Home » » Media Kedepankan Sensasi Dibanding Etika

Media Kedepankan Sensasi Dibanding Etika

Media massa, khususnya lembaga penyiaran, dinilai terlalu mengedepankan sensasi dibandingkan kewajiban moral dan etika dalam pemberitaan, sehingga informasi yang sampai di masyarakat terbelokkan.
Hal itu dikatakan Dirut Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), Parni Hadi, saat berbicara dalam sesi khusus masalah pariwisata dan terorisme pada hari terakhir Sidang Umum Asia-Pacific Broadcasting Union di Nusa Dua, Bali, Selasa (25/11).
"Informasi yang disampaikan media massa, tanpa disadari sangat berpeluang menimbulkan sensasi di masyarakat," katanya dikutip Antara.
Dalam sesi tersebut, Parni Hadi menyoroti pemberitaan ketika eksekusi tiga terpidana mati bom Bali I. Ia menilai pemberitaan yang penuh sensasi menimbulkan persepsi berbalik di masyarakat.
"Pemberitaan berlebihan terkait penderitaan yang dialami oleh salah satu keluarga yang ditinggal mati akibat dieksekusi, justru bisa menimbulkan persepsi terbalik. Yang salah dianggap sebagai pahlawan," kata Parni Hadi.
Untuk menghindari sebuah sensasi, media massa dalam menyajikan informasi diharapkan tidak hanya harus seimbang, tapi juga memerhatikan besaran dan volume siaran atau pemberitaannya.
"Sikap simpati terhadap keluarga yang ditinggal mati akibat dieksekusi bisa saja. Tetapi jangan larut dan tidak boleh simpati terhadap kesalahan yang dilakukan," ucapnya.
Dalam sesi tersebut, juga dicapai kesepakatan untuk mengimbangi kebebasan pers perlu disertai kewajian sosial dari dunia penyiaran.
Pembicara lainnya, Cheevan Daniels dari MTV/MBC Srilanka mengatakan, sudah waktunya pemerintah dan media massa membentuk konsensus dan memiliki hubungan yang kuat di masa depan.
"Terorisme memberikan banyak pengaruh negatif terhadap perekonomian, khususnya yang mengandalkan pendapatannya dari pariwisata," kata Daniels.
Ia juga mengatakan kegiatan terorisme selalu mengganggu keamanan sedangkan pariwisata sangat sensitif terhadap isu keamanan. Untuk itu peran media cukup penting dalam menginformasikan kepada masyarakat seputar terorisme.
Media diharapkan membuat berita mengenai terorisme sesuai fakta, karena perlu tahu yang sebenarnya, sehingga dampak pemberitaan yang dimunculkan akan sesuai dengan porsinya termasuk untuk industri pariwisata.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008
Thanks for reading Media Kedepankan Sensasi Dibanding Etika

0 komentar:

Posting Komentar