangi penggunaan AC (air conditioning) di negara-negara tropika. KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008

Vegetarian, Strategi Jitu Hemat Energi

thumbnail
Gaya hidup vetegarian selama ini sebatas dikenal sebagai pola hidup sehat dan alami. Padahal di balik gaya hidup vegetarian terdapat langkah hemat pemakaian energi.
Menurut Koordinator Bidang Teknologi Pusat Studi Energi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Prasasto Satwiko, banyak orang belum menyadari ada hubungan erat antara isi piring jika mengkonsumsi daging, energi dan kerusakan lingkungan yang pada akhirnya mengarah pada pemanasan global.
"Energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan sepotong daging sangat banyak, mulai dari menanam tanaman untuk makanan ternak, pengoperasian peternakan, transportasi daging potong ke toko hingga pendinginan agar daging tidak rusak," katanya dilansir Antara.
Peternakan menghabiskan makanan untuk pakan ternak setara dengan kalori yang dibutuhkan oleh 8,7 miliar manusia, lebih banyak dari total penduduk bumi, padahal 20 persen (1,4 miliar) penduduk dunia dapat diberi makan dari bahan makanan yang dikonsumsi peternakan di Amerika Serikat (AS).
"Seorang vegetarian membutuhkan 1.200 liter air per hari untuk makanan mereka, sementara pemakan daging membutuhkan 16.000 liter air per hari. Bahkan seorang pemakan daging melepaskan karbon dioksida 1,5 ton lebih banyak dari vegetarian," kata Prasasto.
Ia juga mencontohkan Brazil yang menjadi produsen daging terbesar di dunia harus mengorbankan hutannya demi memenuhi kebutuhan produksi. "Meski demikian, kesejahteran masyarakat di negara itu juga tidak terlalu baik," kata dia.
Dengan kondisi seperti itu, ia menegaskan bahwa ahli nutrisi memiliki tugas berat untuk mengubah citra vegetarian, yang semula belum menjadi gaya hidup masyarakat modern menjadi gaya hidup yang lebih sehat dan hemat energi.
"Berdasarkan penelitian, menjadi vegetarian tidak akan mengurangi tingkat kesehatan seseorang," kata Prasasto yang sudah mulai menganut gaya hidup tidak mengkonsumsi daging sejak 2006 itu.
Ia juga mengingatkan bahwa penghematan energi saat ini sangat diperlukan mengingat penduduk dunia masih tergantung pada sumber energi dari fosil yang akan habis. Sedangkan penggunaan bahan bakar biofuel (bahan bakar nabati) perlu diperhatikan karena berpotensi merusak lingkungan jika hutan multikultur diubah menjadi hutan monokultur untuk keperluan bahan bakar," katanya. KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008

Waspadai “Gorengan Kuning” Nikmat

thumbnail
Dalam alur sejarah, sikap tidak makan daging hewan, ikan maupun telur lahir dari tradisi agama. Dalam perkembangan jaman, gaya hidup vegetarian mulai dianut masyarakat modern karena banyak bahan makanan (pabrikan) terkontaminasi bahan kimia dan sebagian tidak layak dikonsumsi. Kaum vegetarian modern memilih mengonsumsi sayuran, buah-buahan segar dan minum air putih.
Bahan nabati seperti ubi atau pisang yang digoreng pun layak diwaspadai. Menurut laporan Antara, ada bahan kimia berbahaya jenis Metanil Yellow atau zat pewarna sintetis kuning, terindikasi digunakan sebagai bahan campuran dalam sejumlah produk bahan makanan, untuk menghasilkan makanan dengan warna kuning yang memikat.
Ketua Pusat Pengembangan Pangan Gizi dan Kesehatan Masyarakat Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS Surakarta, Prof. Sri Hadayani mengatakan hal tersebut didapat dari hasil penelitian berbagai jenis produk makanan.
Menurut dia, penggunaan zat berbahaya ini didapati pada makanan jenis gorengan, untuk mendapatkan warna kuning yang memikat. Sebelumnya, warna kuning pada makanan ini diperoleh dari campuran kunyit. "Namun, untuk membuat campuran kunyit semacam ini membutuhkan ketelatenan dan kesabaran, sehingga banyak produsen makanan yang ingin mencari mudahnya dengan menggunakan Metanil Yellow," katanya.
Secara kasat mata, lanjut dia, kandungan zat kimia berbahaya ini di dalam makanan tidak dapat dideteksi. Metanil Yellow merupakan zat kimia yang mengandung logam berat, di mana jika masuk ke dalam tubuh dapat memicu kanker. Zat kimia yang dicampur dalam makanan semacam ini, cukup banyak jenisnya, seperti Rhodamin B, Borax serta Formalin.
Menurut Sri Hadayani, sulit untuk secara kasat mata, mengetahui apakah suatu produk makanan mengandung zat-zat kimia berbahaya semacam ini atau tidak? "Yang dapat kita lakukan hanya dengan memberikan pencerahan kepada masyarakat sebagai konsumen," katanya.
Misalnya dengan memberikan imbauan agar mengurangi konsumsi makanan yang berwarna-warni. Adapun bagi para produsen, kata dia, dapat beralih dengan menggunakan zat pewarna alami untuk memperoleh produk makanan yang menarik.
"Harus kita akui, salah satu sebab pemicu penggunaan zat kimia berbahaya ini ialah masalah ekonomi. Harga zat-zat kimia semacam ini jauh lebih murah dibanding zat pewarna alami yang ada," katanya. (Beny Uleander/Antara) KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008

Berkedut Dan Mengunyah

thumbnail
KONSULTASI SEKS
Tanya:
Sebagai istri yang baik, saya ingin memberikan servis yang mantap kepada suami. Katanya alat wanita bisa berkedut dan mengunyah, seperti yang sering saya dengar. Terus terang saja, saya tidak bisa melakukan itu. Tolong infonya. Terima kasih.
Dari : Yustini, Solo.
Jawab :
Waduh rek....! Mungkin yang anda maksud adalah menjepit lembut, bukan berkedut seperti engsel, atau mengunyah seperti mulut sapi. Latihan menjepit bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, seperti anda sedang menahan kencing dan melepaskannya. Latihan itu bisa dilakukan berulang-ulang, sampai ototnya bisa diatur sesuai kebutuhan. Semakin sering anda latihan, maka anda akan semakin mahir. Untuk mengetes kekuatan jepitan, bisa digunakan jari telunjuk anda. Tentu saja kedutan itu akan memberikan nilai tambah bagi servis anda. Pastilah si dia merem-melek.....! KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008

Kekuatan Cinta Dan Maha Karya

thumbnail
SOKSIOLOGI
Oleh: Pak Oles

Tahukah anda, apa yang membuat kerja kita memberikan hasil yang baik? Mungkin kita bisa memberikan banyak jawaban, atau mungkin juga kita tidak mengetahui jawabannya. Tapi John Ruskin memberikan suatu jawaban tokcer, sehingga kita bisa langsung memahami. Cinta dan keterampilan terhadap pekerjaan akan memberikan hasil kerja yang terbaik. Dalam bahasa puitis dia menegaskan bahwa: “Ketika cinta dan keterampilan bekerja sama, nantikanlah sebuah maha karya.” Begitu hebatnya kekuatan cinta dan keterampilan untuk mewujudkan suatu karya yang besar sehingga patutlah kita renungkan bersama.
Cintailah apa yang anda kerjakan dan kerjakanlah apa yang anda cintai. Kita selalu bekerja berdasarkan tugas yang harus dikerjakan. Mungkin disebabkan karena memang susah mencari pekerjaan, karena alasan untuk mengejar uang, atau karena tugas yang harus diselesaikan. Apakah waktu telah banyak kita habiskan untuk melakukan pekerjaan yang tidak kita senangi? Apakah kita menganggap pekerjaan sebagai beban, bukan sebagai tanggung jawab yang menyenangkan? Jika ya, mungkin kita akan menyesal di hari tua, karena waktu kita habis terbakar untuk melakukan hal-hal yang melelahkan.
Kerjakanlah apa yang kita cintai. Artinya kita harus melakukan pekerjaan yang menyenangkan dan menggembirakan hati. Jenis pekerjaan apa yang menyenangkan dan menggembirakan hati kita? Hanya anda yang bisa mencari dan menjawabnya. Jika anda merasa senang dan gembira, jika anda merasa rileks, tanpa tekanan, bisa tersenyum dan tertawa dalam menghadapi tugas, jika hari-hari yang anda lalui terasa cepat dan anda merasa menyatu dengan pekerjaan anda, maka itulah jenis pekerjaan yang anda senangi dan anda cintai. Jika terjadi sebaliknya, jika anda merasa kesal dan merenggut, tegang dan penuh beban, ngedumel dan cemberut, maka itulah jenis pekerjaan yang tidak anda cintai dan tidak anda senangi. Semuanya itu hanya anda yang bisa menentukan. Anda mau melanjutkan pekerjaan itu atau berhenti. Saran saya adalah, jika anda mencintai pekerjaan itu, maka kerjakanlah terus sampai tuntas, walaupun dalam jangka pendek belum memberikan hasil materi, tapi dalam jangka panjang, dia pasti memberikan hasil materi dan spirit yang baik. Jika anda tidak mencintai pekerjaan yang sedang anda kerjakan, maka segera tinggalkan, karena sangat melelahkan dan menjengkelkan. Di sana pasti tidak ada kedamaian batin.
Ketika cinta dan keterampilan bekerja sama, maka sebuah maha karya akan terwujud. Begitulah kehebatan kekuatan cinta dalam bekerja. Dia akan bisa mewujudkan suatu karya yang besar, yang mengagumkan. Untuk bisa berhasil, maka cintailah apa yang kita kerjakan dan kerjakanlah apa yang kita cintai. Suatu pekerjaan yang besar pasti didasari oleh kekuatan cinta, yaitu mencintai pekerjaan dan melaksanakannya sepenuh hati.
Seseorang bisa berhasil melakukan pekerjaan karena dia siap, mampu dan bersedia melakukan pekerjaan. Banyak orang menyatakan kesiapannya bekerja dan memiliki kemampuan untuk bekerja, tapi sangat sedikit orang yang bersedia untuk bekerja. Bersedia berarti berkomitmen untuk bertindak menunjukkan kemampuannya sampai berhasil, yaitu bersedia bekerja keras, bekerja lebih, bekerja tulus dan pantang menyerah. Pertanyaannya adalah kenapa hanya sedikit orang yang bersedia? Padahal kita tahu bersama, bahwa bersedia itulah kunci keberhasilan. Terlalu banyak orang yang bekerja setengah hati, sehingga mereka tidak bersedia mengeluarkan kemampuan di dalam dirinya, sehingga hasilnyapun hanya sebagian saja, tidak seperti yang diharapkan. Mereka mengharapkan hasil yang maksimal, tanpa kesediaan untuk bekerja.
Kekuatan cinta dan keterampilanlah yang memberikan hasil maksimal. Cinta terhadap pekerjaan akan memunculkan perhatian, pikiran yang fokus dan kebijaksanaan terhadap apa yang kita kerjakan. Kekuatan cinta akan memberikan energi yang lebih terhadap pekerjaan, sehingga kerja kita memiliki roh, makna dan sentuhan yang kuat, yang pada akhirnya seluruh kemampuan, kekuatan, ilmu, pengalaman dan talenta kita akan keluar dari dalam diri kita untuk membentuk suatu maha karya.
Suatu hasil karya seni, dalam bidang arsitektur, seni lukis, seni musik, seni tari, seni sastra, dll, yang bisa dinikmati oleh masyarakat luas melampaui zamannya, merupakan suatu maha karya. Jelaslah bagi kita bahwa suatu maha karya itu dihasilkan dari kekuatan cinta dan keterampilan. Taj Mahal dibangun di tepi Sungai Yamuna pada abad ke-16 oleh Maharaja Mughal Shah Jahan, karena rasa cinta Sang Raja kepada istrinya Shah Jahan. Tanpa rasa cinta besar, bangunan Taj Mahal tidak akan bisa terwujud. Borobudur didirikan oleh Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra. Karena kekuatan cinta Sang Raja terhadap agama Budha Mahayana, maka pembangunan Borobudur bisa diselesaikan menjadi suatu mahakarya.
Kita sebagai generasi muda tidak bisa membandingkan hasil karya kita dengan Taj Mahal dan Borobudur. Hanya sedikit orang yang bisa menghasilkan maha karya seperti itu. Tapi janganlah bersedih, bahwa yang dimaksud dengan maha karya itu bukanlah sejenis Taj Mahal dan Borobudur saja, tetapi hasil maksimal dari pekerjaan kita sehari-hari. Mengeluarkan seluruh kemampuan, talenta dan kesungguhan kita dalam berkarya adalah sebuah maha karya. Hanya mereka yang siap, mampu dan bersedia bisa menghasilkan suatu maha karya. Sedangkan yang lainnya hanya akan menghasilkan karya yang biasa-biasa saja.
Mengapa produk elektronik, automotif, motor, mesin, produk obat-obatan, produk sistem dan teknologi dihasilkan oleh masyarakat negara Jepang, Amerika, Eropa? Mengapa masyarakat Indonesia belum mampu menghasilkan produk-produk sejenis? Jika produk-produk yang berkualitas tersebut dipandang sebagai sebuah maha karya, maka walaupun agak kecut kita menjawab pertanyaan tersebut, tapi patutlah kita mengakuinya, bahwa kita belum mengeluarkan cinta terhadap pekerjaan kita, sehingga menirunyapun kita tidak mampu.
Kalau kita bekerja asal-asalan, kurang tulus, kurang perhatian, kurang fokus, maka kebijaksanaan akan menjauh. Kita akan menjadi tidak peduli. Kita menjadi tidak pintar dan tidak rajin. Mungkin kita perlu merenung sekali lagi, seperti apa yang ditulis oleh Larry Winget -dalam bukunya Shut Up, Stop Whining and Get A Life ( Diam, Berhenti Mengeluh dan Raihlah hidup)- menegaskan sekali lagi, bahwa mereka yang tidak sukses -yang tidak menghasilkan suatu maha karya- disebabkan karena salah satu atau kombinasi dari ketiga sebab ini, yaitu: mereka bodoh, mereka malas, atau mereka tidak peduli. Kedengarannya memang pahit dan pedas. Tapi mungkin itulah obat yang paling mujarab untuk menyadarkan kita untuk segera mencari pekerjaan yang kita cintai dan mencintainya sepenuh hati.