Senam pilates yang mulai berkembang di Bali, menjadi pendukung sarana wisata karena lebih banyak diminati turis dari sejumlah negara selain kalangan ekspatriat.
"Hampir setiap hari ada saja wisman yang ingin melanjutkan senam pilates yang rutin dilakukan di negaranya," kata Nancy Wuisan, salah seorang instruktur Sunset Pilates di Jalan Dewi Sri, Sunset Road, Kuta.
Kalangan wisman seperti dari Amerika Serikat, Italia, Perancis, Belanda dan Australia, ada yang hanya satu-dua kali senam, mengambil paket seminggu atau selama berlibur di Bali. "Mereka ada yang tidak ingin seharipun meninggalkan senam pilates. Karena itu ketika berliburpun ingin terus bisa senam. Ini perkembangan menguntungkan diluar prediksi kami," ucapnya dilansir Antara.
Nancy mengakui, tarif senam khusus yang juga sudah berkembang di Jakarta itu masih tergolong mahal, yakni sekali mengikuti senam selama satu jam Rp400 ribu, sedangkan paket dua-tiga kali atau seminggu berturut-turut lebih murah.
Karena tarifnya dinilai masih mahal, dari 70 peminat yang terdaftar mengikuti senam secara rutin, sebagian besar kalangan ekspatriat atau orang asing yang tinggal lama di Bali.
Sebagian lainnya kalangan selebriti dan warga yang bertujuan memperbaiki struktur tulang yang tidak sempurna, seperti menormalkan tulang punggung yang terlanjur membungkuk atau melengkung, katanya.
Senam pilates dikembangkan oleh Joseph Pilates pada awal abad ke-20. Metode ini difokuskan untuk kelenturan serta fleksibilitas seluruh bagian tubuh menggunakan berbagai peralatan.
Dengan bantuan aneka peralatan, senam yang bertumpu pada konsentrasi pernafasan dan pikiran itu awalnya lebih dimaksudkan untuk perbaikan struktur tulang yang tidak sempurna, seperti mengembalikan tulang punggung yang bungkuk.
Di Amerika Serikat, senam pilates telah berkembang sejak lama dan banyak diminati kalangan selebriti. Tren itu belakangan juga sudah menjalar di kalangan orang-orang terkenal di Jakarta.
Dengan meluasnya peminat ke kalangan wisman, Nancy berharap sarana senam khusus yang disediakan perusahaannya akan bisa terus berkembang guna mendukung kepariwisataan Pulau Dewata.
Selain kalangan ekspatriat yang tinggal di Bali sampai beberapa bulan atau tahun, wisman juga banyak yang mengambil paket senam untuk seminggu selama berada di Bali. Seperti di Sunset Pilates, Jalan Dewi Sri, Sunset Road, Kuta, dari sekitar 70 peminat terdaftar, lebih separuhnya orang asing, kata Nancy Wuisan, salah seorang instruktur senam khusus. “Mereka umumnya dari kalangan yang rutin mengikuti senam pilates di negaranya. Sehingga ketika berliburpun tak ingin meninggalkan senam khusus itu," kata Nancy.
KPO/EDISI 164/DESEMBER 2008
"Hampir setiap hari ada saja wisman yang ingin melanjutkan senam pilates yang rutin dilakukan di negaranya," kata Nancy Wuisan, salah seorang instruktur Sunset Pilates di Jalan Dewi Sri, Sunset Road, Kuta.
Kalangan wisman seperti dari Amerika Serikat, Italia, Perancis, Belanda dan Australia, ada yang hanya satu-dua kali senam, mengambil paket seminggu atau selama berlibur di Bali. "Mereka ada yang tidak ingin seharipun meninggalkan senam pilates. Karena itu ketika berliburpun ingin terus bisa senam. Ini perkembangan menguntungkan diluar prediksi kami," ucapnya dilansir Antara.
Nancy mengakui, tarif senam khusus yang juga sudah berkembang di Jakarta itu masih tergolong mahal, yakni sekali mengikuti senam selama satu jam Rp400 ribu, sedangkan paket dua-tiga kali atau seminggu berturut-turut lebih murah.
Karena tarifnya dinilai masih mahal, dari 70 peminat yang terdaftar mengikuti senam secara rutin, sebagian besar kalangan ekspatriat atau orang asing yang tinggal lama di Bali.
Sebagian lainnya kalangan selebriti dan warga yang bertujuan memperbaiki struktur tulang yang tidak sempurna, seperti menormalkan tulang punggung yang terlanjur membungkuk atau melengkung, katanya.
Senam pilates dikembangkan oleh Joseph Pilates pada awal abad ke-20. Metode ini difokuskan untuk kelenturan serta fleksibilitas seluruh bagian tubuh menggunakan berbagai peralatan.
Dengan bantuan aneka peralatan, senam yang bertumpu pada konsentrasi pernafasan dan pikiran itu awalnya lebih dimaksudkan untuk perbaikan struktur tulang yang tidak sempurna, seperti mengembalikan tulang punggung yang bungkuk.
Di Amerika Serikat, senam pilates telah berkembang sejak lama dan banyak diminati kalangan selebriti. Tren itu belakangan juga sudah menjalar di kalangan orang-orang terkenal di Jakarta.
Dengan meluasnya peminat ke kalangan wisman, Nancy berharap sarana senam khusus yang disediakan perusahaannya akan bisa terus berkembang guna mendukung kepariwisataan Pulau Dewata.
Selain kalangan ekspatriat yang tinggal di Bali sampai beberapa bulan atau tahun, wisman juga banyak yang mengambil paket senam untuk seminggu selama berada di Bali. Seperti di Sunset Pilates, Jalan Dewi Sri, Sunset Road, Kuta, dari sekitar 70 peminat terdaftar, lebih separuhnya orang asing, kata Nancy Wuisan, salah seorang instruktur senam khusus. “Mereka umumnya dari kalangan yang rutin mengikuti senam pilates di negaranya. Sehingga ketika berliburpun tak ingin meninggalkan senam khusus itu," kata Nancy.
KPO/EDISI 164/DESEMBER 2008
0 komentar:
Posting Komentar