OLEH: AGUS SALAM
Hari Sabtu dan Minggu adalah hari yang ditunggu-tunggu mereka yang memiliki hobi memancing. Coba tengok saja, di setiap tempat pemancingan, dua hari libur tersebut selalu diserbu pemancing. Bagi mereka yang banyak memiliki uang bisa memancing di tempat yang disewakan. Atau menyewa kapal nelayan jika ingin memancing di laut.
Tetapi bagi mereka yang tidak punya uang atau malas bepergian, cukup memancing di tempat-tempat yang gratisan saja, misalnya di kali atau sungai, setu, danau dan lainnya.
Salah satu tempat memancing yang gratisan itu adalah di Danau UI. Danau UI adalah sebutan para pemancing saja, padahal itu bukan danau setu buatan untuk resapan air tanah yang pada musim kemarau biasanya kering. Danau UI bukan hanya tempat mangkal civitas akademika UI, tapi sekaligus surga bagi sebagian warga Depok dan sekitarnya yang hobi memancing.
Pada Sabtu pagi, danau UI masih terlihat basah karena semalaman hujan turun. Namun bagi warga sekitar UI kegiatan memancing tak akan dilewatkan begitu saja. ’’Walau hujan, ada saja warga yang memancing dengan menggunakan payung. Sebab waktu hujan, ikannya banyak yang tertangkap,’’ kata Heru warga Kukusan yang biasa memancing di Danau UI ini.
Ada lima orang
dengan joran terjulur menanti ikan makan umpan yang mereka berikan pagi itu. Semua berharap pancingannya dapat menghasilkan ikan yang banyak. Memang memancing memiliki banyak arti. Mulai dari yang negatif hingga positif semuanya terserah pada mereka yang memakai kata tersebut. Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh nenek moyang dulu.
Heru yang bekerja di perusahaan swasta di Jakarta sudah tahunan memancing di Danau UI. Bagi Heru, memancing adalah hidup. Dia merasa hidupnya tercipta untuk memancing. Sebab tiada hari libur baginya kalau tidak memancing. Dia tak peduli soal tempat atau alat memancing. Yang penting di tempat itu ada ikannya. ‘’Ikan yang didapat biasanya muja.jpg)
ir, nila, lele, dan gabus. Cuma ikan itu aja yang ada di Danau UI,’’ katanya.
Sedang alat memancing ia beli seharga Rp 145.000. Namun menurut Heru, masih banyak alat-alat pancing yang lebih mahal dan ampuh ketimbang punyanya. Sekarang ini di toko-toko alat pancing sudah banyak dijual alat-alat pancing produk-produk pabrikan dengan bentuk dan harga bervariasi. Mulai dari fiberglass, grafit, fibercarbon hingga boron yang puluhan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah. Tentu saja merek-merek berlabel Daiwa, Shimano, Penn, Abu Garcia pun menjadi incaran.
Hari Sabtu dan Minggu adalah hari yang ditunggu-tunggu mereka yang memiliki hobi memancing. Coba tengok saja, di setiap tempat pemancingan, dua hari libur tersebut selalu diserbu pemancing. Bagi mereka yang banyak memiliki uang bisa memancing di tempat yang disewakan. Atau menyewa kapal nelayan jika ingin memancing di laut.
Tetapi bagi mereka yang tidak punya uang atau malas bepergian, cukup memancing di tempat-tempat yang gratisan saja, misalnya di kali atau sungai, setu, danau dan lainnya.
Salah satu tempat memancing yang gratisan itu adalah di Danau UI. Danau UI adalah sebutan para pemancing saja, padahal itu bukan danau setu buatan untuk resapan air tanah yang pada musim kemarau biasanya kering. Danau UI bukan hanya tempat mangkal civitas akademika UI, tapi sekaligus surga bagi sebagian warga Depok dan sekitarnya yang hobi memancing.
Pada Sabtu pagi, danau UI masih terlihat basah karena semalaman hujan turun. Namun bagi warga sekitar UI kegiatan memancing tak akan dilewatkan begitu saja. ’’Walau hujan, ada saja warga yang memancing dengan menggunakan payung. Sebab waktu hujan, ikannya banyak yang tertangkap,’’ kata Heru warga Kukusan yang biasa memancing di Danau UI ini.
Ada lima orang
dengan joran terjulur menanti ikan makan umpan yang mereka berikan pagi itu. Semua berharap pancingannya dapat menghasilkan ikan yang banyak. Memang memancing memiliki banyak arti. Mulai dari yang negatif hingga positif semuanya terserah pada mereka yang memakai kata tersebut. Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh nenek moyang dulu.Heru yang bekerja di perusahaan swasta di Jakarta sudah tahunan memancing di Danau UI. Bagi Heru, memancing adalah hidup. Dia merasa hidupnya tercipta untuk memancing. Sebab tiada hari libur baginya kalau tidak memancing. Dia tak peduli soal tempat atau alat memancing. Yang penting di tempat itu ada ikannya. ‘’Ikan yang didapat biasanya muja
.jpg)
ir, nila, lele, dan gabus. Cuma ikan itu aja yang ada di Danau UI,’’ katanya.Sedang alat memancing ia beli seharga Rp 145.000. Namun menurut Heru, masih banyak alat-alat pancing yang lebih mahal dan ampuh ketimbang punyanya. Sekarang ini di toko-toko alat pancing sudah banyak dijual alat-alat pancing produk-produk pabrikan dengan bentuk dan harga bervariasi. Mulai dari fiberglass, grafit, fibercarbon hingga boron yang puluhan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah. Tentu saja merek-merek berlabel Daiwa, Shimano, Penn, Abu Garcia pun menjadi incaran.
0 komentar:
Posting Komentar