Sharing Gubernur Jagung Fadel Muhammad (3)
Fadel Muhammad, sebuah nama yang tidak setenar Soetrisno Bachir atau Rizal Malarangeng, calon-calon pemimpin muda negeri ini yang sudah mengiklankan diri di televisi dan media cetak agar dikenal rakyat negeri ini. Bahkan kakek-nenek di daerah terpencil Mentawai, Sumatera atau Adonara, NTT lebih akrab dengan sosok Megawati, Gus Dur, Amien Rais atau Jenderal Wiranto.
Sedangkan banyak penduduk negeri ini belum kenal siapa Dr Ir H Fadel Muhammad, seorang pengusaha dan politisi kelahiran Ternate, 20 Mei 1952. Sebagai Gubernur Gorontalo dua periode, Fadel Muhammad mendapat julukan “Gubernur Jagung”. Ia sukses mengembangkan potensi pertanian propinsi pemekaran dari Sulawesi Utara tersebut. Jagung menjadi komoditas utama. Keberhasilannya memadukan kinerja birokrat (entrepreneurship government) dan pengembangan potensi unggulan daerah, mendorong Fadel membagi pengalamannya ke berbagai propinsi lain. Termasuk Bali, yang dikunjungi selama 3 hari 25-27 Juli lalu.
Menarik, saat sesi diskusi di Desa Budaya Kertalangu Denpasar, Redaksi Radar Bali (Jawa Pos Group) maupun Stasiun TVRI Bali, ada permintaan dan desakan dari audiens agar Fadel mendeklarasikan diri sebagai calon presiden agraris. Apa tanggapan Fadel? “Biarlah dulu yang mau maju (jadi presiden). Kita tunggu dulu,” jawabnya diplomatis.
Kalau mau jujur, negeri ini memiliki anak-anak muda dengan jiwa kepemimpinan cerdas, kreatif dan berani melakukan terobosan mendasar berorientasi kesejahteraan rakyat. Fadel Muhammad telah membuktikannya.
Saat ini, negeri Indonesia yang kaya sumber daya alam tapi penduduknya (petani) mayoritas miskin membutuhkan pemimpin dengan visi yang “sama-mirip-serupa” visi Fadel Muhammad yang menerima penghargaan Pencapaian Menuju Tertib Administrasi Keuangan (terbaik) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Januari 2007. Negeri kuat jika daerah diperkuat. Jiwa wirausaha Fadel mampu mengembangkan Gorontalo menjadi propinsi dengan nilai jual tinggi. Ia cerdas menentukan komoditas unggulan, yaitu jagung. Ia fokus mengembangkan agro industri jagung ini dari tahun ke tahun yang diekspor ke Malaysia, Filipina dan Korea Selatan. Di sinilah letak entrepreneurship government yang diterapkan Fadel terbukti berhasil, yaitu dengan fokus “berbisnis jagung”, menyiapkan seluruh sarana, prasarana, infrastruktur, suprastruktur ditambah lagi pengalaman Fadel sebagai seorang pebisnis yang tentu saja sangat membantu ke arah keberhasilan “bisnis jagung” di Gorontalo tersebut.
Karakter pempimpin visioner inilah yang dibutuhkan negeri agraris ini. Atau setidaknya, seperti dituturkan sendiri Fadel Muhammad, dirinya “merasa rindu” ingin berbagai dengan kepala daerah lainnya di seluruh Indonesia memajukan hidup para petani yang umumnya tinggal di pedesaan. Bila para pemimpin daerah jeli melihat dan mengembangkan komoditas unggulan bukan tidak mungkin daerah-daerah Indonesia akan menjadi makmur. “Saya hanya melihat belum ada calon pemimpin presiden agraris. Ya kita lihat saja nanti untuk ke sana (kursi RI 1),” ujar Fadel Muhammad yang meraih gelar doktor di Bidang Ilmu Administrasi Negara di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan disertasi berjudul ''Signifikansi Peran Kapasitas Manajemen Kewirausahaan terhadap Kinerja Pemerintah Daerah: Studi Kasus Provinsi Gorontalo.'' (benyuleander@gmail.com)
Fadel Muhammad, sebuah nama yang tidak setenar Soetrisno Bachir atau Rizal Malarangeng, calon-calon pemimpin muda negeri ini yang sudah mengiklankan diri di televisi dan media cetak agar dikenal rakyat negeri ini. Bahkan kakek-nenek di daerah terpencil Mentawai, Sumatera atau Adonara, NTT lebih akrab dengan sosok Megawati, Gus Dur, Amien Rais atau Jenderal Wiranto.
Sedangkan banyak penduduk negeri ini belum kenal siapa Dr Ir H Fadel Muhammad, seorang pengusaha dan politisi kelahiran Ternate, 20 Mei 1952. Sebagai Gubernur Gorontalo dua periode, Fadel Muhammad mendapat julukan “Gubernur Jagung”. Ia sukses mengembangkan potensi pertanian propinsi pemekaran dari Sulawesi Utara tersebut. Jagung menjadi komoditas utama. Keberhasilannya memadukan kinerja birokrat (entrepreneurship government) dan pengembangan potensi unggulan daerah, mendorong Fadel membagi pengalamannya ke berbagai propinsi lain. Termasuk Bali, yang dikunjungi selama 3 hari 25-27 Juli lalu.
Menarik, saat sesi diskusi di Desa Budaya Kertalangu Denpasar, Redaksi Radar Bali (Jawa Pos Group) maupun Stasiun TVRI Bali, ada permintaan dan desakan dari audiens agar Fadel mendeklarasikan diri sebagai calon presiden agraris. Apa tanggapan Fadel? “Biarlah dulu yang mau maju (jadi presiden). Kita tunggu dulu,” jawabnya diplomatis.
Kalau mau jujur, negeri ini memiliki anak-anak muda dengan jiwa kepemimpinan cerdas, kreatif dan berani melakukan terobosan mendasar berorientasi kesejahteraan rakyat. Fadel Muhammad telah membuktikannya.
Saat ini, negeri Indonesia yang kaya sumber daya alam tapi penduduknya (petani) mayoritas miskin membutuhkan pemimpin dengan visi yang “sama-mirip-serupa” visi Fadel Muhammad yang menerima penghargaan Pencapaian Menuju Tertib Administrasi Keuangan (terbaik) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Januari 2007. Negeri kuat jika daerah diperkuat. Jiwa wirausaha Fadel mampu mengembangkan Gorontalo menjadi propinsi dengan nilai jual tinggi. Ia cerdas menentukan komoditas unggulan, yaitu jagung. Ia fokus mengembangkan agro industri jagung ini dari tahun ke tahun yang diekspor ke Malaysia, Filipina dan Korea Selatan. Di sinilah letak entrepreneurship government yang diterapkan Fadel terbukti berhasil, yaitu dengan fokus “berbisnis jagung”, menyiapkan seluruh sarana, prasarana, infrastruktur, suprastruktur ditambah lagi pengalaman Fadel sebagai seorang pebisnis yang tentu saja sangat membantu ke arah keberhasilan “bisnis jagung” di Gorontalo tersebut.
Karakter pempimpin visioner inilah yang dibutuhkan negeri agraris ini. Atau setidaknya, seperti dituturkan sendiri Fadel Muhammad, dirinya “merasa rindu” ingin berbagai dengan kepala daerah lainnya di seluruh Indonesia memajukan hidup para petani yang umumnya tinggal di pedesaan. Bila para pemimpin daerah jeli melihat dan mengembangkan komoditas unggulan bukan tidak mungkin daerah-daerah Indonesia akan menjadi makmur. “Saya hanya melihat belum ada calon pemimpin presiden agraris. Ya kita lihat saja nanti untuk ke sana (kursi RI 1),” ujar Fadel Muhammad yang meraih gelar doktor di Bidang Ilmu Administrasi Negara di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan disertasi berjudul ''Signifikansi Peran Kapasitas Manajemen Kewirausahaan terhadap Kinerja Pemerintah Daerah: Studi Kasus Provinsi Gorontalo.'' (benyuleander@gmail.com)
0 komentar:
Posting Komentar