Nafsu Makan Meningkat

thumbnail
Nama : Sudiyah, 43 tahun, PNS, tinggal di Magelang.
Pengalaman :
Awalnya saya kurang mengenal khasiat produk Ramuan Pak Oles. Setelah mencoba Minyak Oles Bokashi, baru saya tahu khasiatnya. Diare, sakit perut, keseleo, dan gatal-gatal dapat diatasi dengan Minyak Oles Bokashi. Lalu saya juga coba minum Madu Jamur. Nafsu makan saya bertambah, stamina tidak mudah loyo dan semangat bekerja meningkat. Alhamdulillah, saya sekarang sehat selalu berkat dua produk Ramuan Pak Oles.

Bebas Dari Alergi Makanan

thumbnail
Nama : Sanofiana, 20 tahun, tinggal di Cakranegara, Mataram.
Pengalaman :
Saya menderita penyakit alergi pada wajah. Alergi terjadi karena saya mengonsumsi beberapa jenis makanan yang tidak cocok. Saya sering berobat ke dokter spesialis kulit. Setelah menggunakan Minyak Oles Bokashi, saya bebas mengonsumsi apa saja. Saya juga menggunakan Masker Madu Hitam untuk perawatan kulit wajah dan Banyu Kuntho untuk menghilangkan bekas luka parut (keloid).

Spontan Power Mendukung Pekerjaan

thumbnail
Nama : Joni Hendrik Setiawan, marketing, tinggal di Probolinggo.
Pengalaman :
Pekerjaan marketing menuntut saya untuk selalu berada di lapangan. Tentu saja saya menggunakan motor kesayangan. Yang membebani saya adalah kebutuhan BBM motor yang sangat boros. Suatu hari ada sales Pak Oles yang menawarkan Spontan Power untuk motor. Karena penasaran dan rekomendasi teman-teman bahwa produk tersebut bagus, maka saya putuskan untuk mencoba. Alhamdulillah, sejak pertama kali SP saya pasang di motor, tarikan motor saya langsung berubah. Kemudian saya coba keluar kota, memang hasilnya memuaskan. BBM motor saya lebih irit sekitar 20%. Terimakasih Pak Oles.

Ruam Popok Berangsur Sembuh

thumbnail
Nama : Hj Sumarjani, 36 tahun, PNS, Bandung.
Pengalaman :
Bayi saya berumur delapan bulan terkena ruam popok yaitu bintik-bintik merah pada kulit. Kebetulan ada seorang teman menganjurkan saya untuk mengobatinya dengan Minyak Oles Bokashi. Saya rutin mengoleskan Minyak Oles Bokashi secara merata pada kulit yang terkena ruam popok. Alhamdulillah ruam popok anak saya berangsur sembuh. Akhirnya penderitaannya selama berminggu-minggu berakhir.

Terima kasih Buat SPG Pak Oles

thumbnail
Nama : I Md Puja Astawa, 27 tahun, pekerjaan swasta, tinggal di Pedungan, Denpasar Selatan.
Pengalaman :
Saya mengalami rasa mual-mual dan rasa perih di perut. Lalu saya coba minum Madu Jamur dari Ramuan Pak Oles. Saya minum setiap hari. Rasa mual dan perih saya perlahan hilang. Saya sangat berterima kasih kepada SPG Pak Oles yang sudah datang ke rumah.

Pengalaman Disengat Kalajengking

thumbnail
Nama : Sulistiyah, 55 tahun, PNS, tinggal di Sleman, Yogyakarta.
Pengalaman :
Saya pernah disengat kalajengking. Rasanya sakit sekali. Lantas saya coba olesi menggunakan Minyak Oles Bokashi. Ternyata tidak sampai satu hari bisa sembuh, tidak bengkak dan juga tidak meninggalkan bekas luka. Sejak saat itu, tahun 2007, saya menggunakan Minyak Oles Bokashi untuk berbagai penyakit lainnya. Ramuan Pak Oles memang tokcer.

Saya Sempat Ragu Pakai Spontan Power

thumbnail
Nama : Sanyoto, swasta, tinggal di Mataram, NTB.
Pengalaman :
Saya seorang salesman yang setiap hari berkendara sepeda motor Yamaha Vega 2006. Jarak yang saya tempuh kurang lebih 60 km. Teman dekat saya yang sudah lama motornya memakai Spontan Power meyakinkan saya untuk ikut pakai Spontan Power. Saya sempat khawatir dan ragu. Ternyata setelah seminggu, sepeda motor saya bisa menghemat BBM hingga 20%, suara mesin atau tarikan mesin menjadi lebih halus. Terimakasih Pak Oles.

Benjolan Hilang Tanpa Operasi

thumbnail
Nama : Suhartin Yasin, 32 tahun, tinggal di Bima, NTB.
Pengalaman :
Saya mengalami pembekakan tulang pada kaki kanan dan ada benjolan di muka sebelah kiri hidung. Kalau bernafas lewat lubang hidung sebelah kiri. Ada teman yang bilang kalau kaki saya bisa-bisa dioperasi. Itu yang bikin saya takut. Lalu saya teringat akan Minyak Oles Bokashi. Saya olesi terus pijat-pijat sambil diurut-urut di bagian kaki. Alhamdulillah pembengkakan pada kaki dan benjolan hilang. Sejak saat itu saya selalu pakai Minyak Oles Bokashi dan minum Madu Jamur.

Sehat Berkat Saran Isteri

thumbnail
Nama : Arsyad, prajurit TNI AD, tinggal di Koramil 1615-04 Keruak, Lombok Timur.
Pengalaman :
Saya pernah mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan tulang saya patah. Akhir-akhir ini bekas patah tulang tersebut sering keram dan pegal-pegal serta ngilu kalau berjalan jauh. Pada malam hari sering terasa ngilu dan mengganggu istirahat saya. Istri saya menganjurkan memakai Minyak Oles Bokashi karena istri saya sudah merasakan manfaatnya. Setelah dua minggu saya pakai, alhamdulillah keram serta ngilu di bagian bekas patah tersebut berangsur membaik.

Jepang Ingin Setiap Tanaman Dipupuk Organik

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Begitu kuatnya dukungan pemerintah Jepang terhadap pertanian organik dan lingkungan hidup yang tetap lestari, tujuh orang pemerhati masalah kedua bidang tersebut, harus memilih Bali sebagai tempat alternatif. Salah satu obyek yang dibidik adalah Kebun Percontohan Organik milik Pak Oles di Jl Pulau Roti Denpasar.
Didampingi Gede Ngurah Wididana, ketujuh warga Jepang itu praktek langsung cara termudah membuat pupuk Bokashi Kotaku. Mereka juga banyak mendapat masukan dari Instruktur Pelatih IPSA, IGK Riksa, yang juga mantan Kadis Pertanian Bangli tersebut.
Kepada tamu asal negeri matahari terbit itu, Wididana menjelaskan prospek teknologi EM di Indonesia, eksistensi IPSA dan secara detail tentang pupuk Bokashi Kotaku, dari pembuatan, aplikasi hingga pemasaran.
Menurut Takeuchi Hayato, pendamping plus peserta pelatihan, kehadiran mereka untuk belajar cara pembuatan pupuk Bokashi Kotaku. Selain itu, ingin melihat perkembangan pertanian di Bali dan mengunjungi proyek reboisasi di Kintamani. Uniknya, para pemerhati pertanian organik asal Jepang itu menyanggupi tawaran pemerintah agar menggalakkan penggunaan pupuk organik untuk setiap jenis tanaman.
Peserta juga memanfaatkan kunjungan ke Bali untuk wisata, di samping menebar misi untuk turut serta berperan dalam program reboisasi di Kintamani. Program itu sudah berjalan setahun berkat bantuan seorang warga Jepang.
Hayato menyebut, aplikasi pupuk organik di Jepang dilakukan sejak lama dan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Di Jepang sendiri, nama Pak Oles sudah cukup dikenal luas. ‘’Karena itu pula mereka datang ke Bali untuk melihat cara pembuatan pupuk Bokashi Kotaku yang selama ini digarap intensif oleh Pak Oles. Di Jepang, bahan dasar yang digunakan sebagai pupuk organik hanya berasal dari sampah organik,” ujar Hayato.

Lima Karyawan Songgolangit Ke Thailand

thumbnail


OLEH: INDAH WULANDARI
hadni_wulan@yahoo.co.id
Untuk menghadiri workshop yang rutin digelar Asia Pasific Natural Agriculture Network (APNAN) di Thailand, PT Songgolangit Persada mengirim 5 kepala cabang (Kacab) pemasaran EM4. Acara workshop yang dipusatkan di Kyusei Nature Farming Centre Sara Buri, Thailand (17-22/2) itu diikuti 7 negara dengan 37 peserta.
Dari pengembang teknologi industri EM Indonesia hadir Ir Koentjoro Adijanto (Kepala Produksi Pupuk Bokashi Kotaku), Ir Nyoman Darma Asmara (Trainer IPSA), Sarmo Saputro (Kacab Pemasaran EM Magelang), Irkham Rosidi (Kacab Pemasaran Bali) dan Nyoman Sukamerta (Pimpinan Pabrik EM Bengkel). Sedangkan peserta lain berasal dari Filipina, India, Srilanka, Malaysia, Bhutan, Afrika Selatan dan Inggris. Selama di Thailand, para peserta dipandu Sano dan Sakurai, baik untuk kegiatan indoor maupun outdoor.
Acara tersebut menampilkan dua trainer APNAN, Koki Nagamine dan Jun Matsumoto, serta Pimpinan Kyusei Nature Farming Centre, Kanit Muangnil, M.Sc, MBA. Kepada para peserta, seperti diungkap pimpinan rombongan dari PT Songgolangit Persada, Ir Koentjoro Adijanto, mendapat pemaparan seputar eksistensi Kyusei Nature Farming Center. Disebutkan, organisasi itu dibangun di atas lahan 75 ha yang dirintis 20 tahun silam dengan fokus pada program pelatihan budidaya organik dan teknologi EM.
Selain workshop, para peserta langsung diajak untuk mengamati peternakan ayam, babi, budidaya jamur dan ikan. Aplikasi teknologi EM di setiap negara tergantung pada prioritas dan tingkat kebutuhan. Dalam hasil penelitian Dr Shuresh Dumal dari India, dipapar tentang keberhasilan menggunakan teknologi EM pada berbagai jenis tanaman. Sedangkan delegasi Malaysia dan Bhutan melaporkan dampak serius dan menggembirakan seputar aplikasi EM untuk mengatasi limbah-limbah di sepanjang 189 aliran sungai.
Adijanto Cs menjelaskan aplikasi EM di Indonesia baik untuk pertanian dan masalah limbah, juga dipadukan dengan ramuan herbal yang menghasilkan produk unggulan Minyak Oles Bokashi serta Biotor (Kudo, Hexon dan Spontan Power).
Di samping itu, pupuk Bokashi Kotaku sebagai pengembangan teknologi EM yang ditopang penuh dengan eksistensi Institut Pelatihan Sumber Daya Alam (IPSA) di desa Bengkel, Buleleng, Bali. Para peserta sendiri langsung mengikuti praktek pembuatan EM Bokashi, Activated EM, EM FPE dan EM 5, serta berkunjung ke EM Shop yang memasarkan aneka produk hasil pengembangan teknologi EM di seluruh dunia.

Mahasiswa PGRI Surabaya Intesifkan Penyuluhan

thumbnail
OLEH: WURI WIGUNANINGSIH
Sebagai syarat menyelesaikan jenjang kesarjanaan, civitas akademika Universitas PGRI Adi Buana Surabaya (Unipa) mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Berbagai kegiatan digelar terkait program mata kuliah, antara lain pengabdian pada masyarakat dengan memberi penyuluhan pengolahan sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat.
Penyuluhan yang digelar beberapa waktu lalu itu dipusatkan Kelurahan Dukuh Menanggal, Gayungan Surabaya dengan peserta kaum ibu. Sasaran tersebut dilatari, kaum ibu secara langsung berhubungan dengan sampah rumah tangga. Saat ini, di Surabaya sedang digalakkan pengolahan sampah, baik sampah kering maupun sampah basah. Bahkan dua tahun terakhir, Pemkot Surabaya menggelar lomba kebersihan dan penghijauan kota dengan mendaur kembali sampah sehari-hari.
Kaum ibu dibius dengan praktek pengolahan kembali sampah basah dan sampah kering oleh para mahasiswa. Misalnya botol atau gelas bekas air minum, diolah menjadi tutup sajian. Untuk bungkus pewangi pakaian atau detergen, diolah menjadi dompet, tas atau kerajinan tangan yang berprospek pasar.
Untuk sampah basah, para mahasiswa mendemokan bagaimana membuat pupuk bokashi menggunakan EM4. Caranya, dengan mencampur pupuk kandang dan sampah basah yang dipotong kecil-kecil lalu diberi cairan EM. Setelah dimasukkan ke karung dan ditunggu beberapa hari, jadilah pupuk bokashi dan dapat dimanfaatkan untuk memupuk tanaman atau penghijauan.

Pengusaha Tahiti Ekspor Bokashi Kotaku

thumbnail
Oleh: KADEK SUIARTANA
Memperluas pasar merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan omzet penjualan. Strategi itulah yang ditempuh bagian pemasaran pupuk Bokashi Kotaku untuk mendongkrak penjualan. Untuk 2008, Jawa Tengah dan Jogjakarta merupakan pasar yang siap digarap, setelah dua tahun lalu dibuka di Jember, Jawa Timur.
Untuk luar negeri, ternyata kualitas pupuk Bokashi Kotaku itu sudah diincar lama oleh pengusaha agribisnis asal Tahiti, Gerard Breul. Breul sendiri menyatakan siap mengekspor pupuk organik produksi Denpasar itu. Niat kerja sama Breul disampaikan langsung kepada GN Wididana di Warung Madu Alam Pak Oles, Jl Letda Kajeng 21, Yangbatu Denpasar. Breul ingin mengekspor pupuk berbahan baku limbah organik itu ke negara asalnya.
Ia juga memastikan legalitas, keunggulan, deskripsi pemakai di Indonesia, teknologi yang digunakan, konsistensi produk dan kapasitas produksi. Bahkan kemasan pupuk tidak luput dari perhatian agar bisa memperkirakan luas ruang yang dibutuhkan saat pengiriman. ‘’Konsistensi produk tentu kami perhatikan,” kata Wididana kepada Breul.
Pemilik 11 perusahaan itu menjelaskan jika tanaman yang dipupuk Bokashi Kotaku bisa tumbuh subur dan sehat. Daun tanaman tebal, warnanya cerah dan mengkilap. Hal itu terindikasi pada munculnya kotoran cacing di permukaan tanah ketika tanah mulai diberi Bokashi Kotaku. Breul dan Wididana sepakat untuk mengekspor pupuk yang telah terdaftar di Departemen Pertanian itu sekitar 4,12 ton (140 zak) setiap 3 bulan sekali melalui jasa CV Bali Oky Int’l Cargo. ‘’Pupuk ini akan saya beri merek Bokashi Breul,” ujarnya.

Trubus Agro Ekspo Dukung Agribisnis

thumbnail
OLEH: AGUS SALAM
Menumbuhkan cinta pada tanaman, adalah salah satu upaya trubus dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Terutama masyarakat kota soal pentingnya pembangunan pertanian dalam arti luas. Pameran dapat menjadi media sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sektor pertanian dalam pembangunan dan ketahanan pangan.
Pemimpin Umum Majalah Trubus, Bambang Ismawan menilai, pameran agro ekspo menjadi penting di tengah isu pemanasan global. Banyak kalangan menyebut, kegemaran masyarakat memelihara tanaman di halaman rumah mampu menekan akibat buruk pemanasan global. ‘’Selembar daun yang muncul dar pohon yang ditanam menjadi sebuah kebaikan yang tak terhingga di mata Tuhan. Daun itu menyumbangkan oksigen secara terus-menerus. Setiap hari kami menyelenggarakan sebuah kursus gratis dengan tema dari membungakan anggrek, merawat aglaonema, membuahkan tabulampot sampai bertanam sayuran di pekarangan. Kami juga menggelar lomba menggambar dan mewarnai untuk anak-anak,’’ katanya.
Wagub DKI Jakarta, Prijanto mengatakan, sektor pertanian sudah memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi ekonomi nasional dan daerah, termasuk Jakarta. Meski sebagian lahan digunakan untuk pembangunan sarana fisik tetapi semua itu sesuai kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Jakarta. Sejumlah komoditas seperti tanaman buah, tanaman hias dan tanaman obat masih sangat potensial untuk dikembangkan. Kontribusinya terekam jelas pada peningkatan pendapatan, lapangan kerja dan perolehan devisa.
Untuk meningkatkan pendapatan petani, pemerintah DKI Jakarta menjadi fasilitator kontak bisnis, pemasaran dan memperluas jaringan kerja antar pelaku usaha. Karena itu Trubus Agro Expo harus menjadi ajang promosi bagi petani, pekebun, peternak dan pengusaha pertanian.

Bisnis Produk Pertanian Organik (1)

thumbnail
Peluang Besar Yang Tetap Dibuntuti Rasa Takut
Oleh: Heni Kurniawati

Belum lama ini Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian dari universitas se-Jawa, Bali, NTB dan NTT menggelar seminar regional Pertanian Organik Sebagai Alternatif Pendukung Keberkelanjutan Pertanian dengan menghadirkan beberapa pembicara. Antara lain; Wakil Ketua Dewan Pimpinan Provinsi HKTI Bali, Dr Ir I Nyoman Rai, MS, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Prof Dr Ir Dewa Ngurah Suprapta, Dr Ir Gede Ngurah Wididana, M.Agr (Pengusaha) dan Kabid Pertanian Dinas Pertanian Jembrana, Ir IB Suryawan. Redaksi Koran Pak Oles menurunkan secara bersambung tentang Peluang, Tantangan dan Solusi Merebut Pasar Produk Pertanian Organik itu mulai Edisi 148.

Di sana-sini dan di mana-mana, dalam berbagai kesempatan, para petinggi negara, pengamat, ilmuwan, peneliti, LSM bahkan pengusaha hingga masyarakat petani sudah mengetahui betul, lahan di negeri ini cukup luas. Pun semua mengetahui, pemakaian pupuk kimia secara berlebihan pada lahan-lahan pertanian secara luas akan berdampak buruk pada tanah dan lingkungan. Dari buah kesadaran yang terekam dalam rentetan fakta buram, akhirnya semua pihak bangkit bersuara tentang membangun rencana aksi untuk kembali ke pertanian organik. Fakta terakhir, sudah sangat mengglobal, --di dalam maupun di luar negeri.
Biasnya, aneka produk pertanian organik pun mulai digemari, dan semua itu dapat ditemui di pasar-pasar, baik lokal maupun nasional. Di sini, tersemai peluang pasar eksklusif bagi produk pertanian organik. Meski begitu, sejumlah pebisnis dan apalagi petani organik justru jarang tersenyum meraih peluang tersebut demi meningkatkan pendapatan dan kesejahteran keluarga. Lantas?
Prof Dewa Ngurah Suprapta dalam makalah Pertanian Organik Peluang Agribisnis Masa Depan menilai, pemakaian pestisida yang tinggi jelas berakibat negatif terhadap lingkungan dan mengakibatkan keracunan pada manusia. Namun seiring dengan berjalannya waktu masyarakat mulai sadar akan pentingnya makanan dan lingkungan sehat, lalu muncul unit-unit usaha yang bergerak di bidang agribisnis. ”Sampai saat ini baru beberapa usaha agribisnis bergerak di pertanian organik. Hal ini dikarenakan adanya rasa takut dari masyarakat tentang pemasaran produk organik yang memang nota bene masih sedikit. Kenyataannya, pertanian organik telah memiliki pasar sendiri,” kata Prof Suprapta.
Dalam pengamatan Gede Ngurah Wididana selaku salah seorang pengusaha Bali, banyak petani yang masih takut untuk terjun langsung mengembangkan pertanian organik. Ketakutan masyarakat petani inilah yang menghambat laju pertanian organik di tanah air. Selain rasa takut, kebijakan pemerintah dalam sektor petanian masih belum jelas. Hal itu justru semakin menambah rasa takut petani untuk mengembangkan produk pertanian organik.
Sebagai praktisi pemasaran di bidang pertanian organik, jebolan Universitas Ryukyu Okinawa, Jepang itu menegaskan, pertanian organik jelas menjadi ujung tombak pertanian masa depan. Untuk itu dibutuhkan strategi pemasaran dalam membaca peluang bisnis. “Memang banyak kendala yang dihadapi dalam memasarkan pertanian organik, namun peluang bisnis produk pertanian organik sangat besar. Karena itu tidak perlu takut. Yang perlu dipersiapkan adalah strategi dan mental untuk tetap fokus, berani dan eksekusi apa yang telah menjadi tujuan. Jika ingin terjun dan memasarkan produk pertanian organik harus mengubah budaya tidak fokus menjadi fokus pada satu tujuan,” jelasnya.
Produk pertanian organik yang dapat dijadikan peluang pasar antara lain tanaman obat organik dan pupuk organik. “Dari sektor kesehatan manusia dan lingkungan, produk pertanian organik dapat dikembangkan menjadi bisnis remediasi lingkungan, gaya hidup yang bersih dan sehat, kecantikan, kebugaran, makanan, minuman kesehatan, vitamin, mineral, spa dan detoks.
Mengingat banyak peluang yang cukup menarik dijadikan mata rantai sebuah bisnis, Wididana meminta pelaku pertanian organik untuk tidak perlu takut terhadap peluang pasar. ’’Sebab kita sendiri yang menciptakan pasar. Dengan produk organik akan tercipta kepuasan, kenyamanan dan eksistensi hidup yang lebih sehat,” ujarnya.

Setahun, Industri Jamu Sumbang Rp 4 Triliun

thumbnail
OLEH: AGUS SALAM
Kiprah bisnis industri jamu di Indonesia, cukup andil sebagai salah satu sektor penyumbang devisa kepada negara. ’’Mungkin kalau melihat angka-angka tersebut kita under estimate, tapi memang nilai bisnis jamu ini cukup besar yakni sebesar 4 triliun rupiha per tahun. Bisnis jamu juga menyumbang cukup besar bagi perekonomian Indonesia dengan menyerap 3 juta orang tenaga kerja,’’ tandas Deputi Pertanian dan Kelautan, Bayu Krishnamurti di Jakarta
Secara ekonomis, lanjut Bayu, pemanfaatan dan pengembangan jamu sangat menyentuh kehidupan seluruh lapisan masyarakat. Bahan baku jamu berupa tumbuhan obat dapat dijadikan komoditi pertanian pilihan bagi masyarakat petani. Kegiatan pengumpulan bahan baku, produksi dan distribusi jamu dapat dilakukan oleh unit usaha kecil berskala rumah tangga, menengah (koperasi) maupun dalam skala besar. Semua kenyataan ini menjadikan jamu sebagai aset nasional dan wajib dikembangkan serta dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Hingga kini, pasar produk jamu nasional memang belum besar dan kontribusi secara nasional belum termasuk dalam daftar komoditi strategis Indonesia. Masalah makro untuk pengembangan jamu sendiri masih dipicu oleh belum tumbuhnya komitmen yang kuat pada tingkatan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Masalah lain yang semestinya penting diretas belum adanya kebijakan terpadu antara sektor pertanian dan perkebunan dengan sektor industri, sektor iptek, sektor kesehatan serta sektor keuangan.. Pada sisi lain, kegigihan dunia usaha untuk membangun industri jamu yang kuat dan berdaya saing tinggi masih harus dipacu lebih serius.
Dalam tataran mikro (teknis), masalah seputar pola pengadaan bahan baku yang baik dan terencana masih harus dibenahi, kurang kuatnya struktur industri jamu, serta ancaman masuknya produk jamu dari luar yang berdaya penetrasi pasar.
Karena itu, sebagai negara dengan tradisi jamu yang panjang dalam sejarah disertai kekayaan keanekaragaman hayati, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan jamu baik untuk kesehatan maupun berbagai produk industri dan pariwisata dengan sasaran pasar dalam dan luar negeri. Hingga tahun 2008, tercatat 1.024 industri jamu di Indonesia dengan berbagai jenis produk, dari godokan, serbuk, pil sampai kapsul yang digunakan untuk perawatan tubuh, menjaga kesehatan dan lain-lain.

Pengusaha Jamu Minta Dukungan Pemerintah

thumbnail
Buka Pasar Luar Negeri
OLEH: AGUS SALAM

Untuk memantapkan jamu sebagai sebuah merek (brand) Indonesia, penting dipercepat perluasan pasar ke luar negeri, memperbanyak lahan untuk menanam bahan baku, mempertinggi frekuensi seminar dan penelitian. Demikian ungkap Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) dan Obat Tradisional Indonesia, Charles Saerang pada Lokakarya Jamu sebagai Brand Indonesia di Jakarta. ‘’Untuk membuat jamu sebagai merek Indonesia cepat dikenal luas di pasar internasional sangat dibutuhkan dukungan pemerintah terutama untuk membuka pasar luar negeri. Sekarang pemerintah dan industri sepakat membuat jamu sebagai merek Indonesia. Yang terpenting tindak lanjutnya berupa dukungan untuk membuka pasar luar negeri secara lebih luas,’’ katanya.
Menurut Charles, bantuan pemerintah dalam mencari pasar dapat dilakukan dengan melibatkan para atase perdagangan di setiap kedutaan besar RI. Keterlibatan pemerintah mengembangkan pasar jamu dan obat tradisional sudah dilakukan Cina. Langkah Cina terbukti berhasil saat menembus pasar Amerika Serikat. ‘’Selama ini, untuk membuka pasar baru, kami melakukan sendiri. Itu bisa tetapi hasilnya lambat. Tidak secepat jika pemerintah membantu, omzet industri jamu dunia saat ini mencapai 25 miliar dollar AS per tahun, dengan 7,2 miliar dollar AS di antaranya berada di kawasan Asia,’’ jelasnya.
Untuk kawasan Asia, lanjut Charles, Korea merupakan produsen terbesar dengan omzet 400 juta dollar AS dan Thailand 200 juta dollar AS. Thailand sendiri tergolong negara baru yang bermain dalam bidang usaha ini. Namun mereka memiliki potensi mengejar Indonesia karena di negara ini industri jamu mendapat dukungan penuh yakni mulai dari insentif pajak, pengadaan lahan hingga kredit murah bagi usaha kecil,’’ tegas Charles. Di Indonesia, terdapat 1.270 perusahaan jamu dan 90% merupakan usaha kecil dan menengah.
Martha Tilaar yang menggeluti dunia jamu dan obat-obat tradisional bertekad untuk terus mengembangkan jamu dari tumbuhan asli Indonesia. Menurut Martha, Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayati yang bisa dimanfaatkan untuk ramuan obat tradisional. ‘’Indonesia punya 30 ribu lebih tanaman obat yang belum dimanfaatkan dengan maksimal,’’ katanya.
Tokoh wanita Indonesia itu prihatin terhadap kekayaan alam tidak dimanfaatkan maksimal, tetapi lebih cepat dicuri pihak asing. ‘’Mengapa kita kaya tapi miskin? Seperti tikus mati di lumbung padi,’’ katanya. Karena itulah, Martha mendesak pemerintah untuk serius menjaga kelestarian hutan agar keanekaragaman hayati tidak lekas punah.

Terapi Aliran Listrik Usir Kencing Manis

thumbnail
OLEH: NI WAYAN NITA
Penyembuhan penyakit secara tradisional banyak ditemukan di sekitar kita. Salah satunya pijat yang berfungsi untuk melancarkan peredaran darah. Tetapi setiap tukang pijat memiliki cara tersendiri dalam menyembuhkan penyakit.
Kadri, tukang pijat urat yang membuka praktek di Jl Pulau Aru Gg I/3 Denpasar, berbeda dengan tukang pijat lain. Untuk menyembuhkan pasien, Kadri hanya memijat pasien dengan handbody. Uniknya, ada aliran listrik yang membantu proses pemijatan. Aliran listrik itu berasal dari alat lempengan besi yang diberikan kakek Kadri secara turun-temurun. Alat tersebut dapat dibuat sendiri oleh sang kakek yang juga berprofesi sebagai tukang pijat di Singaraja.
Saat menangani pasien, Kadri menginjak lempengan besi yang disambungkan dengan listrik. Aliran listrik yang mengalir dalam tubuh Kadri itulah yang menjadi penyembuh pasien. Pasien dapat merasakan kesetrum listrik dan bagian yang dipijat bergerak sendiri. “Jadi teknik ini lebih tepat dibilang terapi daripada pijat, karena saya tidak memijat. Hanya menekan dan mengurut-urat saraf dengan bantuan aliran listrik,” jelas Kadri.
Pada tegangan listrik berapapun alat Kadri dapat digunakan. Hanya saja dalam memijat pasien tidak dikeluarkan semua kekuatan aliran listrik tersebut. Tergantung dari berat atau tidaknya penyakit yang diderita pasien. Pasien tidak akan merasa kesakitan atau kesetrum pada tegangan tinggi. Karena Kadri cukup hati-hati dengan memberikan handuk basah untuk ditaruh pada kaki pasien agar tidak ikut kesetrum.
Pasien dengan penyakit seperti pegal, kecapekan, asam urat, kencing manis hingga stroke dapat disembuhkan. Hanya 30 menit hingga satu jam pasien sudah dapat merasakan perubahan. Pasien tidak dianjurkan harus kembali lagi, hanya jika merasa cocok baru boleh kembali. Untuk tarif, Kadri enggan mematok secara pasti. Ayah satu anak ini juga melayani panggilan, baik di dalam maupun di luar kota Denpasar.

Bunga Sepatu Lancarkan Datang Bulan

thumbnail
OLEH: WURI WIGUNANINGSIH
Bunga sepatu, tidak hanya indah dipandang bila dirangkaikan dengan jenis bunga yang lain. Tapi, dibalik keindahan warnanya itu, bunga sepatu mempunyai banyak khasiat. Diantaranya dapat melancarkan datang bulan bagi kaum wanita. Kemudian juga berkhasiat untuk mengobati bronchitis, gonorhoea (kencing nanah), sakit panas, demam pada anak-anak, sariawan, batuk, gondok dan sakit kepala.
Bunga sepatu sendiri mengandung hibiscetin. Sedangkan batang dan daunnya mengandung kalsium oksalat, peroksidase, lemak dan protein. Ramuan untuk haid tidak teratur, cukup cuci tiga kuntum bunga kembang sepatu, lalu giling hingga halus. Kemudian tambahkan satu gelas air masak dan sedikit cuka. Selanjutnya peras dan saring. Minum 2-3 kali sehari sebanyak 1/2 gelas.
Untuk kencing nanah, cuci enam kuntum bunga kembang sepatu, rebus dengan tiga gelas air hingga airnya tersisa 3/4 gelas. Setelah itu, saring dan diamkan (diembunkan) selama semalam. Minum dengan madu tiga kali sehari 1/2 gelas. Untuk sakit panas, tumbuk akar kembang sepatu secukupnya hingga halus, rebus dengan tiga gelas air mendidih sekitar 30 menit, lalu saring. Air rebusan diminum tiga kali sehari sebanyak satu gelas.
Ramuan untuk demam pada anak-anak, lumatkan daun kembang sepatu segar secukupnya dengan sedikit air. Lumurkan di seluruh badan 2-3 kali sehari. Untuk sariawan dan batuk, rebus daun kembang sepatu secukupnya dalam tiga gelas air mendidih selama 15 menit, lalu saring. Air rebusan diminum tiga kali sehari. Sedangkan untuk gondok, siapkan akar kembang sepatu secukupnya dan air secukupnya. Akar diserbukkan dan direbus dalam air mendidih selama 1/2 jam. Kompreskan pada bagian yang sakit 2-3 kali sehari. Ramuan untuk sakit kepala, serbuk daun kembang sepatu direbus selama 1/2 jam dan dikompreskan pada dahi.

Triple X Road Show Jingle Minyak Oles Bokashi

thumbnail
Gelaran pesta rakyat memecah keheningan lapangan umum Seririt di Desa Sulanyah, Buleleng, Sabtu (1/3). Helatan pesta yang disponsori Ramuan Pak Oles, Fren, IPSA Bali, PT Pak Oles & Biotor Technology dan PT Songgolangit Persada itu dimeriahkan dengan konser musik XXX (baca: Triple X), Cleopatra dan beberapa band pendukung asal Buleleng. Penampilan Triple X mampu menyihir 3000 penonton hingga larut malam.
Menurut Agus Eriyana, salah satu panitia penyelenggara, konser bersama Triple X dihelat dalam rangkaian road show dan tour keliling Bali. Setiap road show dibagikan sampel Minyak Oles Bokashi. berlogokan XXX untuk menarik minat kaum muda mencintai produk obat herbal berbasis teknologi,” ungkap Eriyana. Minyak Oles Bokashi dijadikan bonus spesial bagi setiap konsumen yang membeli VCD XXX terbaru.
Pesta rakyat itu sekaligus disiasati untuk pembuatan video klip jingle lagu Minyak Oles Bokashi. Istimewanya, lirik lagu dibuat langsung personel band XXX. Berdasarkan pengalaman pribadi yang setia menggunakan produk Ramuan Pak Oles, tak sulit bagi XXX untuk membuat lirik. “Begitu membuat lirik dan menyanyikannya di depan Pak Oles langsung disetujui. Jadilah jingle Minyak Oles Bokashi,” ujar Rah Two, vokalis Triple X.
Memang selama ini gaung Minyak Oles Bokashi telah dikenal masyarakat luas, tapi kaum muda tidak banyak yang tertarik. Padahal semua umur dapat menggunakan Minyak Oles Bokashi. Dengan menggaet XXX diharapkan anak muda lebih mengenal dan memahami khasiat produk yang terbuat dari ratusan tanaman obat ini.
Jika branding image tersebut mendapat respon positif, maka kaum muda yang cenderung cuek pada obat-obatan tradisional, akan paham betul sial khasiat produk herbal. Disinggung lokasi konser yang digelar di Buleleng, Rah Man selaku Manajer XXX menyatakan, setingan lokasi sudah sesuai keinginan XXX. Buleleng sendiri merupakan desa kelahiran Pak Oles sehingga lebih baik jika mengenalkan album baru XXX dan jingle Minyak Oles Bokashi dari rumah sang penemu minyak multi khasiat itu.

PT Songgolangit Persada Gelar Rakernas

thumbnail
OLEH: INDAH WULANDARI
hadni_wulan@yahoo.co.id
Booming pertanian organik di awal tahun 2000 makin mensuport peluang pasar bagi pupuk organik selama 10 tahun terakhir. Market share sektor ini kian ketat setelah EMRO dan Kyusei Nature Farming Centre menerbitkan lisensi jaminan mutu produk organik.
PT Songgolangit Persada sebagai salah satu produsen pupuk organik seperti EM dan Bokashi Kotaku bertekad untuk mendukung sektor pertanian organik di Indonesia. Hal itu terbaca dari peningkatan penjualan 99,92% di empat kantor cabang pemasaran selama tahun 2007. Cabang Jakarta sendiri mencapai 107,02%, disusul Magelang (100%), Surabaya (96,74%) dan Bali (84,4%). Rakernas itu digelar di Hotel Inna Natour Sanur akhir Februari lalu.
Untuk meraih peluang pasar yang justru kian ketat di tahun-tahun mendatang, sangat diperlukan analisa SWOT terhadap brand/merek, kualitas, pasar, distribusi dan kelemahan. Cara itu dianggap jitu karena peluang industri EM belum digarap serius, cepat dan digarap dengan berani. PT Songgolangit Persada yang sudah 16 tahun berkiprah dengan produk EM sedang berada dalam tahap learning process. Karena itu, grand design perlu dirancang untuk lima tahun, disertai peningkatan komunikasi, distribusi terarah dan jaringan berkelas.

Mansur S; Saya Pakai Minyak Oles Bokashi

thumbnail
OLEH: AGUS SALAM
Meski usia sudah memasuki kepala enam, artis senior dalam musik orkes melayu (dangdut), H Mansur S (60) tampak sehat dan awet muda. ’’Setiap hari saya sibuk seperti show, mengisi siaran di radio dan kegiatan lain, tetapi alhamdulillah saya selalu menjaga kesehatan dengan obat-obat tradisional,’’ katanya selepas siaran di radio RIA FM Depok, Jawa Barat.
Ketertarikan artis bernama lengkap Mansyur Subhawannur dengan obat tradisional karena obat tradisional tidak memiliki efek samping. ‘’Kita tahu bahwa orang-orang tua dulu selalu menggunakan obat-obat tradisional untuk menjaga kesehatannya. Contohnya orang tua saya saja yang usianya sekarang 86 tahun masih bisa kerja dan melakukan kegiatan lain. Rahasianya beliau rajin konsumsi obat-obat tradisional,’’ kata artis yang akrab dipanggil Ayah ini.
Karena itu, obat-obat herbal di Indonesia perlu dikembangkan secara lebih serius. ’’Sebenarnya, bumi Indonesia dengan alam tropis ini tumbuh aneka tanaman yang berkhasiat obat, sayangnya kita tidak tahu kegunaannya sehingga kita kurang mengonsumsi bahan-bahan alami tersebut,’’ kata penyanyi dangdut legendaris Indonesia ini.
Produk jamu yang sering dikonsumsi Ayah Mansur biasanya kuncit, jahe, madu dan termasuk Minyak Oles Bokashi.’’Saya pakai Minyak Oles Bokashi untuk sakit perut, sakit tenggorokan, gatal-gatal, sakit dipergelangan tangan dan lain-lain. Bahkan jika keluarga sakit juga saya kasih mminyak asal Bali ini,’’ kata artis yang juga pemain sinetron ini. Selain itu, Mansur juga sering konsumsi madu setiap hari untuk menjaga kesehatan. Karena menurut, dirinya yang sudah tampak gemuk sangat berbahaya jika banyak konsumsi gula.
Lelaki kelahiran Jakarta, 30 November 1948 merupakan pelantun lagu-lagu Zubaedah, Khana dan Rembulan itu merilis album perdana, Pesan Perpisahan pada 1969. Suaranya yang khas dan lirik-lirik lagunya yang memasyarakat membuat juri Seleb Mendadak Dangdut mendapat tempat di hati masyarakat. Bahkan sejak tahun 1990 hingga 2000, ia sudah merilis tiga album setiap tahun. Mansyur juga pernah merilis album beraliran musik Gambus, Sunda dan bahkan lagu pop.

Merekam Potensi Pasar Kota Salatiga

thumbnail
OLEH: AGUS SALAM
Meski kota Salatiga, Jawa Tengah boleh dibilang kecil, tetapi soal potensi dan peluang pasar cukup terbuka lebar. Ramuan Pak Oles mendapat sambutan yang cukup baik di kota tersebut. ‘’Pada dasarnya masyarakat Jawa menyukai produk tradisional, karena itu produk tradisional asal Bali ini, bisa diterima di kota tersebut,’’ kata TL Salatiga, Agus Suprianto.
Menurut Agus, kehadiran ramuan Pak Oles di kota yang berhawa sejuk ini, memang menambah spresiasi baru tentang dunia perjamuan di tanah Jawa ini. Apalagi produk dari Bali. Kehadiran produk ramuan pak oles memang menambah khasanah berjamuan di kota Salatiga dan menjadi penyeimbang produk obat-obatan asal Cina yang tidak jelas izinnya.
Sedang produk Ramuan Pak Oles seperti Minyak Oles Bolashi sudah mengantongi ijin serta telah diuji pada labolatorium di Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) agar hasilnya sesuai standar kesehatan yang berlaku. ’’Selain itu, Ramuan Pak Oles merupakan produk organik tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sehingga aman dipakai oleh masyarakat luas,’’ katanya.
Untuk cara pakai Minyak Oles Bokashi, sangat mudah. Cukup dioleskan di tempat yang terkena luka atau bagian yang sakit bagi penyakit luar dan untuk penyakit dalam diminum sesuai anjuran, langsung tanpa air atau dengan air. Aromanya tidak menyengat sehingga tidak mengganggu bila dipakai saat acara resmi (di kantor, maupun pertemuan). Produk ini juga tidak meninggalkan noda atau membekas. Jadi tidak perlu khawatir jika masih di kantor.
Untuk pemasaran menurut Agus, seperti pasar, terminal, perkantoran dan tempat-tempat keramaian sudah disasar. ’’Sekolah, perkantoran atau tempat ibadah salah satu tempat yang potensial di kota Salatiga,’’ katanya.

Made Sumadiyasa ; Akrabi Transisi Tepian Pelangi

thumbnail
OLEH: INDAH WULANDARI
hadni_wulan@yahoo.co.id
Pameran lukisan tunggal Songs of The Rainbow di Ganesha Gallery, Four Seasons Resort Bali, Jimbaran (10/3-10/4) mengajak penikmat seni bersinergi dengan semesta alam. Karya-karya pelukis I Made Sumadiyasa terlahir dari sebuah keyakinan.
Karya seniman lulusan ISI Yogyakarta memang telah dikenal pecinta seni internasional. Ia pernah berpartisipasi dalam even prestisius Art Asia International Fine Arts Exhibition di Hongkong yang digelar medio 1995. Bahkan karyanya menghiasi cover majalah Asian Art News (edisi Maret-April 1996). Pria kelahiran Lalang Linggah, Tabanan ini memahami seni rupa bak menguak misteri kehidupan yang berhubungan dengan rahasia alam semesta. Keyakinan tersebut membawanya menuju pengetahuan tentang semesta yang jadi sentral kreativitasnya. Tentu saja ini sangat berjarak dengan tren seni rupa Indonesia lima tahun belakangan. Tren aliran seni rupa objek dan Neo-Pop warnai kebanyakan karya seni terkini. Sehingga tidak banyak perupa yang mengembalikan praktek seni rupa sebagai media dialog dengan alam.
Berbagai gejolak alam berhasil ditangkap Made dan diungkap secara total lewat kondisi kejiwaan yang energik, meletup, meledak, dan tanpa batas. Terciptalah sebentuk kekhasan aliran abstrak ekspresionis penuh emosi diri. Sejak tahun 1994, sebut Made, ia telah kembangkan perombakan tata visual seni rupa Bali yang menjauh dari pencitraan ikonografis Bali atau identitas keetnisan Bali. Citra abstraksi berkebebasan tampilkan impresi personal. Seperti yang terlihat dalam jiwa Song of The Rain (1995) dan spirit of the Forest (1994). Di tahun-tahun berikutnya ia sajikan karya berkarakter kuat tentang semesta alam dalam pameran tunggal Heart Series (2004) dan Sunrise Series (2005).
Dalam pameran tunggalnya kali ini Made coba menepikan diri dalam sebuah fenomena alam yang terlahir dari bias uap air. Ia coba lukiskan pelangi bergradasi warna alamiah. Paduan visual warna di udara terangkum dengan nuansa warna alam lainnya gugah kekaguman. Stimulasi tentang aneka teori ilmu alam pun menoreh para penikmatnya. Pasalnya, yang tertuang dalam kanvas bukanlah kelir pelangi selayaknya citraan sebelumnya. Tapi pelangi sebagai ruang waktu transisi tak berbatas. ‘’Warna yang mendominasi lukisan pelangi ini merupakan ruang warna alam yang riil berbaur dengan warna gradatif materi alam dan misteri indera penglihatan manusia,” terang pelukis berusia 36 tahun ini.
Karya seri Songs of the Rainbow secara visual mengangkat warna-warna blur yang tercecer akibat genangan pengencer minyak yang berlebih. Pun, teknik dussel dan opaque yang spontan, organis, dan bebas. Kondisi transisi terwakilkan dengan kesan samar beradu terang gelap serta jeda ruang kosong. Semuanya disandingkan dengan goresan spontan dan polesan pekat membidang dalam karya Serenity III dan karya-karya lainnya.

Mereka Otak Aksi Genosida

thumbnail
Judul : Profil “Sang Jagal”
Penulis : Prima Nurahmi, dkk
Penerbit : Bio Pustaka, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, 2008
Tebal : x + 185 halaman
Jika kita melihat kembali kisah-kisah Perang Dunia II (PD II), atau melihat film seputar peristiwa itu, tentu ada perasaan takut dan miris melihat aksi-aksi pembantaian manusia. Dalam PD II diperkirakan lebih dari 60 juta orang meninggal di seluruh dunia. Sungguh sebuah angka yang sangat fantastik.
Namun, ada yang lebih mengerikan lagi, hanya oleh dua negara, Uni Soviet dan Cina, lebih dari 80 juta warganya telah dibantai oleh pemimpinnya sendiri. Tercatat, dari tahun 1918 hingga 1953, pemerintah Uni Soviet disebut-sebut telah mengeksekusi lebih dari 39 juta warganya sendiri. Begitu juga pemerintah Komunis di Cina yang menghilangkan nyawa kira-kira 45 juta orang (hal. v-vi). Hanya dengan dua negara saja jumlah korban genosida lebih besar dari korban keseluruhan dalam PD II.
Buku yang berjudul Profil Sang Jagal ini mencoba mengulas mereka yang menjadi otak-otak aksi genosida yang sangat mengerikan. Dalam buku ini ada sekitar sembilan pemimpin negara yang menjadi otak aksi genosida terhadap penduduk negaranya sendiri maupun negara lain. Di antara mereka terdapat, sang Fuhrer Jerman, Adolf Hitler, yang aksi genosidanya terhadap bangsa Yahudi dikenal dengan sebutan Holocaust. Josep Stalin, sang Manusia Baja (man of the steel) dari Uni Soviet, melalui Pasukan Merah (Red Army) telah membantai jutaan warganya. Termasuk Mao Tse Tung, bapak Komunis Cina, yang telah mengorbankan jutaan nyawa selama kepemimpinannya.
Ada juga Ante Pavelic dengan impian tegaknya Kroasia memakai warga Serbia, Yahudi, dan Gypsi sebagai korabannya. Adi Amin si Manusia Liar dan Theoneste Bagosora si Otak Pembunuh dari Uganda, Afrika. Pol Pot sang Malaikat Maut dari Kamboja yang melakukan genosida melalui mesin Khmer Merah-nya. Juga Saddam Hussein sang diktator dari negeri seribu satu malam, Irak. Inilah mereka para pemimpin yang tercatat telah melakukan aksi-aksi genosida paling mengerikan di dunia.
Namun anehnya, hampir semua pemimpin berdarah itu tetap tak menganggap semua tragedi genosida yang dilakukannya bukan sebuah kekeliruan. Hitler menganggap pemusnahan bangsa-bangsa termasuk Yahudi adalah wajar, sebab bangsanya, Arya, lebih unggul dari semua ras di dunia. Adi Amin, mengaku bahwa apa yang dilakukannya itu adalah demi kebesaran Islam sebagai tatanan yang terbaik di dunia. Bahkan, Stalin juga mengatakan semua pengorbanan rakyat adalah demi terwujudnya tatanan sosialis yang dicita-citakan.
Buku ini kebanyakan masih para pemimpin berdarah sebagaimana umum telah ketahui. Belum ada tokoh baru, yang mungkin bisa lebih kontrofersial, sehingga akan lebih menarik bagi yang membacanya. Sebagai misal, Presiden Amerika, George W. Bush (Junior), terhadap kematian ribuan bahkan jutaan rakyat Afganistan dan Irak. Atau bisa jadi mantan presiden Indonesia sendiri, Jendral Soeharto atas kasus pembantaian lebih dari 2 juta warga yang dituduh PKI.
Meski pun begitu, buku ini tetap layak dipertimbangkan sebagai refleksi bahwa sejarah dunia sering berkelidan pada torehan-torehan darah manusia. Murahnya harga kemanusian dalam aksi pembantaian massal (genosida) yang pernah mereka (sang Jagal) lakukan adalah pelajaran berharga bagi kita semua. Dengan harapan di masa datang tak akan ada lagi pemimpin demikian. (Peresensi: Swastyasti P, bergiat di komunitas MaCa BuKu [Taman Baca Bambu Kuning], Yogyakarta).

Polemik Media Pers Dari Pulau Dewata

thumbnail
BEDAH BUKU
Judul Buku : Kabar-Kabar Kekerasan dari Bali
Penulis : Arifatul Choiri Fauzi
Penerbit : LKiS, Yogyakarta
Cetakan : I, Oktober 2007
Tebal : xiv + 255
Tragedi peledakan bom Bali pada lima tahun lalu, telah mengejutkan warga Indonesia, bahkan dunia internasional. Peristiwa tersebut, menjadikan ‘Pulau Dewata’ yang sebelumnya dikenal sebagai ‘pulau wisata’ paling aman dan sangat digemari para wisatawan dalam dan luar negeri, tiba-tiba menjadi hancur berantakan dan merenggut ratusan nyawa manusia yang tak bersalah.
Akibat aksi sejumlah teroris tersebut, pulau Dewata, bahkan negara Indonesia, mengalami kehancuran di pelbagai bidang kehidupan, baik ekonomi, sosial, budaya serta politik. Sejumlah media massa menyebutkan, bahwa tingkat kunjungan wisata menurun drastis, hingga sampai 80%. Karena beberapa negara asing melarang warganya berkunjung ke Indonesia, seperti Amerika, Singapura, dan Australia.
Buku berjudul “Kabar-Kabar Kekerasan dari Bali” yang ditulis Arifatul Choiri Fauzi ini memaparkan bahwa adanya perbedaan media dalam menyajikan berita tragedi terorisme di Bali. Penulis juga menjelaskan bahwa untuk mewujudkan visi dan misi masing-masing media dapat dilakukan dengan berbagai cara, metode, dan pendekatan. Salah satunya dengan menggunakan framing analisis, yakni struktur konseptual yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana yang menyediakan kategori standar untuk mengapresiasi realitas.
Dalam kasus bom Bali, misalnya framing yang dibawa oleh Kompas adalah humanisme atau sisi kemanusiaan dari peristiwa tersebut, yang artinya Kompas tidak terhanyut dalam perdebatan mengenai siapa pelaku peledakan, berasal dari kelompok mana, dan sebagainya. Kompas lebih memfokuskan pemberitaannya pada upaya pemberantasan teroris melalui pendekatan hukum, siapapun pelakunya harus ditindak secara hukum, tanpa melihat dari mana asalnya, apa agamanya dan sebagainya.
Pada Republika, frame yang dibawa adalah frame Islam atau frame anti Barat, dengan meyakinkan publik pembaca bahwa pelaku peledakan adalah orang Barat, khususnya Amerika dan sekutunya dan menunjukkan bahwa peristiwa peledakan bom Bali yang memunculkan isu terorisme adalah rekayasa Barat untuk mendiskreditkan Islam.
Perbedaan frame wacana terorisme Republika dan Kompas karena adanya perbedaan cara pandang dalam melihat terorisme. Replubika menggunakan wacana terorisme hegemonik politis, yakni mendefinisikan terorisme sebagai tindakan hegemoni negara Barat atas negara berkembang, disamping itu Republika juga menggunakan wacana terorisme stigmatis kritis, yang mengaitkan terorisme dengan ideologi tertentu, yakni Islam dan Barat. Harian Kompas, menggunakan wacana humanisme dalam melihat dan memaparkan terorisme.
Peledakan bom Bali, selain sebagai sumber bencana korban, ternyata menimbulkan polemik lain yang diakibatkan oleh peran media massa. Media massa punya peran sangat strategis dalam pembentukan opini publik. Media massa mampu mempengaruhi opini publik pada suatu peristiwa tertentu bahkan tak jarang membuat audiennya tidak sadar akan peristiwa sesungguhnya yang terjadi. Setiap berita yang disajikan oleh media tentunya telah didesain sesuai dengan “kepentingan” media baik secara internal maupun eksternal.
Kenyataan menunjukkan bahwa pers bukan sesuatu yang murni objektif. Pers bukan alat potret mekanik yang mampu menampilkan dan manggambarkan suatu peristiwa serta even kehidupan secara apa adanya. Keterbatasan teknis jurnalistik dan berbagai kepentingan manusia di balik media massa, menyebabkan penggambaran dan pemotretan yang dilakukan oleh pers mengalami reduksi, simplikasi, dan interpretasi.
Setiap berita yang disajikan oleh media tentunya telah didesain sesuai “kepentingan” media, baik secara internal, maupun eksternal. Tak heran jika perselingkuhan media, pemilik modal, dan kekuasaan merupakan lingkaran setan yang membatasi otoritas wartawan.
Buku yang diterbitkan LKiS, Yogyakarta, Oktober 2007, setebal xiv + 255 halaman ini mengajak kita untuk memahami dunia berita yang dikemas oleh media massa. Selain itu, kita diajak untuk mencari bentuk ideologis dan sosiologis dari sosok media dalam menyajikan produknya.
(Peresensi: Ani Saidah, Guru PLS Tinggal di Malang)

Pudarnya Pamor Agen Perubahan

thumbnail
BEDAH BUKU
Judul : Dari Demonstrasi Hingga Seks Bebas: Mahasiswa di Era Kapitalisme dan Hedonisme
Penulis : Nurani Soyomukti
Penerbit : Garasi, Yogyakarta (Ar-Ruzz Media Group)
Cetakan : I, Januari 2008
Tebal : 184 Halaman
Kaum muda (baca: mahasiswa) selalu diperhitungkan keberadaannya dalam lintas sejarah. Sebab mahasiswa merupakan variabel penting yang berperan dalam segala proses perubahan. Dalam babakan sejarah, gerakan kaum muda telah memainkan peranan penting menjadi barisan terdepan yang selalu meneriakkan tuntutan atas berbagai perubahan dan keadilan sosial. Di Indonesia, hal ini bisa dilihat mulai dari berdirinya Budi Oetomo, ikrar sumpah pemuda 1928, hingga yang masih mengemuka saat ini adalah gerakan mahasiswa menumbangkan rezim Orde Baru pada tahun 1998. Status mahasiswa menjadi kebanggaan tersendiri.
Namun yang terjadi saat ini justru kebalikan dari semua itu. Mahasiswa Indonesia tidak lagi bercitra sebagai kaum intelektual, pembela rakyat atau aktivis perubahan (agent of change). Yang ada justru mahasiswa yang berpikiran prakmatis-oportunistik. Dalam benak mereka menjadi mahasiswa berarti sebuah jalan lempang mendapatkan pekerjaan. Titik. Sehingga ketika ditanya tentang bagaimana dengan nasib masyarakat yang terus didera penderitaan, mulai dari melambungnya harga kebutuhan pokok, pendidikan mahal, kesehatan mahal, hingga fenomena gizi buruk, pengangguran serta kemiskinan yang makin meluas?

(Inzet: Nurani Soyomukti)
Jawabannya sungguh menyakitkan. “Persetan dengan mereka semua!”
Parahnya lagi, maraknya berita mengenai keterlibatan mahasiswa dengan narkoba, tawuran antar mahasiswa, hingga prilaku seks bebas di kalangan mahasiswa menambah daftar panjang keterpurukan mahasiswa di negeri ini.
Adalah kekuatan kapitalis yang membuat mahasiswa kehilangan pamornya sebagai agen perubahan. Lewat kisah sinetron, opera sabun dan juga acara reality show, misalnya, mahasiswa digambarkan tak lebih sebagai kaum muda yang hanya sibuk mengejar urusan ’cinta’ dan pergaulan saling berburu pasangan dengan dramaturgi yang berlebihan. Dalam kisah sinetron, misalnya, kampus hanya menjadi aktivitas kisah ’cinta sempit’ yang bernama ’pacaran’ dengan warna gaya hidup yang menonjolkan syahwat.
Dengan lain kata, tugas dan peran berat mahasiswa dalam pusaran sejarah sebuah bangsa mulai dikaburkan dan kemudian digantikan dengan citra sebagai segelintir kaum muda yang eksklusif dengan hidup yang penuh suka ria. Sedangkan kampus tak lebih sebagai menara gading kekuasaan pasar (modal) di mana aktivitas mahasiswa hanya berkutat pada kuliah, makan, belanja, kencan dan seks.
Kondisi inilah yang menjadi bahasan utama buku Nurani Soyomukti ini. Sarjana sospol Universitas Jember ini menilai apa yang menerpa mahasiswa saat ini sebenarnya mengingkari sejarah. Pasalnya, sejarah gerakan mahasiswa adalah sejarah pembebasan rakyat, sejarah perubahan bagi terciptanya keadilan sosial (Hal.76). Dengan mengggunakan analisa marxis, Soyomukti mengurai rantai kapitalisme yang membuat mahasiswa kehilangan elan vital dan predikatnya sebagai mahasiswa sejati.
Hal ini bisa dilihat dari konstruksi gaya hidup dan budaya, meskipun bukan kontradiksi pokok, merupakan pintu masuk bagi kapitalis untuk bertahan melakukan penindasan kalau kaum muda bodoh dan tanpa pendidikan, kalau nalar kritis ditumpulkan, dan pengetahuan dijauhkan, siapapun akan menjadi rombongan mahkluk idiot dan ‘penurut’ yang dengan begitu mudahnya diarahkan, dibentuk, dikuasai, dan ditindas demi kepentingan segelitir elit (modal) yang memegang kekuasaan (hal. 24).
Nah, jika keadaan ini dibiarkan tentu akan menjadi preseden buruk bagi bangsa ini. Pasalnya, mahasiswa masih menjadi ujung tombak bagi masa depan, karena ditangan merekalah tongkat estafet bangsa ini disematkan.
(Peresensi: Edy Firmansyah, pengelola Sanggar Bermain Kata (SBK), tinggal di Madura)

Menikmati “Bebalung Kuda” Khas Lombok

thumbnail
OLEH: HERNAWARDI
Kuda tidak hanya menarik gerobak, pedati atau sebagai alat angkut tradisional masyarakat pedesaan. Ternyata di Lombok, daging kuda menawarkan kenikmatan tersendiri. Menu sajiannya pun beragam seperti bebalung kuda, sup kuda, sate daging kuda. Menu unik ini bisa kita temui di warung yang berjejer di kiri kanan jalan gerbang masuk Desa Bengkel, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat.
Kuliner tradisional ini tidak hanya diminati warga lokal, tapi juga disuguhkan kepada wisatawan asing yang penasaran dengan sajian tradisional Lombok tersebut. M. Irsan, pelayan Warung Makan Mustang, Bengkel yang khusus menyajikan daging kuda, mengaku jumlah pengunjung setiap hari mencapai ratusan orang yang berasal dari berbagai latar profesi. Mulai dari PNS, TNI, polisi, pengusaha, sopir, pedagang sampai kalangan petani.
Jika dicermati, sebetulnya sup daging kuda ini tak jauh beda dengan sup atau bebalung daging sapi. Cara meracik dan bumbu-bumbu penyedapnya hampir sama. Sup atau bebalung kuda diolah mirip rawon. Di dalamnya terdapat kuah diadon dengan daging kuda empuk yang telah dipotong-potong dengan ukuran tertentu. Ruas daging yang dicari biasanya pada tulang mudanya.
Bebalung kuda telah menjadi sajian lauk-pauk pelengkap nasi hangat satu porsi yang rasanya cukup lezat. Kuah sup yang airnya hangat-hangat kuku ditaburi campuran bumbu tradisional dan irisan daun seledri yang menggugah rasa lapar. Harga satu porsi berkisar Rp 10 ribu – Rp 15 ribu. Tergantung menu yang dipesan.Apakah rahasia kelezatan daging kuda Lombok? Awalnya, air direbus hingga mendidih. Lalu rusuk kuda yang dipotong-potong tadi dimasukkan dalam air yang sudah mendidih. Setelah daging kuda direbus, keluarlah buih di permukaan didihan air tadi. Buihnya dibuang dan yang tersisa hanya rebusan air tanpa buih. Selanjutnya daging kuda dimasak lagi sampai tidak menimbulkan rasa amis. Yang mengejutkan dari ratusan pengunjung yang datang menikmati daging kuda saban hari dari jam 08.00 hingga 21.00 wita, omzet penjualan rata-rata per hari bisa mencapai Rp 1,6 juta. Daging kuda dibeli secara kiloan di lokasi penyembelihan kuda di Sekarbela, Mataram.

Brownies Kukus Amanda

thumbnail
Ikon Bandung Penuh Antrean
OLEH: AGUS SALAM

Kini bertandang ke kota Bandung belumlah lengkap jika tidak membeli brownies kukus. Selain terkenal dengan fesyennya, Bandung sekarang menjadi kota kuliner dan pusat jajanan. Salah satunya merk brownies kukus yang lagi naik daun adalah Amanda yang terletak di Jl Rancabolang 29 Bandung. Sesuai namanya, brownies kukus Amanda dibuat dengan cara dikukus, bukan dibakar di oven.
Brownies kukus Amanda terdiri dari berbagai macam rasa seperti original, cream chese, blueberry, tiramisu dan terakhir choco marble. Browniesnya didatangkan pagi hari, masih dalam kotak dan kresek berlabel Amanda. Selanjutnya penjualnya menyusun kotak-kotak itu di etalase kecil. Satu kotak dijual dengan harga Rp 22.000.
‘’Sekarang ini, brownies kukus lagi nge-boom kota Bandung, para tamu yang datang di dari Jakarta banyak yang menanyakan. Di jalan Teuku Umar ada dua etalase yang deketan letaknya, sama-sama hanya jual brownies Amanda dan sangat laris diserbu pembeli,’’ kata Elies, salah satu penjual brownies tersebut.
Memang, sebagian besar pengunjungnya dari luar kota, terutama Jakarta dan kawasan Bodebotabek. Brownies kukus paling pas untuk oleh-oleh. ‘’Brownies kukus Amanda memang menjadi pelopor brownies kukus di Bandung. Brownies Amanda mulai ‘membumi’ di Bandung, bahkan luar kota tahun 2004, meskipun sudah dirintis sejak 2001,’’ kata Astri, humas Brownies Kukus Amanda.
Menurut Astri, hari Sabtu dan Minggu, pembeli sangat banyak dan rela untuk mengantre. Itulah sensasi pengalaman yang menjadi keunikan Amanda yang terus menerus memperbaiki kualitas servisnya. Tapi bagi pembeli tak masalah, asal bisa menikmati brownies kukus yang lezat tersebut. ‘’Kami tidak memakai sistem pesanan dulu, namun pembeli bisa langsung antre tanpa harus khawatir kehabisan,’’ katanya.
Selain mendatangkan bisnis yang menggiurkan, keberadaan brownies kukus Amanda menjadi basis industri pariwisata yang unik dan mendatangkan devisa bagi kota Bandung. Setiap hari libur, weekend apalagi long weekend, rute menuju pusat-pusat jajanan Bandung ini, menjadi macet luar biasa.

Jaran Kepang, Eksotisme Dan Eksistensi Kesenian Tradisional

thumbnail
Oleh: Yanuar Arifin*
Jaran Kepang atau Jaranan merupakan salah satu kesenian tradisional khas Jawa Timur, khususnya Kediri. Kesenian ini sangat populer di kalangan masyarakat Jawa karena tampilannya yang atraktif, ekspresif dan dinamis. Jaranan adalah seni tari yang dimainkan oleh 4 sampai 6 orang yang mengapit kuda-kudaan dari anyaman bambu, dengan membawa pecut atau cemeti, dengan diiringi alunan musik khas Jawa, yakni satu unit musik gamelan Jawa berupa ketuk, kenong, kempol, gong suwukan, terompet, kendang dan angklung. Tarian tersebut kemudian berujung pada atraksi ndadi atau kesurupan (trance). Atraksi ndadi inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para audiens.
Dalam atraksi ndadi itu, audiens dapat menyaksikan para pemain Jaranan yang menari tanpa mengenal rasa lelah. Selain itu, mereka juga tanpa rasa takut memakan sesuatu yang tak lazim bagi orang kebanyakan. Makanan berupa kembang, bekatul ataupun benda-benda tajam, semisal beling (kaca) dan api dapat mereka telan dengan begitu lahapnya. Woodward menggambarkan peristiwa yang ditunjukkan lewat atraksi ndadi ini sebagai media pertemuan mikrokosmos (jagad alit) dengan makrokosmos (jagad ageng), yakni integrasi dunia manusia dengan dunia roh, yang menyebabkan seorang manusia kehilangan kesadarannya. Artinya, para pemain Jaran Kepang yang telah ndadi secara tidak sadar dapat melakukan sesuatu yang tidak lumrah seperti yang telah digambarkan.
Berkaitan dengan integrasi dunia manusia dengan roh leluhur yang ada dalam atraksi ndadi, jika kita mengikuti kategori sosial yang digagas oleh Clifford Geertz dalam bukunya "The Religion Of Java", maka dapat dikatakan bahwa kesenian Jaranan merupakan kesenian yang lahir dari rahim komunitas kaum Abangan. Statement ini tentunya berdasarkan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa komunitas inilah yang memegang kuat tradisi penggunaan simbol-simbol magis dan mitologi dalam setiap ritual budaya yang mereka lakukan. Karena lahir dan dibesarkan oleh komunitas ini, tak mengherankan apabila kesenian Jaranan juga tak bisa lepas dari ikatan simbol-simbol tersebut. Oleh karenanya, sering kali kita saksikan festival-festival budaya ataupun ritual-ritual tradisional semisal ruwatan desa, bersih desa, sedekah bumi di Jawa Timur yang selau dimeriahkan oleh kesenian jenis ini.
Simbol Eksotisme Budaya Lokal
Saking besarnya apresiasi yang ada, di berbagai daerah menamakan kesenian Jaranan dengan banyak nama. Di Ponorogo disebut jathil, di tempat lain senterewe, atau juga dikenal dengan nama jaranan pegon. Dari langkah-langkah tersebut, langkah yang paling nyata adalah yang ditunjukkan oleh Pemkot Kediri. Hingga kini, Pemkot Kediri sedang berupaya keras untuk mengangkat kesenian jaranan sebagai simbol identitas daerahnya. Upaya tersebut selain guna mencari identitas asli Kediri yang berakar dari tradisi orang Kediri, juga sebagai salah satu upaya mereka untuk menjaga dan melestarikan khasanah budaya leluhur Kediri yang kaya akan simbol-simbol eksotisme budaya adiluhung.
Asal muasal kesenian Jaranan diangkat dari dongeng rakyat tradisional Kediri, tepatnya pada Pemerintahan Prabu Amiseno di Kerajaan Ngurawan. Kerajaan ini terletak di Kediri sebelah timur Sungai Brantas. Konon sang Prabu memiliki putri yang cantik jelita, Dyah Ayu Songgolangit dan putra bernama Raden Tubagus Putut. Dari dua anak sang Prabu inilah dengan alur cerita rakyat yang panjang dan penuh simbol, lahirlah kesenian Jaranan. Dalam konteks ini, kesenian Jaran Kepang merupakan kesenian yang tidak hanya sebatas estetis seni yang berfungsi sebagai medium hiburan semata, lebih dari itu ia adalah medium ekspresi diri pemimpin kerajaa yang telah menyatu dengan ekspresi spiritual dan sosial rakyatnya.
Eksistensi Kesenian Kaum Pingiran
Dalam parade waktu, kesenian Jaran Kepang bertumbuh sebagai kesenian kaum pinggiran, rakyat kecil. Tentunya, kesenian Jaranan sangat berbeda dengan kesenian lain, semisal wayang kulit yang lebih menggambarkan kemewahan dan kehalusan budi kaum priyayi dan santri yang notabene masih tercampuri dengan nilai-nilai keagamaan.
Namun, apabila kita cermati, perbedaan mendasar dari entitas simbol kesenian tersebut sebenarnya hanya terletak pada ada dan tidak adanya intervensi dari penguasa. Artinya, kesenian yang lahir dari rahim kaum priyayi atau santri biasanya berorientasi pada legitimasi kekuatan dan kekuasaan penguasa semata. Sedangkan kesenian rakyat adalah kesenian yang murni untuk mengagungkan atau ngurip-ngurip budaya leluhur rakyat tradisional. Hal ini sesuai dengan gagasan Kuntowijoyo terkait dengan pembentukan simbol pada kaum Priyayi ataupun kaum Santri. Karena itu kesenian Jaran Kepang menjadi simbol eksistensi kesenian kaum pinggiran atau rakyat kecil.
Sungguhpun demikian, eksistensi kesenian Jaran Kepang harus tetap digalakkan oleh seluruh elemen bangsa. Bagaimanapun, budaya lokal adalah embrio budaya nasional bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan.
*) Pemerhati sosial & budaya pada Hasyim Asy’ari Institute.

Sultan Haji Hassanal Bolkiah Prihatinkan Kriminalitas Kaum Muda

thumbnail
KIPRAH: HUT Kemerdekaan Brunei Darussalam
Sekitar 7500 warga Brunei Darussalam memadati lapangan Sir Muda Omar Ali Safuddin Bandar Seri Begawan mengikuti upacara hari ulang tahun ke-24 kemerdekaan Brunei Darussalam, Jumat pagi (22/2). Upacara peringatan mulai pukul 08.00 waktu Brunei yang berlangsung meriah. Sultan Haji Hassanal Bolkiah selaku kepala pemerintahan dan negara kerajaan bertindak sebagai inspektur upacara. Perayaan HUT kemerdekaan itu dihadiri oleh kerabat Diraja Brunei, para pejabat tinggi, kepala perwakilan negara sahabat, pelajar dan kalangan warga masyarakat Brunei yang menyaksikan langsung.
Momen tersebut dirangkai dengan pemberian 627 tanda jasa kepada rakyat Brunei Darussalam. Sementara pada hari yang sama, di masjid Jami’ Asr Hassanil Bokiah berlangsung pembacaan Yassin yang diikuti seluruh jamaah masjid-masjid di negara Brunei Darussalam.
Dalam pidato kenegaraan yang sesuai tema peringatan HUT kemerdekaan yakni “Tunas Muda”, Sultan Haji Hassanal Bolkiah menyampaikan keprihatinannya terhadap berbagai kasus kejahatan yang melibatkan generasi muda di Brunei. Data statistik kejahatan di Brunei menunjukkan peningkatan kejahatan yang melibatkan tunas muda di Brunei. Tema Tunas Muda menjadi inspirasi signifikan bahwa generasi muda yang berkualitas menjadi kunci pembangunan di negeri yang bertetangga secara teritorial dengan Indonesia.
Negara Brunei Darussalam memiliki sumber daya yang melimpah yaitu minyak dan gas alam. Hampir setengah pendapatan negara Brunei Darussalam ditopang dari sektor minyak dan gas alam. Dengan luas 5770 km2 dan berpenduduk 374.557 jiwa negara ini mempunyai Gross Domestic Product sebesar $9,557 miliar atau setara dengan US$ 5973,13 miliar. Pertumbuhan penduduk Brunei sebesar 1.8% per tahun. Selain sektor minyak dan gas sektor lain seperti pertanian, perikanan dan kehutanan juga membantu pertumbuhan ekonomi negara ini. (Bambang Tuharno)

Tarif Baru Listrik; Warga Cemas Soal Denda

thumbnail
PENGANTAR REDAKSI: Krisis listrik terus melanda negeri ini. Padahal dibanding Malaysia dan Singapura, angka konsumsi listrik di Indonesia masih amat rendah. Kekurangan bahan bakar sejumlah pembangkit listrik bukan masalah tunggal akar krisis listrik Indonesia. Karena itu, pemerintah didorong membuat sejumlah regulasi yang mampu mengoptimalkan peran manajerial PLN dan mendukung langkah-langkah alternatif pembangkit listrik yang memanfaatkan potensi energi alternatif yang ada di daerah. Yang pasti langkah penghematan listrik akan berdampak buruk pada pengembangan usaha produktif, terutama usaha kecil.
Jangan heran jika pembayaran listrik lebih mahal atau lebih murah dari tarif biasanya pada bulan Mei mendatang. PLN telah memberlakukan kebijakan tarif insentif (bonus) dan disinsentif (denda) bagi pelanggan yang memenuhi atau tidak syarat batas hemat yang ditentukan perusahaan setrum plat merah tersebut.
Menurut Direktorat Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Benny Marbun, awalnya akan diambil rata-rata pemakaian pelanggan di seluruh Indonesia. Contoh perhitungan untuk golongan rumah tangga untuk golongan R1 (450 VA/watt), dari rata-rata pemakaian 75 kWh per bulan, maka harus ditekan jadi 60 kwh per bulan. Hitungan hematnya adalah 20 persen dikali rata-rata pemakaian 75 kWh dikali tarif. ‘’Kalau pelanggan untuk golongan 450 kWh memakai 60 kWh per bulan atau lebih kecil maka dapat pengurangan tarif (insentif), sebaliknya kalau lebih besar dikenakan tarif yang lebih besar,’’ kata Marbun.
PLN juga merinci untuk golongan R1 (900 VA), dari rata-rata pemakian 115 kWh per bulan harus ditekan jadi 92kWh per bulan serta golongan R1 (1.300 VA, dari rata-rata pemakian 197 kwh per bulan harus ditekan jadi 158 kWh per bulan. Sedangkan untuk golongan R1 (2.200 VA) dari rata-rata pemakian 354 kwh per bulan harus ditekan jadi 283 kWh per bulan. Untuk golongan R1 (2.200 VA) rata-rata pemakaian 354 kWh per bulan harus ditekan menjadi 382 kWh.
Sementara golongan R2 (3.500 VA) rata-rata pemakaian 557 kWH per bulan harus ditekan menjadi 445 kWh per bulan, R2 (4.4000 rata-rata pemakaian 700 kWh harus ditekan 560 kWh, R2 (5.500 VA) rata-rata pemakaian 875 kWh harus ditekan menjadi 700 kWh serta R2 (6.600 VA) rata-rata pemakaian 1.049 kWh harus ditekan rata-rata menjadi 840 kWh. Pemakaian listrik di atas batas hemat untuk setiap golongan tarif, maka pelanggan dikenakan denda sebesar 1,6 kali lipat dari tarif normal. Untuk itu masyarakat harus bisa mengontrol sendiri pemakaian listrik tiap harinya, jika tidak ingin terkena denda.
Sebetulnya lanjut Marbun, program penghematan cukup baik dan pasti mendapat dukungan. Sebab masyarakat sendiri juga tidak mau rekeningnya membengkak. Dengan diterapkan sistem insentif dan disinsentif, kata Direktorat Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN yakin, akan memacu masyarakat lebih menghemat konsumsi listrik. ‘’Siapa yang boros harus membayar lebih mahal. Yang irit dapat pengurangan biaya pemakaian,’’ katanya.
Sayang sosialisasi langkah hemat listrik tersebut belum berjalan maksimal. Masih banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana batasan dan aplikasinya. Komang Hany, warga Dukuh Sari, Sesetan, Denpasar pemilik toko kelontongan ini mengaku baru mengetahui dari wartawan media ini jika ada kebijakan tentang tarif bonus atau denda saat membayar listrik. Menurutnya kebijakan ini bagus bagi warga untuk menghemat pemakaian listrik rumah tangga. Ia merasa selama ini amat berat membayar pemakaian listrik di rumahnya. ”Jika memang kebijakan ini benar ada, saya berencana untuk menghemat listik sehingga mendapat potongan pembayaran listrik. Saya rasa kebijakan ini bagus untuk membuat masyarakat lebih bisa berhemat,” katanya.
Ibu dua anak tersebut mengaku tidak tahu apakah pemakaian listrik di rumahnya telah berhemat sebesar 50 persen atau tidak. “Jika harus membayar denda yang lebih mahal akan memberatkan kami dalam membayar listrik. Kebijakan ini menyenangkan saya tetapi juga membuat saya takut bila harus kena denda. Untuk itu saya akan lebih berhati-hati dalam pemakaian listrik sehingga mendapat bonus setiap kali membayar,” tandas Komang.
(Heni Kurniawati & Agus Salam)

PLN Daerah Ujung Tombak Sosialisasi

thumbnail
OLEH: HERNAWARDI
Sosialisasi awal kebijakan penghematan energi listrik mulai dilakukan seluruh cabang PLN di daerah. Di NTB sendiri, papar General Manager PLN NTB Iwan Bachtiar, tahapan sosialisasi dari awal sudah mulai dilakukan di seluruh cabang PLN se-NTB meliputi Cabang Mataram, Sumbawa dan Bima. Sosialisasi dilakukan lewat media cetak dan ektronik lokal. Meski begitu Iwan Bachtiar yang didampingi Kacab PLN Mataram, Wasito Adi mengaku pihaknya menunggu draft dan keputusan final dari pemerintah pusat. Pasalnya program penghematan listrik memerlukan pembahasan komprehensif pemerintah dan DPR. Menurut Iwan, himbauan hemat listrik sangat tepat dengan kondisi dan stok listrik di NTB yang terbilang pas-pasan. Apalagi sebelumnya di Lombok telah terjadi pemadaman bergilir. Meski intensitas pemadaman di NTB tidaklah separah daerah lain seperti di Jawa, Bali, Sumatera. “Ketersediaan listrik yang pas-pasan inilah menjadi dasar pertimbangan kami di NTB untuk mengajak masyarakat bersama-sama berhemat dalam pemakaian listrik,” ujar Iwan.Ketersediaan listrik di NTB memang secara rata-rata nasional berada sedikit di atas rata-rata nasional. Ini artinya krisis listrik di daerah ini tidak terlalu dikhawatirkan, meski bayang-bayang kehwatiran itu selalu ada. Sebagai contoh, kata Iwan
Dijelaskan Iwan, kebutuhan beban puncak tertinggi terhadap suplai listrik di NTB ini berkisar antara 130-140 mega watt. Sementara kemampuan PLN NTB berada lebih sedikit di atas kebutuhan normal tersebut. Jika pemakaian melebihi kisaran normal baru dilakukan pemadaman bergilir. Beban puncak terjadi pada pukul 6-10 malam dan tidak menutup kemungkinan juga beban puncak bisa terjadi pada siang hari. Karena itu, Iwan berharap, masyarakat memahami benar manfaat penghematan listrik.
Sumber energi listrik di NTB selama ini diperoleh dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan kekuatan maksimal hingga 10 mega. Sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ada di Sungai Kokok Putik, Sembalun, Lombok Timur berkekuatan 16 mega. Di samping upaya memberdayakan potensi sumber energi setempat, juga dilakukan dengan membangun transmisi jaringan listrik sebagai media penyalur ke masyarakat pelanggan. “Prinsipnya PLN memanfaatkan segala potensi yang ada di masing-masing wilayah, termasuk di NTB. Seperti pembangkit listrik tenaga mikro, air arus gelombang laut. Termasuk energi sekam di Lombok sangat potensial untuk dikembangkan,” kata Iwan.

Pebisnis Laundry Dan Warnet Bingung

thumbnail
Penyaluran daya listrik kembali merosot drastis. PLN kekurangan daya listrik khususnya di Jawa dan Bali karena cadangan batu bara di pembangkit listrik terus menipis. PLN pun terpaksa menghentikan turbin demi penghematan. Dan, untuk menghindari kenaikan tarif listrik, PLN menerapkan kebijakan pemberian insentif dan disinsentif (denda) bagi pelanggan. Direktorat Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Benny Marbun di Jakarta mengatakan, insentif berupa potongan harga atau pengurangan tagihan rekening listrik. Insentif akan diberikan bagi pelanggan yang memakai listrik lebih kecil dari batas hemat atau sama dengan batas hemat yang ditetapkan oleh PLN.
Program insentif dan disinsentif diberlakukan efektif 1 Maret dan tercantum di tagihan April 2008. Pelanggan akan dikenakan insentif jika mampu berhemat minimal 20 persen dari pemakaian rata-rata nasional bulan yang sama tahun lalu. Namun, jika tidak, maka pelanggan terkena disinsentif (denda).
Tentu saja kebijakan ini meresahkan kalangan usaha kecil, terutama pebisnis laundry dan warnet. Pemilik Laundry AYU, Ni Made Ayu Sulasmiyani, misalnya, mengaku kelimpungan memikirkan nasib usahanya. Laundry yang telah tiga tahun dijalaninya memang kerap mengalami pemadaman bergilir. Dan itu sangat berdampak pada kegiatan mencuci dan menyetrika baju pelanggan. Pembatasan penggunaan daya listrik, sebut Ayu, sangat berpengaruh pada pendapatan. Jika harga jasa dinaikkan tentu pelanggan akan kabur mencari tempat laundry yang lain. “Salah satu cara hanya dengan memaksimalkan penggunaan mesin cuci dan menyetrika cukup sampai jam empat saja untuk mengurangi pengeluaran,” beber wanita yang kerap dipanggil Yupi ini.
Kebijakan disinsentif (denda) bagi pemakaian beban listrik yang melampaui batas hemat, dinilai sebagian kalangan sebagai langkah taktis menaikan tarif listrik. Yang paling kelabakan dengan rambu-rambu disinsentif adalah pengusaha warung internet. Tidak mungkin mereka menaikkan harga. Seperti yang akan dilakukan Ida Bagus Rai, pemilik warnet @ir.net. di Jl Kamboja, Denpasar. Usahanya sangat tergantung dengan penggunaan listrik berdaya tinggi. Untuk daya listrik khusus warnet saja, sebut IB Rai, membutuhkan daya 4400 KWH. “Bisa jadi lebih banyak pengeluaran daripada pemasukan,” ujar IB Rai.
Salah satu cara menanggulangi pembengkakan pengeluaran, lanjut Ida Bagus Rai, hanya dengan mengurangi penggunaan AC saja. Karena jika harga sewa warnet dinaikkan tentu akan mendapat protes dari pelanggan. Terlebih lagi, sebagian besar pelanggan adalah murid dan mahasiswa. Meskipun selalu ada pengunjung, tapi ketakutan itu tetap dirasa IB Rai. “Yang penting kami tetap memberikan servis yang sebaik-baiknya,” pungkasnya. (Wayan Nita & Agus Salam)

LENTERA: Desentralisasi Listrik

thumbnail
Oleh: A.M. Sadli*
Kenaikan harga minyak dunia, memang memukul semua sektor perekonomian, tidak terkecuali PLN. Memang ada korelasi antara kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan perusahaan penyedia listrik nasional. Karena hingga kini, mayoritas pembangkit listrik milik PLN menggunakan BBM. Tentu saja naiknya harga minyak dunia membuat cost PLN membengkak berkali lipat.
PLN pun melakukan penghematan dengan menekan pengeluaran di sektor yang dirasa tidak perlu, sebaliknya perusahaan berkonsentrasi untuk memakai energi alternatif. Energi alternatif itu tidak lain batubara. PLN sadar betul Indonesia kaya jenis bahan bakar ini. Namun masalahnya, mengganti bahan bakar berarti juga mengganti pembangkit karena mayoritas pembangkit PLN adalah tenaga air.
Akhirnya crash program PLTU 10.000 megawatt (MW) pun digagas. Tetapi untuk membangun PLTU 10.000 MW bukan persoalan mudah karena PLN terkendala masalah pendanaan, sementara hingga sekarang kondisi keuangan PLN belum juga membaik. Kerugian yang diderita PLN selama ini memang tidak sedikit dan sudah terjadi sejak tahun-tahun sebelumnya. Untuk mengatasi hal itu PLN akhirnya jungkir balik mencari pendanaan agar proyek listrik rakyat tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah selama ini menghendaki adanya pemerataan listrik. Tetapi di sisi lain, PLN sedang menghadapi krisis energi, sementara diversifikasi energi jelas membutuhkan dana yang besar. Dirjen Ketenagalistrikan J Purwono menyatakan bahwa PLN sebaiknya diberikan subsidi untuk mendukung rencana pemerintah dalam pemenuhan listrik rakyat.
Namun itikad baik tersebut menjadi berkurang maknanya karena PLN mempunyai dua “ayah” dengan kepentingan yang berbeda. Yang pertama, Menteri Negara BUMN mewajibkan PLN mencetak laba. Tetapi yang lainnya, yakni Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghendaki agar PLN mencapai target dalam pemenuhan listrik nasional. Pilihan ini membingungkan dan menyulitkan PLN.
Memperbaiki sistem
Beberapa langkah penting untuk mengatasi krisis listrik ini, yakni : (1) Pemerintah harus segera memperbaiki sistem PLN dengan seluruh sektor kelistrikan yang telah menyebabkan proses distribusi listrik pada masyarakat menjadi tidak lancar serta memenuhi pasokan gas dengan melakukan proses intensifikasi dan eksploitasi terhadap sumur gas yang bocor. (2) Memperbaiki sistem manajemen perawatan dan perencanaan tenaga listrik. Apabila tidak segera diantisipasi, semua pembangkit listrik dikhawatirkan akan mati.
(3) Kita berharap agar perhatian pemerintah tidak semata-mata ditujukan bagaimana upaya membuat atau meningkatkan kapasitas pembangkit tenaga listrik. Tetapi juga memperhatikan unsur-unsur penunjang lainnya dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) sebagai ganti dari sumber tenaga listrik yang semakin menipis. Mulai dari ombak, panas bumi, tenaga air, perbedaan suhu dalam laut, batu bara, gas, dan lainnya.
Misalnya, melalui tenaga air sangat bagus dipakai, karena penggunaannya sangat efektif, efisien serta cukup sederhana. Seperti pembangkit tenaga angin di Belanda, Denmark dan Brazil bisa dijadikan contoh dan bahan pertimbangan serta kajian bagi pemerintah dalam mengatasi krisis listrik. Maka dari itu, pemerintah harus menggunakan potensinya secara maksimal guna mengatasi pasokan listrik yang sedang mengalami problem cukup akut, riskan dan merugikan kepentingan rakyat Indonesia.
Memang benar-benar diperlukan suatu sistem baru yang dapat menyokong penyediaan energi listrik saat ini yang dapat menjangkau seluruh pelosok Tanah Air. Yakni sistem desentralisasi listrik. Sistem ini menggunakan pembangkit listrik berskala kecil yang terdesentralisasi (tersebar) di seluruh daerah rawan listrik dan membutuhkan pasokan listrik yang besar.
Sistem desentralisasi ini memiliki beberapa keunggulan yang membuat jaringan transmisi listrik mengacu pada satu kawasan tertentu. Dengan sistem ini, pembangkit listrik bisa dibangun di tempat yang tidak begitu jauh dengan pihak pengguna listrik seperti rumah sakit, perumahan dan pusat pertokoan. Dengan terdesentralisasi, maka pengelolaan distribusi listrik pun menjadi lebih mudah.
Jangkauan listrik yang relatif lebih dekat ini akan memudahkan pengelolaan distribusi listrik agar lebih lancar. Maka aliran listrik dapat dikendalikan secara optimal, sehingga bila terjadi gangguan listrik dapat dengan cepat ditangani. Kasus padam listrik pun akhirnya dapat dicegah.
Keuntungan lainnya, penyusutan daya listrik menjadi lebih kecil. Penyusutan daya listrik dapat terjadi akibat luasnya jangkauan transmisi listrik yang disertai gangguan sistem distribusi, misalkan putusnya kabel listrik pada daerah tertentu. Penerapan sistem desentralisasi listrik ini sudah saatnya mendapat perhatian serius dari pihak pemerintah, sebab listrik menyangkut hajat hidup orang banyak dan sangat vital serta begitu penting peranannya dalam menunjang berbagai aktivitas masyarakat.
*) Pemerhati masalah birokrasi dan kebijakan publik, tinggal di Bekasi.

Tak Sengaja “Memancing Kesabaran”

thumbnail
OLEH: WURI WIGUNANINGSIH
Jika kita memperhatikan dengan cermat mereka yang hobi memancing akan terlihat beberapa keunikan. Mereka tenggelam dalam kesendirian dengan sabar menanti umpan mereka dimakan ikan. Saat mereka berhasil mengail ikan, terpancar kegembiraan. Ya, suatu kenikmatan tiada tara. Menekuni hobi identik dengan melepas kepenatan. Itulah sebabnya, hobi memancing adalah kegiatan positif untuk mengisi waktu luang.
Psikolog Made Mardika Spsi menilai mereka yang gemar memancing cenderung menjadi lebih tenang dan sabar. Perubahan kepribadian ini “secara tidak sengaja” ditempa saat mereka dengan sabar menanti ikan buruan mereka tertangkap. Selain itu, lokasi memancing biasanya di empang, sungai atau kolam air tawar yang sepi.
“Benar kalau memancing bisa menimbulkan ketenangan. Karena daerah tempat memancing biasanya kan sepi jauh dari keramaian. Selain itu juga udaranya masih segar. Lingkungan seperti inilah yang menimbulkan perasaan tenang dalam hati. Selain itu si pemancing juga menikmati dan menunggu dengan sabar pancingnya sampai ikannya nyangkut. Inilah yang dikatakan dengan memancing bisa membuat jiwa tenang dan sabar,” jelas Made Mardika.
Lanjut Mardika, aktivitas memancing lebih disukai kaum Adam. Mungkin karena bagi kaum wanita banyak pilihan untuk melepas stres. Selain itu, jarang ada wanita yang mau berpanas-panas ria. Tempat favorit melepas stres bagi wanita di antaranya adalah ke salon atau memasak.