Terapi Yoga Bersihkan Hidung

thumbnail
Tips Yogacharya Laxmi Narayan

Oleh: Beny Uleander
Jangan lupa sikat gigi sebelum tidur. Itulah hal yang ditanamkan orangtua sejak kecil kepada anak-anaknya. Tapi kini, ayah ibu di rumah dengan membaca tulisan ini bisa menambahkan pesan, “Jangan lupa minum air membersihkan hidung!”.
Yogacharya Laxmi Narayan seorang guru yoga kelahiran Himalaya, India sempat berbagi tips asana (sikap tubuh) tertentu dipadukan dengan pranayama (latihan pernapasan) untuk membersihkan hidung dan tenggorokan.
Menurut Direktur Jairam Ashram Yoga Sadhana Arogya dan Yoga Research Institute Rishikesh, Himalaya, India itu, teknik-teknik penyembuhan dalam yoga adalah warisan peradaban dunia yang amat bermanfaat untuk kesehatan. Selain ilmiah dan universal, teknik yoga untuk membersihkan bagian dalam tubuh sudah dipraktekkan para yogi ribuan tahun yang lalu. Sayangnya, jarang sekali dipublikasikan ke media. Teknik membersihkan diri dengan yoga hanya diajarkan di kelompok-kelompok yoga atau ashram.
Saat menghadiri ajang Festival Yoga Internasional Bali-India di Bali, 3-10 Maret lalu, Yogacharya Laxmi Narayan yang fokus mengembangkan penelitian tentang yoga dan pranayama untuk terapi kesehatan, memperlihatkan tips membersihkan tenggorokan maupun hidung dengan air.
Caranya, siapkan air hangat dicampur garam sedikit. Lalu diminum tapi tidak ditelan. Saat air berada dalam mulut, napas yang ditahan dikeluarkan. Serentak pula air akan keluar lewat hidung dan membersihkan area hidung dari berbagai kotoran. Bisa dibuat bervariasi, air keluar lewat lubang hidung kanan atau kiri.
Ada juga teknik lain, asalkan ada alatnya yaitu kendi dengan saluran air yang panjang. Air dimasukkan lewat lubang hidung kanan dan keluar lewat lubang hidung kiri. Dan kembali diulang sebaliknya, agar kedua lubang pernapasan tersebut benar-benar bersih. Kedua teknik terapi yoga tersebut, papar Laxmi Narayan, efektif untuk mencegah dan menyembuhkan flu, batuk ataupun sinusitis. “Masih banyak lagi terapi yoga yang berhasil menolong ribuan pasien menderita diabetes, asma, masalah jantung, arthritis dan penyakit lainnya menggunakan yoga dan pranayama,” ungkap pria yang belajar yoga sejak usia dua tahun.
Anda layak mencobanya di rumah!
(Keterangan foto: Yogacharya Laxmi Narayan didampingi Arpita (21) mempraktekan terapi yoga untuk kesehatan saluran pernapasan luar.)
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Dengan Bernapas, Perut Turun

thumbnail
Ni Made Kastini Adiputri
Oleh: Beny Uleander
Banyak remaja di Bali kini menekuni yoga untuk kesehatan dan pengendalian diri. Salah satu di antaranya adalah Ni Made Kastini Adiputri (21). Putri kedua pasangan I Wayan Sudana, SH dan Ni Ketut Sartini, SE ini setiap dua kali dalam seminggu menimba latihan pernapasan maupun berbagai gerakan yoga di Bali India Foundation (BIF), Renon, Denpasar.
Setiap Senin dan Rabu sore, Kastini, demikian sapaannya belajar yoga di BIF selama satu jam yang diisi dengan meditasi dan belajar teknik-teknik beryoga. “Awalnya saya agak susah mempelajari gerakan-gerakan yoga. Kalau ada gerakan yang sulit jangan dipaksakan, tapi dilatih setiap hari,” ungkap mahasiswi Fak. Teknik Sipil Universitas Udayana yang belajar yoga di BIF sejak Juli 2007.
Salah satu teknik yoga yang disukai dan terus dipraktekkan Kastini adalah teknik pernapasan perut untuk menjaga kelangsingan perut. Menurut guru yoganya Dr Somvir, latihan pernapasan perut tersebut akan menurunkan berat badan. Timbunan lemak di sekitar perut akan hilang hanya dengan latihan pernapasan perut yang dilakukan rutin setiap hari. “Berat badan saya dari 57 kilo turun jadi 53 kilo,” ungkap dara kelahiran Denpasar 22 Juli 1988.
Lanjut Kastini, teknik ini bisa dipraktekkan siapa saja yang mengalami masalah penumpukkan lemak di di sekitar perut. Orang gemuk atau penderita obesitas dengan perut buncit tak perlu melakukan fitness untuk menurunkan perut. Ya cukup dengan pernapasan perut. Saat otot perut ditarik ke dalam, napas dihembuskan dengan kuat. Teknik ini membuat otot di area perut dilatih bekerja ekstra.
Selain beryoga untuk kesehatan, diakui Kastini, latihan meditasi dalam yoga telah banyak mengubah dirinya. “Dari segi mental, saya merasa tida gugup lagi tampil di depan umum. Saya juga merasa lebih fokus dalam belajar dan disiplin dalam mengatur waktu,” ujar gadis manis yang kini dipercaya BIF melatih yoga untuk anak-anak.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Jaga Kualitas Hidup Dengan Seni Pernafasan

thumbnail



Menjaga dan merawat kesehatan tubuh agar memiliki kualitas hidup yang baik cukup menggunakan cara yang sederhana yakni bernafas dan bergerak dengan baik.
"Siapapun yang ingin memiliki kualitas hidup, maka kuasailah nafas dengan baik," kata Guru Besar Senam Pernafasan Satria Nusantara, Dr. Maryanto, di Medan, Selasa (17/3).
Cara merawat tubuh manusia agar tetap sehat sangat sederhana, yang pertama memperhatikan nafas, karena nafas adalah inti dari kehidupan manusia.
Dalam bernafas ada dua macam yakni nafas dangkal dan nafas dalam. Nafas dangkal yang menggunakan nafas dada, sedangkan nafas dalam menggunakan diagframa perut.
Nafas dada hanya kira-kira sepertiga udara saja yang sampai ke dasar paru-paru, sehingga nafas dada merupakan nafas yang boros tidak efektif karena tidak tepat sasaran, buang waktu dan energi.
"Sedangkan bernafas yang baik, adalah menggunakan nafas diagframa perut sebagaimana diajarkan dalam senam pernafasan Satria Nusantara. Pernafasan perut adalah pernafasan dalam yang dapat masuk ke dasar paru-paru dan inilah yang menjelaskan mengapa sakit asma, sesak nafas, bronchitis bisa sembuh dengan proses pernafasan Satria Nusantara," katanya.
Menurut Dr. Maryanto, orang yang senang latihan pernafasan dengan gerak, maka dia akan kelihatan awet muda dibanding dengan orang yang tidak senang olahraga.
Oleh karena itu, lanjutnya, selagi masih punya waktu dan kesempatan, dia mengajak untuk perdalam latihan pernafasan dan mulai memperbaiki bagaimana bernafas dengan baik dan benar, diikuti dengan gerakan sebanyak mungkin. "Karena semakin banyak kita bergerak, maka akan hiduplah kita," katanya sambil menambahkan bahwa latihan itu ada syaratnya yaitu latihan teratur minimal seminggu dua kali, terukur, terarah, dan berkesinambungan.
Namun begitupun, kata dia, latihan juga tidak hanya sekedar latihan saja, tetapi harus ada faktor pendukung lainnya yakni makan yang teratur. "Artinya, berhenti makan sebelum kenyang, secukupnya sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh.Kalau lebih akan dirubah menjadi lemak, kalau jadi lemak merupakan cikal bakal penyakit baru," katanya dilansir Antara.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Manfaat Minum Madu Selama Hamil

thumbnail



Oleh: Beny Uleander
Masa kehamilan adalah periode awal kehadiran seorang anak manusia ke bumi. Setiap ibu pasti berharap janin yang dikandungnya tumbuh normal dan sehat. Itulah sebabnya setiap ibu yang sedang mengandung buah hatinya dianjurkan untuk minum madu secara rutin pagi dan sore.
Wiwien, perempuaan kelahiran Lamongan 21 April 1974 rutin mengonsumsi madu selama masa kehamilannya. Isteri dari Bripka Wayan Purnata sudah terbiasa minum madu untuk menjaga stamina dan menambah kebugaran. Kebiasaan tersebut diteruskan saat mengandung anak pertamanya.
“Sebelum minum madu, kandungan saya sering keguguran. Akhirnya setelah menonton acara kesehatan Bali TV, saya mendengar seorang dokter menyarankan setiap ibu hamil harus minum madu untuk memperkuat janin. Apalagi perempuan yang menderita penyakit rubella atau virus kucing yang setiap kali hamil sering keguguran atau melahirkan bayi cacat dianjurkan untuk minum madu,” ungkapnya.
Rubella yang disebabkan oleh virus menimbulkan persoalan bila menyerang wanita yang sedang hamil. Pada ibunya sendiri mungkin tidak akan menjadi masalah, namun sangat membahayakan janin seperti mengakibatkan keguguran atau abortus bagi janin, atau beberapa kelainan bawaan bila bayi itu lahir kelak. Kelainan itu seperti katarak pada mata yang selanjutnya bisa berakibat kebutaan, selain juga kelainan pendengaran (tuli).
Selama hamil, Wiwien minum madu racikan Pak Oles yaitu Madu Polen dan Royal Jeli. Kebetulan Wiwien bekerja sebagai staf pemasaran Madu Alam di Denpasar sehingga ia bisa membedakan mana madu asli dan mana madu organik yang sudah dicampur pemanis menjadi sirup atau sejenisnya. “Sebulan sekali saya periksa ke dokter, kondisi saya dan janin sehat tidak kurang sesuatupun padahal saya tetap bekerja selama sembilan bulan kehamilan,” ungkap wanita yang menggemari aerobik ini.
Setiap bangun pagi atau sebelum tidur malam, Wiwien minum madu Royal Jeli 2-3 senduk teh. Hasilnya, Wiwien mengaku kurang merasa mual saat ngidam dan kondisi tubuh tetap fit meski usai kerjaan kantor melanjutkan pekerjaan rumah. Kalau tidak minum madu, Wiwien mengaku tubuhnya terasa lemah. “ Kalo lupa minum madu baru jam 10 pagi saya sudah merasa lemas. Yaah akhirnya suami saya jadi terpengaruh ikutan minum madu. Kadang dia sudah menyiapkan madu untuk saya saat bangun tidur,” ujarnya bangga.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Pilih Otak Atau Kecantikan?

thumbnail
Perempuan masih menghadapi hubungan yang rumit dan saling bertolak-belakang mengenai citra mereka sendiri; kecerdasan atau tubuh ramping? Kaya atau berwajah buruk?
Satu jajak pendapat mendapati 25 persen mereka yang ditanyai lebih memilih jadi pemenang tayangan TV "America`s Next Top Model" ketimbang Hadiah Nobel Perdamaian.
Dan meskipun 75 persen perempuan yang diwawancarai mengatakan mereka bersedia mencukur rambut mereka untuk menyelamatkan nyawa orang asing, lebih seperempat dari mereka yang ikut mengaku mereka akan suka membuat teman baik mereka jadi gemuk asal hidup, kalau itu berarti mereka dapat menjadi kurus.
Mengenai dilema usia lanjut mengenai apakah akan menikah untuk mencari harta atau penampilan, separuh dari perempuan yang berusia 18 sampai 24 tahun yang ditanyai mengatakan mereka akan menikah dengan pria buruk rupa kalau pria itu adalah seorang multi-jutawan.
Jajak pendapat itu dibuat untuk jaringan televisi AS Oxygen dengan sasaran perempuan muda. Dan lebih dari 2.000 perempuan yang berusia 18-34 tahun ditanyai buat survei tersebut.
Angket itu juga mendapati bahwa 88 persen perempuan yang berusia 18 sampai 34 tahun akan senang melepaskan hiasan, perhiasan serta telefon genggam mereka untuk mempertahankan persahabatan.
"Survei ini membuktikan pemotongan menarik mengenai perempuan hari ini dan bagaimana ia menghubungkan citra pribadinya dengan apa yang ia anggap bernilai dalam hidupnya," kata Dr. Jenn Berman, ahli psikoterapi dan hakim dalam rangkaian baru Oxygen "Pretty Wicked".
"Sebagaimana diperlihatkan dalam beberapa hasil, perempuan hari ini adalah kombinasi rumit mengenai sifat mementingkan diri sendiri dan materialistik, sia-sia dan tidak aman, setia dan narsis. Survei ini menyoroti perbedaan tersebut dalam diri kita semua," katanya dikutip Antara.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Membaca Suburkan Intelegensi Anak

thumbnail
Aspek kognitif (penguasaan kosa kata dan intelegensi) berperan langsung terhadap kemampuan membaca, kata dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Dr Ratna Wulan. "Namun tanpa ada dukungan aspek afektif (sikap terhadap membaca dan minat membaca), kemampuan membaca tidak akan terwujud secara maksimal," katanya dilansir Antara.
Kemampuan membaca juga tidak akan berjalan dengan maksimal jika tidak disertai dengan aktivitas membaca atau berlatih membaca secara terprogram. Oleh karena itu, orangtua diharapkan lebih menanamkan dan memupuk sikap positif terhadap kebiasaan membaca sedini mungkin, menyediakan fasilitas bacaan serta menciptakan suasana yang menyenangkan agar anak-anak tertarik untuk berlatih membaca.
Menurut Ratna Wulan, membaca merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan masyarakat modern. Dengan membaca diperoleh berbagai informasi baru sehingga bisa mengetahui keadaan lingkungan sekitar maupun lingkungan luar.
Namun berdasarkan beberapa laporan penelitian diperoleh fakta bahwa kemampuan membaca anak-anak Indonesia di tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih rendah, tertinggal jauh di bawah negara-negara lain. "Bahkan masih dijumpai anak lulusan SD belum bisa membaca. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan membaca anak-anak Indonesia," katanya.
Ia mengatakan, pelatihan membaca merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pada anak. "Kemampuan membaca adalah kemampuan untuk mengucapkan kata-kata dari tulisan dan memahami arti dari kata-kata tersebut seperti apa yang dimaksud oleh penulisnya," katanya.
Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang harus dipelajari melalui serangkaian proses yang cukup panjang. "Modal agar seseorang bisa memahami bacaan dengan baik adalah memiliki intelegensi dalam taraf normal, penguasaan kosa kata yang banyak, sikap positif terhadap membaca serta berminat untuk membaca," katanya.
Agar kemampuan membaca meningkat, langkah yang harus ditempuh adalah dengan meningkatkan jumlah pengusaaan kosa kata, mengubah sikap terhadap membaca menjadi lebih positif, dan meningkatkan minat baca. "Penguasaan kosa kata, intelegensi, sikap terhadap membaca, dan minat membaca secara bersama-sama berperan terhadap kemampuan membaca," katanya.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Branding Produk Biotor Terus Digeber

thumbnail
Setelah menggandeng bengkel sepeda motor dan mobil di Bali, tim pemasaran produk biotor (PT Pak Oles & Biotor Technology) kembali menggelar branding Hexon (vitamin oli), Kudo (vitamin BBM) dan Spontan Power di beberapa konter penjualan produk. Antara lain konter di Jl Pulau Komodo dan Jl Hayam Wuruk Denpasar, areal Radio Bokashi Raya di Klungkung dan konter Radio Pak Oles FM di Tabanan.
Tim Biotor itu disuport penuh dengan personil pemasaran dan mekanik pemasangan Spontan Power. Mereka langsung dikawal Wakil Kepala Pemasaran Bali Made Subagia, Kepala Konter Bali Wayan Wardana, Kanit Biotor Putu Astana dan Konsultan Ahli Produk Biotor, Yunus Sugianto. Branding yang digelar setiap bulan itu bekerjasama dengan kru OB Van Radio Pak Oles 89,8 FM, Montorku dan Koran Pak Oles.
Di setiap lokasi branding, 300 sample Hexon dan Kudo dibagi gratis kepada konsumen. Selain itu, para personil branding langsung menuangkan Hexon dan Kudo ke setiap tangki kendaraan motor dan mobil yang merapat di lokasi. ‘’Branding ini akan terus digelontor hingga pengundian kupon biotor,’’ ujar Made Subagia.
Branding Biotor di Radio Bokashi Raya, Klungkung, papar Yunus Sugianto, mendapat respon positif dari masyarakat setempat. “Konsumen berebutan sampel Kudo dan Hexon. Selama ini mereka sudah sering mendengar tentang manfaat Kudo dan Hexon untuk kendaraan bermotor,” ujar Yunus. (LIZ)
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Yang Penting Love Peace

thumbnail



Anedda Sindy Pandini
Dara manis blasteran Indo Italia ini tampak begitu terpesona saat berdampingan dengan moge HD. Menurutnya, sang legenda Harley Davidson dengan kegagahan dan stylistnya memiliki daya pikat luar biasa baik bagi kaum adam maupun kaum hawa. Namun di balik itu, pemilik hidung bangir ini mengaku prihatin dengan pembesut HD yang kerap arogan. ‘’Suara motor gahar, tampang sih boleh apalagi saat konvoi yang dikawal polisi. Kadang mereka jadi arogan di jalan. Kalo udah kayak gitu, aku jadi kurang respek,’’ sebut pecinta hitam putih ini.
Berbeda dengan rekan sejawat HD yakni Vespa. Menurut gadis yang doyan turing ini, kehadiran skuter di belahan dunia manapun tetap melegenda, hanya para pembesut Vespa lebih kalem. Dengan menyelami kisah kendaraan berteknologi sederhana yang memiliki bentuk unik bagai binatang penyengat (lebah), menjadikan putri kedua dari tiga bersaudara ini mulai melirik kendaraan dengan bagian belakang membulat ini sebagai rujukan jalan-jalan sore. ‘’Kesannya klasik aja gitu. Salam ya untuk si pantat seksi. Kapan-kapan aku mau turing bareng klub Vespa deh,’’ ujarya mengumbar senyum nan manis.
Pemeran video klip Ready to Fly dari Rio Febrian duet bareng Ammy Pearson ini menilai, HD dan Skuter sama-sama miliki keunikan dan fans. ‘’Aku sih cinta damai aja. Baik HD atau skuter, yang penting nggak arogan and love peace,’’ tambah Sindy. (YUNI)

Biodata
Nama : Anedda Sindy Intan Pandini
Panggilan : Sindy
Tempat Tanggal Lahir : Denpasar, 23 Desember 1989
Tinggi/Berat Badan : 167 cm/45 kg
Pendidikan : New Media (Desain Grafis)
Orang Tua : Anedda Alessandro (Ayah)
Ni Nyoman Sari (Ibu)
Alamat : Batubulan, Gianyar
Prestasi :
- Fashion Show Cok Abi
- FTV (Janji Si Cantik) di Kuta (2008)
- Main Video Clip Rio Febrian (duet sama Ammy Pearson) Ready To Fly Kuta (2008)
Motor Favorit : HD, Vespa
Agency : Belby Enterprise
Jl Bhineka Nusa Kauh I Blok P/119
Telp (0361) 7430478 Dalung Permai, Badung-Bali
Lokasi Pemotretan : Chopper Heaven
Jl Melasti 71X Kuta, Bali
Fotografer : Gede Sustrawan & Putu Wirnata

KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Pemasangan Spontan Power Pada Ford Laser

thumbnail
Spontan Power (SP) adalah alat otomotif produksi PT Pak Oles & Biotor Technology untuk meningkatkan performa mesin (mobil, sepeda motor, mesin genset, speedboat), irit BBM, serta memperkecil polusi pada emisi gas buang kendaraan bermotor.
Berikut langkah pemasangan SP pada kendaraan Ford Laser. Peralatan yang disiapkan:
a. Spontan Power Jenis Bensin
b. Klem bensin 4 buah
c. Selang bensin 40 cm
d. Tali krek plastik

Cara pemasangan:
1. Kap mesin dibuka, perhatikan instalasi BBM dari tangki ke filter bensin dan dari filter bensin menuju pompa bensin terlihat (Gbr I).
2. Bensin yang berasal dari tangki menuju filter bensin, melalui pipa bensin dan pada ujung pipa bensin menuju filter dihubungkan dengan selang bensin, selang bensin inilah yang nantinya dipasang Spontan Power (SP).
3. Lepas selang bensin pada nepel in filter bensin, hubungkan dengan salah satu nepel SP dan nepel SP yang satunya dihubungkan dengan selang yang telah dipersiapkan (Gbr II).
4. Setiap sambungan selang dikeraskan dengan klem bensin dan posisikan SP horizontal. Perhatikan selang bensin! Jangan sampai tertekuk.
5. Hidupkan kendaraan dan perhatikan ada tidaknya kebocoran pada setiap sambungan selang. SP siap digunakan.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Hexon Untuk Kendaraan Lama & Baru

thumbnail
Tanya: Pak Yunus yang terhormat. Saya mempunyai kendaraan matic baru dan saya ingin memakai Hexon (Vitamin Oli Mesin) yang saya beli di Kantor Cabang Pak Oles Surabaya tepat di Gate Way 24 Waru, Sidoarjo. Apa tidak berdampak negatif pada mesin kendaraan. Apakah produk tersebut sudah diuji coba?
Dari: M Rafli, Madura.

Jawab:
Terima kasih atas pertanyaan Pak Rafli. Hexon sebagai Vitamin Oli Mesin berfungsi untuk meningkatkan vitalitas/kemampuan oli dalam menetralkan reaksi oksidasi, serta menjaga kualitas oli lebih lama bekerja di dalam mesin, lebih tahan panas, lebih stabil dan mesin lebih bertenaga. Karena itu, Hexon sangat cocok dipakai pada oli mesin kendaraan, baik kendaraan lama maupun baru. Jadi, Pak Rafli jangan ragu memakai produk Hexon.
Dampak negatif yang ditimbulkan tidak ada sama sekali karena telah terbukti setelah melakukan percobaan baik oleh IPB Bogor, test drive 120 jam keliling Bali non stop (mesin tidak dimatikan). Hasilnya suhu mesin tetap stabil, power mesin stabil dan kekentalan oli setelah ditab tetap pada kondisi normal. Singkatnya, Hexon ini sangat cocok dipakai oleh pemilik kendaraan yang agak malas ganti oli.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Tarikan Motor Ringan Berkat SP

thumbnail
Nama: Muhamad Taufik, 20 tahun, mahasiswa, tinggal di Jatingaleh, Semarang.
Pengalaman:
Motor saya sangat boros bensin. Lantas saya mencari produk penghemat BBM. Lalu saya coba mempelajari Spontan Power, produk otomotif racikan PT Pak Oles & Biotor Technology. Saya pun tertarik untuk mencobanya pada sepeda motor saya. Setelah pemakaian selama enam bulan ternyata motor saya mengalami perubahan, tarikan motor menjadi lebih ringan dan juga lebih irit BBM.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

EMRO Minta Pertahankan Kualitas EM

thumbnail
Pengembangan pertanian organik berbasis teknologi EM (effective microorganisms) di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Pengakuan itu diungkapkan Yasushi Nishibuchi (31), staf ahli EM Research Organization Inc (EMRO) saat berkunjung ke Bukit Hexon, Sabtu (21/3).
Ketika berkunjung ke Bukit Hexon, Nishibuchi didampingi Dr Ir Gede Ngurah Wididana, M. Agr alias Pak Oles. Selama ini Pak Oles secara bertahap terus melakukan berbagai langkah terobosan untuk membangun Bukit Hexon sebagai sebuah kawasan agrowisata terpadu di Bali utara.
Selama tiga hari, Nishibuchi mengamati langsung kualitas produk di pabrik EM Desa Bengkel, Busungbiu, Buleleng. Ke depan, sarannya, kualitas produksi EM perlu dipertahankan. Karena standar pabrik EM dalam kajian EMRO sudah memenuhi syarat untuk aktivitas produksi. “Kualitas produk EM harus terus dipertahankan. Apalagi saat ini sudah digunakan air mineral untuk proses produksi EM,” ujarnya.
EMRO sebagai payung bagi para peneliti EM yang tersebar di berbagai negara di lima benua tersebut berpusat di Thailand. Pendirinya justru penemu EM asal Jepang, Prof Dr Teruo Higa. Setiap dua tahun, EMRO mengirim stafnya untuk melihat langsung upaya pengembangan kualitas produk EM baik dalam bidang pertanian, pengolahan limbah, tambak dan peternakan yang sudah intensif diaplikasikan di berbagai negara.
Di mata Nishibuchi, aplikasi teknologi EM di Indonesia tergolong sangat unik, penuh daya kreasi sehingga sangat berbeda dari 140 negara lain yang dipayungi EMRO. Selain di bidang pertanian, teknologi EM di Indonesia dikembangkan lebih visioner oleh Pak Oles, baik dalam bidang kesehatan (Ramuan Pak Oles), kecantikan maupun otomotif berwujud Hexon (vitamin oli), Kudo (vitamin BBM) dan Spontan Power.
Tidak heran bila Indonesia menduduki peringkat tiga besar negara produsen EM setelah Thailand dan Cina. “Saya melihat penjualan EM di Indonesia cukup stabil setiap tahun termasuk produk pengembangan EM di bidang kesehatan seperti Minyak Oles Bokashi, Kudo dan Hexon di bidang otomotif,” ujarnya.
Pengembangan teknologi EM di bidang kesehatan dan otomotif, papar Nishibuchi, bisa menjadi contoh bisnis yang bagus bagi negara-negara lain yang sudah produksi dan aplikasi EM. Selama ini, anggota EMRO di negara lain hanya fokus mengembangkan EM di bidang pertanian dan peternakan.
Sedangkan Gede Ngurah Wididana yang akrab disapa Pak Oles berhasil mengawinkan secara jenius teknologi EM dengan tradisi pengobatan tradisional (usadha) Bali. Lahirlah berbagai produk kesehatan dengan label Ramuan Pak Oles.
Alumnus fakultas pertanian Universitas Ryukyus Okinawa Jepang tahun 2002 menilai, teknologi EM di Indonesia yang berkembang cukup pesat tersebut sangat didukung penciptaan informasi, baik melalui media cetak (Koran Pak Oles dan Tabloid Otomotif MONTORKU, media elektronik (Radio Pak Oles FM, Radio Hexon FM dan Radio Bokashi Raya FM) maupun media maya (internet). “Produksi EM di negara-negara lain turun naik karena mereka tidak memiliki alat-alat informasi seperti yang dilakukan Pak Oles di Indonesia,” sebut Nishibuchi. (Beny Uleander)
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Diversifikasi Pangan Tekan Ketergantungan Beras

thumbnail
Program diversifikasi pangan yang dicanangkan pemerintah diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap kebutuhan beras sebagai sumber pangan. ‘’Terlebih ketergantungan terhadap beras dan pangan impor, kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Jawa Tengah, Gayatri Indah Cahyani usai workshop Pengembangan Diversifikasi Konsumsi Pangan Untuk Mendukung Ketahanan Pangan di kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes), Rabu (25/3).
Konsumsi pangan masyarakat Indonesia masih didominasi beras (87,39%), terigu (10,66%) dan jagung (1,95%). Padahal, kata Gayatri, banyak bahan pangan yang dimanfaatkan selain beras, antara lain jagung, terigu, umbi-umbian dan kacang-kacangan. Dengan begitu, konsumsi beras turun 1% setiap tahun, lalu konsumsi umbi-umbian, kacang-kacangan, pangan hewani, sayuran dan buah-buahan bisa naik 1%-2% per tahun.
Upaya itu dilakukan dengan mendorong diversifikasi pola konsumsi pangan masyarakat berbasis sumber daya lokal dan meningkatkan kesadaran, pengetahuan masyarakat tentang makanan yang beragam, bergizi dan aman. Juga mendorong pengembangan teknologi pengolahan pangan lokal non beras dan terigu. Hanya diperlukan sinkronisasi, sinergitas, koordinasi dan kerja sama antar stakeholder termasuk perguruan tinggi.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Pengijon Cilacap Ditolak Petani

thumbnail
Petani di Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, tak minat tawaran pengijon yang ingin membeli padi sebelum masa panen. ‘’Di sini pengijon nggak laku. Kemarin saja ada yang menawari petani tetapi nggak ada yang minat," kata Sanmiardi (55), petani di Desa Kubangkangkung, Sabtu (28/3).
Menurut dia, para pengijon biasanya menawarkan harga Rp11 juta untuk sawah seluas 1 bahu (0,74 hektare) yang siap panen. Padahal untuk sawah seluas 1 bahu, kata dia, rata-rata dapat menghasilkan gabah kering panen (GKP) sebanyak enam ton. "Jika dihitung berdasarkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk GKP senilai Rp2.400 per kilogram, satu bahu seharusnya dihargai Rp14.400.000 karena hasilnya rata-rata enam ton. Kalau cuma Rp11 juta, kita jelas rugi," katanya.
Petani di Desa Bojong, Kawunganten, Muhammad Ikhsanudin (54) mengaku, menunda penjualan gabah karena harga gabah sedang turun. Untuk harga GKP berkisar Rp 2.200-Rp 2.300/kg sedangkan gabah kering giling (GKG) antara Rp 2.700-Rp 2.800/kg.
Hal yang sama dialami petani di Desa Rawajaya, Kecamatan Bantarsari, Satiyah (50). Menurut Satiyah, menahan penjualan gabah sambil menunggu harga stabil. ‘’Kalau dijual sekarang, bisa jadi dibeli dengan harga rendah karena saat ini sedang musim panen sehingga banyak pasokan gabah,’’ katanya.
Dari Kabupaten Pekalongan Antara melaporkan, para petani mengeluhkan pupuk bersubsidi yang dijual di atas harga eceran tertinggi (HET), meski sudah ada tambahan stok pupuk dari 18.000 ton per tahun menjadi 20.000 ton. Ketua Kelompok Tani Sidomulya, Pekalongan, Mustadi, Selasa (31/3) menyebut, harga pupuk bersubsidi di pasaran Rp 130 ribu dari HET Rp 120 ribu per kuintal. ‘’Kenaikan harga pupuk itu jelas akan merugikan petani karena selain faktor biaya produksi akan membengkak juga saat ini banyak lahan padi yang mengalami puso,’’ katanya.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Pupuk Organik Tetap Diminati Petani

thumbnail
Pupuk organik yang diproduksi Kelompok Tani Ternak (KTT) Setiawan Banjar Sangging, Desa Kelating, Kerambitan Kabupaten Tabanan menembus pasar di seluruh Bali dan sangat diminati petani kebun bunga dan tanaman hias. ‘’Setiap bulan menghasilkan ratusan ton pupuk ramah lingkungan yang diolah dari limbah kotoran ternak dan limbah pertanian,’’ kata Agung Wijana, Koordinator Lapangan Kelompok Ternak di Denpasar, Minggu (29/3)
Limbah yang tadinya dibuang peternak kini jadi mata dagangan yang bernilai ekonomis karena setiap bulan dapat diproduksi sekitar 150 ton pupuk organik. Pupuk kemasan 15 kg dijual Rp 15.000 (Rp 1000/1kg) atau Rp 150 juta sebulan. ‘’Usaha ini saya rintis sejak pase awal munculnya krisis ekonomi global yakni setelah di-PHK sebagai karyawan pada sebuah hotel di Nusa Dua. Ternyata, usaha produksi pupuk mampu memberikan nilai ekonomis bagi peternak,’’ ujarnya.
Kelompok yang beranggotakan 20 orang memelihara ratusan ekor sapi yang dipusatkan dalam satu lokasi, kotorannya diolah sedemikian rupa mampu memberikan penghasilan tambahan yang lumayan. Secara kasar penjualan pupuk setiap hari Rp 5 juta di luar penghasilan tambahan penggemukan sapi.
Jika ditangani secara sungguh-sungguh, sektor peternakan di Bali mempunyai prospek yang sangat baik, tidak kalah dengan bidang pariwisata. ‘’Saya telah membuktikan hal itu. Begitu di-PHK di hotel langsung kembali ke desa untuk mengembangkan peternakan sapi yang hasilnya lumayan bagus,’’ tutur Wijana.
Kelompok yang diketuai I Gusti Agung Budiana itu, produksi pupuk kandang dengan memanfaatkan limbah ternak anggota kelompok juga membeli kotoran sapi dan kotoran ayam. Untuk pemasaran, pupuk ramah lingkungan itu sudah merambah sejumlah kabupaten di Bali, termasuk pedagang tanaman hias Kota Denpasar.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Padi Organik, Tumpuan Kesejahteraan Petani

thumbnail
Petani selalu dipuja karena produksi mereka menjadi tumpuan kehidupan hampir semua orang. Namun ironisnya, sebagian besar dari petani `kita` masih menyandang predikat sebagai penduduk miskin. Sebagai negara agraris, mata pencaharian sebagai petani juga cukup mendominasi di sejumlah daerah, termasuk di antaranya Kabupaten Kudus, Jateng.
Di daerah ini, sebagian besar wilayahnya merupakan areal pertanian, dengan luas tanam untuk padi hingga 19.920 hektare, setiap masa tanam (MT). Luas areal tersebut diharapkan dapat memproduksi sebanyak 116.472 ton gabah kering giling, atau 63.680 ton beras.
Meski menjadi penupang kehidupan ribuan orang, mata pencaharian petani nyatanya belum menjanjikan. Persoalan yang mereka lamai datang silih berganti, seperti hama, banjir, dan kelangkaan pupuk. Selain itu, pada setiap musim panen yang selalu melonjak, harga jual padi justru turun, sehingga membuat petani harus lebih tabah dan sabar menghadapi cobaan yang tidak pernah berhenti menerpa mereka.
Pemkab Kudus mencoba melakukan sejumlah perbaikan untuk meningkatkan derajat hidup petani, mulai dari pemberian bantuan pupuk dan bibit hingga penyerapan gabah yang dihasilkan para petani dengan dana miliaran rupiah. Namun, bantuan yang terkesan rutinitas itu belum juga mampu membuat petani semakin mandiri untuk mengangkat derajat kehidupan mereka.
Bahkan, ratusan petugas penyuluh lapangan (PPL) yang dimiliki Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan Kudus pun dikerahkan untuk memberi penyuluhan kepada petani, sekaligus mengubah pola berfikir petani agar lebih maju dalam menanam padi. Pemerintah kembali mencoba membantu meningkatkan derajat kehidupan petani dengan mempopulerkan tanaman padi organik, karena petani tidak perlu lagi bergantung pada pasokan pupuk kimia yang sering kali langka dan berpotensi diselewengkan karena disubsidi pemerintah.
Asa petani mulai muncul dengan pengembangan tanaman padi organik tersebut, mengingat harga beras organik bisa mencapai Rp 7.000/kg bila dibandingkan dengan harga beras nonorganik berkisar antara Rp 4.000 hingga 5.000/kg. Untuk mengubah pola berfikir petani memang susah. Perlu kesabaran dan ketekunan, ujar Sekretaris Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kudus, Hadi Sucahyono.
Percobaan pengembangan tanaman padi organik di Kecamatan Undaan dilakukan sejak 2004 dengan luas areal sekitar dua ha dari tanah bengkok di Desa Undaan Kidul. Hasil yang dicapai pada tahun lalu per hektare mencapai 4-4,5 ton gabah kering panen, dengan harga jual per kilogram beras mencapai Rp 7.000, sementara harga beras biasa hanya Rp 4.000. Biaya operasional dibanding padi konvensional lebih murah, per hektar Rp 500 ribu, dan sawah konvensional bisa dua kali lipat. Hanya, percobaan saat itu baru 75% memakai pupuk organik karena saluran irigasi yang masih tercemar sawah konvensional.
Penggunaan pestisida untuk memberantas hama petani diubah dengan memanfaatkan lengkuas, jahe, daun sirsak dan abu dapur. Usia tanam, tidak ada perbedaan yang signifikan, sama dengan sawah konvensional, 110 hari. Awalnya, yang ditanam baru varietas chi herang. Rencananya sesuai permintaan akan ditanam jenis varietas umbu.
Kendala utama agar petani berani beralih menanam padi organik adalah pemasarannya. Persoalan pemasaran hingga kini belum terselesaikan dalam mengembangkan tanaman padi organik, meski diklaim lebih baik bagi kesehatan dan lebih ramah lingkungan.
Pemerintah setempat bersedia membantu pemasaran beras organik yang dihasilkan para petani. Setidaknya para petani mendapatkan fasilitas untuk memasarkannya hingga ke sejumlah supermarket. Sebab, pangsa pasar beras organik terbatas pada kalangan ekonomi kelas menengah ke atas. Harga beras organik per kg Rp 7.000, non organik Rp 4.000- Rp 5.000/per kg.
Pelan tapi pasti, petani di sejumlah daerah di Kabupaten Kudus mulai melirik tanaman padi organic karena persoalan pasokan pupuk yang sering terlambat dan langka. Kini, luas areal di Kecamatan Undaan bertambah jadi 5 hektar, di Desa Bulungcangkring muncul areal baru 2 hektar dan di Hadipolo 1 hektar.
Penggunaan pupuk organik diklaim dapat mengurangi biaya produksi hingga 20%. Total luas lahan PTT 7,4 hektar dengan menggunakan pupuk cair organik. Jumlah total luas penanaman padi sistem PTT di Kudus mencapai 2.000 hektar dari 80 kelompok tani. Kadis Pertanian, Peternakan dan Kelautan Kudus, Budi Santoso mengatakan, untuk melakukan percobaan tanam padi organik, tahun 2009 disediakan anggaran Rp 350 juta untuk pembelian pupuk organik.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

NTT – Timor Leste Bahas Hama Belalang

thumbnail
Direktur Perlindungan Tanaman Departemen Pertanian, Ati Wasiati menegaskan, sistem peringatan, deteksi dini dan bank data penyebaran hama belalang kembara (Locusta migratoria) sangat diperlukan untuk memberantas hama. Hal itu ditegaskan Wasiati pada lokakarya pengendalian hama belalang kembara lintas batas antara Indonesia (NTT) dan Timor Leste di Sanur, Bali, Selasa (31/3).
Dari Timor Timur, hadir ketua delegasi yang juga Direktur Nasional Pertanian dan Hortikultura, Gil R da Cruz, penasehat Kementerian Pertanian dan Hortikultura, Deolindo da Silva dan delegasi dari 13 distrik (kabupaten) anggota delegasi lain. Dari Indonesia, lokakarya yang difasilitasi FAO itu, tampak Dirjen Pertanian Pangan Deptan, Sutarto Alimoeso. Selain itu hadir Bupati Belu, Joachim Lopez, Kadistan Belu, Yohanis Bere dan Kadistan NTT, Petrus Muga.
Wasiati menyatakan, penyusunan bank data antara kedua negara memerlukan sinkronisasi dalam hal katalogisasi dan identifikasi dan komunikasi. ‘’Yang tidak kalah penting adalah rencana aksi jika ada gejala penyebaran hama belalang kembara. Ini yang penting dirumuskan antara kedua negara karena masih satu daratan," katanya.
NTT yang memiliki bulan tak berhujan panjang, katanya, sangat dimungkinkan bagi penyebaran belalang kembara. Hal itu didukung dengan pola pertanian yang relatif monokultur, --didominasi tanaman padi tadah hujan dan jagung di lading-ladang dengan suplai air yang sangat minimal.
Siklus hidup belalang kembara yang mampu bertahan hidup dalam waktu lama pada tahap telur juga menjadi satu hambatan tersendiri. Telur-telur itu mampu berada dalam keadaan dorman selama berbulan-bulan dan baru berkembang menjadi pupa dan imago pada musim tanam berikut.
Pada 2007, ratusan hektar sawah tadah hujan dan perladangan jagung di Kabupaten Belu dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) di NTT, musnah diserang belalang kembara. Saat itu, serangan terparah terjadi di Kecamatan Biboki Timur dan Biboki Barat.
Di kecamatan perbatasan TTU dan Belu, hama belalang yang terbang sampai menyerupai awan gelap pada siang hari. Bau anyir darah belalang itu begitu mudah tercium dari dan di jalan-jalan beraspal akibat terlindas kendaraan.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Obat Generik Belum Populer

thumbnail
Masyarakat Indonesia terkesan kurang menyukai obat generik, sehingga tingkat penjualan obat tersebut menurun setiap tahun. Inspektur BPPOM Ratna Rosita mengatakan itu, dalama cara Seminar Nasional dan Pameran Kesehatan yang dilaksanakan Fakultas Farmasi Universitas Padjajadjaran, di Bandung, Kamis (19/3).
Pada 2007 penjualan obat generik hanya mencapai 8,7% dari total penjualan obat. Kondisi ini bertolak belakang dengan kepopuleran obat generik di negara lain seperti Taiwan, Malaysia dan Thailand.
Tingkat belanja masyarakat Indonesia terhadap obat masih rendah. Namun hal ini menjadi peluang besar bagi tersedianya ruang yang cukup untuk perkembangan dunia industri farmasi nasional. Nilai impor untuk beberapa bahan aktif farmasi meningkat pesat selama tujuh tahun belakang ini. Pada 2007 impor bahan baku terbesar adalah antibiotik yang mencapai 86,8 juta dolar AS dari RRC dan India.
Krisis global yang sedang terjadi sangat berdampak pada sektor usaha, termasuk dunia farmasi. Hal ini disebabkan tingkat import bahan baku farmasi yang sangat besar. Guna mengurangi dampak krisi ekonomi, BPPOM akan menggunakan prinsip pool purchasing untuk meningkatkan daya tawar sehingga menurunkan harga jual obat. ‘’Indonesia harus mandiri dan tidak perlu mengimpor bahan baku obat karena Indonesia merupakan mega centre bahan bio diversity,’’ ucap Ratna.
Selain itu, BPPOM juga mengajak Perguruan Tinggi Farmasi untuk mengembangkankan produksi bahan baku yang tersedia di Indonesia. Diharapkan dunia pendidikan menghasilkan penelitian-penelitian yang berguna untuk meningkatkan kualitas obat-obatan.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Bali Tangi Pameran Di Eropa

thumbnail
Bali Tangi, salah satu unit usaha spa di Kota Denpasar, tercatat mampu menembus pasar Eropa dengan mengikuti pameran di kota Olimpya, Inggris, pada 5-6 April. ‘’Bali Tangi merupakan satu-satu wakil Bali yang diundang mengikuti pameran dua hari bertajuk Organic Europe," kata I Wayan Sukhana, pengelola Bali Tangi di Denpasar, Selasa (31/3).
Berkaitan dengan undangan yang datang dari negerinya Ratu Elizabeth tersebut, Sukhana bersama istrinya Yullani, datang menemui Walikota Denpasar IB Rai D Mantra. Didampingi Kadis Koperasi UMKM Denpasar AA Rai Iswara dan Kabag Humas Erwin Suryadarma, Walikota Rai Mantra menyambut potisif adanya unit usaha di wilayahnya yang mampu menembus kancah pameran berskala internasional. "Kami berharap kesempatan tersebut dapat digunakan dengan sebaik-baiknya, terutama untuk mempromosikan keberadaan spa di Bali, sekaligus mempromosikan `e-commerce` Denpasar di mata internasional," ucapnya.
Walikota mengakui usaha yang dilakukan oleh Bali Tangi merupakan ekonomi kreatif sehubungan punya identitas yang tidak dimiliki oleh usaha sejenis yang lain. "Dengan tantra massage, Bali Tangi telah mampu memadukan warisan budaya dengan dunia bisnis,’’ kata Rai Mantra.
Pada masa mendatang pihaknya akan mendata hal-hal yang bersifat kreatif untuk dapat dijadikan produk-produk unggulan yang mampu menembus pasaran dunia. Kadis Koperasi dan UMKM Rai Iswara mengatakan, Bali Tangi merupakan salah satu dari 700 UMKM yang mengikuti program pembinaannya lewat program ekonomi kerakyatan yang digagas Pemkot.
Untuk memberdayakan UKMK dalam mengatasi masalah permodalan, Pemkot melalui Dinas Koperasi telah menandatangai nota kesepahaman (MoU) dengan pihak Bank BNI 46 untuk bantuan di bidang permodal selama tiga tahun. Dari kerja sama dengan Bank BNI 46 itu, Bali Tangi salah satu dari 250 UKMK yang mendapat kucuran dana. Melihat prospek usaha Bali Tangi yang cukup bagus, maka Bank BNI 46 bertindak sebagai sponsor dalam pameran ke Eropa.
Pameran yang baru pertama kali ke Eropa tersebut akan dimanfaatkan untuk mempromosikan spa dengan bahan alami di Bali, ucapnya. Pada lembaran faksimil yang diterima dari Duta Besar Indonesia di London, disebutkan selain Bali Tangi juga diundang badan usaha lain dari Indonesia yakni perusahaan jamu Nyonya Meneer dan PT Keong Nusantara Abadi.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Body Shop Terus Perluas Pasar

thumbnail
Perusahaan produk kosmetik bersegmentasi pasar premium, PT Monica Hijau Lestari Sentosa Group, bermerek The Body Shop memperluas pasarnya hingga ke seluruh penjuru Indonesia dengan membuka enam gerainya di berbagai kota besar. "Perluasan pasar ini untuk memenuhi tingginya permintaan produk kosmetik impor, yang tidak terpengaruh dengan kondisi krisis ekonomi global saat ini. Bahkan, Sorong pun kini berharap kami buka di sana," kata Store Operation Manager PT Monica Hijau Lestari Sentosa Group, di Tunjungan Plasa Surabaya, Rabu (25/3).
Ekspansi pasar tahun ini, kata dia, akan melengkapi seluruh gerainya menjadi 58 buah. Pengembangan usahanya tersebut tetap membidik pengunjung pusat perbelanjaan (mal). "Untuk itu, sampai akhir 2009 kami tetap akan membuka gerai baru di mal yang sesuai segmentasi pasar produk ini, seperti di Balikpapan, Yogyakarta, Jakarta," katanya.
Sementara ia memperkirakan, di Surabaya juga akan bertambah satu gerai di Tunjungan Plasa 3, karena tingginya minat pengunjung di sini terhadap produknya. "Tambahan satu gerai di Surabaya ini belum bisa diwujudkan tahun ini, karena kami masih perlu mencari lokasi yang tepat di mal dengan volume kunjungan puluhan ribu orang per hari ini," katanya.
Marketing Communication Manager The Body Shop Indonesia, Amanda Ajikarisma, menilai, secara umum produk kosmetik impor memiliki segmen pasar tersendiri, baik itu produk premium maupun mass product. Permintaan produk premium dari konsumen Indonesia tidak pernah menurun. Apalagi, nilai harganya beragam dan bisa dipilih sesuai dengan kemampuan pasar. Namun sebenarnya konsumen produk premium terutama segmen A, B, AB plus jarang melihat dari sisi harga. "Mereka lebih menekankan kepada `value` yang ditawarkan dari produk, seperti `value` dari produk ini adalah bisnis komunitas," katanya.
Umumnya konsumen perempuan memiliki komitmen tinggi terhadap value sebuah produk. Selama produk itu baik, bermanfaat, dan punya value segera membelinya. "Faktor itu yang memicu kami melaksanakan pameran apabila ada produk baru, khususnya di mal di beberapa kota besar di Indonesia. Seperti tahun lalu, selama pameran, penjualan kami naik hingga 30 persen," katanya.
Tahun ini, produk terbaru adalah Japanese Cherry Blossom. Pihaknya meyakini, produk ini akan diminati konsumen. "Produk baru ini, terinspirasi dari upacara Hanami atau mekarnya bunga Sakura di Jepang," katanya.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Petugas TNMB Tangkap Pencuri Tanaman Obat

thumbnail
Petugas Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) menangkap perambah hutan yang mencuri salah satu tanaman obat endemik yang dilindungi dari kawasan konservasi, yakni berupa iles-iles (Amorpopalus Sp). Kepala Tata Usaha TNMB, Sumarsono, di Jember, Minggu menuturkan, lima perambah hutan yang ditangkap adalah Tohid (45), Miskali (50), Sutris (44), Muhammad (47), dan Sugito (50), yang semuanya warga Desa Tamansari, Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur. "Kelima tersangka perambah hutan ditangkap saat mereka membawa iles-iles di blok Curahluwak, Resort Andongrejo, Kecamatan Tempurejo," katanya.
Menurut dia, kelima tersangka mengambil tanaman obat untuk kepentingan komersial dan tanpa izin sehingga dijerat dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Tanaman Yang Dilindungi dengan ancaman hukuman lebih dari lima tahun. "Barang bukti yang disita adalah iles-iles sebanyak 150 kilogram, lima pisau dan lima sepeda pancal yang digunakan tersangka mencuri tanaman obat di hutan," katanya.
Ia menjelaskan, tanaman iles-iles biasanya digunakan obat ramuan di Pulau Bali dan harga iles-iles di pasaran mencapai Rp 12 ribu per kg. Meski nilai jual sedikit, TNMB menghitung kerugian ekosistem akibat pencurian iles-iles mencapai Rp3,3 miliar karena perbuatan perambah hutan itu dapat merusak lingkungan.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Ibu Menyusui Jarang Kena Kanker Payudara

thumbnail
Selain baik bagi kecerdasan otak anak, menyusui juga mengurangi resiko kena kanker payudara bagi sang ibu. ‘’Ibu menyusui dapat mengurangi risiko tekena kanker payudara sebesar 10-15 persen," kata dr Dradjat R Suardi, spesialis kanker payudara pada peresmian Yayasan Kanker Payudara Jawa Barat di Bandung.
Pupuk kanker adalah hormon estrogen dalam tubuh. Ketika masa hamil dan menyusui, muncul hormon progesterone. Hormon ini kemudian meningkat dan melakukan proteksi, sehingga hormon estrogen tidak lagi dominan. Jika sang ibu menyusui setelah melahirkan, maka terdapat jangka waktu 27 bulan bagi sang ibu dimana hormon estrogen tidak dominan dalam tubuh. Dalam jangka waktu tersebut, risiko ibu terkena kanker payudara berkurang.
Meski pupuk kanker berasal dari hormon estrogen, tidak berarti kaum pria terhindar dari risiko kanker payudara. Dalam tubuh pria juga terdapat hormon estrogen meskipun kadarnya tak sebanyak yang terkandung dalam tubuh wanita. ‘’Laki-laki itu juga punya kelenjar payudara, hanya saja tidak berkembang seperti perempuan,’’ katanya.
Risiko pria terkena kanker payudara adalah sebesar 1 persen. Gejala-gejala yang timbul pada pria yang terkena kanker ini serupa dengan wanita, seperti munculnya benjolan di payudara dan keluar cairan dari puting. Umumnya gejala kanker payudara pada pria lebih mudah dikenali dibandingkan dengan wanita. ‘’Kalau ada benjolan pada payudara lelaki akan lebih muddah terlihat, karena payudara mereka tidak berkembang seperti perempuan,’’ tambahnya.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Minum Madu Efektif Redakan Sinusitis

thumbnail
USC University Hospital melaporkan bahwa madu dapat membantu meredakan sinusitis kronis. Satu studi laboratorium yang dilakukan di University of Ottawa menemukan, penghapus kuman alamiah yang terkandung dalam madu membunuh bateri sinusitis. Beberapa peneliti menguji coba madu pada bahan biofilm yang berisi bakteri sinusitis dan mendapati, madu lebih efektif membunuh bakteri dibanding anti biotik.
Direktur Pediatric Clinical Research di Penn State, Dr. Ian Paul, mengomentary studi baru tersebut. "Bakteri tidak berkembang secara baik di dalam madu! Ada data bahwa madu mujarab untuk mengobati luka, dalam memusnahkan bakteri yang berkembang pada luka. Jadi sama sekali tidak mengejutkan bahwa madu akan efektif dalam membunuh bakteri ini."
Dr Paul dan satu tim di Penn State College of Medicine menyelesaikan satu studi lain tahun lalu, yang mendapati bahwa madu lebih efektif dibandingkan dengan obat batuk komersial dalam meredakan batuk pada anak-anak. Ada dua jenis madu yang ditemukan para peneliti Kanada tersebut terbukti paling efektif terhadap sinusitis: madu Manuka dari Selandia Baru dan madu Sidr dari Yaman.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Tim Promosi Sasar Setiap Intansi

thumbnail
Ramuan Pak Oles
Untuk lebih dekat lagi kepada konsumen dan mengenalkan produk ramuan tradisonal kreasi Putra Bali, GN Ngurah Wididana atau lebih dikenal dengan nama Pak Oles di tanah air, tim Promosi Jakarta melakukan roadshow ke pelbagai instasi negeri ataupun swasta di wilayah Jabodetabek. Program yang digulirkan sejak awal Februari 2009 ini mendapat respon positif dari masyarakat.
Roadshow PT Karya Pak Oles Tokcer cabang Jakarta ke instasi-instasi di wilayah Jabodetabek dilakukan setiap hari oleh oleh tim promosi yang digawangi oleh TL. Dony Hermawan dan TL Ria. Gerai mungil tim promosi ini yang disediakan oleh instasi yang dikunjungi kerap ramai didatangi oleh pengunjung, baik dari yang sekedar hanya ingin tahu sampai orang ingin membeli produk KPOT karena telah merasakan khasiat dari Ramuan Pak oles, seperti Minyak Oles Bokashi, pelbagai madu, hingga tri biotor produk otomotif PT Pak Oles & Biotor Technology yaitu, Spontan Power, Hexon dan Kudo yang sudah tidak diragukan lagi. Seperti roadshow di intasi pemerintahan Gedung TVRI, Kamis-Jumat, 19-20 Maret 2009 lalu. Selepas makan siang, gerai mungil tim promosi cabang Jakarta ini ramai dikunjungi pengunjung.
”Semua produk ada, saya tidak perlu repot lagi datang ke konter Pak oles atau menunggu SPG lewat, beli di sini saja,” ujar Murti, seorang pengguna setia produk Pak Oles, merasa diuntungkan dengan roadshow ini. Ibu tiga anak ni tinggal di kawasan elit Pondok Indah ini tak menyia-nyiakan kesempatan untuk memborong Minyak Oles Bokashi, Madu Jamur dan EM Spa.
TL, Dony dan Ria, tak henti-hentinya menjelaskan manfaat produk kepada pengunjung yang ingin membuktikan khasiat ramuan tradisional racikan putra Bali ini. TL Dony mengatakan, roadshow ini merupakan bagian dari program promosi tim pemasaran cabang Jakarta.
Di luar kegiatan rutin mengunjungi sekolah-sekolah dan kantor pos. Tujuan program ingin lebih mendekatkan lagi produk Pak Oles dengan konsumen. ‘’Melalui roadshow ini kami ingin berinteraksi langsung dengan konsumen sehingga terjadi hubungan emosional yang saling membutuhkan atau keterkaitan antara konsumen dengan Ramuan Pak Oles. Agar program ini dapat maksimal diharapkan dukungan promosi melalui radio-radio,” jelas Dony Hermawan yang mencatat penjulan tertinggi selama sehari Rp 1 juta.
TL Ria yang saban hari melayani pelanggan mengaku kewalahan menjawab pertanyan pengunjung yang sangat antusias terhadap produk kesehatan PT Karya Pak Oles Tokcer, termasuk produk otomotif Spontan Power, Hexon dan Kudo. "Produk Ramuan Pak Oles seluruhnya banyak diminati konsumen, hanya penjualan Minyak Oles Bokashi, aneka Madu dan Gelang EM Keramik agak tinggi, sedangkan Hexon dan Kudo banyak dibeli konsumen pengguna roda dua, sedangkan Spontan Power banyak dibeli pengguna mobil,” jelas Ria.
Beberapa instasi yang sudah dikunjungi oleh tim promosi ini antara lain, RS Pasar Rebo, RS Fatmawati, Depdiknas, PT Tripatra Engenering, Plaza Mandiri, BKPN, PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Roadshow itu menyasar instansi, departemen kesehatan, RS Pelni, Departemen Hukum dan Ham, Depdagri dan Dinas Pariwisata DKI Jakarta. (DEDI)
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Air Untuk Hidup Semakin Mahal

thumbnail
Oleh: Nur R Fajar
Air adalah kehidupan, karena air menjadi komponen paling utama untuk kehidupan makhluk hidup. Bagi manusia kebutuhan air menjadi salah satu hak asasi manusia. Pemerintah harus bisa menjamin ketersediaan air bagi masyarakat seperti diatur dalam konvensi internasional dan konstitusi.
Ada berbagai konvensi internasional yang menyinggung masalah kewajiban negara untuk memenuhi kebutuhan air, misalnya Konvensi tentang Hak Anak (Convention on The Rights of the Child) pada artikel 24 yang menyebutkan hak asasi manusia atas air, dan Konvensi tentang Penghapusan Berbagai Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on Elimination of All Forms of Discrimination against Women), pada artikel 14 ayat (2) huruf h yang menegaskan agar negara menjamin hak perempuan akan sanitasi dan air minum yang sehat.
Negara-negara anggota PBB juga berkomitmen pada salah satu dari 12 Tujuan Pembangunan Millenium atau MDGs (Millenium Development Goals) yaitu untuk menyediakan akses air bersih dan sanitasi yang memadai bagi masyarakat yang saat ini belum bisa menikmatinya.
Konstitusi nasional tentang air seperti Undang-Undang No.7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air dan Undang-Undang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan peraturan pemerintah turunannya.
Apakah pemerintah sudah menyediakan air secara memadai untuk kehidupan mendasar warga negaranya terutama masyarakat miskin? taf Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Mimin Dwi Hartono dalam tulisannya di sebuah media massa nasional mengatakan ada tiga faktor untuk mengukur terpenuhinya hak asasi manusia atas air yaitu ketersediaan, kualitas dan keterjangkauan atau aksesibilitas.
Ketersediaan adalah jumlah air yang mencukupi kebutuhan minimal untuk hidup keseharian baik sendiri maupun dengan keluarga, sedangkan kualitas adalah mutu air yang dikonsumsi harus sehat dan layak, khususnya bagi anak-anak dan perempuan.
Keterjangkauan adalah air yang bisa dijangkau oleh setiap orang tanpa terkecuali, baik dari sisi fisik yaitu air yang higenis atau menyehatkan, sisi ekonomis yaitu harga yang terjangkau bahkan bila dimungkinkan gratis, sisi nondiskriminasi yaitu tidak boleh ada pembedaan terhadap siapa pun dalam mengakses air, dan sisi informasi, yaitu ketersediaan informasi yang memadai tentang air.
Dalam Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report) 2006 dari Program Pembangunan PBB (UNDP), sekitar 2,6 miliar orang masih mengalami kekurangan akses atas sanitasi air yang bersih dan memadai dan dua juta anak-anak meninggal setiap tahun akibat kekurangan air yang bersih dan sehat, serta satu miliar orang masih mengalami kekurangan atas akses terhadap air yang bersih dan layak.
UNDP menyatakan kurangnya akses atas air yang bersih dan layak bukan disebabkan oleh kelangkaan air atau jumlah air yang semakin menurun, tetapi oleh karena kemiskinan yang akut, kesenjangan kondisi sosial ekonomi, dan kegagalan kebijakan pemerintah.
Tak berpihak
Juru Kampanye Air dan Pangan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) nasional, Erwin Rusman mengatakan air dikomersialkan sebagai komoditas kebutuhan hidup yang tidak berpihak kepada rakyat miskin sejak diberlakukannya UU Sumberdaya Air. Hal itu terlihat dari perusahaan-perusahaan penyedia air seperti PAM (perusahaan air minum) dan perusahaan air kemasan baik nasional, yang dimiliki perusahaan pemodal asing sampai perusahaan lokal yang tidak berpihak pada warga miskin karena makin mahal. "Pada 2005, Walhi bersama masyarakat meminta kepada Mahkamah Konstitusi untuk membatalkan UU Sumberdaya Air karena disinyalir adanya kepentingan dari Bank Dunia dan perusahaan pemodal asing untuk melakukan privatisasi air di Indonesia," kata Rusman.
Advokat dari LSM Forum Warga Kota Jakarta (Fakta), Tubagus Haryo Karbyanto, dalam dialog publik bertajuk Penyediaan Air Bersih Bagi Warga Miskin Jakarta di Jakarta mengatakan privatisasi pengelolaan air minum tidak meningkatkan kualitas dari air minum yang dihasilkan sehingga perlu dipikirkan sistem terkait pengelolaan air di Indonesia. "Pengelolaan air minum oleh swasta tidak meningkatkan kualitas air minum, dan harga tidak semakin rendah melainkan semakin mahal," katanya
Usaha swasta yang mengelola air selalu profit oriented karena karakteristik yang tidak dapat dilepaskan. Bahwa sebagai bentuk usaha yang harus mengusahakan keuntungan yang optimal bagi para pemegang saham," kata Tubagus. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) harus diposisikan sebagai unit operasional negara dalam merealisasikan kewajiban seperti ditetapkan dalam Pasal 5 UU No 7/2004 tentang Sumber Daya Air.
Rusak Lingkungan
Selain diprivatisasi pemodal, ketersediaan air bagi hidup masyarakat makin sangat berkurang karena rusaknya lingkungan seperti perusakan hutan baik oleh pengambilan hasil hutan secara legal dan ilegal maupun rusaknya 318 DAS di seluruh Indonesia. Walhi mencatat ada 63 dari 318 DAS tersebut yang dalam kondisi rusak parah termasuk 14 DAS penting di seluruh Indonesia. Rusman mengatakan pada kurun waktu 2001 - 2007, pemerintah menganggarkan satu miliar dolar AS bagi Departemen Kehutanan (Dephut) sebagai ujung tombak institusi negara untuk memperbaiki kondisi DAS (daerah aliran sungai) tersebut. "Penelitian Walhi pada 2008 melihat 63 DAS tersebut tetap rusak, terutama DAS di Jawa. 14 DAS penting itu belum juga beranjak dari super kritis," katanya.
Tidak berjalannya program pemulihan dan konservasi DAS, lanjut Rusman, disebabkan carut marut dan tidak terkoordinasinya program antar departemen pengelola sumber daya alam seperti Dephut, Departemen Pertanian (Deptan), Departemen ESDM, Departemen Pekerjaan Umum dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH).
Meski saat ini sudah ada program terpadu dari empat instansi pemerintah tersebut untuk mengelola DAS di Indonesia, Rusman melihat hasilnya masih jauh dari harapan. "Fakta di lapangan menunjukkan Dephut punya program reboisasi, tapi Deptan mengeluarkan izin alih fungsi lahan. Belum izin alih fungsi lahan dari walikota dan bupati yang tak terkendali karena otonomi daerah," katanya.
Akibatnya, laju perusakan lingkungan masih tetap tinggi dan data Walhi 2008 menunjukkan hanya 4 persen daerah di Jawa yang bisa memenuhi kebutuhan air bersih. Masyarakat pengguna air terutama petani juga seringkali bentrok karena harus berebut air untuk sawahnya pada musim kemarau
Walhi dan organisasi lingkungan lain melihat solusi menyeluruh untuk menyelamatkan lingkungan hidup di Indonesia, termasuk untuk air adalah dengan melakukan revisi terhadap UU Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) sebagai undang-undang bagi pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.
Rusman mengatakan UU PSDA akan mengarahkan undang-undang lain seperti UU Sumber Daya Air, UU Minerba, UU Pembaharuan Agraria dan undang-undang yang mengesploitasi sumber daya alam agar serasi dan sesuai dengan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Solusi akhir yang menyeluruh adalah kembali ke UU PSDA. Yang penting bagaimana keberanian politik dari pemerintah dan dukungan kuat dari akademisi dan LSM untuk UU PSDA. (Anspek)
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Serial Winnetou Kembali Hadir

thumbnail
Lima buku seri Winnetou untuk remaja karya penulis Jerman legendaris Karl May, yakni "Anak Pemburu Beruang", "Hantu Llano Estacado", "Harta di Danau Perak", "Raja Minyak" dan "Mustang Hitam" kembali diterbitkan.
"Saya menganjurkan remaja untuk membaca buku-buku ini. Winnetou dan kawan-kawan tidak hanya memenuhi rasa ingin tahu soal petualangan mereka, tetapi lebih dari sekedar itu, memberi teladan akan keberanian, kepahlawanan, dan kemanusiaan," kata Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UI Prof Riris Sarumpaet MSc Phd yang membahas mengenai lima buku tersebut di Wisma Antara Jakarta, Selasa (31/3).
Ia menyayangkan, generasi sekarang tidak membaca buku yang baik, misalnya membaca buku-buku komik seperti Vagabond, Manga serta buku-buku Chicklit yang tidak mendidik. Generasi muda sangat menentukan masa depan bangsa Indonesia, karena itu jika mereka salah memilih buku maka akan suramlah masa depan bangsa.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI) Pandu Ganesa yang menerbitkan kelima buku itu bersama Pustaka Primatama mengatakan, sebagian dari buku-buku yang sama itu, pernah terbit di Indonesia pada tahun 1960-an dari naskah Belanda. "Buku-buku yang terbit sekarang diterjemahkan langsung dari naskah aslinya yang berbahasa Jerman," kata pecinta Karl May itu.
Buku-buku Karl May yang diterbitkannya di Indonesia selain buku-buku serial untuk remaja tersebut, juga serial "Winnetou I: Kepala Suku Apache", "Winnetou II: Si Pencari Jejak", "Winnetou III: Winnetou Gugur", "Winnetou IV Ahli Waris Winnetou", "Old Surehand I: Oase di Llano Estacado", "Old Surehand II: Jefferson City".
Juga buku serial "Kara Ben Nemsi I: Menjelajah Gurun", "Kara Ben Nemsi II: Penyembah Setan", "Kara Ben Nemsi III Petualangan di Kurdistan", "Kara Ben Nemsi IV: Kafilah Maut", "Kara Ben Nemsi V: Dari Bagdad ke Stambul", serta komik-komik Winnetou dan Old Shatterhand serta buku "Dan Damai di Bumi".
Winnetou, ujar Pandu, meski berkisah tentang petualangan di negeri "wild west" namun tidak bernuansa pertumpahan darah. Kemenangan Winnetou dan Old Shatterhand selalu bernuansa kecerdasan, kebijakan serta dipenuhi pesan kemanusiaan. "Ia hidup seratus tahun lalu, namun pemikirannya sudah sangat maju dengan pernyataannya bahwa bangsa Eropa merupakan bangsa pencuri tanah, kolonialisme sama dengan terorisme, dan bagaimana Barat berutang budi pada dunia Timur," katanya seraya menambahkan bahwa Karl May yang kontroversial ini sempat dimusuhi karena pendapatnya itu.
Buku-buku karya Karl May sedikitnya terdiri dari 80 judul buku dan terjual hingga lebih dari 125 juta eksemplar, belum termasuk edisi bahasa asing yang tak kurang diterjemahkan dalam 39 bahasa dunia.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Optimalisasi Pendidikan Lewat Angklung

thumbnail
Optimalisasi peran angklung sebagai media pendidikan untuk membentuk karakter bangsa yang berbudaya menjadi perhatian utama Saung Angklung Udjo (SAU).
Sam Udjo mangatakan apresiasi angklung di dunia pendidikan Indonesia baru sebatas program ektrakulikuler sedangkan di sekolah-sekolah asing sudah mengembangkannya menjadi salah satu kurikulum kesenian. "SK dari Depateman Pendidikan sudah ada soal angklung dalam pendidikan di Indonesia namun yang terjadi sekarang malah sekolah-sekolah asing yang mengembangkan angklung," kata Sam Ujdo saat dalam seminar "Pendidikan dan Bisnis Angklung di kawasan wisata budaya SAU Bandung.
Ia menambahkan dengan bermain angklung bisa mengasah otak manusia sehingga menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan. Oleh karena itu, pendidikan angklung lebih menekankan pada anak-anak pra sekolah dan sekolah dasar karena pada usia ini otak manusia dalam masa perkembangan atau "golden age". "Apabila anak bisa memainkan satu not saja dengan benar maka kemampuan seninya akan meningkat," kata Sam.
Senada dengan Sam Udjo, Biakman Irbansyah, staff pengajar Program Magister Universitas Indonesia mengatakan tujuan strategis dari pendidikan seni dan budaya adalah untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia agar mampu bersaing dengan bangsa lain. "Pendidikan seni harus menjadi stimulus dan akselilator pelajaran untuk meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di dunia," tegas Biakman.
Selain itu, Biakman berpendapat bahwa seniman di Indonesia masih takut mengkomersialkan kebudayaanya ditambah kurangnya peran aktif pemerintah untuk mengapresiasi seni sehingga kesenian di Indonesia tidak berkembang. "Kita akan kebakaran jenggot jika pihak asing sudah mengklaim kesenian kita," katanya dilansir Antara.
Seni dan budaya dapat menstimulus perekonomian dan geliat ekonomi Indonesia dapat di tingkatkan, katanya menambahkan.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Melestarikan Lontar Pesasakan

thumbnail
Oleh: Putu Sugih Arta*
Pulau Lombok selain kaya oleh kondisi alam yang indah, terbentang dari ketinggian Puncak Rinjani sampai ke lereng-lereng yang bermuara di laut lepas. Daerah Lombok juga kaya oleh peninggalan warisan budaya adiluhung. Terutama naskah lontar, jumlahnya mencapai ribuan buah. Naskah lontar yang berkembang di lingkungan masyarakat Sasak kian banyak tersimpan sebagai koleksi museum, galeri seni yang berada baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Di samping itu, masih banyak naskah lontar yang tersebar di masyarakat sebagai pusaka yang cukup diapresiasi keberadaannya oleh para pencinta sastra. Naskah lontar Sasak apabila ditelusuri dari segi isi dapat dilihat variasinya antara lain lebih banyak mengangkat kisah-kisah tentang nabi, kisah-kisah yang berisikan ajaran sufi atau tasawuf seperti lontar jatiswara, la duni, purwadaksina, widarakawitan, asmaragama, kemudian lontar-lontar cerita panji seperti monyeh, cilinaya, megantaka, cupak gurantang, lobangkara, ada pula kisah-kisah kepahlawanan Amir Hamzah dan Serat Menak Jayengrana, Menak Bangbari, Menak Ajar Wali,Menak Kabar Sundari, Rengganis dan lain-lainnya. Selain itu ada berupa lontar yang mengangkat kisah-kisah sejarah seperti babad selaparang, babad sakra, babad mentaram dan babad suwung.
Dari aspek pernaskahan, lontar Sasak dapat dibedakan atas dua bentuk tembang yakni berupa macapat (puisi) dan berupa gancaran (prosa). Umumnya satu judul karya sastra dibentuk oleh beberapa jenis tembang macapat. Masing-masing tembang memiliki karakteristik dan komposisi sendiri. Misalnya saja, dalam sebuah lontar pesasakan misalnya akan dapat dilihat jenis tembang asmaradana yang cirinya memikat, sedih dan kasmaran. Tembang maskumambang karakternya duka cita, tembang pangkur karakternya serius, tembang durma cirinya emosional dan sinom yang menarik dan ramah.
Umumnya, masing-masing tembang baik sinom, pangkur, maskumambang di daerah Bali dan Jawa memiliki jumlah komposisi suku kata dan bunyi akhir yang mengikat pada setiap baris, namun untuk naskah pesasakan tidak demikian. Justru selain jumlah suku kata tak sesuai. Hanya bunyi akhir saja yang sesuai yang dikenal dengan istilah ngedang dan ngeding.”Kendati sederhana, lontar Sasak mempunyai daya pikat bagi penikmatnya. Apalagi naskahnya dipentaskan oleh dalang dalam pertunjukan wayang kulit sasak ada daya sentuh tersendiri,”ujar Muhamad Tanwir tokoh PEPADI Kota Mataram.
Tradisi membaca lontar pesasakan yang berbentuk macapat di kalangan masyarakat Sasak disebut pepaosan. Mereka melakukan aktifitas membaca dengan cara melagukan, menterjemahkan dan menafsirkan isi bait-bait sastra.
Pepaosan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan peran masing-masing. Satu orang sebagai pembaca (pemacaq), seorang lainnya sebagai penerjemah (pujangga) dan yang lainnya sebagai suara latar (penyokong).
*)Budayawan, tinggal di kota Mataram.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Lawan Kapitalisme Dengan Wajah Baru

thumbnail
Judul: The Against Third Way (Kritik Anti-Kapitalis atas
Keruntuhan Ekonomi Global)
Penulis: Alex Caliinicos
Penerbit: Eduka, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Desember 2008
Tebal: xii + 239 halaman
Peresensi: Mohamad Fathollah*


Saat ini dunia menderita resesi besar dan pertumbuhan ekonomi global
berada di bawah nol persen pada 2009. Demikian peringatan yang
diberikan pimpinan Dana Moneter Internasional di Paris, Selasa (10/3).
Sementara itu, pasar saham terus tumbang. Di bursa saham Asia, indeks
Nikkei ditutup melemah 0,44 persen menjadi 7.054,98 setelah
harga-harga saham tergelincir di Wall Street sehari sebelumnya. Indeks
di Wall Street mencapai titik terendah sejak Oktober 1982, yakni
6.547. (Kompas,11/03).
Krisis ekonomi global yang belum lama menimpa Amerika Serikat hingga
kini masih dalam kondisi kritis. Pergeseran kurva pendapatan
perekonomian yang semakin menurun di berbagai perusahan besar di
Amerika Serikat berdampak negatif pada perkembangan perekonomian
negara-negara lain, terutama yang memakai ukuran kurs dollar.
Kolapsnya perusahan besar seperti Lehman Brothers, dan perusahaan
otomotif lainnya butuh infus besar-besaran dari pemerintah AS. Maka
demi terciptanya stabilitas produksi dan ekonomi negara, pemerintah
memberikan dana segar sebesar 700 milliar dollar yang dipredeksikan
akan terus bertambah. Hal itu tidak memberikan ruang kosong bagi
negara-negara lain untuk menyelematkan bangunan finansialnya sehingga
perlu mengambil langkah kongkrit dan praksis. Pemerintah rela
berkorban demi kelancaran kegiatan bisnis dunia makro. Secara
matematis, kegiatan ekonomi makro memberikan kontribusi signifikan
bagi keberlangsungan sistem ekonomi-politik suatu negara, baik dalam
tataran nasional (nation-state) maupun internasional.
Keberpihakan pemerintah pada sistem globalisasi ekonomi makro,
walaupun secara global dapat mengangkat kredibiltas negara di mata
internasional, mengancam perekonomian kalangan menengah kebawah.
Berjubelnya korban PHK adalah sebagai bukti. Hal itu dikarenakan
kapitalisme dijadikan mazab sistem perekonomian dunia internasional.
Sistem kapitalis berperan aktif mencincang urat nadi ekonomi suatu
bangsa.
Krisis ekonomi tersebut mendorong organisasi Buruh Dunia di Geneva,
Swiss, Rabu, berkesimpulan bahwa krisis ekonomi dan keuangan global
dua tahun terakhir bakal menyebabkan PHK terhadap 50 juta lebih hingga
akhir tahun 2009. Perkiraan angka ini menunjukkan PHK global tahun
2009 akan meningkat melampaui angka tahun 2007, dengan rentang 18
juta-30 juta pekerja.
Solusi mengatasi krisis ekonomi dunia menjadi sebuah keharusan. Ekonom
Stephen Roach memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2009 hanya
2,5 persen. Ekonomi dunia digambarkan sudah “mendekati resesi”.
(Kompas, 29/01)
Jauh sebelum krisis ekonomi AS yang notabene sebagai biang krisis
perekonomian global terjadi, Alex Callinicos –profesor politik di
Universitas York, Inggris- mempredeksikan bahwa di awal abad ke-21
kapitalisme akan menjadi “lebih liar” dan sulit dikendalikan. Ternyata
Callinicos benar, dibanding krisis 1930 dan 1997, krisis ekonomi 2008
memberikan dampak yang lebih mengkhawatirkan seluruh dunia.
Perusahaan yang sukses saat ini, menurut Alex, adalah perusahaaan yang
mampu memasarkan merk terkenal. Peningkatan popularitas merek ini
tidak bergantung pada produk khusus melainkan cukup dengan membuka
sumber daya pengetahuan baru yang dihasilkan oleh masyarakat
berpengetahuan tinggi.
Alex Callinicos sengaja membantah teori Jalan Ketiga (the Third Way)
Anthony Giddens. Giddens mengupayakan sistem pembangunan ekonomi
tidak lagi mengarah sepenuhnya pada kapitalisasi global. Sebagai jalan
tengah dari sistem ekonomi kiri dan kanan, Jalan Ketiga hendak
mengupayakan keuntungan yang berasas kerja keras. Akan tetapi bagi
Callinicos teori Jalan Ketiga tidak sepenuhnya akan membebaskan rakyat
dari penderitaan struktural. Maka dengan buku The Against Third Way
ini Callinicos membantah dan memotong teori Jalan Ketiga sebagai
bagian dari sistem kapitalisme yang menyengsarakan.
Jalan ketiga menurut eksponen Jalan Ketiga, Anthony Giddens, berada di
antara sosial demokrasi model lama, yang mempunyai kepercayaan
berlebihan kepada negara, dan neo-liberalisme yang juga mempunyai
kepercayaan keliru terhadap pasar bebas. ‘Jalan Ketiga’ menjanjikan
jalan keluar dari batas-batas sejarah. ‘Jalan Ketiga’ bermaksud
menawarkan jalan maju yang mengambil segi-segi terbaik dari dua kutub
tradisi lama yang merepresentasikan kegagalan kiri maupun kanan
tradisional.
Jalan Ketiga tidak sekedar gagasan. Konsep ini telah lama diterima
oleh kaum Demokrat Baru (New Democrats) dan menjadi ‘agama’ baru di
gedung putih di bawah pimpinan Bill Clinton. Di samping itu, ia juga
melakukan afiliasi terhadap New Labor (Partai Buruh di Inggris) di
bawah pimpinan Tony Blair.
Paradoksnya, konsep ini mendapat dukungan kelembagaan yang sangat kuat
di Inggris, yaitu negara bagian Eropa yang menentang konsep-konsep
abstrak dan kaum intelektual yang ahli dalam mengartikulasikannya.
Jalan ketiga, menurut Callinicos, bukanlah jalan utama memotong sistem
kapitalisme global. Musuh utamanya bukanlah globalisasi, namun
kapitalisme global. Kesimpulan akhir buku ini adalah, bahwa Jalan
Ketiga yang kini ditawarkan tidak menjadi pilihan menarik bagi bagi
golongan kiri. Tanpa memutuskan diri dengan kebijakan neo-liberal dari
Kanan Baru, Jalan Ketiga melanjutkan dan dalam beberapa hal
meradikalisasinya.
Secara khusus, banyak klaim mengenai “ekonomi baru” sangatlah
berlebihan. Berkat revolusi teknologi informasi, kapitalisme tidak
melampaui jangkauan ledakan dan kemerosotan ekonomi: sesungguhnya
karakteristik pergolakan dan spekulasi dari ekspansi Amerika sejak
awal dekade 1990-an menunjukkan bahwa bagaimanapun halnya kita
sekarang tengah memasuki era kegoyahan ekonomi yang lebih besar
(h.198).
Dalam merespon sistem kapitalisme terdapat enam tesis yang dikemukakan
oleh Callinicos dalam buku ini. Dalam banyak hal gerakan anti
kapitalisme masih kacau balau. Namun gerakan ini bersikap tegas
terhadap slogan yang dipopulerkan Bove sendiri “le Monde N’est Pas Une
Marchyandise” (dunia bukan untuk dijual). Dengan kata lain, sebagai
protes penentangan komodifikasi tiada henti atas segala hal yang
diusung oleh hegemoni neo-liberal dan diperkuat pemerintahan Jalan
Ketiga.
Dimanakah posisi kiri dalam dunia yang masih dikuasi logika akumulasi
kapital ini? Di belakang pengalaman Jalan Ketiga terdapat upaya
berkesinambungan dari gerakan buruh selama abad yang silam untuk
mereformasi kapitalisme. Kekecewaan terhadap pemerintahan reformis
yang tunduk pada modal telah ikut menciptakan konteks sosial yang
memaksa kebijakan-kebijkan neo-liberal oleh Kanan Baru dan Jalan
Ketiga. Namun sejarah tidak pernah berhenti. Tidak ada alasan mengapa
masa silam pasti mengulang dirinya sendiri. Callinicos mengakhiri buku
ini dengan kalimat: “ Kiri baru bisa menawarkan suatu alternatif murni
atas kebuntuan yang mendorong pemikiran Jalan Ketiga.”
*)Staf peneliti The Center for Social Economic and
Humanity Studies (CSĂ©hs), FISHUM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

Menjaga Transformasi Keilmuan

thumbnail
Judul: Aku Menulis Maka Aku Ada
Penulis: KH. Zainal Arifin Thoha
Penerbit: Kutub, Yogyakarta
Edisi: Maret 2009
Tebal: xviii + 182 Halaman
Peresensi: Sungatno*

Hingga kini, rakyat Indonesia masih mendapat klaim dari berbagai penyelenggara penelitian sebagai bangsa yang minat bacanya rendah. Tak pelak, dari berbagai pihak yang -konon terlanjur- cinta baca, selalu menghimbau dan mengajak bangsa ini untuk berlatih dan membudayakan aktivitas membaca.
Sayangnya, himbauan itu menjadi sia-sia ketika bangsa yang masih malas-malasan untuk membaca ini berkilah. Kilah itu pun tampak logis ketika mereka berdalih bahwa anggaran untuk beli buku lebih baik dialihkan untuk kepentingan yang lebih mendesak kegunaannya. Terlebih ketika harga buku menjadi mahal akibat harga kertas yang melambung. Sementara, perpustakaan yang ada di tengah masyarakat tidak mampu menarik minat baca mereka. Mulai dari koleksi buku yang minim, tidak sesuai dengan perkembangan keilmuan dan informasi, ruangan sempit, panas, banyak aturan dan sejumlah kendala lain yang menghilangkan selera baca.
Namun, menurut KH. Zainal Arifin Thoha –penulis buku ini, tidak seharusnya bangsa ini apatis dengan fasilitas dan sarana bacaan yang realitanya memang masih demikian. Bangsa ini perlu selalu dan selalu membaca. Selain itu, pihak pemerintah hendaknya segera memperhatikan kebutuhan bangsa ini terkait dengan bahan bacaan dan fasilitas lainnya. Bukankah dalam sejarah kemajuan suatu bangsa di dunia ini tidak luput dari kegiatan dan ketekuan membaca?
Selain itu kyai yang menekuni dunia jurnalistik ini mengajak pembaca untuk merenungi aktivitas membaca itu sendiri. Jika kita selalu membaca dan membaca tanpa merenungkan hari esok, aktivitas itu akan menjadi sia-sia pula. Informasi dan keilmuan dalam suatu bacaan akan berhenti pada si pembaca saja. Maksimal isi dari suatu bacaan akan dikonsumsi sendiri dan orang lain yang kebetulan diberi tahu tentang isi tersebut. Akibatnya, konsekuensi logis pun akan menimpa generasi berikutnya. Mereka akan kehilangan kesempatan untuk mengetahui dan menikmati bacaan itu ketika si pembaca dan atau pendengar isi bacaan telah meninggal dunia. Terlebih ketika literatur itu telah musnah atau hilang di telan usia.
Sehingga, selain membaca, bangsa ini hendaknya turut menjaga transformasi ilmu pengetahuan dan informasi yang diperoleh mereka. Tentunya, dengan mendokumentasikan keilmuan dan informasi itu dalam suatu media; baik dalam buku, media massa maupun lainnya. Sayangnya, hal itu masih belum tampak menggairahkan pula. Seiring dengan rendahnya minat baca, bangsa ini masih malas dan kurang peduli terhadap generasi yang akan datang. Maka, bangsa ini perlu segera membudayakan membaca, lantas mengolah informasi dan keilmuan yang didapatkannya guna didokumentasikan untuk dikonsumsi orang lain dan generasi berikutnya.
Budaya Menulis
Meski budaya membaca di negara ini masih dikatakan rendah, tidak semestinya bagi mereka yang telah suka membaca menjadi egois. Egosisme itu perlu diganti dengan kepedulian untuk menyalurkan pengetahuannya kepada orang lain. Adapun salah satu cara untuk mewujudkan kepedulian itu adalah membudayakan menulis. Dengan menulis dan menyebarluaskan pengetahuannya itu orang lain akan mendapat manfaat dan transformasi pengetahuan tidak akan berhenti pada salah satu orang saja. Walhasil, dengan informasi dan ilmu pengetahuan itu, bangsa ini akan lebih maju daripada bangsa terdahulu atau bangsa yang tidak membudayakan membaca dan menulis.
Untuk melengkapi gagasan itu, kyai yang akrab dipanggil Gus Zainal ini menuliskan panduan dan berbagai contoh tulisan-tulisan pribadinya dan orang lain. Mulai dari jenis tulisan opini, resensi, esei, puisi, cerita pendek (cerpen), dan kolom. Dari semua jenis tulisan itu dibahas secara mendetail, santai, dan menggunakan bahasa yang sekiranya cocok untuk membahas jenis-jenis tulisan tersebut. Semisal, ketika membahas opini (gagasan), gaya bahasa yang digunakannya belum tentu sama dengan gaya bahasa ketika membahas esai, puisi, cerpen maupun karya sastra lainnya.
Meski bahasa yang digunakannya menyesuaikan setiap pembahasan yang ada, secara keseluruan gaya bahasa yang digunakannya tidak terlalu berat. Uniknya, susunan gaya bahasa yang digunakan beraroma sastra, lentur, tidak kering, dan tidak monoton pada pilihan kata-kata tertentu. Sehingga, selain mengajak pembaca untuk tetap menjaga gairah membaca dan menulis, buku ini mengenalkan kekayaan khazanah kata-kata bahasa Indonesia yang kemunculannya masih belum banyak diketahui. Selain itu, di akhir buku ini juga disertakan sejumlah email media massa cetak maupun elektronik. Sayangnya, penulis hanya menyertakan email media massa tanpa menginformasikan email penerbit buku yang juga berkaitan dengan budaya membaca dan menulis. Begitu juga, yang ada hanya email saja tanpa alamat media massa dan nomor telephon yang bisa dihubungi.
Terlepas dari itu semua, gagasan untuk menjaga transformasi keilmuan perlu direaliasikan bangsa ini. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupan informasi dan ilmu pengetahuan serta peduli dengan generasi berikutnya. Selamat berkarya.
*Ketua Lembah Kajian Peradaban Bangsa (LKPB) Yogyakarta
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009

“Transinformasi Bukan Transaksional”

thumbnail
Memang tidak adil untuk keponakan saya yang masih duduk di bangku kelas IV SD, harus mengeluarkan uang seribu rupiah untuk membayar sehelai kertas tes harian. Ini dilakukan oleh guru kelasnya ketika mengadakan tes harian. Seorang temannya berbisik padanya, “Paling cuma seratus perak aja, kok, harus bayar seribu, yah?” ujarnya. Keponakan saya hanya mengangguk sambil sedikit cemberut. Itu cerita keponakan saya ketika usai pulang sekolah pada ibunya atau kakak perempuan saya yang kemudian bertanya pada saya.
“ De’, biasanya kamu kasih harga kertas ulangan berapa?” tanyanya. Saya hanya bilang, “ Gratis atuh, teh, kan cuma selembar!” jawab saya. “ Memang kenapa?” lanjut saya. Lalu berceritalah kakak saya tentang cerita putrinya tadi. Saya terkejut dan kesal juga. Bisa dibandingkan, saya yang hanya guru honorer sekolah menengah pertama memberikan lembaran kertas tes harian untuk tiga kelas sekaligus dengan cuma-cuma. Guru kelas itu dengan status PNS, menjual selembar kertas tes harian dengan harga sepuluh kali lipat harga foto kopian. Terlalu! Kegeraman saya berlanjut dengan cerita kakak saya yang ternyata guru putrinya itu yang kadang-kadang hadir dengan alasan bahwa beliau sedang sekolah lagi alias kuliah lagi, serta tidak pernah menjelaskan materi.
Misalnya, ketika membahas soal matematika, keponakan saya mendapat nilai kurang. Karena sang guru menyalahkan jawaban soal matematikanya dengan sembrangan. Berbeda ketika keponakan saya kelas satu sampai tiga dia pernah mengambil les matematika pada seorang guru yang menggunakan metode perhitungan yang mudah diingat dan dihitung dengan jari. Dari pertambahan sampai pembagian. Semua metode sang guru les tersebut tidak dibenarkan oleh guru kelasnya yang sekarang. Padahal guru kelasnya di kelas satu sampai tiga juga sampai bertanya pada guru les tersebut. Mereka sama-sama menggunakan metode yang memudahkan anak untuk menghitung matematika.
Selain pelajran matematikanya, pelajaran yang lain pun disalahkan karena salah menjawab soal IPS yang berhubungan dengan perhitungan skala peta. Metode perhitungan skala peta pernah saya jelaskan pada keponakan saya pun disalahkan karena jalannya yang salah. Saya adalah guru IPS menjadi merasa jengah dengan tindakan guru kelas keponakan saya.
Di sini saya bukan ingin menuntut bahwa tindakan guru tadi salah atau benar. Saya yakin semua pun tidak membenarkan tindakan guru kelas keponakan saya tadi. Akan tetapi, kondisi seperti ini sudah menjadi tradisi lama yang menjadi-jadi. Untuk menghentikannya, saya mungkin saja langsung menegur guru tersebut. Saya urungkan niat saya karena saya tahu tindakan saya akan berakibat negatif untuk keponakan saya. Lalu saya berikan motivasi pada keponakan saya untuk sedikit memberontak. Jika diminta ulang lagi jangan mau. Itu saya lakukan agar guru tersebut mau berubah karena reaksi dari anak-anaknya sendiri. Akhirnya sang guru mendapat reaksi karena ada yang berani menolak, sehingga guru tidak melanjutkan tindakannya.
Sekarang turun UU profesionalisme untuk guru. Di sini tentunya kita bisa merasakan apa yang seharusnya menjadi kewajiban seorang guru. Baik itu guru yang honorer dan guru PNS, ketika menyandang tanggung jawab maka setiap keluhan dari anak didik musti dan wajib diperhatikan. Guru harus bertindak profesional bukan transaksional.
Status bukan menjadi perhatian melainkan pada sisi sosok pribadi seorang guru terhadap anak didiknya. Kondisi yang menimpa pada keponakan saya atas tindakan guru di kelas. Kondisi yang tidak kondusif itu akan buruk jika ditambah dengan tidak adanya interaksi berupa komunikasi antara guru kelas dengan orang tua.
Peranan guru berada di sekolah dan peran orang tua di lingkungan rumah. Jika ini berlanjut dengan harmonis menghasilkan anak-anak yang cerdas dan kreatif. Jika dihambat dengan drastis akibatnya menimbulkan konflik dalam diri si anak. Kasus ini saya harap tidak terjadi di tempat lain. Ini mengakibatkan kerugian status sosial dalam diri seseorang yang seharusnya patut untuk digugu dan ditiru. Apa yang akan digugu dan ditiru jika input yang diperoleh melakukan hal yang menjadi konflik di setiap orang. Saya selalu berkata pada keponakan saya agar melakukan tugas di sekolah dengan baik. Itu adalah kewajiban seorang pelajar. Tapi jika yang didapat keponakan saya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka orang tualah yang menjadi repot dan bingung. Mengapa begini dan begitu. Mengapa harus begini dan harus begitu.
Di sini guru justru dituntut untuk tetap mengabdi dan melayani anak didik layaknya seorang pelayan melayani pelanggan. Tapi tujuan guru lebih dari hanya melayani bahkan harus memberikan contoh yang baik. Dari ucapan, tindakan dan bahkan gurauan akan selalu menjadi sorotan. Kedua orangtua saya adalah guru dengan status pegawai negeri sipil. Dari merekalah saya belajar bagaimana menjadi guru yang ideal. Dari mereka pula saya merasakan perjuangan sebagai seorang guru. Sebagai seorang anak guru saya mendapat pendidikan dan panutan yang luar biasa. Merekalah panutan saya. Mereka memberikan pandangan yang lebih luas dan bertujuan.
Mereka pernah marah dan juga pernah menghukum saya dengan keras tapi itu berujung pada kebaikan dalam diri saya. Mereka mencurah sebagian besar waktunya untuk anak didik mereka. Bercermin dari kedua orang tua. Saya pun mengikuti jejak mereka. Memilih menjadi seorang guru.
(Komentar: Annisa Hidayati Rohimi, SPd., tinggal di Kel. Cicadas, Kec. Cibeunying, Bandung).
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009