Home » » Gali Potensi Desa Budaya

Gali Potensi Desa Budaya

Desa budaya di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata yang layak dijual kepada wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara. "Desa budaya adalah desa yang masyarakatnya masih memiliki dan melestarikan kehidupan budaya serta memegang kuat adat-istiadat. Desa seperti ini bisa dijadikan paket kunjungan wisatawan," kata Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta Widi Utaminingsih.
Ia mengatakan di wilayah Provinsi DIY menyimpan banyak desa budaya. Tetapi untuk menjadi desa budaya yang layak dijual kepada wisatawan harus diseleksi dan dibenahi terlebih dulu. "Untuk mewujudkan desa budaya, perlu dipilih satu atau dua desa budaya sebagai percontohan, dan kemudian dikemas dalam paket wisata. Diharapkan nantinya tumbuh sendiri desa budaya yang lain," kata Widi yang yayasannya bergerak di bidang studi pengembangan budaya dan pariwisata berbasis potensi lokal.
Kriteria desa budaya yang layak jual adalah kondisi masyarakatnya masih memegang budaya dan adat setempat, memiliki atraksi seni budaya, arsitektur rumah masih asli pedesaan, dan terletak di kawasan yang bernuansa alam pedesaan. Wisatawan saat mengunjungi desa budaya diharapkan menginap di rumah penduduk selama beberapa hari agar mereka bisa menikmati kehidupan warga desa yang masih asl, mulai saat bangun pagi hingga malam hari menjelang tidur. "Wisatawan bisa ikut petani bekerja membajak sawah, atau ikut mengerjakan usaha kerajinan warga setempat. Bisa menikmati makanan seperti yang dikonsumsi warga desa itu. Sedangkan pada malam hari, wisatawan disuguhi atraksi kesenian tradisional setempat," katanya.
Ia mengatakan optimistis jika desa budaya dikemas dalam paket wisata yang baik dan menarik, akan diminati wisatawan, sehingga mereka berkunjung dan menginap di desa itu. Desa budaya di DIY lebih spesifik, karena daerah lain tidak memiliki seperti yang dimiliki daerah ini. Meski di DIY saat ini banyak dimunculkan desa wisata, namun pada dasarnya desa budaya berbeda dengan desa wisata. "Desa budaya yang ditonjolkan adalah sisi potensi kehidupan budaya yang dimiliki warga setempat, sedangkan desa wisata yang dikedepankan suasana alam pedesaan dan kehidupan warganya yang masih tradisional," katanya.
Dengan demikian, pasar paket wisata ini tidak hanya ditujukan bagi wisman, tetapi juga wisnus khususnya pelajar dari berbagai daerah di Indonesia. Jika desa budaya sudah terwujud, para pelaku usaha wisata di daerah ini tinggal menindaklanjuti dengan mempromosikannya, baik di dalam maupun luar negeri.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009
Thanks for reading Gali Potensi Desa Budaya

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar