Kadek Budanya
Banyaknya pengunjung Usadha Oles tidak sekedar menginginkan kebugaran. Ketertarikan pengunjung lebih pada manfaat Bokashi Terapi. Selain pengunjung baru yang pengen mencicipi terapi yang berbeda, ada juga pengunjung tetap yang selalu kembali untuk mengembalikan stamina tubuh. Di balik pesona kenikmatan Bokashi Terapi, ada salah satu orang yang tetap setia melayani pengunjung.
Kadek Budanya (28 tahun), tenaga yang setiap hari mengaduk rempah dan ‘menanam’ tamu di Bokashi terapi. Sudah hampir delapan tahun ayah dua anak ini bergelut dengan rempah Bokashi. Tak ada kata lelah dalam menjalankan tugas dari pukul 08.00 hingga 16.00 WITA. Pendidikan mengolah rempah dan ‘menanam’ tamu diperoleh secara otodidak.
Melalui masa training selama tiga bulan, tidak menyulitkan pria ini meracik fermentasi rempah Bokashi. Hanya perlu waktu seminggu untuk belajar. “Saya senang bekerja di sini, meski setiap hari bergelut dengan rempah tapi bahagia karena bisa bertemu dengan orang yang berbeda-beda,” ungkap pria kelahiran Buleleng ini.
Kelelahan bukan menjadi halangan bagi ayah satu putri ini untuk terus menggeluti pekerjaan di Bokashi Terapi. Dengan berada dan mengaduk rempah Bokashi sudah sama dengan terapi. Karena, sebut suami Luh Nopi Wahyuni ini, uap Bokashi yang terhirup dan pekerjaan yang selalu membuatnya berkeringat, membuat tubuh jadi jarang sakit. Setiap ada tamu harus menggali dan menutup lubang. Setelah tamu selesai terapi, rempah diratakan dan diaduk lagi.
Pekerjaan paling susah adalah saat harus merombak total bak berisi rempah. Karena harus membuang semua rempah yang lama dan diganti dengan yang baru. “Bagi saya tak ada kata karena saya bekerja dengan senang hati. Selain tubuh tetap sehat, saya juga bisa menafkahi keluarga dan menyekolahkan anak,” katanya. (Wayan Nita)
KPO/EDISI 164/DESEMBER 2008
Banyaknya pengunjung Usadha Oles tidak sekedar menginginkan kebugaran. Ketertarikan pengunjung lebih pada manfaat Bokashi Terapi. Selain pengunjung baru yang pengen mencicipi terapi yang berbeda, ada juga pengunjung tetap yang selalu kembali untuk mengembalikan stamina tubuh. Di balik pesona kenikmatan Bokashi Terapi, ada salah satu orang yang tetap setia melayani pengunjung.
Kadek Budanya (28 tahun), tenaga yang setiap hari mengaduk rempah dan ‘menanam’ tamu di Bokashi terapi. Sudah hampir delapan tahun ayah dua anak ini bergelut dengan rempah Bokashi. Tak ada kata lelah dalam menjalankan tugas dari pukul 08.00 hingga 16.00 WITA. Pendidikan mengolah rempah dan ‘menanam’ tamu diperoleh secara otodidak.
Melalui masa training selama tiga bulan, tidak menyulitkan pria ini meracik fermentasi rempah Bokashi. Hanya perlu waktu seminggu untuk belajar. “Saya senang bekerja di sini, meski setiap hari bergelut dengan rempah tapi bahagia karena bisa bertemu dengan orang yang berbeda-beda,” ungkap pria kelahiran Buleleng ini.
Kelelahan bukan menjadi halangan bagi ayah satu putri ini untuk terus menggeluti pekerjaan di Bokashi Terapi. Dengan berada dan mengaduk rempah Bokashi sudah sama dengan terapi. Karena, sebut suami Luh Nopi Wahyuni ini, uap Bokashi yang terhirup dan pekerjaan yang selalu membuatnya berkeringat, membuat tubuh jadi jarang sakit. Setiap ada tamu harus menggali dan menutup lubang. Setelah tamu selesai terapi, rempah diratakan dan diaduk lagi.
Pekerjaan paling susah adalah saat harus merombak total bak berisi rempah. Karena harus membuang semua rempah yang lama dan diganti dengan yang baru. “Bagi saya tak ada kata karena saya bekerja dengan senang hati. Selain tubuh tetap sehat, saya juga bisa menafkahi keluarga dan menyekolahkan anak,” katanya. (Wayan Nita)
KPO/EDISI 164/DESEMBER 2008
0 komentar:
Posting Komentar