Home » » Pebisnis Laundry Dan Warnet Bingung

Pebisnis Laundry Dan Warnet Bingung

Penyaluran daya listrik kembali merosot drastis. PLN kekurangan daya listrik khususnya di Jawa dan Bali karena cadangan batu bara di pembangkit listrik terus menipis. PLN pun terpaksa menghentikan turbin demi penghematan. Dan, untuk menghindari kenaikan tarif listrik, PLN menerapkan kebijakan pemberian insentif dan disinsentif (denda) bagi pelanggan. Direktorat Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Benny Marbun di Jakarta mengatakan, insentif berupa potongan harga atau pengurangan tagihan rekening listrik. Insentif akan diberikan bagi pelanggan yang memakai listrik lebih kecil dari batas hemat atau sama dengan batas hemat yang ditetapkan oleh PLN.
Program insentif dan disinsentif diberlakukan efektif 1 Maret dan tercantum di tagihan April 2008. Pelanggan akan dikenakan insentif jika mampu berhemat minimal 20 persen dari pemakaian rata-rata nasional bulan yang sama tahun lalu. Namun, jika tidak, maka pelanggan terkena disinsentif (denda).
Tentu saja kebijakan ini meresahkan kalangan usaha kecil, terutama pebisnis laundry dan warnet. Pemilik Laundry AYU, Ni Made Ayu Sulasmiyani, misalnya, mengaku kelimpungan memikirkan nasib usahanya. Laundry yang telah tiga tahun dijalaninya memang kerap mengalami pemadaman bergilir. Dan itu sangat berdampak pada kegiatan mencuci dan menyetrika baju pelanggan. Pembatasan penggunaan daya listrik, sebut Ayu, sangat berpengaruh pada pendapatan. Jika harga jasa dinaikkan tentu pelanggan akan kabur mencari tempat laundry yang lain. “Salah satu cara hanya dengan memaksimalkan penggunaan mesin cuci dan menyetrika cukup sampai jam empat saja untuk mengurangi pengeluaran,” beber wanita yang kerap dipanggil Yupi ini.
Kebijakan disinsentif (denda) bagi pemakaian beban listrik yang melampaui batas hemat, dinilai sebagian kalangan sebagai langkah taktis menaikan tarif listrik. Yang paling kelabakan dengan rambu-rambu disinsentif adalah pengusaha warung internet. Tidak mungkin mereka menaikkan harga. Seperti yang akan dilakukan Ida Bagus Rai, pemilik warnet @ir.net. di Jl Kamboja, Denpasar. Usahanya sangat tergantung dengan penggunaan listrik berdaya tinggi. Untuk daya listrik khusus warnet saja, sebut IB Rai, membutuhkan daya 4400 KWH. “Bisa jadi lebih banyak pengeluaran daripada pemasukan,” ujar IB Rai.
Salah satu cara menanggulangi pembengkakan pengeluaran, lanjut Ida Bagus Rai, hanya dengan mengurangi penggunaan AC saja. Karena jika harga sewa warnet dinaikkan tentu akan mendapat protes dari pelanggan. Terlebih lagi, sebagian besar pelanggan adalah murid dan mahasiswa. Meskipun selalu ada pengunjung, tapi ketakutan itu tetap dirasa IB Rai. “Yang penting kami tetap memberikan servis yang sebaik-baiknya,” pungkasnya. (Wayan Nita & Agus Salam)
Thanks for reading Pebisnis Laundry Dan Warnet Bingung

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar