Home » » Desa Wisata, Inti Pariwisata Indonesia

Desa Wisata, Inti Pariwisata Indonesia

Desa wisata sebenarnya menjadi inti keberadaan pariwisata Indonesia, sehingga jika mampu membangun desa wisata dengan baik, berarti mampu menyelesaikan sekitar 65 persen masalah kepariwisataan di negeri ini.
Direktur Pemberdayaan Masyarakat Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Bakri ketika meresmikan Desa Wisata Sidoakur di Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (21) mengatakan, karena itu potensi desa wisata di negeri ini bisa menjadi unggulan pengembangan pariwisata.
"Bali dan DIY merupakan provinsi yang memiliki desa wisata terbanyak dan beragam jenisnya, sehingga bisa menjadi alternatif kunjungan wisata di kedua wilayah provinsi itu. Desa wisata di dua daerah tersebut memiliki ciri khas serta kelebihan masing-masing," katanya.
Keberagaman desa wisata di kedua provinsi itu di mata wisatawan nusantara (wisnus) khususnya para pelajar dinilai sangat menarik, sehingga mereka memiliki keinginan untuk mengunjungi desa wisata tersebut, sambil belajar hidup di alam pedesaan. "Para pelajar yang datang dari kota besar tidak lagi menjumpai kegiatan menggarap sawah dengan cara tradisional, yaitu membajak dan mencangkul sawah, maupun menanam padi," katanya.
Ia mengatakan mereka akan merasa tertarik untuk mencoba kehidupan di alam pedesaan seperti itu, dan untuk itu desa wisata dapat ditawarkan kepada wisatawan.
Untuk mengelola desa wisata perlu sumber daya manusia (SDM) yang terlatih dan memiliki kemampuan yang memadai dalam melayani wisatawan nusantara maupun mancanegara. "Sehingga, diharapkan wisatawan merasa puas saat berkunjung ke desa wisata," katanya.
Ia menyebutkan kemampuan yang harus dikuasai pengelola desa wisata antara lain dalam hal penyajian makanan yang higienis bagi wisatawan, membina jaringan wisata dengan biro perjalanan wisata maupun pemandu wisata, dan kemampuan lainnya.
Pada kesempatan tersebut, ia juga berharap agar keberadaan desa wisata di Bali dan DIY bisa menjadi contoh bagi pembangunan desa wisata di daerah lainnya.
Menurut dia, pembangunan desa wisata memperoleh perhatian dari pemerintah pusat, terbukti dengan diluncurkannya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri khusus pariwisata. "Program khusus pariwisata itu diluncurkan pada awal 2009, namun belum diresmikan, karena ada hambatan yaitu dananya belum turun," katanya.
Namun, kata dia, dalam waktu dekat segera direalisasikan.
Kendala Pemasaran
Desa Wisata di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini berkembang pesat, seiring dengan perkembangan pembangunan pariwisata di daerah ini, kata Kepala Dinas Pariwisata DIY M Tazbir.
Ia mengatakan dari pendataan desa wisata di DIY saat ini tercatat ada 60 desa wisata, dan dari jumlah itu 40 di antaranya berada di wilayah Kabupaten Sleman. "Jadi, Kabupaten Sleman memiliki potensi desa wisata yang bisa menjadi unggulan pariwisata di kabupaten itu. Dari 40 desa wisata di Sleman, seluruhnya sudah layak `jual`, termasuk di antaranya Desa Wisata Sidoakur ini, "katanya.
Banyaknya desa wisata di DIY memang menghadapi kendala pemasaran, sebab tidak semua desa wisata yang ada mampu memasarkan keberadaan desa wisata itu denga baik, sehingga banyak wisatawan yang mengunjungi atau menginap di desa wisata setempat.
Desa wisata untuk bisa dikunjungi wisatawan memang perlu proses panjang dan tidak mungkin secara instan. "Tidak mungkin wisatawan langsung datang menginap di desa wisata setelah dibuka secara resmi," katanya.
Menurut Tazbir, perlu promosi, pemasaran dan pengelolaan yang intensif agar desa wisata laku dijual. "Untuk itu, pihak pengelola desa wisata perlu diberi pelatihan mengenai berbagai pengetahuan, antara lain mengenai manajemen desa wisata, promosi dan pemasaran, penyediaan makanan yang higienis serta menjalin jaringan dengan biro perjalanan wisata," katanya.
Desa Wisata Sidoakur merupakan desa wisata kedua di Kabupaten Sleman yang memiliki basis lingkungan, setelah Desa Wisata Sukunan yang memiliki basis lingkungan dengan unggulan pengolahan sampah. Desa Wisata Sidoakur memiliki keunggulan sebagai wisata lingkungan, karena di desa wisata ini terdapat pengolahan sampah mandiri dan pengolahan MCK komunal. Lokasi desa wisata tersebut sekitar 10 km ke arah barat dari kota Yoogyakarta. Fasilitas yang dimilikinya meliputi rumah budaya joglo berkapasitas 100 orang, rumah budaya limasan dengan kapasitas 100 orang. Desa-desa tersebut dikelilingi sawah untuk pertanian organik, serta pengolahan tanah secara tradisional.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009
Thanks for reading Desa Wisata, Inti Pariwisata Indonesia

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar