Home » » Waspadai “Gorengan Kuning” Nikmat

Waspadai “Gorengan Kuning” Nikmat

Dalam alur sejarah, sikap tidak makan daging hewan, ikan maupun telur lahir dari tradisi agama. Dalam perkembangan jaman, gaya hidup vegetarian mulai dianut masyarakat modern karena banyak bahan makanan (pabrikan) terkontaminasi bahan kimia dan sebagian tidak layak dikonsumsi. Kaum vegetarian modern memilih mengonsumsi sayuran, buah-buahan segar dan minum air putih.
Bahan nabati seperti ubi atau pisang yang digoreng pun layak diwaspadai. Menurut laporan Antara, ada bahan kimia berbahaya jenis Metanil Yellow atau zat pewarna sintetis kuning, terindikasi digunakan sebagai bahan campuran dalam sejumlah produk bahan makanan, untuk menghasilkan makanan dengan warna kuning yang memikat.
Ketua Pusat Pengembangan Pangan Gizi dan Kesehatan Masyarakat Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS Surakarta, Prof. Sri Hadayani mengatakan hal tersebut didapat dari hasil penelitian berbagai jenis produk makanan.
Menurut dia, penggunaan zat berbahaya ini didapati pada makanan jenis gorengan, untuk mendapatkan warna kuning yang memikat. Sebelumnya, warna kuning pada makanan ini diperoleh dari campuran kunyit. "Namun, untuk membuat campuran kunyit semacam ini membutuhkan ketelatenan dan kesabaran, sehingga banyak produsen makanan yang ingin mencari mudahnya dengan menggunakan Metanil Yellow," katanya.
Secara kasat mata, lanjut dia, kandungan zat kimia berbahaya ini di dalam makanan tidak dapat dideteksi. Metanil Yellow merupakan zat kimia yang mengandung logam berat, di mana jika masuk ke dalam tubuh dapat memicu kanker. Zat kimia yang dicampur dalam makanan semacam ini, cukup banyak jenisnya, seperti Rhodamin B, Borax serta Formalin.
Menurut Sri Hadayani, sulit untuk secara kasat mata, mengetahui apakah suatu produk makanan mengandung zat-zat kimia berbahaya semacam ini atau tidak? "Yang dapat kita lakukan hanya dengan memberikan pencerahan kepada masyarakat sebagai konsumen," katanya.
Misalnya dengan memberikan imbauan agar mengurangi konsumsi makanan yang berwarna-warni. Adapun bagi para produsen, kata dia, dapat beralih dengan menggunakan zat pewarna alami untuk memperoleh produk makanan yang menarik.
"Harus kita akui, salah satu sebab pemicu penggunaan zat kimia berbahaya ini ialah masalah ekonomi. Harga zat-zat kimia semacam ini jauh lebih murah dibanding zat pewarna alami yang ada," katanya. (Beny Uleander/Antara) KPO/EDISI 157/AGUSTUS 2008
Thanks for reading Waspadai “Gorengan Kuning” Nikmat

0 komentar:

Posting Komentar