OLEH: AGUS SALAM
Badan Pengawa
san Obat dan Makanan (BPOM) kembali memastikan, semua produk susu formula dan makanan bayi yang kini beredar luas di pasaran, tidak tercemar bakteri negatif sehingga aman untuk dikonsumsi.
‘’BPOM sudah melakukan pemeriksaan mikrobiologi terhadap sampel produk tersebut sepanjang tahun untuk mendeteksi kemungkinan adanya pencemaran mikrobiologi. Kalau produk yang bersangkutan bermasalah, kita panggil produsennya dan minta mereka memperbaiki produk,’’ tegas Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Husniah Rubiana Thamrin Akib di Jakarta belum lama ini. Penegasan Runiana itu sekaligus menampik berbagai pemberitaan seputar susu formula yang diduga tercemar bakteri Enterobacter sakazakii.
Selain memeriksa pencemaran mikrobiologi berupa bakteri, termasuk bakteri penyebab diare (Salmonella sp, Eschericia colli dan enterobacter sakazakii), juga memeriksa kemungkinan pencemaran kapang dan mikroorganisme patogen lain pada produk-produk tersebut. Tetapi BPOM, tidak mempublikasikan hasil pemeriksaan rutin, untuk memastikan keamanan produk kepada publik.
Husniah menjelaskan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pangan
Dunia (FAO) merekomendasi
kan pemeriksaan pencemaran enterobacter sakazakii pada susu formula bubuk tahun 2005, karena sebelumnya ada kejadian diare pada balita di Jepang, konsumsi susu yang tercemar Enterobacter. ‘’Di Indonesia hingga saat ini belum ditemukan kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh enterobacter sakazakii. Di sini penyebab utamanya Salmonella dan E. Colli,’’ katanya.
Pemerintah diminta mendorong produsen makanan bayi untuk meningkatkan kisaran steril pada produk, menekan konsentrasi dan prevalensi E. Sakazakii di lingkungan pabrik, menerapkan sistem pengawasan lingkungan yang ketat dan efektif, serta menggunakan pemeriksaan Enterobacteriaceae sebagai salah satu indikator pengontrolan higienitas dalam alur produksi di pabrik.
san Obat dan Makanan (BPOM) kembali memastikan, semua produk susu formula dan makanan bayi yang kini beredar luas di pasaran, tidak tercemar bakteri negatif sehingga aman untuk dikonsumsi.‘’BPOM sudah melakukan pemeriksaan mikrobiologi terhadap sampel produk tersebut sepanjang tahun untuk mendeteksi kemungkinan adanya pencemaran mikrobiologi. Kalau produk yang bersangkutan bermasalah, kita panggil produsennya dan minta mereka memperbaiki produk,’’ tegas Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Husniah Rubiana Thamrin Akib di Jakarta belum lama ini. Penegasan Runiana itu sekaligus menampik berbagai pemberitaan seputar susu formula yang diduga tercemar bakteri Enterobacter sakazakii.
Selain memeriksa pencemaran mikrobiologi berupa bakteri, termasuk bakteri penyebab diare (Salmonella sp, Eschericia colli dan enterobacter sakazakii), juga memeriksa kemungkinan pencemaran kapang dan mikroorganisme patogen lain pada produk-produk tersebut. Tetapi BPOM, tidak mempublikasikan hasil pemeriksaan rutin, untuk memastikan keamanan produk kepada publik.
Husniah menjelaskan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pangan
Dunia (FAO) merekomendasi
kan pemeriksaan pencemaran enterobacter sakazakii pada susu formula bubuk tahun 2005, karena sebelumnya ada kejadian diare pada balita di Jepang, konsumsi susu yang tercemar Enterobacter. ‘’Di Indonesia hingga saat ini belum ditemukan kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh enterobacter sakazakii. Di sini penyebab utamanya Salmonella dan E. Colli,’’ katanya.Pemerintah diminta mendorong produsen makanan bayi untuk meningkatkan kisaran steril pada produk, menekan konsentrasi dan prevalensi E. Sakazakii di lingkungan pabrik, menerapkan sistem pengawasan lingkungan yang ketat dan efektif, serta menggunakan pemeriksaan Enterobacteriaceae sebagai salah satu indikator pengontrolan higienitas dalam alur produksi di pabrik.
0 komentar:
Posting Komentar