Home » » Topeng Monyet; Hiburan Murah Masyarakat Jakarta

Topeng Monyet; Hiburan Murah Masyarakat Jakarta

OLEH : AGUS SALAM
‘’Sarimin pergi ke pasar, ayo bawa payung dan tas belanjaan!, begitu sang pengendali topeng monyet mengintruksikan kepada monyet yang sudah terlatih. Sang monyet yang memakai baju dan celana tersebut, tergopoh-gopoh menuruti apa yang diperintahkan tuannya sambil berjalan mengelilingi sederetan penonton yang umumnya anak-anak. Karuan saja, penonton yang menyaksikannya, tertawa terpingkal-pinggal melihat tingkah yang lucu tersebut. Dengan diiringi suara gendang, monyet yang dipanggil Sarimin itu, terus berlenggak-lenggok dan bergaya.
Tak hanya ke disuruh ke pasar, Sarimin juga disuruh mengendarai motor dan gerobak yang dibuat sangat mungil. Bahkan Sarimin juga mampu memainkan Reog Ponorogo. Inilah sekelumit hiburan rakyat yang banyak terdapat di kota-kota besar seperti Jakarta. Hiburan yang murah, cukup dengan ‘’saweran’’ berapa saja, masyarakat sudah bisa menyaksikan pentas topeng monyet.
Boleh dibilang, topeng monyet hiburan anak ‘pinggiran Jakarta’ (masyarakat kelas bawah). Namun walau kelihatannya sepele, jenis hiburan rakyat yang sudah ada bertahun-tahin ini, dan bagi pemiliknya, bisnis topeng monyet mendatangkan hasil yang cukup lumayan. ‘’Makanya, kami betah menekuni bertahun-tahun," ujar Juwono, pemilik topeng monyet yang sering keliling di perumahan warga kawasan Jakarta Selatan.
Selain itu, Jowono juga menerima order mentas pada hajatan sunatan. Pada hari libur, ia juga keliling di tempat-tempat keramaian seperti tempat olahraga di Senayan, dan perumahan-perumahan elit. ’’Di tempat olahraga atau di jalan-jalan sekitar perumahan, pentas topeng monyet diperbolehkan oleh pihak keamanan perumahan dan hasilnya cukup lumayan, karena yang nonton dari kalangan kelas elit,’’ katanya.
Selama ini, komedi topeng monyet merupakan hiburan yang digemari anak-anak, tak hanya di kampung-kampung tapi juga di kota-kota. Topeng monyet menjadi lahan penghidupan di tengah susahnya mendapatkan pekerjaan. Juwono dan ketiga temannya dari Brebes yang lulusan sekolah dasar itu mengembara di Jakarta dengan menjajakan hiburan rakyat topeng monyet.
‘’Sulit bagi kami mendapatkan pekerjaan yang layak di Jakarta dengan ijazah SD, Di kampung kami sulit mendapatkan pekerjaan,” ujar Jowono memberikan alasan menjalani hiburan topeng monyet.
la pernah menjadi penjual balon dan bunga, tapi hanya bertahan dua bulan karena penghasilannya dalam sehari rata-rata Rp 10.000. Juwono lalu membantu temannya yang terlebih dulu menjajakan hiburan topeng monyet keliling. Waktu itu ia menjadi penabuh drum, setelah enam bulan, Juwono memutuskan untuk mendirikan kelompok topeng monyet sendiri. Setiap pagi mereka berangkat sekitar pukul 06.30 dan pulang sebelum magrib.
Thanks for reading Topeng Monyet; Hiburan Murah Masyarakat Jakarta

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar