Harus Tahu Tempat

thumbnail
Devi Sandra Dewi
Setiap manusia normal pasti punya cita-cita khusus yang ingin diraih dalam hidup ini. Begitu juga Devi Sandra Dewi, Miss Suzuki Denpasar 2007. Dara yang biasa disapa Sandra ini ingin mewujudkan impian masa kecil, yakni menjadi pemain sinetron dan model terkenal.

Kemahiran jalan di atas catwalk itu pula yang mengantar cewek setinggi 170 cm dan berat 45 kg tersebut digaet sebuah agency model untuk menjadi model Tabloid Otomotif MONTORKU. Karena sudah terbiasa dengan sesi pemotretan, Sandra cukup centil dan tidak kikuk terjepret kamera kala bersanding sama motor gede (moge) dan mobil modif lain sesuai arahan fotografer.

Kecintaan dunia modeling membuat pelajar SMP Harapan Denpasar ini sadar bahwa tanpa campur tangan orangtua, cita-citanya mungkin tidak dapat tersalurkan. ‘’Keberhasilanku karena dukungan bokap nyokap,” kata cewek yang beralamat di Jl Tukad Banyusari 75 A Denpasar itu. Seandainya aku di posisi anak broken home, mungkin hidupku akan seperti temanku.

‘’Menyalurkan kesepian ke hal-hal yang negatif. Ada teman aku yang hobi balap liar. Karena notabene hanya sebagai kesenangan, doi tak kapok-kapoknya meski sering dirazia dan dikejar-kejar aparat keamanan. Yang penting puas. Boleh saja friend kita trek-trekan, yang penting tahu tempat dan waktu,’’ saran Sandra. (Wiliz Zuraidah)

BIODATA:
Nama : Devi Sandra Dewi
Panggilan : Sandra
TTL : Denpasar, 18 Juni 1994
Nama Orang Tua : Putu Arta Suardana dan Ni Putu Dewi
Prestasi : Miss Suzuki tahun 2007
Alamat : Jl Tukad Banyusari 75 A, Denpasar
Lokasi Pemotretan : Puri Asih Hotel, Jl Pantai Kuta 40
Hair Stylist & Make Up : Hanzen (Puri Asih Salon)
Mobil :
- Karimun, Swift (Club Browniez)
- Jimny Katana (Club Fingers)
- BMW 318i (Club Victory)
- Escudo (Club Speed People)
Fotografer : Gede Sustrawan & Putu Wirnata
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Hadiah Ayah Usai Bonyok

thumbnail
Suzuki Baleno
Mayeka Maxell (19) dulunya memang dikenal jago balap. Perangai ugal-ugalannya di jalan acapkali membuat pengendara lain melempar umpat. Suatu hari Maxell kena batunya. Sebuah tabrakan tak terhindarkan. Mobilnya penyok, iapun turut bonyok. Ayah Maxell, seorang perwira polisi dan mantan Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Belanting, Lombok Timur, AKBP Drs Dewa Putu Maningkajaya menjadi geram atas tingkah putranya.

Uniknya, usai kejadian naas tersebut, mobil Suzuki Baleno besutan 1998 itu hadir dengan nuansa baru. Meski tanpa mengoprek bagian mesin, bodi mobil dirias dengan body kit berkelir kuning. ‘’Aku sendiri tak tau menahu body kit seperti ini tiba-tiba dipasang sama Bapak,’’ ungkap Maxell.

Modifikasi kreasi Central Jaya Variasi milik Ryadi bukan asal modif. Basis DTM racing yang biasa dipakai pada mobil-mobil sedan gaya Eropa, kini nangkring pada besutan buatan Jepang miliknya. ‘’Namun perlu juga penyesuaian biar nampak harmonis,’’ sebutnya.

Di bagian kap mesin sengaja dibikin melar 20cm untuk menyesuaikan dengan kontur bumper DTM yang punya ciri khas moncong panjang. Penyesuaian kembali dilakukan khususnya di bumper depan dengan menambahkan sirip-sirip insang mirip ikan pada bagian depan kanan dan kirinya. Makanya tak perlu wide body lantaran hanya mengakomodir velg Domas 17x7,5’’ yang ofsetnya 45mm. ‘’Maunya aku sih diameter velgnya 18’’, namun maunya bokap gitu. Habis mau apalagi, terlebih biayanya sudah Rp60 jutaan. Pernah ada turis Amerika mau beli sampai Rp 250 juta lo, namun saya tolak, karena ini hadiah ayah,” tutur Maxell. (Hernawardi)
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Instalasi Spontan Power Pada Suzuki Swif EFI

thumbnail
Spontan Power dengan teknologi elektromagnetik EM (effective microorganisms) Keramik mampu menghemat BBM hingga 10%. Mengurangi polusi gas buang karbondioksida. Mengawetkan mesin dan onderdil mobil bensin. Meningkatkan spontanitas mesin, digunakan untuk semua jenis kendaraan roda dua dan empat termasuk mensin genset, dipasang antara tangki BBM dan karburator tanpa merusak konstruksi mesin.
Berikut langkah instlasi Spontan Power pda Suzuki EFI. Peralatan yang perlu dipersiapkan: Spontan Power Bensin EFI, klem bensin 3 buah dan tali krek plastik 3 buah.
Cara pemasangan amat mudah tanpa mengubah konstruksi mesin. Buka kap mesin dan perhatikan instalasi BBM dari tangki ke injeksi. Untuk Suzuki SWIF EFI, selang bensin dari ujung pipa bensin ke injeksi memakai selang bensin biasa (selang yang pada ujung pipa menggunakan klem bensin) tampak pada gambar I.
Pemasangan Spontan Power dilakukan pada selang tersebut dengan cara potong selang jadi tiga bagian. Pada ujung pipa sepanjang 10 cm, dan nepel in injeksi 20 cm (sisa tidak digunakan) dan hubungkan dengan nepel in dan out Spontan Power. Setiap sambungan dikeraskan dengan klem bensin. Posisi SP sama seperti posisi selang bensin sebelum dipotong (Gbr II).
Hidupkan kendaraan dan perhatikan kemungkinan terjadi kebocoran BBM. Jika tidak ada kebocoran, Spontan Power sudah siap digunakan. Selamat mencoba bagi anda yang memiliki Suzuki Swif EFI.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Letak Spontan Power Yang Tepat

thumbnail
Tanya:
Pak Yunus yang terhormat!
Saya selalu mengikuti berita soal produk-produk Pak Oles di bidang otomotif. Saya ingin tahu apa akibatnya bila letak Spontan Power (SP) salah dan apakah ada pengaruh dengan sirkulasi BBM? Bagaimana cara mengetahui bahwa pemasangan SP sudah tepat? Terima kasih.
Dari: Handoko, Banyumanik, Semarang

Jawab:
Terima kasih Pak Handoko.
Ada beberapa cara untuk mengetahui pemasangan SP sudah tepat atau tidak:
a. Sirkulasi BBM atau aliran BBM dari tangki menuju karburator lancar. Cara mengetahui, lepas selang BBM pada nepel in karburator dan perhatikan ada tidaknya tumpahan BBM. Bila ada, berarti sirkulasi BBM lancar.
b. Posisi SP pada kendaraan bebek dan sport harus datar dan berada di bawah posisi kran bensin. Bila posisi tersebut susah didapat harus ada tambahan selang bensin.
c. Usahakan agar tidak terjadi tekukan pada selang bensin. Hal ini akan memungkinkan sirkulasi BBM tidak lancar dan mesin tambah panas.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Sering Makan Kerupuk Dan Mie Bukti Menu Makanan Kurang Bergizi

thumbnail
Kesadaran untuk menyiapkan pola makanan yang bergizi, berimbang, beragam, aman dan terjangkau untuk menciptakan generasi yang cerdas dan berkualitas, dalam kehidupan masyarakat masih sulit dilaksanakan.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Jatim, Ir. Chairul Djaelani mengemukakan hal itu dalam pembukaan Memasyarakatkan Makan Ikan dan Minum Susu Propinsi Jawa Timur, di Balai Pemuda Surabaya, pekan lalu.
"Masih banyak orang yang salah dalam mengartikan makanan yang sehat. Seharusnya makanan yang diasup oleh keluarga haruslah mengandung karbohidrat dan berprotein," katanya dikutip Antara.
Choirul mengatakan, banyak orang yang apabila ditanya makan dengan lauk apa, kebanyakan orang menjawab makan dengan ikan kerupuk, atau makan dengan mie padahal kerupuk dan mie fungsinya sama dengan nasi karena mengandung karbohidrat.
"Dengan adanya program memasyarakatkan makan ikan dan minum susu diharapkan agar masyarakat di kota maupun di desa, di pantai sampai di gunung mengetahui kandungan makanan yang dapat memenuhi standar hidup sehat," katanya.
Dia mengatakan, gemar makan ikan dan minum susu yang banyak mengandung protein sangat diperlukan bagi pertumbuhan seseorang terutama anak-anak usia sekolah.
"Makan ikan tidak harus berupa ikan tenggiri, kakap, bawal atau udang yang berharga mahal, namun gizi ikan dapat diperoleh dari ikan-ikan yang murah seperti pindang, lele, mujair, nila atau ikan asin," katanya.
Untuk mendapatkan ikan dengan harga murah, ujar dia, dapat dilakukan dengan cara menanam benih ikan di halaman rumah setiap keluarga dan bisa ditularkan di seluruh keluarga di Jawa Timur.
Dia mengatakan tingkat konsumsi makan ikan masyarakat Jawa Timur pada tahun 2007 adalah 16,7 Kg per kapita per tahun, masih dibawah target nasional yaitu sebesar 26,5 Kg per kapita per tahun atau 63,02 persen.
Sedangkan untuk minum susu sebesar 10,59 Kg per kapita per tahun sementara target nasional sebesar 11,01 Kg per kapita per tahun atau 96,17 persen.
"Kunci agar dapat melahirkan bangsa yang cerdas dan berkualitas ada ditangan ibu-ibu dalam menyusun menu yang sehat untuk anggota keluarga, terutama yang berbahan dasar ikan," katanya.
Dalam acara gemar makan ikan dan minum susu diundang pula murid-murid dari lima Sekolah Dasar Negeri yang berasal dari Kecamatan Wonokromo dan Benowo.
Mereka mendapat bingkisan berupa aneka makanan yang berbahan dasar ikan dan susu, selain itu juga mengikuti lomba menggambar.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Sering Jajan, Nafsu Makan Turun

thumbnail
Orangtua diminta mengurangi makanan jajanan pada anak, karena pada umumnya makanan jajanan tidak memiliki gizi yang cukup untuk pertumbuhan anak.
"Makanan jajanan jika dimakan terlalu banyak dan dalam rentang waktu yang terlalu dekat dapat menghilangkan nafsu makan, sehingga anak akan kehilangan banyak zat gizi yang seharusnya didapat dari makanan yang sesungguhnya," kata dokter spesialis anak RSU Pirngadi Medan, Dr. Teraful Tarigan, SpA.
Konsumsi makanan bergizi berguna untuk tumbuh kembang badan dan pertumbuhan otak anak, dan bila tidak mendapat asupan gizi yang cukup setiap harinya maka akan berdampak pada gizi buruk.
Ia mengatakan, dewasa ini banyak orangtua yang mengeluhkan anaknya yang susah makan tanpa tahu sebabnya. Penyebab susah makan pada anak ada yang bersifat fisiologis dan psikologis. Secara fisiologis mungkin anak mempunyai pencernaan yang kurang baik sehingga daya serap ususnya berkurang. Penyebabnya bisa bermacam-macam, di antaranya karena gangguan hormonal yakni dalam tubuh anak terbentuk hormon-hormon yang menyebabkan tidak mau makan.
Secara psikologis, mungkin anak pernah mengalami trauma atau peristiwa yang membuatnya tidak mau makan akibat terlalu sering dipaksa makan.
Jika secara psikologis dan medis tidak terlalu kelihatan, sebaiknya anak jangan dibiarkan terus-menerus tidak mau makan, apalagi jika ada kelainan seperti berat badan tidak mau naik.
Ia menyarankan, jika ditemukan gejala tersebut pada anak, segera dibawa ke dokter. Mungkin gizinya kurang sehingga pertumbuhan badannya tidak naik. Jika pemberian makannya sudah cukup bagus, tetapi masih kurus harus dicari kemungkinan penyebab lain.
"Ada banyak penyakit yang bisa menyebabkan anak susah makan seperti TBC paru atau yang dikenal dengan flek paru-paru dan untuk mengetahuinya harus melalui tes mantoux atau uji tuberculin," katanya dilansir Antara.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Larangan Iklan Makanan Cepat Saji

thumbnail
“Wabah Kegemukan” Anak Berkurang
Larangan iklan makanan cepat saji di televisi di Amerika Serikat dapat mengurangi jumlah anak yang kegemukan sebanyak 18 persen, kata beberapa peneliti yang dikutip Reuters dan Antara pekan lalu.
Tetapi tim di National Bureau of Economic Research mempertanyakan apakah akan dapat dipertahankan pemberlakuan peraturan pemerintah semacam itu --sesuatu yang hanya dilakukan oleh Swedia, Norwegia dan Finlandia.
"Kita telah mengetahui bahwa kegemukan pada anak-anak telah mencengkeram budaya kita, tapi nyaris tak ada penelitian empiris yang telah dilakukan yang mengidentifikasi iklan televisi mungkin sebagai salah penyebabnya," kata ahli ekonomi Shih-Yi Chou dari Lehigh University di Pennsylvania.
"Jalur penelitian ini diharapkan dapat membawa kepada pembahasan sungguh-sungguh mengenai jenis kebijakan yang dapat mengekang wabah kegemukan di Amerika," katanya.
Untuk studi mereka, yang sebagian didanai oleh pemerintah federal, Chou dan rekannya menggunakan data mengenai hampir 13.000 anak dari Child-Young Adult National Longitudinal Survey of Youth 1979 dan National Longitudinal Survey of Youth 1997 --keduanya dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS.
"Pembuatan iklan yang digunakan ialah jumlah jam tayang iklan di televisi mengenai restoran cepat-saji yang terlihat dalam satu pekan," tulis mereka di Journal of Law and Economics.
"Hasil kami menunjukkan bahwa larangan atas iklan ini akan mengurangi jumlah anak-anak yang kelebihan berat badan dalam usia 12-18 tahun sebesar 14 persen," katanya.
U.S. Centers for Disease Control and Prevention memperkirakan bahwa 13.9 persen anak yang berusia 2 sampai 5 tahun kelebihan berat badan, 18,8 persen dari mereka berusia 6 sampai 11 tahun dan lebih dari 17 persen berusia 12 sampai 19 tahun.
Persentase tersebut telah naik terus.
Menonton televisi juga diketahui meningkatkan angka kegemukan, baik karena anak kurang bergerak mapupun karena itu dapat berselang dengan tidur.
Institute of Medicine melaporkan pada 2006 bahwa ada bukti yang mendesak yang berkaitan dengan iklan makanan di televisi dan peningkatan kegemukan pada anak-anak.
Satu studi menunjukkan bahwa anak-anak menonton rata-rata sebanyak 20.000 iklan yang ditayangkan di televisi per tahun pada penghujung 1970-an, naik jadi 30.000 per tahun pada penghujung 1980-an dan menjadi lebih dari 40.000 per tahun pada akhir 1990-an.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Pupuk Organik Baru Terserap 19 Persen

thumbnail
Departemen Pertanian mengungkapkan hingga saat ini penyerapan pupuk organik oleh petani baru sebesar 19% dari total volume yang dialokasikan untuk tahun 2008 sebanyak 345 ribu ton atau 50.247 ton. Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Jakarta, Kamis (27/11) mengatakan, penggunaan pupuk organik sebenarnya mampu menekan tingkat pemakaian pupuk urea pada tanaman pangan.
‘’Rupanya pupuk organik ini belum begitu familiar bagi petani sehingga mereka lebih memilih pupuk urea,’’ katanya.
Dia mengakui pola penggunaan pupuk oleh petani tidak mudah untuk digeser pada yang baru sehingga mereka masih menggunakan urea sebagai pupuk utama. Karena itu, pemerintah mendorong petani untuk meningkatkan pemakaian pupuk organik sebagai salah satu upaya mengatasi kelangkaan pupuk bersubsidi saat ini. Hingga bulan Oktober realisasi penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2008 untuk jenis urea mencapai 3,45 juta ton (73,80%) dari rencana penyaluran tahun 2008 sebanyak 4,50 juta ton. Dari rencana penyaluran pupuk jenis SP 36 dan Superphos 800 ribu ton selama 2008 hingga Oktober baru terealisasi 508.169 ton (63,52 %).
Realisasi penyaluran pupuk ZA, dari rencana 800 ribu ton setahun baru tercapai 620.747 ton (77,59%) sedangkan NPK 753.718 ton dari rencana 900 ribu ton. Dirjen Tanaman Pangan Sutarto Alimoeso menyatakan, saat ini terjadi kencederungan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan di kalangan petani bahkan melebihi tingkat yang direkomendasikan pemerintah.
Untuk pupuk urea, tambahnya, sebenarnya yang ideal sekitar 200-250 kg per hektar, namun ada yang menggunakannya hingga 1 ton per hektar. Selain penggunaan yang berlebihan, menurut dia, sejumlah faktor yang mengakibatkan kelangkaan pupuk yakni tingginya disparitas atau selisih harga antara pupuk bersubsidi dengan non subsidi. ‘’Hal itu mendorong munculnya penyelewengan pupuk bersubsidi di jual untuk sektor yang tidak mendapatkan subsidi,’’ katanya.
Beberapa langkah yang akan dilakukan untuk pengamanan penyedian pupuk bersubsidi diantaranya penarikan alokasi Desember untuk kebutuhan November bahkan jika diperlukan kebutuhan Januari di tarik ke bukan Desember serta memperketat pengawasan.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Banyumas Produksi Pupuk Organik

thumbnail
Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah bekerja sama dengan PT Petrokimia Gresik membangun pabrik pupuk organik di Kecamatan Cilongok sebagai upaya mengatasi kelangkaan pupuk kimia (non organik) setiap musim tanam. ‘’Paling lambat pada April 2009 pupuk organik sudah mulai diproduksi,’’ kata Camat Cilongok Fatikul Ikhsan di Banyumas, Jumat (28/11).
Seperti diberitakan ANTARA, produksi pupuk organik akan memanfaatkan kotoran sapi yang banyak diternakkan warga setempat. Kotoran sapi ditimbun terlebih dulu dengan dicampur bahan produksi Petrokimia. Setelah menjalani masa penimbunan, kotoran sapi diaduk menggunakan molen dan selanjutnya dikeringkan selama tujuh hingga delapan jam. ‘’Sehari, ada tiga shift jam kerja dan setiap shift roduksi sekitar 12-15 ton pupuk organik,’’ katanya.
Menurut dia, produksi pupuk organik tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan petani di Banyumas. Bahkan, produksi pupuk organik tersebut dapat dipasarkan ke luar daerah. Kualitas pupuk organik tidak kalah dengan pupuk non-organik dan lebih aman karena tidak mengandung bahan kimia. ‘’Pupuk organik ini dapat digunakan untuk tanaman padi maupun palawija,’’ kata Fatikul.
Pabrik pupuk organik itu dibangun di atas lahan seluas satu hektare di Cilongok. Pupuk organin memiliki sejumlah sifat baik terhadap kesuburan tanah, antara lain adalah bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepas-kan hara tanaman dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S dan hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil.
Pupuk organik juga dapat memperbaiki struktur tanah, serta menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar. Pupuk tersebut juga meningkatkan daya menahan air sehingga kamampuan tanah untuk menyediakan air akan meningkat, dan kelengasan air tanah lebih terjaga.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Warga Cokrodiningrat Kelola Sampah Secara Mandiri

thumbnail
Yogyakarta
Warga Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta mengembangkan pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri, yaitu dengan menggunakan metode komposter untuk sampah organik dan mendaur ulang sampah anorganik menjadi barang kerajinan lain. ‘’Pada mulanya, sangat sulit mengubah kebiasaan masyarakat yang terbiasa menggabungkan segala jenis sampah,’’ kata Ketua RW 7 Cokrodiningratan, Mus Mudiyono, di Yogyakarta, Rabu (26/11).
Menurut Mus, pengelolaan sampah secara mandiri tersebut sudah mulai dilakukan pada 2005 yang diprakarsai oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di daerah tersebut.
Usai program KKN tersebut, warga Cokrodiningratan kemudian mencoba meminta bantuan untuk pengembangan pengelolaan sampah ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, namun dana yang diharapkan baru turun pada awal 2008 sebesar Rp 15 juta. ‘’Saat ini, setiap rumah sudah memiliki satu unit komposter dan tiga karung untuk menempatkan sampah anorganik yang dibagi menjadi sampah plastik, kertas dan logam,’’ ujarnya.
Meski begitu Mus tidak menampik jika masih ada beberapa warga di lingkungannya yang enggan mengelola sampah dengan metode itu. Dengan menempatkan sampah organik dalam komposter, warga mendapatkan manfaat lain selain kebersihan lingkungan terjaga juga mendapat pupuk kompos dan pupuk cair untuk menyuburkan tanaman.
Dalam jangka waktu satu atau dua bulan, pupuk kompos dari hasil sampah organik rumah tangga sudah dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman. Di setiap rumah wajib ada minimal lima pot tanaman. Selain itu ada sedikit kebun sayuran yang juga dipupuk dengan kompos.
Sementara sampah anorganik seperti plastik bekas bungkus deterjen dapat dimanfaatkan menjadi barang kerajinan seperti tas, kotak tisu, payung atau juga pengganti busa untuk bantal sofa yang mendatangkan pendapatan tambahan bagi warga. Di setiap RT, --lima RT di RW 7—juga tersedia tiga drum besar untuk menempatkan sampah anorganik dan pada waktu tertentu sampah diambil pengepul dan uang hasil penjualan masuk dalam kas RT. Yang masih menjadi masalah adalah memanfaatkan sampah tas plastik hitam karena jika dijual tidak laku.
Kepala Bidang Kebersihan DLH Kota Yogyakarta, Suyana, menyatakan ada sekitar 25-30 kelompok pengelola sampah dengan metode komposter di Kota Yogyakarta. ‘’Belum signifikan untuk membantu mengatasi permasalahan sampah, namun diharapkan pada 2011 hasilnya kelihatan,’’ kata Suyana.
Suyana menilai, masalah sampah di Kota Yogyakarta sudah memasuki lampu kuning. Bila sampah tidak ditangani dengan serius, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan tidak akan mampu menampung sampah pada 2011 dengan rata-rata sampah yang masuk 350 ton per hari, 70% dari sampah rumah tangga.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Fermentasi Air Seni Kambing Dongkrak Produktivitas Pertanian

thumbnail
OLEH: AGUS SALAM
Tak hanya air seni Kelinci saja yang banyak dicari petani. tetapi sekarang air seni ternak kambing fermentasi banyak diburu petani. Pasalnya, Air seni ternak tersebut diyakini dapat meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan.’’ Untuk lebih meningkatkan pertanian dan perkebunan air seni ternak harus difermentasi terlebih dulu dengan EM4 sehingga kandungan nutrisi yang dibutuhkan tanaman (Unsur makro dan mikro) lebih lengkap sehingga mampu meningkatkan produktivitas pertanian,’’ kata Syukron Muchtar dari Poktan Prima Nusantara (KTPN) Depok.
Menurut Muchtar, selain dipakai sendiri, Muchtar yang memiliki kurang lebih 100 ekor domba dan kambing, juga menjual air seni fermentasi EM4 ini kepada petani lain di sekitar Depok.’’ Sekarang ini, pupuk cair air seni ternak, kita pasok sebagian besar ke kelompok tani Prima Nusantara yang memiliki komoditi pertanian buah belimbing dan jambu merah. Namun dikemudian hari kita akan jual ke kelompok tani lain di wilayah Depok dan sekitar,’’ katanya.
Air seni fermentasi sangat baik sekali untuk meningkatkan produktivitas bauh jambu dan blimbing, terbukti setalah memberikan pupuk cair secara rutin dan sebelumnya memberikan bokashi padat pada tanaman jambu dan blimbing, buah khas kota Depok ini selalu berbunga dan hampir setiap 4 hari sekali selalu panen. Begitu juga dengan buah blimbung selalu berbunga dan menghasilkan produksi yang berkualitas.
Selain memanfaatkan Air seni ternak sebagai pupuk cair, Muchtar juga mempergunakan kotoran kambing untuk membuah pupuk bokashi. Bahan buangan dari ternak kambing ini sangat bermanfaat untuk mendukung dunia pertanian terutama di kelompok tani Prima Nusantara.
Bagi Muchtar, ternak kambing selain untuk memenuhi bisnis Catering yang 5 tahun digelutinya itu, sangat bermanfaat untuk usaha agrobisnis yang mulai digelutinya. Apalagi dengan teknologi EM4 yang membuah ternak lebih sehat dan gemuk. ‘’Dengan teknologi EM4, dalam waktu 3 bulan ternak bisa mencapai 20 – 25 kilogram, ini merupakan keuntungan buat saya,’’katanya.
Budidaya jambu merah juga sangat menguntungkan, karena jambu merupakan salah satu usaha di bidang agribisnis yang menjanjikan keuntungan. Permintaan pasarnya cukup besar, karena jambu merah atau dikenal juga sebagai jambu biji atau jambu klutuk ini, banyak mengandung vitamin A dan C. Pemasarannya tidak hanya di pasar tradisional, tetapi juga di supermarket. ‘’Sekarang ini kelompok Tani Prima Nusantara, memiliki lahan 5 ha dengan 13 anggota tani ini, setiap bulan dapat meraih Rp 50 juta dengan menjual Jambu Biji dan Belimbing Dewi. Produk itu dijual ke pedagang di sekitar pasar Kramatjati,’’ katanya.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Penyiraman Dengan EM Harus Tepat

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Bagi pecinta tanaman hias, keberhasilan dan keindahan tanaman menjadi kebanggan. Mengatasi masalah tersebut, tepat jika kini para pecinta tanaman hias mulai kembali menggunakan pupuk organik. Salah satu produsen pupuk organik, PT. Songgolangit Persada, menciptakan formula pupuk dan pestisida organik. Tentu, pupuk dan pestisida ini menggunakan Teknologi EM4 sebagai bahan fermentasi. Masalah yang sering muncul pada tanaman adalah dengan menyediakan media tanam dan pestisidanya. Seperti yang diungkapkan Ir. Nyoman Darma, staf ahli Teknologi EM, pertumbuhan tanaman akan lebih baik dengan bahan organik.
Penyediaan media tanam menjadi penting karena merupakan pondasi pertumbuhan dari tanaman itu kelak. Untuk mengatasi masalah tersebut, larutan EM4 dan pupuk Bokashi Kotaku menjadi solusi. Dalam membuat media tanam, sebut Nyoman Darma, lebih bagus jika menggunakan arang sekam. Keunggulannya adalah dapat mengatasi munculnya jamur/fusarium/busuk batang, dan juga dapat menjaga porositas air. Sebelum digunakan, arang sekam terlebih dulu disiram dengan larutan EM aktif. Setelah disiram baru dicampur dengan pupuk Bokashi Kotaku. “Dengan perbandingan satu bagian pupuk Bokashi Kotaku dengan setengah bagian arang sekam,”terang Nyoman Darma, yang juga sebagai instruktur pelatihan IPSA (Institut Pelatihan Sumberdaya Alam) di Buleleng.
Media tanam yang telah tersedia bisa langsung digunakan untuk menanam tanaman hias. Sebagai penyempurna pertumbuhan tanaman hias, perlu dilakukan penyemprotan dengan EM cair. Karena, selain merawat bagian bawah tanaman, bagian atas juga harus dirawat. Penyiraman dan penyemprotan diberikan untuk semua bagian tumbuhan. Dalam penyiraman tersebut harus memperhatikan cara dan dosis yang diberikan. Agar tidak terjadi kesalahan fatal, misalnya kematian tanaman.
Penyiraman yang benar, menurut Nyoman Darma, adalah dengan mengaktifkan dulu larutan EM4 yang baru dibeli (botol kuning). Karena larutan EM4 yang terdapat dalam botol itu masih dalam keadaan dorman. Untuk mengaktifkannya perlu penambahan media seperti gula merah (boleh juga Molase/tetes tebu) dan air. Perbandingannya, satu (1) liter EM asli + satu (1) liter gula merah + 18 liter air. Larutan tersebut dicampurkan dalam jerigen dan didiamkan selama minimal lima hari. Setelah lima hari tutup jerigen dibuka, jika terdapat miselium diatas permukaan larutan maka proses fermentasinya berhasil. Jika lima hari belum muncul miselium tunggu hingga hari ke tujuh. Larutan EM aktif yang mengandung miselium itulah yang paling bagus disiramkan pada tanaman.
Larutan EM4 yang sudah aktif langsung bisa diaplikasikan pada tanaman hias. Tapi dalam pengaplikasian larutan EM aktif pada tanaman hanya perlu ditambahkan air saja, tidak perlu ditambahkan gula lagi. EM aktif sebanyak lima (5) cc cukup ditambah dengan satu (1) liter air. Yang perlu diingat dalam mengaktifkan EM ini adalah disesuaikan dengan keperluan. Jika tanaman sedikit maka EM yang diaktifkan juga tidak sedikit. “Hal ini karena masa simpan EM aktif tidak boleh lebih dari 3 bulan. Dalam arti larutan EM aktif harus habis dalam waktu tiga bulan,” tegas Asmara.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008


Revolusi Akbar Konvergensi Media

thumbnail
Gelanggang dunia “online” saat ini menoreh sensasi dan kejutan historis yang membawa perubahan serba baru, cepat dan simultan melintasi batas-batas negara maupun benua. Situs-situs berita dan jejaring sosial membentuk tali temali informasi yang melampaui kecepatan media-media konvensional. Daya jelajah berita ibarat virus yang mudah berjangkit dengan sekali klik mouse. Hemat biaya, waktu dan tenaga (gampang)!
Kiprah dan eksistensi media “online” dengan daya jangkau yang luas, efektif dan mudah diakses penghuni jagat raya ini serta merta melahirkan “revolusi konvergensi media” yang tak terhindarkan lagi. Konvergensi (penggabungan massal) merupakan reposisi eksistensi media massa di awal abad 21 yang elegan tanpa terjebak dalam bentrokan paradigma media konvensional vs progresif.
Presiden terpilih Amerika Serikat Barack Obama sukses melangkah ke Gedung Putih karena efektif memanfaatkan situs jejaring sosial seperti Facebook, My Space, Linkedin, You Tube, Friendster, hingga Twitter untuk menghimpun dana kampanye sekaligus membangun lingkaran “pertemanan” maya.
Sebuah contoh bahwa kehadiran internet tidak bisa disepelekan lagi. Ditambah lagi media online (situs-situs berita) dengan cepat memberitakan berbagai peristiwa yang terjadi dalam hitungan detik. Demikian pula kiprah para blogger yang kian kreatif menyampaikan buah pikiran maupun pengamatan terkini di lapangan. Sesuatu yang tidak kita temukan di media cetak sebelumnya. Sebuah peristiwa hari ini baru bisa dibaca khalayak pada keesokan harinya. Tentunya peramu warta media cetak tidak lagi mengklaim diri sebagai pembawa berita aktual.
Media konvensional seperti media cetak, televisi dan radio mulai meretas konvergensi media dalam bentuk portal berita. Publik dapat mengakses dengan cepat dari berbagai tempat soal berita, audio, gambar dan rekaman atas sebuah kejadian. Portal-portal berita seperti compas.com atau detik.com mulai terbuka mengakomodir suara warga untuk turut berpartisipasi menyumbang “kepingan” opini publik melalui blog. Nah, inilah tantangan bagi para blogger untuk mempertajam konten. Sementara media-media cetak lokal tinggal menunggu waktu ditinggalkan pembaca (terutama kaum muda) bila terus menutup mata terhadap arus suara warga.
Tak heran bila CEO MNC Sky Vision Handhi S Kentjono mengatakan pertumbuhan iklan di media internet dalam kurun 2007-2010 akan tumbuh 23 persen. Dari semua media yang ada, media berbasis internetlah yang terus mengalami pertumbuhan. Sedangkan perkembangan media cetak akan turun. Jumlah pengguna internet dunia dalam delapan tahun terakhir, sebut Handhi, melonjak tajam 305 persen. Catatan saja, pada tahun 2000, jumlah pengguna internet dunia hanya sekitar 360,9 juta. Namun, tahun ini, jumlahnya sudah mencapai 1,4 miliar orang.
Sementara prosentase iklan menurut Handhi merujuk pada data tahun 2006 menunjukkan bahwa iklan di koran sebesar 28,4 persen. Angka ini diprediksi akan mengalami penurunan sampai di tahun 2010 menjadi 23,3 persen. Internet yang tahun 2006 pemasukan iklannya hanya 6,8 persen akan berkembang dalam empat tahun yang akan datang. Perlahan tapi pasti angka itu akan semakin naik, kata Handhi dalam seminar nasional bertajuk "New Media: Akhir Media Konvensional?" yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Sanur Beach Paradise Hotel, Bali, Kamis (27/11).
Sementara CEO Kompas Gramedia Group Agung Adiprasetyo melihat era konvergensi media sebagai pilihan strategis untuk menjangkau konsumen lebih luas. Saatnya bagi media cetak berpikir untuk menggabungkan diri dengan dunia online agar tetap bisa bertahan.
Agung menambahkan, internet juga memiliki beberapa keunggulan dibanding media lain. Beberapa di antaranya target audience yang luas, segmen audience yang beragam, hingga dapat diakses seharian penuh.Faktor-faktor tersebut membuat peluang iklan di internet terbuka lebar. Tinggal bagaimana seseorang melihat potensi itu dan memanfaatkannya dengan baik.
Hal ini dilakukan setelah melihat mahalnya biaya cetak dan peminat untuk membaca koran yang sudah mulai berkurang. Meski begitu kehadiran media online tidak serta merta mematikan eksistensi media konvensional. Tantangan inilah, ujar Agung, yang membuat Kompas mulai aktif menggabungkan dengan online.
Pandangan CEO MNC Sky Vision Handhi S Kentjono dan CEO Kompas Gramedia Group Agung Adiprasetyo melecut para pramu warta (jurnalis) untuk tidak berhenti berkarya sebatas pemburu berita yang “gaptek” (gagap teknologi). Demikian pula pemilik (investor) dan pengelola media cetak harus cerdas “membaca” tanda-tanda zaman agar butiran informasi yang terus dirakit, diramu dan dipercantik dalam media konvergensi “suatu saat” menjadi mutiara-mutiara informasi yang mengendap di alam bawah sadar konsumen media “online”. Apa yang tertulis akan terus tertulis selama perangkat digital mengabadi dalam perguliran perbadaban. Tulisan di kertas koran akan punah dan dilupakan. Tapi barisan tulisan, foto, gambar dan rekaman di media “online” akan terus menyapa setiap pribadi baru, termasuk generasi baru, para remaja muda dan cucu kita. Dari liang lahat kita akan terus menyebar virus informasi yang tersimpan dalam server-server jejaring sosial.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Trubus Agro Expo Gelar Pameran Tanaman

thumbnail
OLEH: AGUS SALAM
Pameran Trubus Agro Expo di Parkir Timur Senayan boleh dibilang istimewa. Selain banyak kegiatan untuk anak-anak juga tersaji aneka tanaman yang mahal dengan nilai Rp 2 miliar. Ide memamerkan tanaman-tanaman mahal itu seperti diungkap Pemimpin Redaksi Majalah Trubus, Onny Untung merupakan penelusuran selama seminggu menemukan puluhan tanaman hias bernilai total lebih dari Rp 1 miliar. Oleh Utami Kartika Putri, --product development manager-- mereka dikumpulkan dan dipamerkan dalam acara Trubus Agro Expo di Parkir Timur Senayan.
Selain itu, ada macam-macam acara praktek edukatif untuk anak-anak. Contohnya, membuat batik, membuat kapal di dalam botol, melukis telur hias, membuat keramik, membuat boneka kain, membuat wayang, serta mengukir buah dan sayur. Digelar pula lomba bahasa Inggris. Acara rutin seperti lomba tanaman anthurium, aglaonema, sansevieria, reptile show dan kontes masih tetap berlangsung. ‘’Kita selalu menampilkan berbagai acara menarik dalam Trubus Agro Ekspo ini. Di berbagai kegiatan yang bersifat memperluas wawasan, kreativitas dan pengetahuan ini digelar. Mereka bisa belajar membatik, mengukir buah dan sayur, membuat wayang, kapal mini dan merawat tanaman,’’ katanya.
Parade Tanaman nias, tanaman buah yang sedang trend juga dipamerkan, dan diharapkan mampu mencapai tujuannya yaitu menggali potensi dan mendukung pengembangan agribisnis, mensosialisasikan kepada masyarakat kemajuan di bidang pertanian, serta mendukung terbentuknya jaringan usaha di bidang pertanian, promosi produk pertanian unggulan dan edukasi bagi masyarakat di sektor pertanian.
Pameran ini diharapkan dapat dioptimalkan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya sektor pertanian dalam pembangunan dan ketahanan pangan. Kepada masyarakat, khususnya insan pertanian di Ibukota diharapkan mengunjungi pameran.
Pameran itu sebagai wadah bagi para pemilik nursari, pengusaha dan praktisi untuk menampilkan berbagai produk unggulan. Sejak ditangani secara serius pada 2004 hingga 2008, Trubus sudah menggelar Agro Expo setiap tahun di berbagai tempat di Jakarta dengan sambutan positif dari masyarakat, instansi pemerintah dan kalangan pebisnis.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Distorsi Makna Guru

thumbnail
Oleh: Khozien*
Guru merupakan sosok manusia yang berberan mencetak generasi masa depan dan pengukir peradaban. Di tangan gurulah, nasib sebuah bangsa ini ditentukan. Begitu besar dan berat tanggung jawab yang harus dipikul seorang guru. Namun, ketika melihat berbagai fenomena yang terjadi pada saat sekarang, mampukah amanat tersebut diemban oleh guru?
Dalam perjalanan sejarah pendidikan di negeri ini, guru memiliki makna yang cukup luas dan komprehensif.
Istilah guru diberikan kepada siapapun yang mampu memberikan “pengajaran” terhadap masyarakat dan negara secara umum. Makna pengajaran di sini tidak hanya saja sebatas pengajaran baca-tulis, berhitung, atau ilmu-ilmu yang lainnya. Tetapi lebih universal, yakni siapapun yang mampu memberi pelajaran tentang bagaimana memahami hidup yang sesungguhnya.
Pelajaran tentang hidup terutama yang berkaitan dengan sikap, pola pikir, dan moralitas dalam menjalani kehidupan. Sangat jelas, peran guru tak ubahnya seperti rohaniwan yang dapat memberi solusi dalam segala persoalan. Dengan demikian, di tangan seorang gurulah, kedamaian dan keselarasan hidup mampu tercapai. Oleh karena itu, tak salah jika dalam pepatah Jawa, guru dikatakan sebagai sosok yang digugu (diteladani) dan ditiru.
Ketika dilihat dari fungsi guru dalam ranah masyarakat, maka guru idealnya harus mampu selalu tampil inspiratif dan penuh aura untuk memberi kebijakan bagi lingkungannya. Peran guru menjadi lebih penting dalam tatanan masyarakat yang masih kental dengan nilai-nilai dan tradisi. Tak aneh jika kemudian ada yang mengatakan, kalau tak ada guru, masyarakat menjadi apatis, arogan dan sebagainya. Di sinilah sangat tampak bahwa guru mampu menjadi motor penggerak untuk membangkitkan daya juang dalam masyarakat.
Ada tiga fungsi dasar seorang tenaga pendidik atau guru, yakni ing ngarso sung tuladha (di depan memberi contoh), ing madya mangun karso (di tengah memberi motivasi), dan tut wuri handayani (di belakang memberi semangat). Ketiganya merupakan kerangka dasar yang menjadi metode kerja seorang guru.(Ki Hajar Dewantara)
Tetapi seiring dengan perkembangan jaman, peran dan fungsi guru pun mengalami distorsi. Bahkan makna guru-pun juga kian mengalami penyempitan. Sekarang ini sosok guru hanya sebagai representasi dari seseorang yang mengajar di depan kelas. Atau lebih tepatnya orang yang bisa menyampaikan materi pelajaran sesuai tuntutan kurikulum.
Berbicara lebih jauh tentang penyempitan makna guru disini karena hilangnya ruang bagi guru untuk memberikan pendidikan moral bagi siswa-siswinya. Ketidak adaan ruang ini, lambat-laun mengubah pola dan cara perilaku guru. Sehingga, muncul persepsi dalam masyarakat secara umum, jika ingin menjadi guru, bekalnya hanya cukup dengan berbekal penguasaan disiplin ilmu yang telah mereka geluti. Ketika sosok Guru, telah terjadi penyempitan fungsi, maka peran guru hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran. Apalagi kini beban seorang guru ditambah dengan tugas-tugas administratif lainnya.
Bukan hanya sebatas itu, pendidikan yang dijalankan guru dalam gedung-gedung persekolahan ternyata tidak memberikan solusi apa-apa. Pendidikan yang diberikan guru tidak mampu menyiapkan bangsa ini menjadi bangsa yang bermutu, sekaligus pendidikan juga gagal dalam memberdayakan bangsa untuk menghormati perbedan dan memecahkan pertikaian secara beradab.
Dengan sangat tegas, penulis ungkapkan bahwa pergeseran peran guru dari “pendidik” menjadi “pengajar” membawa dampak serius terhadap perkembangan sosio-kultural siswa. Dalam catatan forum diskusi sosial di Surabaya menunjukkan, kalau angka kejahatan yang dilakukan anak pada usia sekolah cenderung meningkat selama putaran tahun terakhir. Pendapat juga diperkuat dari catatan Direktur Reserse Kriminal Polda Jatim yang menyatakan bahwa angka kriminal di Jawa Timur yang dilakukan anak pada usia sekolah selalu mengalami peningkatan.
Kenyataan ini merupakan bukti bahwa moralitas siswa makin memprihatinkan. Seiring dengan kondisi tersebut, catatan lembaga independen pemantau pendidikan di Jawa Timur, dari sekian pelanggaran disiplin yang dilakukan pegawai negeri baik sipil maupun negeri, pelanggaran yang dilakukan guru terbilang paling banyak. Nah, dari data-data ini, pendidikan kita dapat disimpulkan dengan tiga kata: jelek, buruk dan memprihatinkan.
Apabila penulis analisis, fenomena merosotnya pendidikan adalah akibat dari cara pandang yang pragmatis terhadap kegiatan belajar-mengajar (KBM). Cara pandang yang pragmatis disini, katena mereka cenderung melihat peran guru sebatas mengajar. Menyampaikan materi pelajaran hingga dipahami siswa dan saat ujian akhir lulus seluruhnya. Padahal, cara pandang ini hanya membuat siswa tidak mandiri serta berorientasi pada hasil ujian semata tanpa peduli dengan proses yang ditempuh.
Sedangkan menurut para pakar pendidikan, kegiatan belajar-mengajar (KBM) seharusnya berorientasi pada proses. Di sinilah letak peran guru yang sebenarnya. Dengan menggunakan metode pendekatan keterampilan proses, seorang guru diharapkan mampu memberikan pelajaran moral terhadap siswanya. Disinilah letak peran guru sebagai pendidik. Memberikan teladan dan pelajaran moral pada siswa.
Sementara itu, munculnya kesadaran untuk menjadi guru yang ‘sebenarnya’ tidak didukung oleh perangkat dan mekanisme pengajaran yang memadai. Ambil contoh, terlalu banyak beban akademik yang diberikan kepada guru. Akibatnya, kurang ada ruang yang leluasa untuk sharing dengan siswa-siswinya dalam konteks pendidikan moral, di mana siswa dan guru mampu ‘duduk sejajar’ saling bertukar pikiran, membahas segala problema, dan guru mampu menjadi sosok yang solutif.
Rupanya, di tengah beban akademik yang cukup berat, ditambah model kurikulum yang selalu kontak ganti, guru dituntut mampu memberikan output yang bagus. Sayang, output tersebut sebatas kompetensi keilmuan semata tanpa disertai kompetensi moralitas yang bagus. Oleh karena itu, dalam momentum Hari Guru, 25 Nopember ini, sangat tepat kiranya apabila kita renungkan kembali arti atau peran guru terhadap siswa dan masyarakat pada umunnya. Mampukah guru menjadi penjaga moral?
*)Pustakawan kutub yang sekarang aktif di Lembaga Kajian Kutub Yogyakarta (LKKY) dan menempuh studi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Widya Wiwaha Yogyakarta.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Sering KO

thumbnail
Tanya: Sebagai istri, kadang kadang saya ogah melayani suami. Habis, nafsunya saja besar, tenaganya kurang. Dia sering KO. Meler di tengah jalan. Mohon saran.
Dari: Tri, Bandung.

Jawab: Tidak ada kata ogah. Apalagi memarahi atau mengambeki si dia, karena bisa membuat si dia stres. Jangan seperti petinju, sudah KO ditonjok lagi. Pakai jurus puasa dan motivasi….!
Biasanya kalau petinju KO, dia harus puasa bertanding, agar tidak trauma. Puasa dan peremajaan fisik dan pikiran. Biar stresnya hilang. Jangan setiap nagih dilayani. Hasilnya pasti KO lagi. Biar si dia nagih beneran. Nagihnya sampai memelas. Anunya sampai benar-benar mengeras dan keras benar, baru diajak latih tanding lagi. Kalau sudah OK dan berhasil, motivasi si dia. Ingat, motivasi tiada henti.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Bencana Alam Dan Ulah Manusia

thumbnail
Oleh: Heri Kurniawan*
Dewasa ini kita banyak melihat bencana alam terjadi di negeri ini. Jika musim kemarau banyak terjadi kebakaran hutan, maka di musim penghujan ini banyak terjadi banjir, dan tanah longsor. Apakah ini yang dinamakan takdir Tuhan?
Pertanyaan ini wajib kita refleksikan bersama. Kalau memang takdir Tuhan, mengapa itu terjadi di negeri ini? Adakah yang tidak sesuai dengan ketentuan Tuhan, perbuatan yang kita lakukan sehari-hari hingga Tuhan melimpahkan banyak bencana?
Jika menengok kembali pada ayat Al Qur'an benarkah "kerusakan di daratan dan di lautan, adalah karena tangan-tangan manusia?". Jika begitu maka kita sendirilah yang menjadi sebab musababnya. Entah disadari atau tidak. Karena ini adalah hukum sunatullah (causalitas).
Paradigma yang keliru
"Mungkin alam mulai bosan, bersahabat dengan kita," begitu Ebiet G Ade menyatakan dalam salah satu lagunya. Coba kita telusuri bersama, munculnya bencana seperti banjir dan tanah longsor yang terjadi di musim penghujan ini. Adakah intervensi dari kita?
Disadari atau tidak, ternyata manusia kini mulai melupakan eksistensi alam. Alam dipandang hanya sebagai objek eksploitasi manusia. Alam tidak lagi dipandang sebagai bagian dari manusia yang butuh dijaga eksistensinya. Ini yang menjadi salah satu sebab terjadinya bencana alam di negeri ini. Manusia telah keliru dalam memandang alam.
Kita perlu menengok kembali pada sejarah, di mana nenek moyang kita pernah menjalanani proses hidupnya. Mengapa bencana jarang terjadi di sana, tidak sebagaimana dewasa ini. Ini karena, nenek moyang kita khususnya di wilayah bagian Jawa, mereka memandang alam tidak hanya sebagai objek, tetapi dipandang juga sebagai subjek.
Dalam buku 'Islam Pesisir, Memahami Konstruksi Sosial Tradisi Islam Lokal, disebutkan bahwa masjid, makam, dan sumur adalah lokus penting dalam prosesi upacara pada masyarakat pesisir. Ketiganya menjadi tempat-tempat penting di dalam kehidupan masyarakat. Sebagai medan budaya, ketiganya memiliki keunikan sendiri, yakni sebagai tempat yang memiliki nuansa atau aura yang berbeda dengan yang profan atau duniawi. Di sinilah masyarakat melakukan kegiatan ritual untuk memperoleh barokah (dalam bahasa Arab) yang mengalami desimilasi menjadi berkah (dalam bahasa Jawa).
Tradisi ini dapat kita cermati bahwa nenek moyang kita memandang alam tidak hanya sebagai objek yang hanya diperuntukkan manusia belaka, tetapi mereka pun memiliki hak untuk dijaga dan disakralkan, dengan harapan mereka akan memperoleh barokah berupa kedamaian, kesejahteraan, dan jauh dari marabahaya atau bencana.
Nenek moyang kita tahu bahwa sumur adalah sumber penghidupan. Jika tidak dilestarikan maka air sumur akan mudah dicemari oleh tangan manusia. Karena itulah mereka kemudian mensakralkan sumur walaupun sifatnya mitos belaka. Namun dari hal-hal yang sifatnya mitos tersebut, mereka ternyata berhasil melestarikan alam. Mereka sukses menjaga alam agar tidak mencelakai dirinya.
Ini adalah hubungan timbal balik yang hakikatnya justru menguntungkan manusia itu sendiri (simbiosis mutualisme). Apakah manusia sekarang seperti itu? Ternyata faktanya tidak, manusia sekarang justru hanya mementingkan dirinya sendiri (egois). Hutan yang merupakan sumber kehidupan manusia dan hewan, tempat penyerapan air, dan penguat struktur lapisan tanah (soil structure) oleh manusia justru ditebangi secara liar. Akibatnya setiap musim hujan terjadi banjir dan tanah longsor. Apakah ini takdir? Ya ini adalah takdir yang dibuat oleh manusia sendiri. Siapa yang kemudian dipersalahkan?
Benar apa yang difirmankan Tuhan bahwa segala kerusakan di daratan dan lautan adalah ulah manusia. Dan itu disebabkan, manusia telah mengalami pergeseran paradigma berpikir. Alam sudah tidak dianggap sebagai wilayah yang sakral (desakralisasi).
Menumbuhkan kesadran
Manusia modern perlu memperbaiki sikap dan menata kembali paradigma berpikir kita dalam menyikapi alam ini. Dalam buku Islam Pesisir, dikatakan, manusia sekarang perlu mengadakan gerakan resakralisasi. Artinya, tempat-tempat yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia harus kembali disakralkan.
Seperti pada zaman nenek moyang Jawa, untuk memperoleh keselamatan mereka mengadakan berbagai upacara, mulai dari upacara lingkaran hidup, upacara kelendrikan, upacara tolak balak, dan upacara-upacara hari penting lainya. Upacara kelendrikan dan sebagian upacara lingkaran hidup, biasanya dilakukan di masjid. Sedangkan upacara kalendrikan kebanyakan dilakukan di masjid. Sedangkan upacara tolak balak, biasanya dilakukan di rumah atau sumur dan makam. Ini yang kemudian memunculkan upacara adat nyadran atau sedekah bumi.
Upacara ini dilakukan ketika mereka sedang mengalami masa panen besar-besaran. Sebagai rasa syukur, mereka mengadakan upacara nyadran. Upacara ini biasa dilakukan di makam, sumur atau tempat-tempat lain yang dianggap sakral seperti pohon besar atau grumbul (kerumunan pohon yang dianggap sakral). Namun hal ini akan terasa amat sulit lantaran benturan terhadap besarnya arus modernisasi yang menilai segala hal dari sudut pandang ilmiah.
Mitos bukanlah fenomena yang ilmiah atau tidak logis lagi. Karena hal ini telah terbentuk dari generasi kegenerasi. Walaupun seperti itu, kita dapat mencoba menggunakan cara lain yang sifatnya ilmiah, seperti halnya mengadakan penelitian dan observasi lapangan. Setelah mendapatkan hasilnya bahwa ulah manusialah yang sebenarnya menjadi sebab musabab hadirnya bencana seperti yang terjadi dewasa ini, selanjutnya kita publikasikan kepada masyarakat. Bisa melalui seminar, kajian-kajian ilmiah, kajian-kajian budaya dan sejenisnya.
Dengan begitu kesadaran akan eksistensi alam ini semakin menjadi hal yang sangat urgen. Karena bagaimanapun juga, manusia tidak akan mampu menciptakan sumber kehidupannya. Mereka hanya mampu mengolah dan memanfaatkannya. Jika alam ini telah enggan menyediakan sumber kehidupan manusia, maka akan ke mana manusia mencari sumber kehidupannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti makan, minum, dan tempat tinggal. Mau minum, air telah banyak yang tercemari limbah-limbah. Mau makan, hasil panen selalu gagal. Dan, mau membuat tempat berteduh, hutan-hutan telah habis ditebangi (deforestisasi). Kesadaran ini yang perlu ditanamkan kembali kepada manusia sekarang.
*)Pengamat sejarah sosial dan budaya pada 'Lembah Kajian Peradaban Bangsa' (LKPB) UIN Sunan Kalijaga, tinggal di Yogyakarta.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Hanura Bali Gelar Pengobatan Gratis

thumbnail
Selasa (18/11), ratusan pendukung Hanura bergegas meninggalkan Bali. Bertolak dari pantai Kusamba Klungkung, ratusan kader dengan mengunakan atribut partai secara beriringan menuju pulau Nusa Penida. Melibatkan 25 jukung tradisional peserta menempuh satu jam perjalanan menuju Nusa Penida.
Dari kejauhan sebelum perahu merapat di bibir pantai, sayup-sayup terdengar alunan tabuh baleganjur menyambut rombongan menginjakkan kaki di pulau berlahan tandus ini. Agenda Partai Hanura kali ini menggelar pembagian sembako gratis yang diselingi dengan pengobatan gratis diwantilan Batununggul Nusa Penida. Mengerahkan sebanyak 13 tenaga medis yang terdiri dari 5 dokter, 5 perawat, 1 bidan, 1 ahli gisi dan seorang Apoteker, satu demi satu keluhan warga mulai teratasi. ‘’Kami targetkan sekitar 1000 warga untuk memeriksakan kesehatan dalam kesempatan ini,’’ ujar Dra Ni Made Suryaningsih selaku koordinator petugas medis.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu bagian dari agenda politik Partai Hanura di Bali. Sehari sebelumnya, Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto melantik pengurus pemuda Hanura se-Bali dan Bapilu Provinsi Bali di Balai Budaya Klungkung. Hadir dalam acara yang diselingi bagi-bagi sembako dan pengobatan gratis tersebut, Ketua DPD Hanura Bali, I Gede Ngurah Wididana.
Di hadapan para pendukungnya, Wiranto menegaskan, kegiatan tersebut sebagai salah satu keseriusan partai untuk merekam dari dekat kondisi riil yang dialami rakyat di berbagai daerah, seperti di Klungkung ini. Dengan melihat langsung, lanjut Wiranto, dapat membedakan antara pernyataan dan fakta. ‘’Pemerintah bilang kemiskinan dan pengangguran berkurang tetapi melihat fakta di lapangan masih banyak pengangguran dan kemiskinan semakin merajalela,’’ tandas Wiranto.
Ketua DPD Hanura Bali I Gede Ngurah Wididana berharap Pemilu 2009 dapat melahirkan anggota dewan dari Hanura dari Nusa Penida sehingga dapat membela kepentingan rakyat di pulau tersebut. (JULI ARSANA)
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Nilai Ekonomi Jamu Tembus Rp 7,2 Triliun

thumbnail
Ketua Umum Gabungan Pengusaha (GP) Jamu, Charles Saerang mengatakan, industri pariwisata berbasis jamu menunjukan kinerja sangat baik dengan pertumbuhan mencapai 9% per tahun. Bahkan beberapa usaha spa berbasis jamu dan ramuan tradisional tumbuh pesat dengan laju pertumbuhan mencapai 14% per tahun. Demikian kata Charles di Jakarta, Kamis (20/11).
Ia mengatakan, nilai ekonomi jamu pada akhir tahun 2008 akan menembus angka Rp 7,2 triliun, termasuk pada produk kosmetik, makanan dan minuman suplemen. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2007 yang hanya Rp 3 triliun. Pada tahun 2010, penjualan jamu ditargetkan Rp 10 triliun. Jumlah tersebut termasuk penjualan di pasar ekspor yang merambah ke 20 negara, termasuk negara-negara yang sangat ketat menerapkan standar kualitas seperti Jepang dan Eropa. ‘’Saya optimis target itu dapat tercapai mengingat angka penjualan produk jamu tradisonal setiap tahunnya terus mengalami peningkatan signifikan,’’ ujarnya.
Charles berpendapat, untuk membuat jamu sebagai merek Indonesia yang dapat dikenal luas di pasar intemasional dibutuhkan dukungan pemerintah, terutama untuk membuka pasar luar negeri. ‘’Sekarang pemerintah dan industri sepakat membuat jamu sebagai merek Indonesia. Kini yang terpenting tindak lanjutnya, yaitu dukungan pemerintah dalam membuka pasar luar negeri secara lebih luas,’’ ujar Charles.
Bantuan pemerintah dalam mencari pasar dapat dilakukan dengan melibatkan para atase perdagangan yang ada di setiap kedutaan besar RI. Keterlibatan pemerintah dalam mengembangkan pasar jamu dan obat tradisional sudah dilakukan oleh China. Langkah China terbukti berhasil saat menembus pasar Amerika Serikat. ‘’Selama ini, untuk membuka pasar baru, kami melakukan sendiri. Itu bisa, tetapi hasilnya lambat. Tidak secepat jika pemerintah membantu,’’ ujar Charles.
Omzet industri jamu dunia saat ini mencapai 25 miliar dollar AS per tahun, dengan 7,2 miliar dollar AS di antaranya ada di kawasan Asia. Untuk kawasan Asia, Korea merupakan produsen terbesar dengan omzet 400 juta dollar AS, sementara omzet Thailand 200 juta dollar AS. ‘’Thailand tergolong baru di industri ini. Namun, mereka memiliki potensi mengejar Indonesia karena di negara ini industri jamunya mendapatkan dukungan penuh, yakni mulai dari insentif pajak, pengadaan lahan, hingga kredit murah bagi usaha kecilnya,’’ tutur Charles.
Di Indonesia, sebut Charles, terdapat 1.270 perusahaan jamu. Sebanyak 90 persen di antaranya usaha kecil dan menengah. Charles menegaskan, untuk memantapkan merek jamu Indonesia pemerintah perlu membantu perluasan pasar luar negeri, memperbanyak lahan untuk menanam bahan baku, dan mempertinggi frekuensi seminar serta penelitian.
‘’Pengembangan penelitian terhadap tanaman obat unggulan dapat meningkatkan nilai ekonomi juga dapat memberikan nilai tambah bagi petani sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup. Pusat studi dan kajian jamu, obat tradisional juga telah berkembang di berbagai perguruan tinggi terkemuka seperti ITB, UI, UGM, Unair dan Andalas,’’ tambah Charles.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Wawasan Kewirausahaan

thumbnail
Lowongan CPNS selalu dibanjiri peminat. Semangat masyarakat mengikuti seleksi CPNS didorong oleh persepsi bahwa menjadi pegawai negeri masih identik dengan investasi masa depan yang cemerlang. Mereka tak lagi dirisaukan oleh ancaman PHK sebagaimana bekerja di instansi swasta.
“Penyakit” menjadi pegawai negeri yang diidap masyarakat mengindikasikan lemahnya independensi dan konfidensi mereka terhadap dirinya sendiri. Mereka belum sepenuhnya percaya bahwa dalam dirinya terdapat potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan secara maksimal. Sehingga mereka belum berani unjuk gigi dengan mengatakan, “tanpa menjadi pegawai negeri pun, sebenarnya kami bisa mandiri”.
Akar dari fenomena ini tak lain adalah minimnya wawasan kewirausahaan dikembangkan dalam sektor pendidikan. Bukti bahwa mutu pendidikan kita memang kurang menggembirakan. Sehingga tidak mengejutkan bila Human Development Index (HDI) Indonesia menduduki peringkat 102 dari 106 negara yang disurvai. Survai The Political Economic Risk Consultation (PERC) menemukan bahwa mutu pendidikan Indonesia menempati posisi juru kunci dari 12 negara yang disurvai. Atau studi paling mutakhir yang dilakukan The Third International Mathematics and Science Study-Repeat (TIMSS-R) sekitar dua tahunan berjalan menemukan bahwa siswa SLTP Indonesia menempati peringkat 32 untuk IPA dan 34 untuk Matematika, dari 38 negara yang dikaji di Asia, Australia, dan Afrika.
Karena itu, mereformulasi konsep pendidikan berwawasan kewirausahaan (education concept of entrepreneurship) di masa depan adalah kebutuhan yang sangat mendesak. Dunia pendidikan harus mampu berperan aktif menyiapkan sumberdaya manusia terdidik yang siap menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Hingga demikian, peserta didik bukan hanya lihai menguasai seabrek teori-teori keilmuan, melainkan juga mampu mencari jalan keluar (problem solving) atas berbagai persoalan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengaktualisasikan konsep ini, tidak bisa tidak orientasi pendidikan harus diarahkan pada pembentukan jiwa entrepreneurship, yakni jiwa yang penuh dengan muatan keberanian dan kemauan menghadapi problema hidup dan mencari solusi atas problema tersebut (Munawir Yusuf, 1997). Intinya, jiwa entrepreneurship adalah jiwa yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Dan, salah satu prasyarat utama ke arah ini adalah menumbuhkan mental kecakapan hidup (life skill mentality) terutama sejak usia dini.
Komentar: Saiful Amin Ghofur, Direktur Eksekutif Carpediem Institute Yogyakarta.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

BPOM Teliti 19 Tanaman Obat

thumbnail
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama pengusaha jamu Indonesia tengah melakukan penelitian 19 tanaman yang akan digunakan sebagai bahan baku jamu. Kepala Pusat Riset BPOM, Winiarti Poedji, di Jakarta, Kamis (20/11) mengatakan, penelitian dilakukan untuk menggali dan mengembangkan kekayaan tanaman Indonesia yang berpotensi mengandung khasiat obat tertentu. ‘’Banyak tanaman yang secara nyata berkhasiat mengandung obat. Namun belum diketahui oleh masyarakat. Jadi ini yang akan kita kembangkan,’’ katanya.
Ke-19 tanaman yang diteliti diantaranya akar kucing, brotowali, senggugu, daun jati belanda, jambu biji, daun johar, daun paliasa, seledri, kunyit, jahe merah, mengkudu, mahkota dewa dan biji pepaya. Selain itu, penelitian dilakukan untuk mengembangkan produk dan promosi obat tradisional di pasar domestik maupun internasional. ‘’Tanaman itu akan diteliti dan hasilnya nanti dapat digunakan bagi pengusaha jamu untuk meningkatkan kualitas produknya,’’ katanya.
Diharapkan, penelitian itu kelak membantu industri jamu nasional untuk berkembang lebih maju dan berdampak pada peningkatan daya saing dan perekonomian nasional yang lebih baik. Riset dimaksudkan untuk menunjang fungsi BPOM sebagai badan pengawas, sementara pelaksanaan dikoordinir kementerian ristek.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

"New Media" Ancam Keberadaan Media Cetak

thumbnail
Era New Media yang ditandai dengan gerakan konvergensi media “online” bukan genderang kematian media cetak. Sebaliknya, akumulasi pengalaman dan daya jelajah di ranah manual (media cetak konvensional) menjadi modal pengayaan portal berita. Dunia “online” adalah jembatan yang efektif menyampaikan berita dan pesan secara cepat, mudah, dan luas. Karena itu keterbukaan pada era digital ditandai dengan visi untuk meretas tali-temali informasi yang mengabadi bersama peradaban. Langkah konvergensi media bukan sekedar upaya mempertahankan kue iklan, tapi jawaban eksistensial media massa modern.
Cukup maraknya kemunculan media baru atau new media yang menggabungkan teknologi internet, audio visual dan handphone, dirasakan kian mengancam keberadaan dan pengaruh yang dimiliki media cetak.
"Pengaruh media cetak akan `tergusur` dan tergantikan oleh sepak terjang new media yang kini semakin dirasakan kemunculannya," kata Ceo Virtual Consulting (VC), Nukman Lutfie, pada seminar "New Media: Akhir Media Konvensional?", di Sanur, Bali.
Media internet mampu menyampaikan informasi jauh lebih cepat, bahkan secara langsung kepada pembacanya, sementara media cetak pada umumnya masih harus menunggu hari berikutnya. Akibatnya, berita di koran menjadi basi dan bersamaan dengan itu telah membuat para jurnalis tidak lagi merasa yang paling hebat, katanya dilansir Antara.
Dalam seminar yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia itu, Nukman mengatakan, melihat sepak terjang new media seperti itu, koran yang paling cepat terkubur adalah yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan zamannya. Paling tidak, koran yang tidak mampu bersinergi dengan kumunculan new media tersebut, katanya.
Melihat itu, lanjut Nukman, mendatang diperlukan kemampuan media cetak untuk bersinergi, sekaligus mengembangkan pola-pola dan muatan baru yang dimungkinkan untuk lebih menarik minat para pembaca.
Dengan demikian, keberadaan media cetak senantiasa akan tidak jauh tertinggal langkah dari kehadiran media baru di tengah-tengah keberadaan pembaca yang kian tidak memiliki banyak waktu.
"Waktu yang dimiliki orang untuk membaca kini semakin sedikit dan pencarian informasi lebih mengandalkan televisi atau internet," ucapnya.
Khusus di kalangan anak muda, kebiasaan membaca koran bahkan nyaris hilang. Ditambah oleh mahalnya harga kertas dan kecenderungan penghematan biaya iklan, membuat posisi media cetak akan kian terjepit. Melihat itu semua, media cetak mendatang perlu mencari terobosan baru untuk tetap bisa bertahan dan bersaing sehat dengan new media yang kian marak, katanya.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Mesin Ekstrak Dongkrak Harga Herbal

thumbnail
Para peneliti BPPT ditantang untuk menciptakan mesin ekstrak tanaman, karena mesin ini bisa membuat bahan baku aromatik alam Indonesia menjadi produk-produk kosmetik yang harganya ribuan kali lipat. ‘’Singapura bisa menjadi eksportir keempat di dunia untuk produk-produk aromatik padahal tidak punya lahan untuk menanam bahan bakunya,’’ kata pendiri PT Martina Berto, Martha Tilaar seusai penandatanganan kerja sama riset mesin ekstrak dengan BPPT di Serpong, Banten belum lama ini.
Sementara Indonesia yang punya lahan dengan biodiversitasnya yang tinggi hanya di urutan ke 31 dalam produsen produk aromatik dunia. Padahal Singapura, urainya, hanya membeli bahan bakunya dari petani Indonesia dengan harga yang sangat murah, lalu dengan sentuhan teknologi, bahan-bahan itu dijual dengan sangat mahal sebagai produk aromatik, parfum dan kosmetik.
Seperti dilansir ANTARA, untuk minyak mentah berbagai tanaman Indonesia yang harganya hanya Rp 500 per kg sampai di Singapura lalu diekstrak dan diekspor lagi sebagai produk aromatik berharga Rp 5 juta per kg. Bahkan minyak kayu Cendana yang Rp 500 ribu per liter bisa diekstrak menjadi produk aromatik seharga 5.000 dolar AS atau sekitar Rp 50 juta per liter.
Menurut Martha, dari 30 ribu potensi biodiversitas tanaman herbal Indonesia, baru sekitar 500 jenis saja yang dimanfaatkan sebagai jamu-jamuan dan kosmetik. Yang lebih disesalkan, lanjut dia, kekayaan jenis tanaman itu hanya dijual mentah-mentah, misalnya vanili yang dijual minyaknya saja, padahal jika dibuat ekstraknya harganya menjadi berlipat-lipat kali.
Sementara Plt Kepala BPPT Wahono Sumaryono mengatakan, potensi volume pasar herbal Indonesia mencapai triliunan rupiah yakni Rp 27 triliun untuk volume pasar farmasi dan Rp 5-10 triliun untuk pasar herbal. ‘’Kami akan berupaya menindaklanjuti pesanan ini dalam 3-4 bulan. Kerjasama dengan pihak usahawan sangat diharapkan agar hasil riset BPPT tidak sekedar ditaruh di laci meja dan dapat dikomersialkan,’’ katanya.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Media Kedepankan Sensasi Dibanding Etika

thumbnail
Media massa, khususnya lembaga penyiaran, dinilai terlalu mengedepankan sensasi dibandingkan kewajiban moral dan etika dalam pemberitaan, sehingga informasi yang sampai di masyarakat terbelokkan.
Hal itu dikatakan Dirut Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), Parni Hadi, saat berbicara dalam sesi khusus masalah pariwisata dan terorisme pada hari terakhir Sidang Umum Asia-Pacific Broadcasting Union di Nusa Dua, Bali, Selasa (25/11).
"Informasi yang disampaikan media massa, tanpa disadari sangat berpeluang menimbulkan sensasi di masyarakat," katanya dikutip Antara.
Dalam sesi tersebut, Parni Hadi menyoroti pemberitaan ketika eksekusi tiga terpidana mati bom Bali I. Ia menilai pemberitaan yang penuh sensasi menimbulkan persepsi berbalik di masyarakat.
"Pemberitaan berlebihan terkait penderitaan yang dialami oleh salah satu keluarga yang ditinggal mati akibat dieksekusi, justru bisa menimbulkan persepsi terbalik. Yang salah dianggap sebagai pahlawan," kata Parni Hadi.
Untuk menghindari sebuah sensasi, media massa dalam menyajikan informasi diharapkan tidak hanya harus seimbang, tapi juga memerhatikan besaran dan volume siaran atau pemberitaannya.
"Sikap simpati terhadap keluarga yang ditinggal mati akibat dieksekusi bisa saja. Tetapi jangan larut dan tidak boleh simpati terhadap kesalahan yang dilakukan," ucapnya.
Dalam sesi tersebut, juga dicapai kesepakatan untuk mengimbangi kebebasan pers perlu disertai kewajian sosial dari dunia penyiaran.
Pembicara lainnya, Cheevan Daniels dari MTV/MBC Srilanka mengatakan, sudah waktunya pemerintah dan media massa membentuk konsensus dan memiliki hubungan yang kuat di masa depan.
"Terorisme memberikan banyak pengaruh negatif terhadap perekonomian, khususnya yang mengandalkan pendapatannya dari pariwisata," kata Daniels.
Ia juga mengatakan kegiatan terorisme selalu mengganggu keamanan sedangkan pariwisata sangat sensitif terhadap isu keamanan. Untuk itu peran media cukup penting dalam menginformasikan kepada masyarakat seputar terorisme.
Media diharapkan membuat berita mengenai terorisme sesuai fakta, karena perlu tahu yang sebenarnya, sehingga dampak pemberitaan yang dimunculkan akan sesuai dengan porsinya termasuk untuk industri pariwisata.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Terapi Fisik Gondo Untuk Fisioterapi

thumbnail
OLEH: AGUS SALAM
Alat Terapi Fisik Gondo seri 8 yang diciptakan Sugondo pada 1992 mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Alat itu terbuat dari pipa anti karat, dilengkapi pengatur tegangan, -- biasanya untuk mengatur tingkat kehangatan yang ditimbulkan dari alat terapi. Cara menerapkan alat tersebut kepada pasien, sebuat Sugondo, hanya dengan cara dihangatkan, digelinding, digitek dan ditusuk selama satu jam pada setiap kunjungan di klinik ATFG 8.
Perlakuan tadi mampu memberikan manfaat akupresure, fisioterapi dan refleksi. Di beberapa bagian tubuh seperti kepala, tangan dan kaki ditambah perlakuan pijatan dengan tangan kosong seperti halnya pijat tradisional. Setelah menjalani terapi di klinik, pasien diharuskan mengkonsumsi pepaya mengkal (setengah matang) dan banyak minum air bening.
Seperti dikatakan Sugondo, alat itu berhasil membantu banyak pasien mengatasi masalah kesehatannya dari berbagai kalangan baik tua maupun muda, baik kaya maupun tingkat menengah ke bawah. Metoda dan tarif terapi yang tidak memberatkan pasien membuat ATFG 8 menjadi pilihan banyak orang. Pasien yang ingin sembuh melalui terapi itu diwajibkan memesan tempat dan waktu melalui telepon dan datang ke klinik ATFG 8. Selain itu jalani empat kali terapi (bisa 4 hari sekali atau 7 hari sekali). Setelah empat kali jalani terapi, perkembangan pasien dievaluasi asisten terapi,’’ katanya.
Alat terapi ATFG 8 bisa menjadi alternatif pengobatan penyakit. Alat terapi panas itu mengandung unsur fisioterapi, refleksi, akupuntur plus pijat tradisional. Ini merupakan terapi penyembuhan alternatif asli Indonesia. Secara medis, ATFG-8 (Alat Terapi Fisik Gondo seri ke-8) dianggap tradisional, tetapi banyak penyakit medis dan non medis disembuhkan dengan bantuan alat terapi ini. Dari MEGO ATFG 8 itu, proses terapi terhadap pasien tanpa penggunaan obat, jamu, suntik, operasi dan non unsur magic.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Dunia Penyiaran Menatap Era Digital

thumbnail
Dunia penyiaran diharapkan untuk segera berbenah diri untuk migrasi dari sistem analog ke sistem digital. Migrasi ke sistem digital dinilai sebagai sebuah keharusan.
Hal ini dikatakan Menteri Komunikasi dan Informasi, M. Nuh di sela-sela pembukaan Sidang Umum Asia-Pacific Broadcasting Union ke-45 di Nusa Dua, Bali, pekan lalu.
Menurut M. Nuh terdapat sedikitnya dua alasan mengapa sistem penyiaran harus segera bermigrasi ke digital. Pertama, peralatan yang diproduksi sekarang ini dan yang ke depan bahkan hingga sistem transmisi penyiaran semuanya berbasis digital.
"Jadi mau tidak mau, semuanya akan beralih ke digital, apabila masih analog maka dikhawatirkan tidak akan bisa produksi," kata M. Nuh.
Alasan kedua menurut M. Nuh, bila sistem terus menggunakan sistem analog, maka akan ada keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan yakni pada pemanfaatan kanal atau frekuensi.
"Sistem analog, bagaikan satu rumah dalam satu kavling yang diisi satu keluarga. Bagaimana apabila keluarga semakin banyak? Maka akan ada yang menggunakan tempat ilegal. Sedangkan sistem digital, bagaikan rumah susun, yang dapat lebih banyak memuat keluarga," jelas M. Nuh.
Untuk itu dunia penyiaran di Indonesia diharapkan segera menyiapkan diri untuk segera beralih ke sistem digital. Apabila tidak beralih ke sistem digital, maka dikhawatirkan tidak akan mampu bertahan.
M. Nuh juga mengatakan kebutuhan dunia penyiaran untuk migrasi ke sistem digital adalah kebutuhan yang mendesak. "Dunia penyiaran di Jepang diperkirakan akan memiliki sistem digital pada tahun 2012, sedangkan Indonesia baru mengadakan soft launch pada tahun ini," kata M. Nuh yang dilansir Antara.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Falun Dafa Menempa Jiwa dan Raga

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Mahalnya kesehatan membuat banyak orang mencari beragam jalan kesembuhan. Orang yang sudah sehat pun ingin tetap menjaga kesehatan dan kebugaran. Tak hanya lewat pengobatan medis, pengobatan tradisional jadi alternatif. Kesempatan ini banyak dimanfaatkan membuka tempat pengobatan alternatif. Namun, hanya sedikit yang memang benar-benar bisa menjaga kebugaran tubuh. Salah satu teknik olah tubuh untuk menjaga kesehatan dan kebugaran adalah Falun Dafa (Falun Gong).
Seperti yang diungkapkan Etty, salah satu praktisi Falun Dafa, tidak ada pengkhususan agama dalam belajar Falun Dafa, karena tidak menggunakan ritual apapun. Cara belajar metode ini juga tidak sulit, semua usia dan jenis kelamin dapat mengikuti semua gerakannya. Falun Dafa adalah suatu metode kultivasi ganda, -- pada saat yang sama para praktisi serentak menempa jiwa dan raga. Kultivasi jiwa adalah menempa watak dan kualitas moral, yang bertujuan agar watak dan moral selaras dengan hukum atau karakter alam semesta yakni Zhen, Shan dan Ren (Sejati, Baik, Sabar).
Kultivasi raga dilakukan melalui gerakan dan meditasi untuk memurnikan tubuh dari elemen-elemen kotor. Juga untuk membangkitkan dan mengembangkan energi dalam tubuh. Gerakan dari latihan Falun Dafa relatif sederhana dan mudah dipelajari seperti rileks, bulat, bertahan bahkan tidak bergerak dan diam. Latihan dapat dilakukan di mana saja karena tidak terikat pada ketentuan arah dan posisi latihan.
Orang yang berlatih Falun, ungkap Etty, dapat menularkan energi positif bagi orang-orang di sekitarnya. Falun digunakan untuk menyelamatkan diri, perkuat tubuh, menyehatkan badan, terbuka kecerdasan dan melindungi praktisi Gong dari serangan gangguan buruk.
Gerakan Falun yang berputar terpusat di depan perut bagian bawah, untuk mengumpulkan dan mengevolusi energi dari dalam alam semesta. Energi itu, lanjut Etty, terus berputar di perut bawah tanpa disadari praktisi Falun. Berputar positif (searah jarum jam) sembilan putaran dan berputar balik (berlawanan arah jarum jam) sembilan putaran. Ketika berputar positif, gencar menyerap energi dari alam semesta dan berputar balik untuk memancarkan energi, menyelamatkan dan mengoreksi kondisi yang tidak tepat.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Blogger Diminta Promosikan Pariwisata Indonesia

thumbnail
Pemerintah meminta para blogger turut mempromosikan pariwisata Indonesia ke negara-negara lain sehingga orang asing semakin tertarik mengunjungi kawasan-kawasan wisata di Indonesia.
"Pesta blogger kedua akan memicu percepatan network online Indonesia sehingga blog akan menjadi media promosi pariwisata yang lebih efektif," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik yang dikutip Antara.
Jero Wacik menyatakan hal itu dalam sambutan yang dibacakan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Depbudpar, Firmansyah Rahim, dalam acara Pesta Blogger 2008 di Auditorium Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta.
Menurut Menbudpar, saat ini hampir seluruh aktivitas manusia hampir tidak lepas adanya internet sehingga promosi melalui media tersebut akan cukup efektif. "Saat ini aktivitas/pergerakan manusia berkaitan erat dengan media online sehingga perlu juga dimasukkan misi promosi pariwisata," katanya.
Ia berharap para blogger terutama dari luar negeri seperti Australia, Amerika Serikat, Malaysia, dan lainnya, menyebarluarkan potensi pariwisata Indonesia di luar negeri. "Bersamaan dengan Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008, kami berusaha melakukan terobosan promosi pariwisata termasuk melalui media online ini," katanya.
Sementara itu Dirjen Aplikasi Telematika Depkominfo, Cahyana Ahmadijaya mengatakan, blog telah berkembang tidak hanya menyangkut blogfun saja tetapi sudah ke blogpreneur dan akan berkembang lagi ke aspek sosial lainnya. "Kita sudah menetapkan 27 Oktober sebagai hari blogger nasional, ini akan menjadi awal tumbuhnya komunitas digital di Indonesia," katanya.
Sedangan Menristek Kusmayanto Kadiman mengatakan, pemerintah memberi kebebasan kepada warga untuk membuat blog, namun harus tetap harus mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku. "Perkembangan blog tidak lepas dari perkembangan teknologi, dan saat ini tidak hanya bermain di tataran teknologi tetapi sudah berkembang ke ekonomi bahkan politik.
Menurut dia, perkembangan blog yang cukup pesat merupakan komplemen (pelengkap) penyebaran informasi dari yang sudah ada saat ini. "Blog adalah komplemen dari sumber informasi, jadi bukan pembunuh media massa yang sudah ada saat ini," katanya.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Mengungkap Sisi Gelap Anggota Parlemen

thumbnail
Judul : Parlemen Undercover
Penulis : Abu Semar
Cetakan : Agustus 2008
Tebal Buku : xvii, 252 halaman
Penerbit : Ufuk Publishing House
Peresensi : Erik Purnama Putra*

Jika kita mengikuti perkembangan tentang sepak terjang anggota dewan di Indonesia, pastinya kita bakal geleng-geleng kepala melihat perilaku penghuni Senayan. Pasalnya, hampir semua berita yang ada di media massa isinya menyoroti beragam tindak tanduk keburukan anggota dewan perwakilan rakyat (DPR).
Namun ternyata, kondisi itu juga terjadi di negeri Indosiasat. Sebagai negeri penganut demokrasi terbesar di dunia, negara Indosiasat juga mengalami permasalahan yang sama dengan Indonesia. Masalahnya adalah penghuni gedung parlemen di negeri Indosiasat memiliki tabiat yang sangat buruk dan citranya di mata masyarakat berada pada titik nadir.
Kasak kusuk negatif yang berkembang di masyarakat menyebutkan jika kebobrokan anggota dewan sudah sangat parah dan perilakunya tidak mencerminkan sebagai anggota dewan yang dipilih rakyat. Karena itu, masyarakat negeri Indosiasat menganggap bahwa sebagian besar moral anggota dewan sudah tidak benar.
Menyikapi keadaan tersebut, seorang anggota dewan negeri Indosiasat dari partai yang cukup besar, Abu Semar, tergerak hatinya untuk menuliskan seluruh pengalaman yang terjadi dari dalam gedung parlemen. Tujuannya hanya satu, agar masyarakat negeri Indosiasat bisa mengetahui secara langsung tabiat buruk legislatornya yang selama ini tidak diketahui masyarakat.
Dari hasil penulisan Abu Semar, didapatkan 33 cerita tentang sisi gelap perilaku anggota dewan yang belum pernah terekspose ke media massa. Sungguh mengejutkan, skandal yang terjadi di negeri Indosiasat sangat beragam, mulai kasus seks, korupsi, hingga abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan) terus berlangsung tanpa pernah disadari oknum anggota dewan bersangkutan.
Selain mendapatkan berbagai fasilitas dan pelayanan kelas satu, setiap anggota dewan juga berhak memiliki satu sekretaris pribadi yang ditugaskan untuk membantu pekerjaannya. Banyak anggota dewan yang mengangkat sekretaris dengan lebih mempertimbangkan aspek fisik (kecantikan) daripada skill yang sesuai dengan pekerjaan sekretaris.
Banyaknya penghuni parlemen yang lebih memiliki sekretaris cantik memunculkan kabar burung bahwa ada beberapa anggota dewan yang menjalin hubungan affair dengan sekretarisnya. Kabar itu menjadi kenyataan suatu pagi ketika cleaning service menemukan kondom bekas di salah satu ruang anggota dewan.
Kasus ditemukannya video adegan mesum milik Ambura Duliman, dari Fraksi Pohon Kuning yang ketahuan selingkuh dengan Putri Gina juga ramai dan menjadi topik utama perbincangan anggota dewan. Padahal di lingkungan teman-temannya, Ambura Duliman adalah sosok dengan religiusitas tinggi, memiliki pergaulan luas, dan berpenampilan kalem. Sayangnya, dia tidak mampu menjaga diri hingga kebablasan menjalin hubungan dengan penyanyi dangdut langganan Partai Pohon Kuning. Tentu saja setelah rekaman adegan mesumnya tersebar luas ke masyarakat, dia dicopot oleh partainya dan harus meninggalkan statusnya sebagai anggota dewan negeri Indosiasat.
Menurut Abu Semar, penghuni gedung parlemen adalah orang yang paling tidak konsisten. Pasalnya, banyak anggota dewan, terutama laki-laki yang suka sekali melanggar peraturan meskipun sepele. Contohnya adalah merokok dalam ruangan rapat. Padahal sudah jelas tertempel peraturan bahwa dalam ruang sidang setiap peserta dewan dilarang merokok. Namun, karena tidak tahan dengan ’Tuhan 9 sentimeter’ –sebutan rokok di kalangan dewan—banyak yang tidak menghiraukan larangan merokok dan tetap mengepulkan asap ketika rapat.
Ada lagi kasus menarik, namun sungguh memalukan yang dilakukan anggota parlemen dari negeri Indosiasat. Kasus itu terjadi ketika delapan anggota parlemen Indosiasat mendapat undangan gratis melakukan kunjungan ke negeri Matahari Terbit. Di negara Jepang, mereka diundang untuk lebih mengenal sistem politik, ekonomi, dan budaya masyarakat negeri Sakura.
Selama di sana, kedelapan wakil rakyat dari negeri Indosiasat diajak mengunjungi kawasan industri dan berkeliling melihat gedung istana kekaisaran guna lebih memperdalam wawasan tentang negara Jepang. Selama kunjungan tersebut, peserta dari negeri Indosiasat dibebaskan dari segala biaya apa pun.
Namun, banyak yang kaget ketika di luar dugaan mereka dimintai tagihan untuk membayar kegiatan yang baru dilakukannya. Tak dinyana, ternyata setelah diberi penjelasan oleh guide resmi pemerintah, dijabarkan jika untuk paket kegiatan menonton film porno harus bayar sendiri sendiri, karena pemerintahan Jepang tidak menanggung biaya untuk kegiatan yang ternyata digemari anggota parlemen negeri Indosiasat tersebut. Karena itu, ketika diminta membayar mereka membayar tagihan dengan sikap kikuk (hal.56). Menggelikan, namun sangat memalukan karena mereka telah mencoreng nama baik negeri Indosiasat.
Tulisan Parlemen Undercover karya Abu Semar, menggunakan tipologi jurnalisme sketsa, bertutur dari deskripsi dan paparan yang episodik, tidak mendalam, yang berbalut dengan sentuhan gonzo (humor) dengan tambahan elemen satire (sindiran) yang merupakan manifestasi perilaku anggota parlemen.
Buku ini mencoba menguak tabiat buruk anggota dewan beserta modus penyelewengan jabatannya, yang secara tidak langsung semakin memperjelas kemunafikan anggota dewan dalam aktivitasnya sehari-hari. Segala borok anggota dewan terungkap dengan jelas, dan semakin memperlihatkan bagaimana tabiat buruknya.
*) Mahasiswa Psikologi dan Aktivis Pers Bestari UMM
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Dialog Kehidupan Manusia Tembakau

thumbnail
Dari Pameran Lukisan Patung
Oleh: Putu Sugih Arta*

Citra tembakau sebagai tanaman produksi, justru kerapkali disepadankan dengan rokok. Padahal tembakau bisa multiguna, selain dijadikan bahan dasar rokok.Tembakau bisa didiversifikasi dalam bentuk produk lain, misalnya sebagai bahan dasar kerja seni kriya patung.
Seperti yang dipamerkan oleh Syamsul Makruf, seniman patung dari NTB yang senang bereksperimen dengan berbagai bahan untuk melepaskan diri dari pakem bahan baku kriya patung sebenarnya yakni kayu dan tanah liat.
Dalam pameran yang bertajuk “Dialog Kehidupan” ini, Syamsul tidak sendiri. Ia berpameran bareng M.Tarfi Abdullah seorang pelukis senior yang memamerkan puluhan lukisan karya anyarnya dari tanggal 26 November - 6 Desember 2008 di Galeri Lukis Taman Budaya Provinsi, Mataram, NTB.
Patung tembakau rajangan karya Syamsul Makruf (47 tahun), memang terbilang unik, karena ide sebenarnya justru dari keprihatinan terhadap para pecandu rokok. Mereka sadar, bahkan pabrik rokok saja menulis label peringatan di kotak rokok tentang bahaya merokok, namun mereka tak peduli dengan kalimat yang tertera di atasnya. Jadi seorang pecandu akan jera apabila kena penyakit yang mengharuskannya untuk berhenti mengonsumsi rokok. Sehingga patung itu tak mempunyai daun telinga. Dari ide itulah Samsul berkarya, ia ingin menunjukan pada dunia. Membuka mata semua orang, bahwa rokok pasti tembakau, namun tembakau belum tentu rokok.
“Ya, tembakau bisa sebagai bahan baku sebuah karya seni kriya patung. Saya membuatnya tahun 2004 lalu, saya letakkan sembarang, namun kekuatannya masih dapat dilihat seperti sekarang,” ujarnya pada masyarakat pencinta seni yang mengunjunginya.
Prosesnya, sangat mudah hanya dengan lem dan campuran bahan anti jamur. Tembakau rajangan dilumuri bahan tadi, lalu dipilin dan dibentuk di atas rangka besi yang sudah disiapkan. Selama sebulan, di sela-sela kesibukannya menjadi Guru SMK 5 Mataram ia menyelesaikan eksperimennya. Dan, alhasil ia mampu membuat manusia tembakau yang mirip mayat manusia mumi itu.
Sebenarnya, pulau Lombok, terutama Lombok Timur yang berpotensi sebagai penghasil tembakau terbaik Para petaninya, jeli mengintip inovasi Samsul, tatkala usai panen, di sela menunggu waktu luang, mau membuat pernik asesoris topeng kayu yang dilapisi tembakau, bisa jadi ikon dan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke NTB. Akan menumbuhkan multiplier efek yang positip, bagi komunitas petani tembakau.
“Sudah terlintas di benak saya, bagaimana membuat mainan kunci atau patung lain dari tembakau. Soalnya, banyak juga orang yang berhenti merokok mengalihkan kebiasannya dengan menikmati aroma tembakau. Produk berupa pernik, patung tembakau rajangan sangat tepat sebagai hiasan rumah mereka,” pungkas Samsul.
*)Penulis Budayawan, tinggal di Mataram.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Kongkoow Dan Perusahaan Rekaman Layani Penjualan Lagu Online

thumbnail
Situs jejaring sosial buatan dalam negeri, Kongkoow dan 11 perusahaan rekaman meluncurkan toko penjualan musik online yang diberi nama K-music (Kongkoow Music). IM2 sebagai pendiri Kongkoow meluncurkan secara resmi K-music tersebut di Jakarta, pekan lalu.
Seperti dilansir Antara, Direktur Planning and Developmnet IM2, Mohammad Amin, mengatakan, Kongkoow tidak hanya menyediakan lagu-lagu untuk dibeli secara online, tetapi juga menyiapkan cara pembayaran yang diberi nama i-pay yang beragam. I-pay dapat diisi melalui voucher Im2, voucher Indosatt, ATM dua bank dan internet banking dua bank.
Amin menargetkan penjualan lagu online lewat K-music diharapkan dapat berkontribusi sekitar 20 persen terhadap total pendapatan IM2 tahun depan.
Lebih dari 2.800 lagu berbagai genre seperti pop, jazz, rock, religi, hingga dangdut siap untuk dibeli secara legal dengan harga Rp6.000 per lagu dan 80 persen lagu yang ada merupakan lagu Indonesia.
Sedangkan Representatif Kongkoow dari IM2, Andri Fisateradi mengatakan, dari hasil riset MTV Music bahwa 40 persen musik akan berbentuk digital. "Dan 38 persen penduduk Indonesaia bersedia untuk membeli lagu secara online," kata Andri.
Hasil riset MTV Music juga mengatakan, 82 persen lagu nantinya akan diputar dengan menggunakan ponsel.
IM2 sebagai pendiri Kongkoow bekerjasama dengan 11 perusahan rekaman yaitu Trinity Optima Production, Sony BMG Music Indonesia, Pelangi Prima Sejati, Virgo Ramayan Musix, Musica Studio`s, Sani Sentosa Abadi, Aquarius Musikindo, EMI Indonesia, Indo Semar Sakti, E-Motion Entertainment dan Warner Musik Indonesia.
Sedangkan Presiden Direktur IM2, Indar Atmanto mengatakan, K-music merupakan jawaban bagi banyaknya permintaan masyarakat untuk mengunduh lagu secara online.
"K-music juga menjadi jawaban atas harapan para insan pelaku industri musik Indonesia termasuk artis, musisi dan produser dalam merambah era digital," kata Indar.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Indonesia-Belanda Meneliti Tomat Bergizi Tinggi

thumbnail
Indonesia dan Belanda saat ini melakukan penelitian bersama pengembangan tomat berkualitas gizi tinggi. Penelitian itu adalah bagian dari Indonesia Solanacea (Indosol), yakni program kerjasama riset tentang solanacea (terung-terungan). Kepala Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Suharsono di Bogor mengemukakan, jenis terung-terungan yang diteliti antara lain terung, kentang, cabai merah besar, paprika dan tomat di Belanda maupun Indonesia .Program (kerja sama) saat ini difokuskan pada penelitian pertumbuhan optimal dan pengembangan tomat dengan kualitas gizi tinggi. Kita juga meneliti varietas tomat pada lahan atau kondisi marjinal dan penyakit dan hama yang menyerang jenis tanaman ini, katanya.
Indosol itu terintegrasi dengan penelitian solanacea Eropa (Europe Solanacea/EUSOL) yang diikuti 55 peneliti Eropa. Belanda melihat penelitian bersama itu penting karena terung-terungan memiliki nilai ekonomis tinggi khususnya di Eropa. Terung-terungan juga diketahui memiliki pengaruh positif besar pada kesehatan manusia.
Sayuran tersebut, kata dia, menghasilkan serat, vitamin, mineral dan pemasok fitonutrien yang baik bagi kesehatan. Bahkan, penelitian terbaru menunjukkan perempuan yang mengonsumsi tinggi antioksidan likopen mampu mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler sebesar 34%. Berkaitan dengan kerja sama itu, menurut dia, PPSHB IPB sudah menggelar The First Annual Progress of Indosol Programme Symposium di Bogor.
Kegiatan yang dibuka Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB, Dr Ir Anas Miftah Fauzi, M.Eng itu merupakan kerja sama PPSHB IPB dengan Bioteknologi LIPI, BB Biogen Departemen Pertanian, dan Radboud Universitas Nijmegen, Wageningen-UR, Belanda. Perwakilan SPIN (Scientific Program Indonesia-The Netherlands), Prof Dr Titti Mariani menjelaskan bahwa program penelitian itu menggunakan teknologi terbaru dari Belanda. ‘’Teknologi metabolomics yang dipergunakan akan menampilkan hasil penelitian terung-terungan dari sisi gen dan metabolismenya,’’ katanya.
Kepala Pusat Bioteknologi LIPI, Dr Enny Sudarmonowati menambahkan, proyek SPIN terbaru adalah merancang program pertanian pangan di masa datang. ‘’Kita siap menerima proposal peneliti yang ingin bergabung dalam penelitian program pertanian pangan. Program ini diharapkan akan menghasilkan kebijakan pangan antara Indonesia dan Belanda,’’ kata Sudarmonowati.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Diskriminasi Perempuan Jadi Penyebab Kurang Gizi

thumbnail
Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Kusharisupeni Djoko Suyono mengatakan, diskriminasi terhadap perempuan merupakan salah satu penyebab terjadinya kurang gizi. ‘’Perempuan banyak mengalami diskriminasi yang menyebabkan kurang gizi,’’ kata Kusharisupeni Djoko Suyono dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar, di Balai Sidang UI, Depok, Rabu (12/11).
Selain itu, banyaknya perempuan umur 15-19 tahun yang hamil berarti meningkatnya resiko kelahiran bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Pelayanan kesehatan yang memadai harus dapat terjangkau oleh ibu hamil atau melahirkan. Kurang gizi maternal bukan saja menyangkut fetus, tetapi juga pada ibu yang berhubungan langsung dengan kondisi yang tidak benar-benar sehat dan kematian ibu.
Menurut dia, agar status gizi baik pada maternal dapat dicapai, maka upaya perbaikan gizi maternal sejogyanya mencermati perbaikan status gizi ibu pra hamil bahkan sejak remaja, aktivitas fisik meningkat dengan pola makan buruk.
Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah umumnya menderita gangguan kognitif dan neurologis di samping berisiko tinggi terhadap penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, jantung koroner, stroke dan hipertensi dibanding bayi berat lahir cukup. ‘’Status gizi ibu ditentukan jauh sebelum terjadi kehamilan yaitu selama masa kanak-kanak hingga dewasa,’’ katanya.
Kebutuhan energi dan zat gizi selama kehamilan dan menyusui yang lebih tinggi daripada kebutuhan orang dewasa hanya dapat terpenuhi bila ibu mempunyai cadangan zat gizi yang cukup sebelum hamil. Di Indonesia, perempuan yang beresiko melahirkan BBLR adalah mereka yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia. Di Indonesia, BBLR masih berkisar 7-14%, dan bahkan di beberapa kabupaten mencapai 16%. Data Depkes menyebut, anak dengan gizi kurang dari 27,5% pada 2006 dan bakal menurun 20% pada tahun 2009.
Sementara itu, cacing pita yang menyerang anak-anak dapat menurunkan berat badan secara drastis dan menimbulkan gizi buruk. ‘’Bila seorang anak terjangkit cacing pita dan tidak segera diatasi dengan konsumsi obat, maka anak berpotensi menderita gizi buruk karena cacing jenis ini langsung menyerang pencernaan,’’ kata Direktur Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) Medan dr Delyuzar, SpPA kepaa ANTARA di Medan.
Menurut staf pengajar Fakultas Kedokteran UNiversitas Sumatera Utara (USU) itu, selain anak-anak, cacing ini juga menyerang orang dewasa. Cacing pita masuk ke dalam tubuh bila makanan yang dikonsumsi tercampur telur cacing pita. Cacing ing biasanya langsung ke usus dan berdampak fatal bagi pencernaan. gejala pada anak-anak menyebabkan berat badan tidak bertambah dan semakin kurus. Tanda-tanda orang yang terserang cacing pita diawal perut sakit, usus terasa sakit, diare dan mencret.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Navicula Peduli Lingkungan

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Maraknya wacana tentang pemanasan global mendorong berbagai komponen masyarakat berlomba-lomba menggalakkan penghijauan. Tidak ketinggalan band lokal Bali Navicula. Band yang digawangi Robi (vokalis), Made (bassis), Dankie (gitaris) dan gembul (drumer) tak hanya bisa main musik. Mereka juga ikut turun langsung memberikan penyuluhan dan ikut terjun dalam menjaga lingkungan.
Menurut Robi, pembuat lirik lagu Navicula, sejak awal berdiri lirik lagu band Navicula memang sudah bertemakan lingkungan. Meskipun warna musik yang diusung adalah grunge tapi masalah sosial dan lingkungan hidup selalu menjadi temannya. “Ini lebih pada mengajak anak muda terutama penggemar Navicula untuk mulai memperhatikan lingkungan. Karena dengan musik kita bisa lebih mengena dalam menyampaiakn sebuah pesan,”ungkap pria yang juga sebagai aktivis di IDEP Foundation.
Kepedulian band lokal ini pada lingkungan hidup, membuat mereka diajak dalam penggarapan sebuah album kompilasi. Team dari LIPI yang merekrut band Navicula untuk mengisi proyek album peduli lingkungan. Album yang terdiri dari 12 grup band ini, sebut Robi, dinamakan album Siaga Bencana. Dikeluarkannya album kompilasi ini adalah sebagai media penyuluhan tanggap bencana.
Tak hanya band Navicula, di antaranya ada band Naif dan penyanyi Franky Sihalatua. Tema yang diangkat semuanya tentang lingkungan, yang mengajak pendengarnya peduli pada sekitarnya. Proyek album ini, lanjutnya, tidak hanya berakhir pada konser saja. Tapi dari kunjungan ke semua daerah juga akan dilakukan penyuluhan kesiapan dalam menghadapi bencana alam.
Kunjungan penyuluhan ke daerah-daerah juga menjadi tugas utama Robi sebagai aktivis juga sebagai juru bicara dari proyek album Siaga Bencana.
Kampanye tersebut, ungkap pria lulusan salah satu sekolah tinggi pariwisata di Denpasar ini, mengikuti lempeng erupsi dari Bali hingga ke Papua. Bersama team dari LIPI mengunjungi sekolah-sekolah (SD, SMP hingga SMA) untuk memberikan penyuluhan tentang waspada bencana. Karena semua belahan bumi Indonesia sangat berpotensi besar terjadi bencana alam, baik gempa bumi maupun tsunami. Meskipun kita tidak bisa menghentikan bencana, tapi perlu kesadaran dalam menjaga alam dan mempersiapkan diri saat terjadi bencana. Hal ini bertujuan untuk mengurangi korban bencana alam, baik nyawa maupun materi. “Tanggapan sebagian besar siswa sangat bagus, termasuk juga guru-guru dalam menerima kami,” tegasnya.
Koran Pak Oles/EDISI 164/DESEMBER 2008

Untuk Kesehatan Bali Siapkan RP 60,7 Miliar

thumbnail
Pembangunan bidang kesehatan dalam rancangan APBD Bali 2009 memperoleh alokasi dana Rp 60,7 miliar. ‘’Alokasi dana tersebut diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya masyarakat miskin melalui jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas),’’ kata Ketua Komisi III DPRD Bali, Wayan Gunawan, di Denpasar, Minggu medio November lalu.
Masyarakat miskin di Bali tercatat 147.044 kepala keluarga (KK) atau 17,90% dari jumlah penduduk di Pulau Dewata. Dari KK miskin itu, baru 43,52% yang mendapat perlindungan asuransi kesehatan. Adanya dukungan dana Rp 60,7 miliar tersebut diharapkan semua KK miskin mendapat pelayanan kesehatan secara gratis.
Pemprop Bali hendaknya mengupayakan hal tersebut agar tidak ada lagi masyarakat yang kesulitan (tidak mampu) membeli obat akibat penyakit yang diderita. Gubernur Bali, Made Mangku Pastika pada kesempatan terpisah mengatakan, berbagai upaya dan program siap dilakukan pada 2009 demi meningkatkan taraf kesehatan masyarakat di Bali. Tim pelayanan kesehatan terpadu siap menjangkau 500 desa dari 706 desa/kelurahan untuk memperoleh pelayanan kesehatan secara gratis.
Untuk menjangkau 500 desa/kelurahan selama setahun itu, tim medis harus melakukan kunjungan 6.000 kali (sehari ada 25 tim yang bergerak terpencar ke desa-desa) yang menjadi sasaran pelayanan kesehatan gratis. Pelayanan tim medis terpadu juga melibatkan tim dokter Rumah Sakit Indra untuk operasi katarak.
‘’Mobil unit keliling yang dilengkapi dengan peralatan medis melakukan operasi mata secara cuma-cuma dengan sasaran menjangkau 1.000 orang,’’ ujar Gubernur Pastika. Setiap pelayanan kesehatan mendapat kunjungan 200-300 warga, meski puskesmas maupun puskesmas pembantu di tingkat desa dan kecamatan sudah melayani secara maksimal.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008

Senam Pilates Jadi Pendukung Wisata

thumbnail
Senam pilates yang mulai berkembang di Bali, menjadi pendukung sarana wisata karena lebih banyak diminati turis dari sejumlah negara selain kalangan ekspatriat.
"Hampir setiap hari ada saja wisman yang ingin melanjutkan senam pilates yang rutin dilakukan di negaranya," kata Nancy Wuisan, salah seorang instruktur Sunset Pilates di Jalan Dewi Sri, Sunset Road, Kuta.
Kalangan wisman seperti dari Amerika Serikat, Italia, Perancis, Belanda dan Australia, ada yang hanya satu-dua kali senam, mengambil paket seminggu atau selama berlibur di Bali. "Mereka ada yang tidak ingin seharipun meninggalkan senam pilates. Karena itu ketika berliburpun ingin terus bisa senam. Ini perkembangan menguntungkan diluar prediksi kami," ucapnya dilansir Antara.
Nancy mengakui, tarif senam khusus yang juga sudah berkembang di Jakarta itu masih tergolong mahal, yakni sekali mengikuti senam selama satu jam Rp400 ribu, sedangkan paket dua-tiga kali atau seminggu berturut-turut lebih murah.
Karena tarifnya dinilai masih mahal, dari 70 peminat yang terdaftar mengikuti senam secara rutin, sebagian besar kalangan ekspatriat atau orang asing yang tinggal lama di Bali.
Sebagian lainnya kalangan selebriti dan warga yang bertujuan memperbaiki struktur tulang yang tidak sempurna, seperti menormalkan tulang punggung yang terlanjur membungkuk atau melengkung, katanya.
Senam pilates dikembangkan oleh Joseph Pilates pada awal abad ke-20. Metode ini difokuskan untuk kelenturan serta fleksibilitas seluruh bagian tubuh menggunakan berbagai peralatan.
Dengan bantuan aneka peralatan, senam yang bertumpu pada konsentrasi pernafasan dan pikiran itu awalnya lebih dimaksudkan untuk perbaikan struktur tulang yang tidak sempurna, seperti mengembalikan tulang punggung yang bungkuk.
Di Amerika Serikat, senam pilates telah berkembang sejak lama dan banyak diminati kalangan selebriti. Tren itu belakangan juga sudah menjalar di kalangan orang-orang terkenal di Jakarta.
Dengan meluasnya peminat ke kalangan wisman, Nancy berharap sarana senam khusus yang disediakan perusahaannya akan bisa terus berkembang guna mendukung kepariwisataan Pulau Dewata.
Selain kalangan ekspatriat yang tinggal di Bali sampai beberapa bulan atau tahun, wisman juga banyak yang mengambil paket senam untuk seminggu selama berada di Bali. Seperti di Sunset Pilates, Jalan Dewi Sri, Sunset Road, Kuta, dari sekitar 70 peminat terdaftar, lebih separuhnya orang asing, kata Nancy Wuisan, salah seorang instruktur senam khusus. “Mereka umumnya dari kalangan yang rutin mengikuti senam pilates di negaranya. Sehingga ketika berliburpun tak ingin meninggalkan senam khusus itu," kata Nancy.
KPO/EDISI 164/DESEMBER 2008