Home » » Kemiskinan

Kemiskinan

Oleh: Pak Oles
Kemiskinan adalah kata benda yang memberikan arti tentang sesuatu yang miskin, yang bisa saja terjadi pada bidang apa saja, dan artinya pun bisa diperluas tergantung dari kata yang mengikutinya. Misalnya kemiskinan struktural (karena struktur organisasi yang menyebabkan kemiskinan), kemiskinan vertikal (kemiskinan yang terjadi di dalam masyarakat dari tingkat atas sampai bawah), kemiskinan horizontal (kemiskinan pada masyarakat di tingkat bawah yang meluas), kemiskinan sosial budaya (kemiskinan akan tanggung jawab masyarakat akan masalah-masalah sosial yang mengakibatkan masyarakatnya miskin budaya).
Miskin itu berarti sangat kekurangan. Karena arti miskin bisa sangat luas, bisa dalam berbagai bidang di dalam masyarakat, maka kita perlu fokus mengulas tentang kemiskinan ekonomi saja, yang pada akhirnya juga menghubungkan berbagai jenis kemiskinan yang ada. Walaupun dalam beberapa kasus terjadi bahwa kemakmuran ekonomi juga bisa menjadikan masyarakatnya miskin secara sosial dan budaya, karena kelalaian dan kesombongan masyarakatnya. Masyarakatnya terlalu individu dan terlalu bebas. Akibatnya, hubungan sosial di dalam masyarakat menjadi berkurang, kesepian, sehingga mereka bisa merusak budayanya sendiri.
Kenapa seseorang menjadi miskin? Karena tidak bekerja. Bahkan orang yang bekerja pun bisa jatuh miskin, karena rugi, bangkrut, atau tidak bisa mengelola pendapatannya dengan baik. Kenapa mereka tidak bekerja? Mungkin tidak ada pekerjaan, tidak mampu bekerja karena tidak memiliki ilmu, pengalaman, atau karena usia tua dan cacat. Kenapa tidak ada pekerjaan? Karena krisis ekonomi, berkurangnya investasi atau tidak ada investasi, negara yang tidak aman, hukum dan peraturan yang tidak ditegakan, korupsi yang merebak. Tidak ada pekerjaan juga bisa terjadi karena keadaan alam yang tidak mendukung, sumber daya alam yang rendah, yang mengakibatkan masyarakatnya apatis, judi, mabuk dan melontekan diri.
Melihat kemiskinan memang mengerikan, hidup orang miskin sangat dekat dengan kelaparan, penyakit, kekerasan, dan ketidak-berdayaan. Orang miskin hidup serba kekurangan. Anak-anak yang lahir di tempat miskin dan keluarga miskin tidak memiliki pilihan. Mereka sangat tergantung dari kehidupan orangtuanya yang miskin. Orang dewasa yang miskin sudah bisa memilih dan memutuskan untuk berjuang, melawan atau melarikan diri dari kemiskinan. Orang dewasa yang apatis menyerah dan melarutkan diri dalam kondisi miskinnya. Mereka akan melahirkan banyak anak-anak miskin dan sakit-sakitan. Jika anak-anak tersebut tumbuh dewasa, karena kurangnya pendidikan, kesempatan kerja juga berkurang, mental miskinnya berkembang menjadi malas, maling, preman, penjudi dan lonte. Kalau mereka mau introspeksi diri, sebenarnya letak masalah kemiskinan itu ada pada dirinya sendiri, bukan di luar dirinya. Karena mencari penyebab kemiskinan di luar diri sama halnya dengan mencari alasan dan pembenaran untuk tidak berubah. Bagaimana cara mengubah kemiskinan diri? Ubahlah diri sendiri terlebih dahulu, maka keadaan di luar diri akan berubah. Jika kemiskinan di dalam diri seseorang berubah menjadi kemakmuran, maka secara perlahan-lahan akan turut mengubah masyarakat dan lingkungannya menjadi kemakmuran.
Karena masalah kemiskinan adalah masalah mental, maka pusat masalah ada di dalam pikirannya. Pikiran miskin menyebabkan kehidupan miskin, hidupnya mudah menyerah, takut tantangan dan susah menerima perubahan. Mengapa mereka takut berubah, takut mengambil risiko? Mengapa mereka tetap bertahan dalam kondisi miskinnya secara turun temurun? Kenapa mereka tidak melakukan transmigrasi atau hijrah ke daerah yang lebih subur? Mengapa mereka tidak keluar dari lingkungannya menuntut ilmu dan memperkaya pengalaman? Karena mereka takut perubahan. Setiap perubahan membutuhkan keberanian untuk menghadapi tantangan. Tidak semua orang atau kelompok masyarakat memiliki keberanian untuk berubah menghadapi tantangan. Karena perubahan yang berhasil membutuhkan kerja keras, kreativitas dan inovasi. Bagi mereka yang memiliki kekuatan tersebut, mereka bisa berhasil mengusir kemiskinan di dalam dirinya sendiri.
Banyak orang yang berhasil membuat perubahan. Banyak juga yang gagal atau mati di tengah jalan dalam menjalankan misi perubahannya. Bagi mereka yang telah berhasil, atau gagal di tengah jalan, saya yakin mereka dalam keadaan bahagia dalam keberhasilan atau dalam kegagalannya, karena mereka telah menjalankan misinya dalam langkah nyata, bukan menyimpannya di dalam benak. Bagi mereka yang hanya menginginkan perubahan tanpa bekerja, hanya mengangankannya saja, saya yakin mereka hidup dan matinya tidak bahagia, karena tidak menjalankan cita-citanya dengan baik, tidak melakukan perubahan sesuai dengan keinginannya.
Kemiskinan ada di mana-mana. Di negara mana pun pasti memiliki masyarakat miskin. Tanggung jawab pemerintah adalah memberikan fasilitas, agar mereka bisa keluar dari kubangan kemiskinan. Kemiskinan bisa dijual atau dieksploitasi menjadi obyek bisnis, obyek proyek dan obyek politik. Jangan biarkan mereka yang miskin bertambah bingung menghadapi kemiskinannya. Tunjukkan dan tuntun mereka menuju jalan kemakmuran.
Kemiskinan adalah tanggung jawab pribadi. Suatu keputusan individu untuk tetap bertahan di sana atau lari menjauhinya menuju kemakmuran. Bagaimana caranya? Segera keluar dari rantai kemiskinan dengan keberanian, kreativitas dan kerja keras. Secara kenegaraan, masalah kemiskinan adalah tanggung jawab negara. Pemimpin negara harus bertanggung jawab menuntaskan masalah ini dengan penuh tanggung jawab, bukan sekedar berkhotbah sebagai pemanis bibir. Tanggung jawab ini akan diminta oleh masyarakat sewaktu pemimpin hidup di dunia dan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa sewaktu pemimpin meninggalkan dunia ini.
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009
Thanks for reading Kemiskinan

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar