OLEH: KADEK SUIARTANA
Selain menjual produk EM4 dan pupuk Bokashi Kotaku, 11 orang team pemasaran kedua produk organik itu petani menanam strawberry. Kebun milik Wayan Srie, petani strawberry itu berada di kawasan pertanian hortikultura Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Selasa (1/7). Di antara 11 orang itu turut serta Wayan Merta, karyawan produksi pupuk Bokashi Kotaku.
Di lokasi tersebut, mereka berbaur dengan para pekerja setempat menyiapkan lahan yang siap ditanami strawberry. Tim pemasaran diminta untuk membuat lubang dan menanam bibit, dan pekerja bertugas mengolah lahan dan membuat bedeng. Menanam bibit merupakan salah satu tahapan kegiatan usaha tani. Srie tidak ragu menyerahkan pekerjaan itu. Harga per bibit yang siap tanam dibeli Rp 1.500 dari 2.200 bibit tanaman strawberry.
Populasi tanaman strawberry untuk lahan seluas 40 are mencapai 20.000 tanaman. Dari jumlah ini, staf divisi EM dan pupuk Bokashi Kotaku mampu menanam 5.000 bibit. Tetapi karena bibitnya belum siap, Srie memutuskan untuk menanam sendiri bersama para pekerja.
Kegiatan itu merupakan salah satu wujud kepedulian team marketing EM4 dan Bokashi Kotaku kepada petani. Wayan Srie mengaku gembira karena karyawan Pak Oles sudah meluangkan waktu untuk membantu dirinya di tengah-tengah kesibukan menjalani aktivitas pemasaran. “Seberapa banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan bukan soal. Bagi saya yang penting kepedulian,” ujar petani yang juga suplier buah strawberry ini.
Kehadiran staf pemasaran dan produksi EM-4 dan Bokashi Kotaku ternyata juga menjadi dorongan moril bagi petani di tengah melonjaknya harga berbagai sarana produksi dan biaya kebutuhan hidup. Bagi karyawan pengalaman sehari menjadi petani akan meningkatkan kepercayaan diri. Sebab mereka memiliki pengetahuan praktis tentang budidaya tanaman. Era yang ditandai begitu dinamisnya pergerakan pasar, pemahaman product knowledge belum cukup. Staf pemasaran perlu membekali diri dengan pengetahuan praktis terkait produk yang ditawarkan.
Selain menjual produk EM4 dan pupuk Bokashi Kotaku, 11 orang team pemasaran kedua produk organik itu petani menanam strawberry. Kebun milik Wayan Srie, petani strawberry itu berada di kawasan pertanian hortikultura Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Selasa (1/7). Di antara 11 orang itu turut serta Wayan Merta, karyawan produksi pupuk Bokashi Kotaku.
Di lokasi tersebut, mereka berbaur dengan para pekerja setempat menyiapkan lahan yang siap ditanami strawberry. Tim pemasaran diminta untuk membuat lubang dan menanam bibit, dan pekerja bertugas mengolah lahan dan membuat bedeng. Menanam bibit merupakan salah satu tahapan kegiatan usaha tani. Srie tidak ragu menyerahkan pekerjaan itu. Harga per bibit yang siap tanam dibeli Rp 1.500 dari 2.200 bibit tanaman strawberry.
Populasi tanaman strawberry untuk lahan seluas 40 are mencapai 20.000 tanaman. Dari jumlah ini, staf divisi EM dan pupuk Bokashi Kotaku mampu menanam 5.000 bibit. Tetapi karena bibitnya belum siap, Srie memutuskan untuk menanam sendiri bersama para pekerja.
Kegiatan itu merupakan salah satu wujud kepedulian team marketing EM4 dan Bokashi Kotaku kepada petani. Wayan Srie mengaku gembira karena karyawan Pak Oles sudah meluangkan waktu untuk membantu dirinya di tengah-tengah kesibukan menjalani aktivitas pemasaran. “Seberapa banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan bukan soal. Bagi saya yang penting kepedulian,” ujar petani yang juga suplier buah strawberry ini.
Kehadiran staf pemasaran dan produksi EM-4 dan Bokashi Kotaku ternyata juga menjadi dorongan moril bagi petani di tengah melonjaknya harga berbagai sarana produksi dan biaya kebutuhan hidup. Bagi karyawan pengalaman sehari menjadi petani akan meningkatkan kepercayaan diri. Sebab mereka memiliki pengetahuan praktis tentang budidaya tanaman. Era yang ditandai begitu dinamisnya pergerakan pasar, pemahaman product knowledge belum cukup. Staf pemasaran perlu membekali diri dengan pengetahuan praktis terkait produk yang ditawarkan.
0 komentar:
Posting Komentar