Home » » Jejak-jejak Koleksi PK Ojong

Jejak-jejak Koleksi PK Ojong

OLEH: AGUS SALAM
bokashiok@yahoo.com
Berburu, mengumpulkan dan merawat benda seni membutuhkan rasa cinta yang mendalam. Selain uang yang mesti disiapkan, juga pikiran dan ketabahan untuk masuk keluar kampung agar bisa menemui langsung para seniman di tempatnya bekerja.
Pameran lukisan dan keramik di Bentara Budaya Jakarta dirancang untuk menghormati rasa cinta tersebut yang ditumbuhkan dan diwujudkan oleh Petrus Kanisius Ojong, SH. Salah satu pendiri Kompas-Gramedia itu mengawali koleksi benda seni dan barang antik, baik di Jakarta, Bali maupun daerah perburuan lainnya.
Ojong lahir di Bukittinggi pada 25 Juli 1920 dengan nama Auw Jong Peng Koen (kemudian ditulisnya Auwjong Peng Koen) anak seorang pengusaha tembakau. Ia meninggal 31 Mei 1980. Selain piawai dalam membangun media cetak, ia terkenal gemar mengumpulkan barang-barang antik bernilai seni tinggi dalam jenis dan jumlah yang beragam. Dalam pameran ini, terkumpul 731 buah keramik berbagai bentuk dan ukuran, daerah asal dan zaman pembuatannya. Lukisan yang terkoleksi sebanyak 586 buah, patung kayu 463 buah dan patung batu 30 buah.
Awalnya atas dasar keterpukauan Ojong saat bergaul dengan seniman Bali pada awal tahun 1970-an. Mulai saat itulah Ojong meluaskan idenya dengan membuat art geleri di toko buku Gramedia Pasar Balu, khususnya menjual lukisan dan patung kayu Bali. Lalu Ojong mulai membeli dan mengoleksi lukisan Bali karya seniman lokal yang dianggap potensial, juga membeli karya seniman asing yang berkarya di Bali, misalnya, Rudolf Bonnet. Namun Ojong tidak lupa juga mendatangi I Nyoman Tjokot serta membeli karya tangan pematung Bali sohor itu.
Sepeninggal Ojong pada tahun 1980, rintisan mengumpulkan dan membeli benda seni, khususnya lukisan karya seniman Indonesia, menjadi kegiatan yang membanggakan di lingkungan Kompas-Gramedia.
Dalam pameran bertema, ‘’Jejak-jejak PK Ojong’’ini, tidak semua koleksi Ojong bisa ditampilkan. Lukisan para empu seperti Sudjojono dan Hendra Gunawan adalah salah satu yang ditampilkan dalam pameran.
Di samping lukisan modern seperti karya Popo Iskandar yang merupakan karya pertama yang dikoleksi, dipajang sejumlah lukisan para perupa besar Bali yang punya gaya berbeda. Sebut misalnya Made Deblok, Wayan Turun, AAG Maregeg, dan AAG Sobrat. Ditampilkan pula lukisan batik, yang pada 1970-an merupakan fenomena menarik, seperti tampak dari karya Bambang Oetoro.
Seluruhnya ada 27 lukisan berbagai corak dan zaman yang ditampilkan dan diharapkan bisa mewakili hampir 600 lembar lukisan yang dikoleksi. Selain itu dipajang 150 keramik seperti piring dari Dinasti Cing abad ke-19 dan tempayan Dinasti Sung abad ke-10. Benda-benda ini bagian dari seluruhnya 731 buah keramik yang disimpan.
Thanks for reading Jejak-jejak Koleksi PK Ojong

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar