Home » » EMRO Minta Pertahankan Kualitas EM

EMRO Minta Pertahankan Kualitas EM

Pengembangan pertanian organik berbasis teknologi EM (effective microorganisms) di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Pengakuan itu diungkapkan Yasushi Nishibuchi (31), staf ahli EM Research Organization Inc (EMRO) saat berkunjung ke Bukit Hexon, Sabtu (21/3).
Ketika berkunjung ke Bukit Hexon, Nishibuchi didampingi Dr Ir Gede Ngurah Wididana, M. Agr alias Pak Oles. Selama ini Pak Oles secara bertahap terus melakukan berbagai langkah terobosan untuk membangun Bukit Hexon sebagai sebuah kawasan agrowisata terpadu di Bali utara.
Selama tiga hari, Nishibuchi mengamati langsung kualitas produk di pabrik EM Desa Bengkel, Busungbiu, Buleleng. Ke depan, sarannya, kualitas produksi EM perlu dipertahankan. Karena standar pabrik EM dalam kajian EMRO sudah memenuhi syarat untuk aktivitas produksi. “Kualitas produk EM harus terus dipertahankan. Apalagi saat ini sudah digunakan air mineral untuk proses produksi EM,” ujarnya.
EMRO sebagai payung bagi para peneliti EM yang tersebar di berbagai negara di lima benua tersebut berpusat di Thailand. Pendirinya justru penemu EM asal Jepang, Prof Dr Teruo Higa. Setiap dua tahun, EMRO mengirim stafnya untuk melihat langsung upaya pengembangan kualitas produk EM baik dalam bidang pertanian, pengolahan limbah, tambak dan peternakan yang sudah intensif diaplikasikan di berbagai negara.
Di mata Nishibuchi, aplikasi teknologi EM di Indonesia tergolong sangat unik, penuh daya kreasi sehingga sangat berbeda dari 140 negara lain yang dipayungi EMRO. Selain di bidang pertanian, teknologi EM di Indonesia dikembangkan lebih visioner oleh Pak Oles, baik dalam bidang kesehatan (Ramuan Pak Oles), kecantikan maupun otomotif berwujud Hexon (vitamin oli), Kudo (vitamin BBM) dan Spontan Power.
Tidak heran bila Indonesia menduduki peringkat tiga besar negara produsen EM setelah Thailand dan Cina. “Saya melihat penjualan EM di Indonesia cukup stabil setiap tahun termasuk produk pengembangan EM di bidang kesehatan seperti Minyak Oles Bokashi, Kudo dan Hexon di bidang otomotif,” ujarnya.
Pengembangan teknologi EM di bidang kesehatan dan otomotif, papar Nishibuchi, bisa menjadi contoh bisnis yang bagus bagi negara-negara lain yang sudah produksi dan aplikasi EM. Selama ini, anggota EMRO di negara lain hanya fokus mengembangkan EM di bidang pertanian dan peternakan.
Sedangkan Gede Ngurah Wididana yang akrab disapa Pak Oles berhasil mengawinkan secara jenius teknologi EM dengan tradisi pengobatan tradisional (usadha) Bali. Lahirlah berbagai produk kesehatan dengan label Ramuan Pak Oles.
Alumnus fakultas pertanian Universitas Ryukyus Okinawa Jepang tahun 2002 menilai, teknologi EM di Indonesia yang berkembang cukup pesat tersebut sangat didukung penciptaan informasi, baik melalui media cetak (Koran Pak Oles dan Tabloid Otomotif MONTORKU, media elektronik (Radio Pak Oles FM, Radio Hexon FM dan Radio Bokashi Raya FM) maupun media maya (internet). “Produksi EM di negara-negara lain turun naik karena mereka tidak memiliki alat-alat informasi seperti yang dilakukan Pak Oles di Indonesia,” sebut Nishibuchi. (Beny Uleander)
KORAN PAK OLES/EDISI 172/1-15 APRIL 2009
Thanks for reading EMRO Minta Pertahankan Kualitas EM

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar