Oleh: Beny Uleander
Krisis ekonomi yang menerjang negara-negara maju mulai mengkhawatirkan negara-negara berkembang. Akar krisis ekonomi global lebih dipicu oleh pertumbuhan ekonomi spekulatif. Sementara pengembangan dan pertumbuhan sektor ekonomi produktif terabaikan. Beberapa perusahaan besar yang selama ini terkenal mapan mulai goyah dan ada yang mulai merumahkan karyawan mereka.
Menurut Dirut PT Karya Pak Oles Tokcer Dr Ir GN Wididana, M.Agr, kemunduran beberapa perusahaan besar di dunia menjadi pelajaran penting bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Salah satunya, lanjut Wididana, mencegah dan mengevaluasi penggelembungan biaya-biaya tinggi pada sektor-sektor non efektif. “Saya terus mempelajari kenapa saat krisis global ini banyak perusahaan besar bangkrut. Akhirnya saya menemukan jawaban yaitu tidak efisien dan boros,” ungkapnya saat rapat manajemen bersama Humas Pak Oles Center, Rabu (26/11). Rapat dihadiri Direktur Agus Urson, Manajer Keuangan, M Ayu Lidyawati, Manager Personali, Komang Juliarsana, Kacab Pemasaran Bali, Gede Ginarka dan Pemred Koran Pak Oles & Montorku Albert Kin Ose Moruk.
Kunci bertahan di tengah badai resesi ekonomi global, papar Wididana yang diakrabi Pak Oles, adalah menciptakan penjualan yang efisien, meningkatkan servis kepada pelanggan demi kepuasan konsumen dan investasi di sektor produktif. “Profit harus ada meski kecil. Intinya kita mempertahankan kestabilan di tiga bidang yaitu pejualan, biaya produksi maupun pemasaran dan keuntungan,” jelas pria yang mengembangkan aplikasi Teknologi Effective Microorganisms (EM) di bidang pertanian, kesehatan dan otomotif.
Lanjut Pak Oles, sosialisasi produk, branding dan promosi Ramuan Pak Oles terus ditingkatkan dari segi kontent maupun kuantitas. Penyebaran informasi Ramuan Pak Oles, pupuk organik dan produk Biotor tidak pernah mencapai titik jenuh. Sebaliknya, informasi yang gencar dan tepat sasar justru kian memperkuat citra produk sekaligus menciptakan pemasaran.
Sementara Kacab Pemasaran Bali Gede Ginarka menilai SPG Ramuan Pak Oles di berbagai daerah selama ini amat terbantu dengan aneka informasi produk Ramuan Pak Oles yang dimuat di Koran Pak Oles dan Tabloid Otomotif Montorku. Apalagi selama ini, pengayaan materi berita di dua media tersebut sudah merambah berita-berita lokal di beberapa daerah yang menjadi wilayah pemasaran Ramuan Pak Oles. “Kami merasa terbantu bila setiap edisi Koran Pak Oles dan Montorku selalu ada informasi berita tentang manfaat maupun khasiat sebuah produk kita. Sehingga konsumen dapat mengetahui produk kesehatan mana yang akan mereka beli,” ungkap Ginarka.
KPO/EDISI 164/DESEMBER 2008
Krisis ekonomi yang menerjang negara-negara maju mulai mengkhawatirkan negara-negara berkembang. Akar krisis ekonomi global lebih dipicu oleh pertumbuhan ekonomi spekulatif. Sementara pengembangan dan pertumbuhan sektor ekonomi produktif terabaikan. Beberapa perusahaan besar yang selama ini terkenal mapan mulai goyah dan ada yang mulai merumahkan karyawan mereka.
Menurut Dirut PT Karya Pak Oles Tokcer Dr Ir GN Wididana, M.Agr, kemunduran beberapa perusahaan besar di dunia menjadi pelajaran penting bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Salah satunya, lanjut Wididana, mencegah dan mengevaluasi penggelembungan biaya-biaya tinggi pada sektor-sektor non efektif. “Saya terus mempelajari kenapa saat krisis global ini banyak perusahaan besar bangkrut. Akhirnya saya menemukan jawaban yaitu tidak efisien dan boros,” ungkapnya saat rapat manajemen bersama Humas Pak Oles Center, Rabu (26/11). Rapat dihadiri Direktur Agus Urson, Manajer Keuangan, M Ayu Lidyawati, Manager Personali, Komang Juliarsana, Kacab Pemasaran Bali, Gede Ginarka dan Pemred Koran Pak Oles & Montorku Albert Kin Ose Moruk.
Kunci bertahan di tengah badai resesi ekonomi global, papar Wididana yang diakrabi Pak Oles, adalah menciptakan penjualan yang efisien, meningkatkan servis kepada pelanggan demi kepuasan konsumen dan investasi di sektor produktif. “Profit harus ada meski kecil. Intinya kita mempertahankan kestabilan di tiga bidang yaitu pejualan, biaya produksi maupun pemasaran dan keuntungan,” jelas pria yang mengembangkan aplikasi Teknologi Effective Microorganisms (EM) di bidang pertanian, kesehatan dan otomotif.
Lanjut Pak Oles, sosialisasi produk, branding dan promosi Ramuan Pak Oles terus ditingkatkan dari segi kontent maupun kuantitas. Penyebaran informasi Ramuan Pak Oles, pupuk organik dan produk Biotor tidak pernah mencapai titik jenuh. Sebaliknya, informasi yang gencar dan tepat sasar justru kian memperkuat citra produk sekaligus menciptakan pemasaran.
Sementara Kacab Pemasaran Bali Gede Ginarka menilai SPG Ramuan Pak Oles di berbagai daerah selama ini amat terbantu dengan aneka informasi produk Ramuan Pak Oles yang dimuat di Koran Pak Oles dan Tabloid Otomotif Montorku. Apalagi selama ini, pengayaan materi berita di dua media tersebut sudah merambah berita-berita lokal di beberapa daerah yang menjadi wilayah pemasaran Ramuan Pak Oles. “Kami merasa terbantu bila setiap edisi Koran Pak Oles dan Montorku selalu ada informasi berita tentang manfaat maupun khasiat sebuah produk kita. Sehingga konsumen dapat mengetahui produk kesehatan mana yang akan mereka beli,” ungkap Ginarka.
KPO/EDISI 164/DESEMBER 2008
0 komentar:
Posting Komentar