Home » » “Cidomo” Sulit Diganti

“Cidomo” Sulit Diganti

Cikar Dokar Motor (Cidomo) merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, sehingga sulit diganti dan sarana angkutan lainnya. "Sebelumnya ada wacana cidomo diganti dengan becak karena dinilai mengotori jalan, namun wacana tersebut kini hilang sendirinya," kata Ketua DPRD Kota Mataram Didik Sumadi kepada Antara.
Masyarakat Lombok masih senang menggunakan angkutan tradisional cidomo, sehingga di berbagai sudut terdapat panggalan cidomo. Cidomo tidak hanya disukai masyarakat Lombok, tetapi juga wisatawan terutama wisatawan mecanegara seperti di obyek wisata Gili (pulau kecil) Terawangan, Meno dan Gili Air.
Yang perlu dipikirkan sekarang ini adalah bagaimana supaya cidomo tidak lagi membuat jalan-jalan menjadi kotor disebabkan oleh kotoran kuda. Kalau dilihat sudah ada usaha yang dilakukan oleh setiap pemilik cidomo, yakni dengan memasang karung di belakang pantat kuda, sehingga kotoran kuda tidak jatuh ke jalan.
Namun upaya tersebut dinilai kurang efektif karena karung yang dipasang di belakang pantat kuda terkadang kurang pas sehingga kotoran kuda sering jatuh ke jalan.
Selain itu, Pemkot Mataram sebelumnya telah merancang celana kuda yang harus dipakaikan pada setiap kuda yang akan menarik cidomo, namun hingga kini belum juga terwujud. "Karena ini belum terwujud, akhirnya Pemkot sekarang ini menetapkan jalur-jalur cidomo sehingga tidak lagi melintas di jalan protokol seperti Jalan Udayana, Langko dan Jalan Pejanggik yang menuju kantor Gubernur NTB," katanya.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009
Thanks for reading “Cidomo” Sulit Diganti

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar