OLEH: AGUS SALAM
Peluang Indonesia sebagai pangsa pasar produk buah di dunia pada era pasar bebas mulai terbuka. Melihat jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 220 juta jiwa, bagi produsen buah asal luar negeri cukup cerdik melirik pangsa pasar di Indonesia ini. Faktanya, banyak buah impor yang menghiasi aneka gerai buah, dari sekedar di pinggiran jalan, took buah sampai super market.
Terkait dengan potensi ini, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian bekerja sama International Society for Horticultural Sciences (ISHS) dan IPB Bogor menggelar pameran Buah Tropika Nusantara Indonesia dan the 4th International Symposium on Tropical and Subtropical Fruits di Bogor, Jawa Barat.
Acara itu untuk memperkenalkan dan mempromosikan buah tropika nusantara kepada masyarakat luas melalui display buah-buahan sebagai produk ekspor, kata Direktur Mutu dan Standarisasi Departemen Pertanian, Nyoman Oka Tridjaja.
Menurut Oka, untuk menguasai pasar di dalam negeri, maka perlu digalakkan promosi dan memasyarakatkan makan buah kepada masyarakat luas. Gerakan itu tidak hanya di pusat tetapi harus sampai ke seluruh pelosok negeri. Untuk itu, dalam setiap even pertemuan atau perjamuan, perayaan dan resepsi dapat dihadirkan aneka produk buah tropika nusantara.
Untuk peningkatan konsumsi buah, akan berdampak multi manfaat seperti perbaikan kesehatan masyarakat, peningkatan ketahanan pangan, peningkatan nilai ekonomi agribisnis buah-buahan dan perbaikan ekonomi masyarakat. ‘’Sudah saatnya kita mengurangi menu makanan yang menggunakan bahan asal karbohidrat, lemak dan meningkatkan konsumsi buah-buahan,” jelasnya.
Pandangan yang sering keliru adalah penyebutan buah produksi dalam negeri sebagai buah lokal meski aneka buah itu sudah masuk kota-kota besar di Indonesia. Julukan buah lokal di samping dari segi bahasa tidak tepat, juga memberi konotasi inferior (anggapan mutu rendah). Di kota besar seperti Jakarta mustahil ada buah lokal yang dijual di semua pasar.
KPO/EDISI 163/NOVEMBER 2008
Peluang Indonesia sebagai pangsa pasar produk buah di dunia pada era pasar bebas mulai terbuka. Melihat jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 220 juta jiwa, bagi produsen buah asal luar negeri cukup cerdik melirik pangsa pasar di Indonesia ini. Faktanya, banyak buah impor yang menghiasi aneka gerai buah, dari sekedar di pinggiran jalan, took buah sampai super market.
Terkait dengan potensi ini, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian bekerja sama International Society for Horticultural Sciences (ISHS) dan IPB Bogor menggelar pameran Buah Tropika Nusantara Indonesia dan the 4th International Symposium on Tropical and Subtropical Fruits di Bogor, Jawa Barat.
Acara itu untuk memperkenalkan dan mempromosikan buah tropika nusantara kepada masyarakat luas melalui display buah-buahan sebagai produk ekspor, kata Direktur Mutu dan Standarisasi Departemen Pertanian, Nyoman Oka Tridjaja.
Menurut Oka, untuk menguasai pasar di dalam negeri, maka perlu digalakkan promosi dan memasyarakatkan makan buah kepada masyarakat luas. Gerakan itu tidak hanya di pusat tetapi harus sampai ke seluruh pelosok negeri. Untuk itu, dalam setiap even pertemuan atau perjamuan, perayaan dan resepsi dapat dihadirkan aneka produk buah tropika nusantara.
Untuk peningkatan konsumsi buah, akan berdampak multi manfaat seperti perbaikan kesehatan masyarakat, peningkatan ketahanan pangan, peningkatan nilai ekonomi agribisnis buah-buahan dan perbaikan ekonomi masyarakat. ‘’Sudah saatnya kita mengurangi menu makanan yang menggunakan bahan asal karbohidrat, lemak dan meningkatkan konsumsi buah-buahan,” jelasnya.
Pandangan yang sering keliru adalah penyebutan buah produksi dalam negeri sebagai buah lokal meski aneka buah itu sudah masuk kota-kota besar di Indonesia. Julukan buah lokal di samping dari segi bahasa tidak tepat, juga memberi konotasi inferior (anggapan mutu rendah). Di kota besar seperti Jakarta mustahil ada buah lokal yang dijual di semua pasar.
KPO/EDISI 163/NOVEMBER 2008
0 komentar:
Posting Komentar