Home » » Pariwisata Vs Pesta Demokrasi

Pariwisata Vs Pesta Demokrasi

Oleh: Hanni Sofia
Pariwisata Indonesia boleh jadi merupakan sektor yang paling terkena dampak rangkaian pesta demokrasi Pemilu 2009, termasuk kampanye. Sayangnya, sektor tersebut ibarat anak tiri dalam visi politik partai-partai karena nyaris tidak ada partai politik yang menyinggung peran sektor pariwisata dalam visi politik.
Padahal, pariwisata berpotensi mendatangkan devisa tertinggi melebihi sektor migas yang selama ini menjadi penyumbang pendapatan negara paling besar. Namun sayangnya hal itu belum tergarap sempurna, akibatnya sektor pariwisata di Tanah Air harus mampu bertahan dari terjangan dan ancaman yang ada.
Setelah krisis finansial global, Pemilu plus rangkaian kegiatan lain harus menjadi salah satu bahan pertimbangan menentukan kebijakan. Tahun ini pemerintah menarget jumlah kunjungan wisatawan asing 6,5 juta melalui program promosi Visit Indonesia 2009. Sementara wisatawan nusantara terjaring 226 juta.
Berkah
Banyak kalangan yang menganggap proses Pemilu akan mengganggu sektor pariwisata di Tanah Air, termasuk ancaman tidak tercapainya target kunjungan wisatawan karena alasan keamanan termasuk ancaman dirugikannya sektor periwisata secara keseluruhan. Faktanya, Pemilu justru jadi berkah bagi sektor itu.
Ketua Umum PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), Yanti Sukamdani mengatakan, tingkat hunian hotel di Indonesia pada Januari-Maret meningkat 60%. ‘’Saya justru melihat momen Pemilu memberikan dampak yang sangat positif bagi tingkat hunian hotel-hotel di seluruh Indonesia yang mencapai rata-rata 60 persen setiap hotel,’’ kata Yanti. Padahal, antara Januari-Maret setiap tahun justru tergolong sepi atau maksimal tingkat hunian 40%.
Secara umum tingkat hunian hotel di Indonesia terkait Pemilu meningkat 10-15%. Sejak Januari-Maret, grafik pengunjung hotel stabil, tetapi tepat Pemilu digelar 9 April tingkat hunian rata-rata menurun alias sepi di beberapa hotel acuan. Namun itu tidak akan berlangsung lama, sebab Juni-Juli, kembali meningkat terkait dimulainya liburan panjang sekolah. Bulan-bulan itulah terjadi peak season baik di dalam maupun di luar negeri. Minat wisatawan untuk mengunjungi Candi Borobudur dan candi-candi lain di sekitarnya tidak surut, kata Presdir PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Purnomo Siswoprasetjo.
Proses Pemilu tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan pengunjung yang memilih paket wisata candi. Penurunan yang terjadi sebulan terakhir lebih disebabkan karena hari-hari bukan musim libur. Memang sempat terjadi penurunan jumlah pengunjung 5-10% beberapa waktu terakhir di dua tujuan wisata candi utama yaitu Borobudur dan Prambanan. Borobudur dan Prambanan pada hari-hari biasa dibanjiri minimal 2.000 wisatawan per hari.
Proses kampanye yang berjalan aman dan damai mendorong aktivitas dunia pariwisata tetap berjalan baik. Pemilu 2009 terasa lebih kondusif dibanding Pemilu 2004. PT Taman Wisata Candi yang saat ini diserahi tugas mengelola Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.
Terkait Pemilu, perusahaan travel manajemen ternama, Panorama Tours tetap optimisme. "Panorama tetap optimis dengan menargetkan 3000 kursi untuk musim liburan sekolah tahun ini," kata Director of Sales & Distribution Panorama Tours, Helen Xu.
Meski Pemilu, menurut Helen, pemerintah telah menerapkan banyak kebijakan yang sangat mendukung sektor pariwisata untuk berkembang, termasuk di antaranya pembebasan biaya fiskal bagi WNI yang memiliki NPWP.
Bukan hanya soal fiskal, beberapa insentif lain mendorong usaha yang bergerak di sektor wisata termasuk travel manajemen. Contonya, beberapa perusahaan penerbangan menghapus fuel surcharge dan penawaran harga paket wisata yang lebih murah dibanding periode yang sama 2008 terutama dari supplier tour di luar negeri. Jelang liburan Juni-Juli, Panorama Tours sudah meluncurkan paket-paket wisata liburan baru bagi pelanggan.
MICE Terancam
Meski begitu, Pemilu tidak hanya membawa cerita manis, tapi juga mendatangkan ancaman pahit bagi sektor tertentu. Perusahaan travel manajemen, Maestro Indonesia sebagai salah satu anggota ASITA (Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies), menyatakan, sektor industri MICE (Meeting Incentive Convention and Exhibition) Indonesia kian seret dan menurun 40%-50%, kata Director of Sales Maestro Indonesia, Mieke.
Pengembangan MICE, sebut Mieke, sudah sangat anjlok mendekati Pemilu. Even dan ekshibisi tingkat nasional maupun internasional untuk gelar di Indonesia dari pihak asing menurun drastis. Padahal, Januari-Maret pada tahun-tahun non Pemilu, justru peak season untuk international maupun national meeting. Untuk pertemuan lingkup nasional, lebih banyak dilokasikan di Jakarta, dan nyaris kosong untuk luar Jakarta. Maestro Indonesia saat ini fokus menangani turis-turis kawasan Rusia karena sudah mulai menurunnya permintaan paket pariwisata dari Negara AS, Jepang, Korea dan lain-lain akibat krisis finansial global.
Menurut Mieke, proses Pemilu 2009 jelas berpengaruh bagi sektor pariwisata dengan mendorong banyak wisatawan dalam maupun luar negeri beralih wisata ke tempat lain. "Mereka lebih banyak merasa tidak nyaman, tidak bisa bergerak lebih lanjut karena masih menunggu pergantian pemerintahan. Kalaupun untuk menentukan anggaran wisata kemudian tetap masih menunggu kebijakan pemerintahan terpilih,’’ katanya.
Pemerintah sendiri telah menetapkan Marine and Mice sebagai tema wisata dalam Visit Indonesia Year 2009 dengan mengandalkan 10 destinasi utama MICE (Jakarta, Bali, Yogyakarta, Surabaya, Batam & Bintan, Manado, Padang & Bukittinggi, Makassar, Medan dan Solo).
Direktur MICE Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Nia Niscaya mengatakan, secara umum tada peluang promosi MICE, meski cenderung terjadi penurunan pasar karena krisis finansial global. Krisis tersebut, akan berpengaruh pada lama tinggal yang lebih singkat, jumlah grup lebih kecil, pengeluaran dolar lebih rendah dan pengurangan variasi layanan. Namun pasar pertemuan para asosiasi justru berkembang karena adanya kepentingan untuk mencari solusi dan memperkuat kepentingan anggota. (Anspek)
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009
Thanks for reading Pariwisata Vs Pesta Demokrasi

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar