Pria Dan Perempuan Sejati

thumbnail
OLEH: PAK OLES
Jaap Dieleman dalam bukunya tentang pria sejati mengatakan bahwa, pria sejati haruslah suami satu isteri. Kriteria pria sejati tentang isterinya lebih detil ditekankan bahwa, dia harus menyayangi isterinya, memimpin keluarga, memaafkan kesalahan isterinya, berinvestasi untuk isterinya, dll.
Salah satu hal yang menarik tentang pria sejati adalah: pria sejati haruslah suami satu isteri. Dalam kitab agama sering kali diingatkan kepada suami bahwa: jangan berzinah. Jangan menginginkan isteri sesamamu. Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Seorang pria dalam kesuksesannya ingin menggunakan banyak simbol. Simbol tersebut banyak berhubungan dengan materi, misalnya mobil, rumah, perhiasan, dan isteri yang lebih dari satu. Sejak zaman kerajaan, seorang raja yang berhasil harus memiliki satu permaisuri dan banyak selir, serta gundik-gundik. Kebiasaan itu menurun kepada sebagian lelaki yang berhasil, bahwa seorang pria sejati harus memiliki banyak isteri, banyak pacar dan banyak simpanan. Tentu saja pria yang memiliki banyak isteri tersebut tidak lebih dari seorang pria yang frustasi mencari kepuasan seks untuk membuktikan jati dirinya, yang pada akhirnya dia akan kehilangan kepercayaan diri untuk menunjukkan jati dirinya sebagai pria sejati.
Setiap wanita yang dimadu pasti rajin bertengkar, karena mereka saling memperebutkan kasih sayang dan materi dari suaminya. Pertengkaran yang berlarut-larut tersebut pasti memusingkan kepala suaminya. Kepusingan tersebut akan banyak menguras energi sang suami untuk berprestasi. Akhirnya, pria yang banyak isteri tersebut terpojok disalahkan oleh isteri-isterinya yang bertengkar. Jika seorang pria menyadari hal ini, maka cukuplah dia berpikir dalam hidupnya hanya dengan satu isteri, sehingga dia bisa fokus mencintai isteri dan keluarganya sepenuh hati.
Bagaimana jika seorang pria terlanjur berselingkuh atau memiliki perempuan lain selain isterinya? Tidak ada jalan lain kecuali bertobat dan menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi. Kalau tidak dia akan tetap menjalani aktor sebagai pemain sandiwara. Bagaimana kalau seorang pria telah terlanjur memiliki dua isteri? Jangan nambah lagi. Renungkan kesalahan itu sebagai pelajaran. Karena sudah terlanjur, berikan kepada mereka keadilan lahir dan batin. Khusus kepada pria yang belum menikah, atau yang telah memiliki satu isteri, ingatlah motto pria sejati: Pria sejati haruslah satu isteri.
Dalam Kitab Digha Nikaya dikatakan bahwa, seorang pria sejati memiliki kewajiban terhadap isterinya, yaitu dia harus memperhatikan kebutuhan isterinya, bersikap lemah lembut, setia kepada isterinya, memberi kekuasaan tertentu kepada isterinya, serta memberi perhiasan kepada isterinya. Sebaliknya, seorang isteri juga harus melakukan kewajiban kepada suaminya, yaitu melakukan tugasnya dengan baik, ramah tamah kepada keluarga dari kedua belah pihak, setia kepada suaminya, menjaga dengan baik barang yang dibawa suaminya, pandai dan rajin mengurus rumah tangga.
Hidup berkeluarga hendaklah laksana dewa hidup dengan dewi, yang selalu selaras dalam budi pekerti, menjauhi kekerasan dan kemabukan, luhur dan berwatak baik, hatinya bebas dari iri, pelit dan dengki, hidup dalam etika, moral dan agama, semuanya itu menjadikan fondasi yang kuat untuk sebuah keluarga yang luhur. Dari seorang pria sejati dan perempuan sejati akan melahirkan anak-anak yang luhur dan berbakti kepada orang tuanya.
Sebuah keluarga menjadi sejahtera dan bahagia bila keluarga tersebut memiliki kemantapan dalam keyakinan, kemantapan dalam moralitas, kemantapan dalam kemurahan hati, serta kemantapan dalam kebijaksanaan. Keempat kemantapan tersebut haruslah terus menerus diasah agar terus melekat di dalam hatinya, sehingga secara lahir batin ikatan keluarga antara suami-isteri, orang tua-anak menjadi semakin kuat.
Hidup di dalam masyarakat yang serba instan, otak kita terus menerus dicekoki dengan dunia sinetron dan infotainment, yang membombardir alam bawah sadar kita tentang pria sejati, perempuan sejati dan keluarga bahagia. Setiap hari kita disuguhi acara sinetron percintaan, perselingkuhan, perceraian dan kehidupan glamor. Setiap hari kita disuguhi gosip artis dan selebritis kawin-selingkuh-cerai, seolah hidup dan kawin semudah makan kacang. Dengan cara itu otak kita menjadi tercuci dengan pandangan baru, bahwa pria sejati adalah mereka yang ganteng, macho, egois, kaya, pintar dan banyak ceweknya. Demikian juga perempuan sejati adalah mereka yang cantik, kaya, pintar, galak, konsumtif dan kawin cerai. Tentu saja pandangan baru dari hasil cuci otak ala sinetron itu salah berat. Karena apa yang terlihat di kehidupan sinetron lain dengan kehidupan nyata. Hidup memang tidak semudah makan kacang. Kawin juga tidak semudah menaruh jempol di jari tengah. Membentuk keluarga yang bahagia tidak semudah membuang angin. Semuanya itu harus dilakukan dengan niat, usaha dan kerja keras. Tekad yang kuat, usaha yang gigih dan semangat yang tinggi yang bisa mengantarkan seseorang menjadi pria sejati, perempuan sejati dan keluarga yang bahagia. Jangan pernah menyerah, jangan pernah mengeluh untuk meraihnya. Sukses untuk anda...!
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Habis Ngeseks Ngorok

thumbnail
Tanya: Suami saya memiliki kebiasaan buruk. Habis ngeseks molor berat, sampai mendengkur. Saking sebelnya, saya sering cubit pahanya. Dia bikin kesel deh...Gimana Ya?
Dari: Elsa, Surabaya.

Jawab: Namanya juga ngantuk, pasti tidur atau ngorok dong. Jadi maklumlah. Tapi kalau habis ngeseks langsung ngorok itu namanya tidak tahu berterimakasih. Harusnya basa-basi dululah, permisi baru ngorok. Atau bisa juga habis gituan disuguhin kopi biar melek, sehingga waktu ngoroknya bisa diundur.

Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Sekat Kebersamaan

thumbnail
Abad 21 disebut-sebut sebagai abad perayaan nilai-nilai demokrasi yang sudah diretas sejak zaman Yunani klasik. Memang benar. Institusi monarkhi dengan kekuasaan absolut di tangan raja atau kaisar mulai bertumbangan. Eksistensi kerajaan tetap dipertahankan sebagai warisan kebudayaan bukan lagi sebagai estafet kekuasaan.
Satu spirit demokrasi yang unggul ialah kebersamaan di atas perbedaan. Ada interaksi lintas kebudayaan tanpa topeng dominasi atau hegemoni mayoritas terhadap minoritas. Namun keagungan demokrasi mulai ternoda oleh arus globalisasi yang ikut menularkan benih-benih kapitalisasi raya. Kebersamaan dan pertemanan lintas negara dibangun erat hanya bila ada persamaan kepentingan. Negara-negara Timur Tengah misalnya, membiarkan kejahatan kemanusiaan terjadi di negeri Palestina. Kepentingan ekonomi atau kenyamanan dalam “perlindungan sayap” Amerika Serikat menjadi target kebijakan politik luar negeri mereka.
Di sisi lain, berbagai media massa di Indonesia berlomba-lomba membangkitkan sentiman keagamaan atas tragedi agresi militer terhadap Palestina. Konflik perebutan tanah digiring menjadi konflik agama. Padahal rakyat Palestina ada yang Islam, Katolik, atau Kristen Maronit. Selain itu, ada sebagian warga dan tentara Israel yang menolak aksi kekerasan militer Israel jarang dipublikasikan. Sebuah bukti nyata bahwa kebersamaan masih dibangun dalam sekat-sekat keagamaan, kepentingan dan kesukuan.
Tantangan para pemimpin bangsa saat ini adalah merekatkan kebersamaan di atas perbedaan. Memang sulit. Tapi setidak-tidaknya kesadaran ini menjadi visi yang hidup di benak penghuni bumi ini. Tanpa paradigma baru “sekat kebersamaan” yang sejati, kita akan terus menyaksikan ketakutan primitif yang memborbardir manusia modern. Yaitu: ketakutan akan ancaman pembunuhan, pembantaian massal (genocide), bom bunuh diri, perampokan dan perang nuklir.
Beribu sayang, ketakutan massal yang kini mencengkram benak manusia modern tidak dapat dihapus dengan siraman rohani ataupun khotbah moral yang berapi-api. Toh, perangkat moral dan tatanan agama pun dieksploitasi dan diekplorasi sekehendak hati menjadi benteng pembenar rangkaian aksi brutal. Bagaimana, mantan Presiden AS George W Bush mengklaim dirinya ditempatkan Yesus Kristus di Gedung Putih. Lalu, ekspansi brutal ke Irak atas kehendak Tuhan? Kekerasan dan kebiadaban diciptakan manusia tetapi Tuhan ‘dipaksa’ untuk ikut bertanggung jawab? Apakah trend pigura 21 mencatat nafsu suci manusia menjadikan Tuhan sebagai manusia berbudi, karsa dan karya? Ataukah, manusia modern memformulasikan secara baru ke-tuhan-an versi Friedrich Nietzsche: Tuhan adalah Aku (Übermensch). Untuk konteks ter(aktual)isasikan: Bush menjadi tuhan dan Amerika adalah surganya??? Lembaga PBB adalah bala malaekatnya dan Israel (termasuk sekutu AS) adalah nabi yang diberi misi khusus menjaga ‘kehendak kudus’ tuhan Amerika di Bumi Timur Tengah dan Negara-negara miskin, termasuk Indonesia!?
Kita berdoa semoga Presiden AS yang baru Barack Obama yang disebut sebagai “orang baik” oleh Presiden Venezuela Hugo Chaves dapat memercikkan api kebersamaan di atas perbedaan. Obama tidak lagi mengulang kezaliman Bush di atas muka bumi ini. Dan, jangan lagi kita meletupkan kebersamaan dan persaudaraan hanya karena seiman, seagama atau sepersekutuan doa. Agama adalah inspirasi bagi manusia untuk hidup seturut kehendak Pencipta bukan alat untuk membangun kebersamaan politik semata.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Hasil Pertanian Sulit Tembus Hotel

thumbnail
Produk pertanian Bali kesulitan menembus hotel berbintang. ‘’Tidak banyak hotel berbintang dan restoran yang mempunyai komitmen membantu petani dan pertanian di Bali,’’ kata Guru Besar Fakultas Pertanian Univesitas Udayana, Prof Dr Dewa Ngurah Suprapta di Denpasar, Rabu (28/1).
Masalah mutu dan kesinambungan yang tidak memadai jadi alasan utama kalangan hotel menolak hasil pertanian yang diproduksi di Bali. "Hasil pertanian di negara manapun sangat dipengaruhi oleh musim, tidak bisa dikuasai dan diatur sepenuhnya oleh manusia sesuai keinginan, tetapi manusialah yang menyesuaikan dengan iklim,’’ tandas Prof Suprapta
Ia menilai sangat mengada-ada atau berlebihan jika pihak hotel dan restoran minta pasokan mangga dengan kuantitas dan kualitas yang sama sepanjang tahun. Padahal musim mangga hanya sekali dalam setahun. Hal itu mengindikasikan betapa tidak paham dan mengertinya kalangan pengelola hotel dan restoran di Bali tentang pertanian.
Kalau pemahaman dan komitmen terhadap petani dan pertanian lokal cukup, seharusnya apapun yang dihasilkan petani pada musim tersebut dan itulah yang disuguhkan kepada wisatawan. ‘’Kalangan hotel hendaknya tidah usah malu dan gengsi untuk menyuguhkan apa yang dihasilkan tanah Bali, bukan dengan cara menyuguhkan buah-buah impor,’’ jelas Kepala Laboratorium Biopestisida Fakultas Pertanian Unud itu.
Kepala Dinas Pertanian Bali, Wayan Badra Wismaya dalam kesempatan terpisah mengatakan, pihaknya telah melakukan pendekatan kepada pengelola hotel, restoran dan pusat-pusat perbelanjaan agar ikut membantu bidang pemasaran hasil pertanian. Pengusaha hotel di Bali diharapkan menampung dan memanfaatkan hasil pertanian lokal dan pendekatan itu diharapkan bisa direalisasi dalam bentuk naskah kerja sama antara pengusaha yang menampung hasil pertanian dengan petani sebagai produsen.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Hasil Pertanian Sulit Tembus Hotel

thumbnail
Produk pertanian Bali kesulitan menembus hotel berbintang. ‘’Tidak banyak hotel berbintang dan restoran yang mempunyai komitmen membantu petani dan pertanian di Bali,’’ kata Guru Besar Fakultas Pertanian Univesitas Udayana, Prof Dr Dewa Ngurah Suprapta di Denpasar, Rabu (28/1).
Masalah mutu dan kesinambungan yang tidak memadai jadi alasan utama kalangan hotel menolak hasil pertanian yang diproduksi di Bali. "Hasil pertanian di negara manapun sangat dipengaruhi oleh musim, tidak bisa dikuasai dan diatur sepenuhnya oleh manusia sesuai keinginan, tetapi manusialah yang menyesuaikan dengan iklim,’’ tandas Prof Suprapta
Ia menilai sangat mengada-ada atau berlebihan jika pihak hotel dan restoran minta pasokan mangga dengan kuantitas dan kualitas yang sama sepanjang tahun. Padahal musim mangga hanya sekali dalam setahun. Hal itu mengindikasikan betapa tidak paham dan mengertinya kalangan pengelola hotel dan restoran di Bali tentang pertanian.
Kalau pemahaman dan komitmen terhadap petani dan pertanian lokal cukup, seharusnya apapun yang dihasilkan petani pada musim tersebut dan itulah yang disuguhkan kepada wisatawan. ‘’Kalangan hotel hendaknya tidah usah malu dan gengsi untuk menyuguhkan apa yang dihasilkan tanah Bali, bukan dengan cara menyuguhkan buah-buah impor,’’ jelas Kepala Laboratorium Biopestisida Fakultas Pertanian Unud itu.
Kepala Dinas Pertanian Bali, Wayan Badra Wismaya dalam kesempatan terpisah mengatakan, pihaknya telah melakukan pendekatan kepada pengelola hotel, restoran dan pusat-pusat perbelanjaan agar ikut membantu bidang pemasaran hasil pertanian. Pengusaha hotel di Bali diharapkan menampung dan memanfaatkan hasil pertanian lokal dan pendekatan itu diharapkan bisa direalisasi dalam bentuk naskah kerja sama antara pengusaha yang menampung hasil pertanian dengan petani sebagai produsen.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Pupuk Buatan Hilangkan Unsur Hara Tanah

thumbnail
Pembuangan limbah pabrik yang tidak ramah lingkungan dan pemakaian pupuk buatan (anorganik) secara kontinyu merupakan penyebab hilangnya unsur hara tanah. Tanah yang tidak lagi berunsur hara berubah tandus, bahkan retak-retak bila dilanda kemarau panjang, kata Ketua Yayasan Pertanian Organik Bali (YPOB), Ir Joko Trisayoga kepada Antara di Kuta, Badung, Kamis (22/1).
Karena itu, para petani dapat mengurangi bahkan meninggalkan pemakaian pupuk anorganik dalam sistem bercocok tanam pada lahan yang dikelola. ‘’Petani harus mulai dapat meninggalkan pupuk anorganik, selanjutnya dapat menggantikannya dengan pupuk organik seperti kompos, bio urine, kotoran hewan dan lain-lain,’’ katanya.
Menurut Joko, pemakaian pupuk organik mampu mempertahankan mikro organisme pengurai bahkan perbanyak keberadaannya di dalam tanah demi meningkatkan lagi kesuburan tanah. Untuk mencegah kemungkinan meluasnya kerusakan tanah, YPOB yang merupakan salah satu dari beberapa yayasan peduli lingkungan di Bali meminta petani untuk mengurangi pemakaian pupuk anorganik dan beralih ke penggunaan pupuk organik. ‘’Dengan memakai pupuk organik, kerusakan tanah dapat diminimalisasi. Dengan pupuk alami itu dapat menjaga kesuburan tanah sehingga produktivitas pertanian tetap meningkat,’’ tegas Joko.
Hingga kini, yayasan yang berdiri sejak tahun 2003 sudah memiliki 30 kelompok tani (warga dampingan), dengan jumlah petani per kelompok berkisar 20-30 orang. Mereka tersebar di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Bangli, Buleleng dan Karangasem.
Sesuai misinya, YPOB memberdayakan masyarakat untuk mendapat akses maupun info pemasaran, pembinaan, pelatihan dan percontohan bercocok tanam. ‘’Dalam memberi pelayanan kami bekerja sama dengan pihak lain, baik swasta maupun instansi pemerintah terkait yaitu Dinas Peternakan, Dinas Tenaga Kerja dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,’’ ujarnya.
Masalah permodalan para petani juga dibantu yayasan dengan pinjaman dana bergulir sehingga mereka bisa lebih maju dan menjadi petani handal. YPOB yakin, semakin banyak lembaga atau yayasan yang peduli lingkungan, pertanian Bali menjadi salah satu sektor andalan Pulau Dewata dan soko guru perekonomian berbasis sektor pariwisata dapat diwujudkan.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Sampah Organik Jadi Pakan Ternak

thumbnail
Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) siap bekerja sama pihak swasta untuk mengolah sampah jadi pakan ternak dan pupuk organik yang bernilai ekonomis. Direktur PT Semai Indonesia, Candra Satya Irawan, Selasa (27/1) mengatakan pihaknya menawarkan kerja sama kepada pemkot Palembang untuk mengolah sampah menjadi pakan ternak atau pupuk organik.
Dengan teknologi yang disiapkan sampah rumah tangga bisa diolah menjadi pakan ternak ayam, ikan dan pupuk tanaman. Pihaknya memanfaatkan bakteri indenjenius untuk memproses sampah organik sebagai produk bernilai ekonomis tinggi. Selain itu, menyiapkan sejumlah sistem untuk proses sampah organik dengan katalisator khusus sehingga sampah dapat diolah jadi produk yang diinginkan masyarakat. Jika satu liter bakteri indenjenius disemprotkan pada satu ton tumpukan sampah, selama 7-10 hari sampah organik siap diproses jadi produk olahan.
Dalam seminggu dua ton sampah bisa diolah. Pada tahap awal proses sampah organik dilakukan di tempat pembuangan akhir (TPA) Sukawinatan dengan sistem padat karya. Proyek tersebut bermanfaat bagi masyarakat karena menampung banyak tenaga kerja. Saat ini proyek serupa dilakukan di sejumlah kota di Pulau Jawa seperti Jakarta dan Surabaya. Dalam waktu dekat, Palembang, Jambi dan Riau memanfaatkan sistem itu untuk proses sampah organic, sebut Irawan.
Kepala Dinas Kebersihan Kota Palembang, Zulfikri Simin kepada Antara menyambut baik tawaran perusahaan itu. Produksi sampah di daerah itu mencapai 1.200- 2.000 meter kubik sehari. Sebelumnya sejumlah perusahaan telah menawarkan proyek pengelohan sampah di daerah tersebut baik berbasis nasional maupun manca negara tetapi belum satu pun yang terealisir.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Petani Jabar Diminta Coba Pupuk Agrobost

thumbnail
Kalangan petani di pedesaan Jawa Barat dianjurkan untuk mulai mencoba dan bahkan beralih menggunakan pupuk agrobost yang telah teruji lebih efektif dalam membantu pertumbuhan dan daya tahan tanaman padi, palawija dan bahkan untuk campuran pakan ternak. Anjuran tersebut disampaikan seorang pemerhati kehidupan petani di Bandung, Fernita Darwis pada pertemuan petani dan peternak dari 7 desa di Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung yang dipusatkan di kantor Desa Ciluncat, Ahad.
Fernita saat itu menyerahkan bantuan pupuk agrobost untuk lima hektar lahan kepada tujuh kelompok tani pada tujuh desa di wilayah Kecamatan Cangkuang. ‘’Untuk tahap awal disediakan subsidi pupuk orgobost untuk lima hektar lahan pertanian pada tujuh desa,’’ katanya.
Subsidi pupuk agrobost untuk Kecamatan Cangkuang, Bandung antara lain Desa Nanggrek, Jatisari, Banjarsari dan Tanjungsari. Pupuk agrobost telah mendapatkan penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam mendukung program ketahanan pangan nasional dan pengharghaan MURI karena menghasilkan singkong terbesar sebagai solusi mengatasi kelangkaan pupuk secara nasional.
Khusus wilayah Jawa Barat sangat mudah mendapatkan pupuk agrobost, hanya belum banyak petani dan peternak yang mengetahui keungulan pupuk tersebut. ‘’Dari segi harga pupuk agrobost jauh lebih murah dibanding urea,’’ tegas Fernita.
Seperti dilansir Antara, bila memakai pupuk urea butuh biaya Rp 2,5 juta/hektar tanaman, maka penggunaan urea dengan dicampur pupuk agrobost bisa hemat Rp 1,5 juta/Ha. Kalau mau hanya menggunakan pupuk agrobost saja, biaya yang dikeluarkan jauh lebih sedikit. Keunggulan pupuk agrobost dapat mempercepat penggemukan ternak dengan mencampur agrobost dalam pakan bisa menambah berat sapi rata-rata 1 kg per hari.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Petani Jember Protes Tidak Dapat Pupuk Bersubsidi

thumbnail
Sekitar 100 petani hutan yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jember, Kamis (22/1) mendatangi gedung DPRD setempat, untuk memprotes kebijakan pemerintah yang tidak memberikan jatah pupuk bersubsidi. Koordinator LMDH Jember, Imam Buchori mengatakan, sistem distribusi pupuk secara tertutup yang menggunakan rencana definitif kelompok kerja (RDKK) dalam pembelian pupuk bersubsidi menyebabkan petani hutan tidak bisa membeli pupuk bersubsidi di kios-kios.
Luas lahan petani LMDH yang tersebar di 49 desa, di 14 kecamatan di Jember sebanyak 28.095,65 hektare (ha) dan ditanami padi, jagung dan kopi. Kalau tidak dapat pupuk bersubsidi, 28.095,65 ha lahan petani terancam gagal panen. Lahan petani LMDH, kata Imam, berada di pingir-pinggir hutan lindung milik Perhutani, namun lahan dikelola swadaya oleh masyarakat sambil menjaga kelestarian hutan.
Petani LMDH berharap, komisi B DPRD Jember bisa merubah sistem distribusi tertutup menjadi distribusi terbuka seperti pada tahun 2008 agar petani LMDH bisa mendapat pupuk, katanya berharap. Setiap ha lahan petani LMDH membutuhkan sekitar 4-5 kwintal pupuk urea bersubsidi sehingga diharapkan seluruh areal pertanian petani LMDH bisa mendapatkan pupuk urea bersubsidi.
Perwakilan petani LMDH ditemui beberapa anggota Komisi B DPRD Jember di ruangan Komisi B Anggota Komisi B, Rendra Wirawan, mengaku, tidak bisa menindaklanjuti aspirasi petani LMDH, karena jatah pupuk bersubsidi hanya untuk petani yang memiliki RDKK dan bukan petani hutan yang menggarap lahan hutan lindung milik Perhutani. ‘’Komisi B tidak bisa berbuat banyak karena penanaman lahan di kawasan hutan lindung tidak diperbolehkan. Apalagi mendapat jatah pupuk bersubsidi,’’ katanya.
Menurut Rendra, petani yang mendapat jatah pupuk bersubsidi adalah petani yang sudah menyusun RDKK melalui kelompok tani masing-masing di desanya, sehingga tidak ada jatah pupuk untuk petani LMDH. Para petani LMDH terpaksa harus membeli pupuk nonsubsidi, karena pola distribusi pupuk secara tertutup sudah jelas. Petani yang tidak memiliki RDKK tidak bisa mendapat jatah pupuk bersubsidi. (Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Petani Tebu Madiun Mengeluh Kelangkaan Pupuk

thumbnail
Puluhan petani yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) Dusun Jemek, Desa/Kecamatan Kebon Sari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mengeluh langkanya pupuk di pasaran. Akibatnya, puluhan hektar tanaman tebu untuk musim tanam 2008-2009 yang telah ditanam sejak November tahun lalu, dan sedianya sudah harus sudah dilakukan pemupukan pada masa pemeliharaan tiga bulan setelahnya, menjadi tidak terealisasikan.
Salah seorang petani tebu, Heru Kuncahyo, Rabu (28/1) mengaku, kelangkaan pupuk mengakibatkan tanaman tebu milik para petani menjadi tidak produktif. ‘’Akibat terlambatnya pemupukan, kualitas terkait dengan bobot tebu menjadi merosot, yakni setengah dari hasil yang dapat dihasilkan jika melakukan pemupukan secara teratur, yang juga brdampak dengan rendeman yang diperoleh petani dari Pabrik Gula (PG) menjadi jauh berkurang,’’ katanya.
Kelangkaan pupuk disinyalir karena stok pupuk kosong, sebagai akibat pembagian pupuk oleh Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) sebelumnya tidak merata. Hal ini disebabkan KPTR kurang koordinasi dengan kelompok petani tebu tentang pembagian. Akibatnya hanya petani yang mengetahui informasi yang berhasil mendapat pupuk. ‘’Bagi petani yang tidak mengetahui hal tersebut, terpaksa gigit jari, tidak mendapatkan pupuk dengan alasan stok pupuk telah kosong,’’ katanya.
Pihaknya bahkan telah mendatangi KPTR terkait dengan masalah tersebut, yang akhirnya memberikan dua opsi pilihan kepada para petani. Opsi itu, KPTR akan mengadakan pupuk nonsubsidi, serta memberikan sejumlah uang kepada petani untuk membeli sendiri pupuk diluar KPTR. Para petani merasa dua opsi tersebut dianggap sia-sia, dan hanya digunakan untuk meredam gejolak yang terjadi. ‘’Kami menilai bahwa opsi tersebut sia-sia, pasalnya jika menggunakan opsi pertama petani akan kesultan membeli pupuk nonsubsidi, dikarenakan harganya yang jauh lebih mahal,’’ tegasnya.
Jika para petani diberi uang untuk membeli pupuk sendiri diluar KPTR itu hal yang mustahil, mengingat stok pupuk di pasaran masih kosong, katanya menjelaskan. Karena itu mekanisme pembagian pupuk yang dilakukan Pabrik Gula (PG) Pagotan, dikembalikan pada KUD petani gula. Mekanisme Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang telah mencatat luas areal lahan petani, lalu dijadikan patokan pengalokasian pupuk jadi rujukan proses pembagian pupuk.
Jika dalam waktu dekat masalah tersebut tidak terealisasikan, para petani mengancam akan melakukan unjuk rasa dan melaporkan pengurus KPTR kepada pihak penegak hukum, terkait dengan akuntabilitas pupuk bersubsidi yang semestinya harus digulirkan kepada para petani tebu. (Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Bokashi Kotaku; Sampah Kota Yang Tembus Jawa Dan Tahiti

thumbnail
Oleh: Kadek Suiartana
Pupuk Bokashi Kotaku diciptakan Dr Ir I GN Wididana, M.Agr pada tahun 2000. Merek Bokashi Kotaku merujuk pada proses dan bahan baku yang digunakan. Bokashi berasal dari bahasa Jepang, yang berarti bahan organik yang difermentasi. Kotaku terkait bahan baku yang berasal dari sampah kota.
Sejak diproduksi, Bokashi Kotaku disambut kurang antusias oleh pasar bahkan terkesan meremehkan. Kunjungan pejabat tinggi seperti gubernur Bali dan anggota dewan ke TPA Suwung, --tempat pertama produksi, belum mampu merubah sikap pasar. Maklum, saat itu petani sebagai target pasar sedang kecanduan pupuk kimia.
Sulit menembus pasar eksternal, jurus pemasaran tradisional dimainkan, dengan membujuk kalangan internal. Artinya, Bokashi Kotaku ditawarkan kepada orang-orang yang sudah dikenal seperti saudara, sepupu, ipar, mertua, menantu, teman, sahabat, handai taulan dan tetangga. Dari pasar eksternal jumlahnya sedikit terutama yang memiliki pemikiran lebih maju. Bertambah tua usia pertanian konvensional, berbagai masalah juga muncul seperti degradasi kesuburan, produktivitas lahan dan eksplosivitas serangan hama penyakit yang berujung pada merosotnya produksi.
Semua masalah itu ternyata jadi obat yang mampu mengembalikan kesadaran petani. Ahli pertanian merekomendasikan, gunakan pupuk organik dan kurangi bahan-bahan kimia. Rekomendasi ini tidak serta merta diterima, petani perlu bukti. Bokashi Kotaku sebagai pupuk organik belum bisa bicara banyak karena harus lewati uji coba dengan menggerakkan tim relawan.
Akhirnya bukti itu datang, Bokashi Kotaku mampu membuat lahan menjadi gembur, kotoran cacing sebagai salah satu indikasi tanah subur bermunculan daun jadi lebih tebal dan lebih hijau serta poduksi tanaman menunjukan peningkatan. Berita tentang kualitas pupuk ini secara lisan cepat tersiar. Hanya di dua kabupaten, Buleleng dan Tabanan, tidak kurang 1400 ton Bokashi Kotaku tersebar di kebun-kebun petani pada tahun 2002. Setiap kabupaten dikenal sebagai sentra penghasil cengkeh, kopi dan kakao. Angka distribusi yang fantastis untuk level pupuk organik skala industri. Pada tahun yang sama Dinas Perkebunan Bali menggunakan 425 ton untuk program Rehabilitasi dan Intensifikasi Cengkeh di seluruh Bali.
Memasuki tahun ketiga, jangkauan pasar pupuk organik Bokashi Kotaku telah meluas ke seluruh Bali terutama, Kabupaten Jemberana, Bangli, dan Karangasem. Ketiga kabupaten tersebut berturut-turut dikenal sebagai penghasil cengkeh, jeruk, dan jambu mete. Bokashi Kotaku juga mulai digunakan oleh petani sayur-sayuran di kawasan Bedugul dan sekitarnya. Kualitas bagus, harga terjangkau, dan promosi yang gencar menyebabkan pupuk Bokashi Kotaku sangat diminati petani. Layanan transportasi gratis juga mengakselerasi penetrasi pasar. Lima sarana transportasi berkapasitas 1-6 ton jelajahi kondisi geografis pulau Bali yang berbukit. Layanan ini juga menjadi jaminan bagi petani untuk bisa memupuk sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Masih pada tahun yang sama pupuk yang diproses dengan Teknologi EM ini digunakan instansi pemerintah. Misalnya, Dinas Perkebunan Propinsi Bali mempercayakan pupuk Bokashi Kotaku untuk program Rehabilitasi dan Intensifikasi Cengkeh. Pada tahun-tahun berikutnya atas permintaan para petani, pupuk Bokashi Kotaku juga digunakan oleh Dinas Perkebunan Tabanan untuk program Intensifikasi Kakao, Dinas Perkebunan Bangli untuk program Ekstensifikasi Kopi Arabika. Sedangkan petani jambu mete di Karangasem memohon untuk diberikan bantuan pupuk Bokashi Kotaku kepada Dinas Perkebunan setempat.
Saat kebutuhan pelanggan terpenuhi dan kepercayaan masyarakat tani mulai tumbuh, awal tahun 2005 tempat produksi Bokashi Kotaku tergusur dari TPA Suwung. Dampaknya, biaya produksi membengkak karena komponen bahan baku harus dibeli yang semula berlimpah di TPA Suwung. Dr Ir I GN Wididana, M.Agr alias Pak Oles tidak lantas menyerah. Semangatnya justru meningkat sehingga produk yang diramu dari limbah ini tetap eksis di pasar. Saat itu, meski biaya produksi membengkak, harga pupuk Bokashi Kotaku tidak dinaikkan.
Bali yang dikenal sebagai destinasi wisatawan mancanegara juga memberikan kontribusi bagi terserapnya Bokashi Kotaku di sektor pariwisata. Hotel, restaurant, villa, dan bungalow merupakan pasar potensial pupuk Bokashi Kotaku. Sekarang banyak hotel, villa, dan bungalow yang ada di Denpasar, Badung dan Gianyar telah menggunakan Bokashi Kotaku. Kualitas yang baik, praktis dalam aplikasi, dan terpenuhinya unsur estetika menjadi pertimbangan pupuk ini bisa masuk ke sudut-sudut taman dan ruangan hotel, villa, bungalow, ataupun restauran.
Bokashi Kotaku kini juga populer di kalangan, hobiis, dan ibu-ibu rumah tangga. Kelompok khusus ini menggunakan Bokashi Kotaku untuk menjaga kesuburan tanaman mereka yang berharga mahal. Mereka tidak mau menanggung resiko dengan menggunakan pupuk yang tidak jelas asal usulnya. Bokashi Kotaku mampu memberikan kepuasan kepada kelompok elit ini karena dapat meningkatkan kesuburan tanaman, merangsang pembungaan, dan daun memancarkan warna cerah alami.
Kelompok ekspatriat juga menaruh minat besar kepada pupuk yang dibuat dengan memanfaatkan aneka jenis limbah ini. Melalui seleksis yang super ketat, Bokashi Kotaku bisa masuk ke Kedutaan Besar Australia. Sebanyak 30 ton digunakan sebagai pupuk dasar pada pembuatan taman di kedutaan yang berlokasi di kawasan elit Renon, Denpasar. Digemari golongan elit, Bokashi Kotaku lahir menjadi pupuk yang eksklusif.
Bagi segmen pasar khusus ini mendapatkan Bokashi Kotaku sangat mudah karena jaringan pemasarannya sangat luas. Selain tersedia di setiap konter Pak Oles, juga bisa didapat di stand-stand bunga, pedagang pot, mini market dan super market.
Untuk kelompok hotel, restaurant, villa, bungalow, hobiis dan ibu rumah tangga itu Bokashi Kotaku terjual 30-40 ton per bulan. Pasar ini mendongkrak omset penjualan pupuk di luar musim pemupukan di sektor perkebunan dan pertanian. Sejalan perkembangan informasi ternyata permintaan banyak yang datang dari luar Bali.
Pada tahun 2006 lalu Bokashi Kotaku diproduksi di Jember, Jawa Timur. Pemilihan ini dengan pertimbangan Kabupaten Jember berada di tengah-tengah kabupaten lain seperti Banyuwangi, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan dan Situbondo. Pasar internasional bukan hal mustahil bisa ditembus Bokashi Kotaku. Jalan menuju go international sudah dibuka Gerard Bluer, pengusaha agribisnis berkebangsaan Tahiti. Bluer telah mengapalkan 100 zak pupuk ini ke negaranya. Selang tiga bulan, Bluer kembali mengirim 40 zak.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Jamu Luar Negeri Ancam Jamu Indonesia

thumbnail
Produksi jamu luar negeri yang banyak masuk secara ilegal ke dalam negeri, terutama dari China, menjadi ancaman yang cukup serius terhadap perkembangan produk jamu-jamu tradisional di Indonesia. ‘’Pemerintah harus segera memproteksi itu untuk menyelematkan produksi jamu-jamu tradisional di Indonesia,’’ kata Ketua Umum DPP Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu), DR Charles Saerang pada pelantikan pengurus DPD GP Jamu Provinsi Jambi periode 2009-2013 di Jambi, Senin (19/1).
Produk jamu-jamu tradisional Indonesia yang mampu menyerap tenaga kerja hampir 3,5 juta orang harus diselamatkan dari ancaman itu. Produsen jamu Indonesia yaitu perusahaan jamu besar dan kecil, usaha jamu racikan dan usaha jamu gendong di Indonesia hingga tahun 2004 telah mencapai 1.166 unit industri obat tradisional yang terdiri dari 129 industri besar dan sisanya industri kecil dan rumah tangga.
Sekarang ini juga menjadi kerisauan bagi pengusaha jamu Indonesia, karena di Singapura dan Malaysia berkembang isu produk jamu Indonesia itu mengandung zat kimia atau Bahan Kandungan Obat (BKO). Masalah-masalah yang muncul itu menjadi perhatian serius pemerintah. Total omzet produk jamu Indonesia terkini yang mencapai 7,2 triliun ikut memberi kontribusi terhadap pemasukan keuangan negara.
Untuk meningkatkan daya saing pasar jamu tradisional di pasar internasional, terutama pasar ASEAN yang kini dikuasai Cina, pemerintah harus mendorong usaha-usaha kecil jamu tradisional, karena selama ini sebagian besar terbentur modal. Sementara industri kecil mendapat kredit usaha dari bank terbentur masalah likuiditas atau suku bunga tinggi, 12-15%.
Idealnya suku bunga itu 2% baru mampu mendongkrak perkembangan usaha kecil dan menengah jamu tradisional Indonesia. ‘’Kita harus mensyukuri produk jamu tradisional Indonesia sampai kini tetap tumbuh 20 persen meski saat ini krisis ekonomi global melanda dunia. Pada krisis ekonomi dan moneter melanda Indonesia pada 1998 juga tumbuh 20 persen,’’ katanya. Pelantikan Pengurus DPD GP Jamu Provinsi Jambi periode 2009-2013 yang diketuai Reza Pahlevi dihadiri Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin dan Ny Ratu Munawaroh, dan Deputi II Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Ruslan Asfan.
Terkait 101 tanaman obat-obatan di Jambi sesuai hasil penelitian Tim Asia Medika Jakarta era 1990-an, Charles menilai kurang dipublikasikan untuk dimanfaatkan. ‘’Pemprov Jambi harus mempromosikan potensi jenis tumbuhan obat agar dilirik perusahaan-perusahaan farmasi dan perusahaan jamu tradisional di Indonesia,’’ pinta Charles.
Jenis tumbuhan itu bisa dikembangkan oleh industri kecil obat tradisional (IKOT), sebab selama ini perusahaan jamu tradisional baru memfokuskan pada tanaman seperti kencur, kunyit, samiloto, temu lawak, jahe dan madu lebah. Potensi tanaman obat di Indonesia cukup banyak, namun belum dikelola dan dikembangkan menjadi produk jamu dan obat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat karena minimnya Sumber Daya Manusia (SDM). Lembaga-lembaga penelitian dan perguruan tinggi di Indonesia selama ini marak meneliti tanaman obat, namun tidak terkoordinir, tumpang tindih dan masih setaraf kepentingan akademis. Karena itu, DPP GP Jamu minta pemerintah memberi kemudahan untuk penelitian bahan baku produk dari tanaman obat.
Berdasarkan catatan Balai Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi ikut melakukan penelitian bersama Tim Asia Medika Jakarta pada era 1990-an menemukan 101 jenis tumbuhan obat akar ampelai kijang (tetracera scandens mon) yang bisa digunakan untuk obat mules dan luka. Ampedu tanoh (eurycoma longifolia jack) untuk obat malaria, akar kuduk kuya atau akar terperinggil (unidentifield) untuk obat diare berdarah, dan batuk berdahak, daun puar (amomun sp) obat gatal-gatal dan getah jernang (daemonorops sp) obat pusing dan demam, dan daun sedingin (kalanchoe pinnata pers) untuk obat mandul dan demam. (Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Bioresonanz Therapy: Alergi Hilang Tanpa Obat

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang tidak berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan reaksi. Zat penyebab alergi ini disebut allergen. Allergen bisa berasal dari berbagai jenis dan masuk ke tubuh dengan berbagai cara. Bisa saja melalui saluran pernapasan, berasal dari makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan kulit seperti; kosmetik, logam perhiasan atau jam tangan. Gejala yang mungkin terjadi berupa gatal (tenggorokan; mulut; mata, kulit atau bagian tubuh lain), sakit kepala, hidung tersumbat atau meler, sesak napas, bengek, sulit menelan, mendadak pilek dan bersin.
Penyakit itu tidak dapat disembuhkan dengan hanya minum obat-obatan. Obat hanya bersifat mengurangi gejala yang timbul agar tidak menjadi parah. Tapi kini, bagi penderita alergi tak perlu risau lagi jika penyakit kambuh. Karena sudah ada teknologi yang bisa menghilangkan allergen dalam tubuh. Terapi Bioresonanz, terapi yang menggunakan gelombang electromagnetik untuk mencapai keseimbangan energi dalam tubuh.
Menurut Dr Syeni Sunendra, pemilik Bioresonanz Therapy, terapi ini tidak menggunakan obat dan tanpa rasa sakit. Pasien hanya duduk didekat alat monitor, gelombang elektromagnetik yang berasal dari tubuh akan ditangkap oleh monitor. Sinyal yang tertangkap akan dibaca oleh monitor dan akan tampak semua allergen yang ada dalam tubuh pasien. “Alat ini bisa membaca hampir 60 jenis allergen. Allergen yang pernah kami deteksi dari pasien paling banyak ada 39 macam,” ujar Jenny, sapaan akrabnya.
Terapi ini dapat menghilangkan allergen dari dalam tubuh dan memulihkan daya tahan tubuh sehingga percepat proses pemulihan secara natural. Pasien diterapi 30 menit dan dianjurkan kembali terapi setelah 5 hari. Dua sampai tiga kali terapi secara rutin, allergen dipastikan menyingkir dari tubuh. “Tapi semua tergantung adri daya tahan tubuh masing-masing pasien. Jika daya tahan tubuhnya kuat maka tidak perlu berkali-kali terapi biasanya sudah sembuh,” terang Jenny.
Hingga kini, belum ditemukan efek samping penggunaan terapi ini. Bahkan terapi ini sudah digunakan oleh para dokter di Jerman, Asia dan Eropa lebih dari 25 tahun. Tidak ada batasan umur dan jenis kelamin untuk bisa mengikuti terapi ini. Bayi pun bisa diterapi dan tidak akan takut karena tidak menimbulkan rasa sakit.
Selain terapi alergi, Bioresonanz jg dapat digunakan untuk terapi rokok, stroke, kelainan tulang belakang hingga penurunan berat badan. Terapi penurunan berat badan (slimming program) hanya dengan melihat titik-titik di kuping pasien. Berat badan dapat diturunkan tanpa melalui diet ketat yang menyakitkan. Karena alat ini membantu mengurangi nafsu makan berlebih dan meningkatkan metabolisme dalam tubuh. Pecandu rokok bisa berhenti merokok dengan mengikuti terapi ini.
Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan alat ini akan membantu mengurangi dan menghilangkan kadar nikotin dalam darah. Agar terapi ini efektif, semua pasien diharuskan minum air putih selama menjalani terapi. Tidak minum kopi, teh atau alkohol 6 jam sebelum dan sesudah terapi. Gerai terapi ini bisa dikunjungi di MMC, Tanjung Bungkak, Denpasar.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Jambi Kembangkan 8 Tanaman Obat

thumbnail
Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Jambi mengembangkan delapan jenis tanaman unggulan obat tradisional atau jamu untuk dibudiyakan petani dan perajin, baik di hamparan maupun tanaman pekarangan.
Ke-8 jenis tanaman obat itu yakni ketepeng China, jahe merah, kunyit, kencur, samiloto, temulawak, kumis kucing, dan brotowali kini terus disosialikasikan kepada masyarakat agar menjadikan tanaman unggulan, kata Kepala Balai POM Jambi Dra Wirda Zein Apt di Jambi, Kamis (22/1).
Saat ini sudah ada petani dalam skala kecil membudidayakan jenis tanaman ketepeng China untuk dijadikan produk obat gosok atau balsem di daerah itu. Sedang tanaman muda lainnya untuk bahan baku jamu seperti temu lawak, kunyit, samiloto dan brotowali baru sebagian dijadikan tanaman sela atau tanaman pekarangan.
Budidaya tanaman obat tradisional itu meski di Jambi baru dalam skala kecil, namun jika dikembangkan dalam skala besar diyakini hasilnya bisa ditampung produsen jamu di Jawa seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tanaman obat warisan nenek moyang perlu dilestarikan dan dimasyarakatkan di Jambi untuk menunjang pembangunan kesehatan dengan obat tradisional sebagai obat alternatif modren.
Jamu atau obat tradisional tanpa efek samping karena alami atau tidak mengandung zat kimia atau Bahan Kandungan Obat (BKO). BPOM Jambi memasyarakatkan penanaman tanaman jenis obat itu selain untuk meningkatkan kesehatan masyarakat juga pendapatan, sebab pertumbuhan usaha industri kecil memproduksi jamu kini terus berkembang di daerah itu.
Produsen jamu terbesar dari Jawa sudah banyak membuka cabang di Jambi, sehingga peluang itu harus dimanfaatkan petani untuk mengembangkan budidaya tanaman obat tersebut. Pemerintah telah menggalakkan pemanfaatan obat tradisional (jamu) dalam pengobatan formal, sehingga penelitian khasiat tanaman obat terus dilakukan yang mengarah ke uji klinik pengembangan obat herbal dan fitofarmaka. (Ant)Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

BPOM-Polisi Didesak Sosialisasi Bahaya Jamu Oplosan

thumbnail
Ketua Pusat Studi Kepolisian Universitas Diponegoro Semarang, Budi Wisaksana mendesak polisi dan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mensosialisasikan bahaya jamu oplosan menyusul tewasnya 14 orang akibat menenggak jamu ginseng oplosan. ‘’Kedua institusi ini perlu bekerja sama untuk mensosialisasikan bahaya jamu oplosan yang tidak jelas kandungan dan campuran,’’ kata Budi di Semarang, Senin (19/1).
Menurut Budi, kalau penjual jamu oplosan itu ditertibkan, jelas tidak bisa karena perlu penelitian lebih lanjut soal kandungan campuran yang ada dalam jamu itu. Bisa jadi mereka mencampur jamu dengan zat-zat lain tanpa sepengetahuan pemilik warung. Soal meninggalnya 14 orang akibat menenggak jamu oplosan, dia mengatakan, polisi tidak bisa disalahkan dalam peristiwa tersebut karena mereka melakukannya sendiri. Hal itu merupakan tindakan bunuh diri meski korban tidak berniat untuk itu.
Secara langsung, sebut Budi, korban memang tidak berniat bunuh diri tetapi meminum zat yang tidak lazim sama saja dengan tindakan bunuh diri. Salah satu campuran dalam jamu adalah alkohol 90% yang tidak layak untuk dikonsumsi. BPOM sebagai pengawas peredaran makanan dan minuman, juga tidak bisa disalahkan karena alkohol merupakan produk resmi.
Lain lagi kalau korban meninggal dunia karena menenggak minuman keras, berarti polisi dan BPOM kecolongan dalam mengawasi peredaran minuman keras. Tetapi, dalam peristiwa itu perlu sosialisasi zat-zat yang berbahaya dan tidak boleh dikonsumsi dan yang boleh. ‘’Ini perlu gerakan secara nasional untuk mensosialisasikan tentang bahaya mengonsumsi zat-zat tertentu. Ini merupakan tugas bersama BPOM dan polisi meskipun tidak mutlak,’’ katanya. (Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Ilmuwan Uji Coba Kokain Pada Lebah

thumbnail
Beberapa ilmuwan Australia telah melakukan penelitian guna mengetahui dampak kokain pada lebah. Sivitas akademika di Macquaire University menggunakan setetes cairan kokain ke punggung serangga tersebut dan memantau sistem komunikasi dansa mereka, yang digunakan untuk memberitahu lebah lain mengenai tempat menemukan makanan dan seberapa lezat rasanya.
Penelitian tersebut mendapati bahwa lebah itu yang digunakan dalam percobaan tersebut bereaksi lebih energik dibandingkan dengan normal. ‘’Apa yang kami lakukan pada dasarnya menggunakan kokain sebagai alat untuk lebih memahami cara otak yang kecil tapi sangat rumit ini berfungsi,’’ kata Dr Andrew Barron dari Macquarie University.
‘’Apa yang kami temukan ialah bahwa lebah madu bereaksi pada kokain dengan cara yang sangat serupa dengan cara manusia bereaksi, sehingga kokain mengubah cara lemah membuat penilaian,’’ katanya.
Barron menyatakan serangga itu mulai memperlihatkan gejala penarikan diri ketika mereka mengkonsumsi narkotika tersebut. ‘’Kami memeriksa kemampuan lebah untuk belajar dan membedakan antara dua aroma yang berbeda. Tak ada dampak pada kemampuan belajar selama pengobatan narkotika tersebut dipertahankan, tapi kalau pengobatan dihentikan, lebah itu memiliki kesulitan dalam memahami tugasnya --gejala serupa pada manusia yang melakukan penarikan diri,’’ ujar Barron. (Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Madu Pahit Khas Bangka Makin Langka

thumbnail
Madu pahit khas Bangka di sejumlah pasar tradisional Pankalpinang makin langka karena terbatasnya pasokan madu dari penduduk perkampungan di daerah itu. ‘’Madu pahit dan madu manis Bangka mulai langka di pasaran karena penebangan hutan liar dan pembukaan lahan sawit secara besar-besaran sehingga pohon-pohon besar tempat bersarang lebah habis ditebangi,’’ ujar Minah, pedagang madu pahit dan madu manis di Pasar Pembangunan Pangkalpinang, Kamis (8/1).
Madu pahit hanya dihasilkan lebah yang ukurannya lebih kecil dari ukuran biasa dan hanya bersarang di pohon perawan. Pohon perawan di Bangka hanya terdapat hutan-hutan lebat dan di dearah perbukitan yang keberadaan semakin langka.
Khasiat madu pahit lebih banyak jika dibandingkan khasiat madu manis. Madu pahit bisa mengobati berbagai penyakit seperti obat batuk, demam, kencing manis, menambah vitalitas, ketahanan tubuh dan jenis penyakit dalam lainnya. Madu pahit lebih banyak diminati masyarakat dibanding madu manis karena lebih banyak khasiatnya.
Menurut dia, makin langkanya madu pahit sehingga banyak madu pahit palsu yang beredar di pasaran. Dan untuk membedakan antara madu asli dengan madu palsu bisa dibedakan dari bentuk cair madu lebih kental, bisa terbakar api dan jika madu tuang ke atas kertas maka kertas tersebut tidak basah seperti terkena air. Selain itu, apabila madu dicampur dengan telur, cairan madu akan berpisah dengan sendirinya dan kuning telur tidak rusak.
Terbatasnya pasokan dari penduduk kampung yang berprofesi peramu di hutan-hutan dampak terhadap harga madu pahit tinggi. Harga madu pahit ditawarkan ke pembeli seharga Rp60 ribu per botong ukuran kecil sedangkan harga madu manis Rp40 ribu per botol ukuran kecil. ‘’Biasanya dalam seminggu sekali, kami mendapatkan pasokan lima botol madu pahit dari penduduk perkampungan namun dalam sebulan terakhir kami belum mendapatkan pasokan,’’ ujarnya.
Masyarakat diminta tidak menebangi hutan-hutan untuk menjaga kelangsungan hidup lebah penghasil madu pahit dan manis. Madu pahit suatu kekayaan alam Bangka yang sudah seharusnya kita menjaga kelestarian dengan menanam kembali pohon jenis pohon perawan di mana lebah penghasil madu pahit bersarang. (Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Puspiptek Serpong Budidaya Tamanan Obat

thumbnail
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Provinsi Banten membudidayakan tanaman obat. Puspiptek berusaha memperbanyak tanaman yang bisa dijadikan obat penawar, kata Staf Hubungan Masyarakat (Humas) Puspiptek, Imron di Tangerang, Minggu (25/1).
Program pengembangan tanaman obat tersebut melalui penambahan areal dengan berbagai jenis tumbuhan yang bisa dijadikan obat penawar. Tanaman obat tersebut antara lain rincik bumi, rumput mutiara, kumis kucing, salvia dan sambing darat yang kurang dikenal masyarakat. Tanaman tersebut banyak dijumpai masyarakat di sejumlah daerah, namun masyarakat kurang mengenal manfaat dan cara pengolahan.
Para ahli sedang mengembangkan tanaman obat sebanyak 8.000 jenis tumbuhan yang tersebar pada lahan kosong seluas 500 meter persegi. Rencananya, peneliti dari Puspiptek Serpong akan menambah jumlah jenis tanaman yang bermanfaat bagi pengobatan menjadi 16.000 jenis tumbuhan. Proses budidaya tanaman obat tersebut dilakukan di ruangan khusus dengan proses penyemaian selama satu bulan dan mendapatkan perhatian khusus. (Ant)Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Strategi Atasi Anak Berkebutuhan Khusus

thumbnail
Psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Frieda Mangunsong mengatakan, perlu ada strategi pelayanan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah. Setiap ABK mempunyai masalah berbeda karena kecacatan dan tingkat keparahan yang berlainan. Karena itu perlu berbagai pertimbangan khusus untuk mendapat pelayanan pendidikan,’’ kata Frieda dalam seminar Launching Yayasan Anak Spesial Indonesia (Yasin) di Cilacap, Jateng, Sabtu (17/1).
Menurut Frieda, pelayanan pendidikan yang diberikan pun lebih khusus dan bervariasi, tidak hanya dalam hal materi tetapi juga metode, alat, evaluasi serta strategi pengajarnya yang harus disesuaikan dengan variasi setiap anak. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan strategi pengajaran ABK antara lain tipe kecacatan dan tingkat keparahan anak serta tingkatan usia anak.
Meski begitu, lanjut Frieda, prinsip penting dalam penanganan anak berkelainan adalah bantuan intervensi dini. ‘’Umumnya, kecacatan seperti down syndrome, cacat ganda, dan yang tergolong berat merupakan sindroma khusus yang dapat didiagnosa sejak anak berusia dini,’’ katanya.
Kebutuhan anak-anak tersebut tidaklah dapat dipenuhi oleh satu ahli atau satu bentuk bantuan saja, tetapi akan sangat efektif jika ditangani bersama dari berbagai ahli sejak dini. Pendekatan dan strategi instruksional yang bisa digunakan untuk anak-anak berkebutuhan khusus antara lain melalui pendidikan remedial dan pendidikan tambahan, pengajaran langsung, analisis tugas, pengajaran bertahap serta latihan persepsi-motorik.
Psikolog UI lain, Shinto B Adelar mengatakan, seorang anak disebut berkebutuhan khusus karena memiliki kendala (fisik, kognisi, sosial, emosional) sehingga mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Anak itu juga memiliki kecerdasan sangat tinggi sehingga memerlukan penanganan khusus agar dapat berkembang secara optimal.
Dalam hal hambatan fisik, ABK memiliki gangguan fungsi otak, kelainan atau gangguan neurologis, gangguan pendengaran/penglihatan, gangguan bicara, cacat tubuh, dan masalah motorik-kinestetik. Sementara untuk masalah kognitif meliputi kecerdasan amat rendah (terbelakang), kecerdasan sangat tinggi, konsentrasi, ingatan, komunikasi (bahasa), kemampuan visual, verbal dan spasial. Masalah sosial emosional meliputi kecemasan, regulasi (kendali) emosi, depresi, stres, trauma dan conduct disorder (delikuensi).
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Garut Waspada Terhadap DBD

thumbnail
Masyarakat Garut, Jabar harus mewaspadai serangan sporadis penyakit DBD (demam berdarah dengue) terkait musim hujan yang diperkirakan sampai akhir Maret. Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr Hendy Budiman, M Kes mengatakan diperlukan kebersamaan untuk sosialisasi dan antisipasi penyebaran penyakit dengan konsep pemberantasan sarang nyamuk.
Penyakit lian yang tetap menjadi perhatian diantaranya campak, malaria serta diare. Terhadap penyakit tersebut terus dilakukan pemantauan terkait dampak kondisi lingkungan jelek. Upaya PSM (pemberantasan sarang nyamuk) berupa 3M (mengubur, menguras dan menutup), menyusul selama Januari sudah terdapat 18 suspek kasus DBD dan satu kasus positif.
Selama 2008 terdapat 135 kasus suspek DBD, empat kasus dinyatakan positif. Kasus DBD tahun 2007 sebanyak 242 suspek, tiga dinyatakan positif dan menewaskan seorang penderita. Serangan jenis penyakit sekitar 80% terjadi di luar Garut lalu dibawa ke Garut. Masyarakat harus terus memberantas sarang-sarang nyamuk, sebab tidak mungkin hanya mengandalkan fogging. (Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Penyebab Utama Kematian Ibu Hamil

thumbnail
Rendahnya pengetahuan masyarakat terutama ibu muda mengenai penanganan pada saat kehamilan dan setelah melahirkan, masih menjadi penyebab utama kematian ibu hamil dan bayi. Ketua Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI) Jawa Tengah Siti Moetmainnah Pribadi di Semarang, Rabu (21/1) mengatakan, ada tiga penyebab utama kematian ibu hamil di Indonesia yakni pendarahan, eklampsia-preeklampsia atau hipertensi saat kehamilan dan infeksi.
Penyebab kematian bayi lahir di Indonesia lebih disebabkan karena berat bayi lahir rendah (BBLR), lahir sebelum waktunya (premature) dan infeksi. Berdasar fakta itu, seorang ibu hamil harus selalu sehat rohani, jasmani dan secara sosial mempunyai pengetahuan yang cukup.
Hasil survei demografi kesehatan Indonesia tahun 2003, angka kematian ibu akibat melahirkan di Indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup, tertinggi di ASEAN. Upaya untuk memperkecil tingginya angka kematian di Indonesia terutama di Jateng, APPI terus meningkatkan sosialisasi gerakan penanggulangan kematian ibu hamil akibat melahirkan.
Wujud kegiatan APPI, lanjut Moetmainnah, dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada ibu muda serta perempuan mengenai perawatan kandungan dan anak setelah lahir. Selain ke perkumpulan ibu-ibu PKK, kami juga akan memberikan informasi dan pembelajaran ke sekolah-sekolah.
APPI juga akan memfasilitasi dan membentuk bantuan atau sistem-sistem yang dapat mendukung gerakan penurunan angka kematian ibu. Langkah tersebut akan membantu pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu yang memenuhi millineun development goals (MDGs), terjadi penurunan 25-30% angka kematian ibu pada tahun 2015. APPI merupakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kesehatan yang terdiri dari Palang Merah Indonesia (PMI), Dinas Sosial, Departemen Kesehatan, PKBI, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan lembaga terkait lain.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Kanker Serviks, Pria Perlu Terlibat

thumbnail
Meski kanker leher rahim hanya ada pada wanita, namun pemberantasan penyakit itu penting melibatkan pria karena lelaki bisa menularkan kanker leher rahim kepada perempuan lain melalui hubungan seks. Meski kanker serviks hanya terjadi pada wanita, namun laki-laku berperan dalam penyebaran. Lelaki yang pernah berhubungan dengan perempuan penderita kanker leher rahim, bisa menularkan kepada perempuan lain melalui hubungan seksual.
Meneg Pemberdayaan Perempuan, Meutia Hatta Swasono menilai, penyakit kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker penyebab kematian nomor satu bagi perempuan Indonesia yang melebihi kanker payudara. Sekitar 80% kasus kanker leher rahim terjadi pada wanita yang hidup di negara-negara berkembang. Khusus di Indonesia, ada 90-100 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk. Setiap perempuan tanpa memandang usia, latar belakang, berisiko terkena kanker leher rahim.
Salah satu penyebab tingginya kasus ini di Indonesia dan negara berkembang lainnya adalah karena mayoritas penderita yang datang berobat sudah dalam keadaan kritis dan penyakitnya sudah dalam keadaan stadium lanjut.
Sedangkan dr Sumarjati Arjoso dari Yayasan Kanker Indonesia menjelaskan penderita penyakit kanker serviks sering tidak menyadari telah menderita kanker ini karena tidak timbul gejala atau tidak memiliki keluhan.
Sementara dr Laila Nuranna yang merupakan dokter spesialis kebidanan --ahli kanker dan ahli kandungan mengemukakan selain meningkatkan kepedulian para wanita terhadap penyakit ini maka upaya sosialisasi ini dikombinasikan dengan inovasi terbaru yakni penggunaan vaksin untuk mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18. ‘’Kami yakin kombinasi deteksi dini dan vaksinasi dapat menekan angka kejadian kanker serviks pada perempuan Indinesia ,’’ kata dr Laila. (Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Dukun Anak Di NTB Terancam Punah

thumbnail
Dukun terlatih atau beranak di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) hampir punah, karena lima tahun terakhir ini tidak ada lagi pelatihan untuk dukun beranak. ‘’Hal ini dimaksudkan agar masyarakat tidak lagi melakukan persalinan ke dukun, tetapi ke tenaga medis atau bidan dan Rumah Sakit,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. Made Lania di Mataram, Senin (26/1).
Dengan banyaknya masyarakat yang melakukan persalinan di bidan, maka pada tahun 2006 ibu yang meninggal akibat persalinan nol, namun tahun 2007 ada tiga ibu meninggal akibat persalinan, akibat pendarahan dan terlambat membawa ke Rumah Sakit. Apapun alasannya persalinan yang ditolong tenaga medis jauh lebih aman dibandingkan ditolong dukun, namun masih ada juga masyarakat yang percaya kepada dukun beranak.
Persalinan yang ditolong tenaga medis Kota Mataram menempati urutan teratas mencapai 91,78% menyusul Kota Bima 66,08%, lalu terendah di Dompu (34,95%) dan Sumbawa (35,73%). Pemerintah Kota Mataram terus berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat antara lain dengan meningkatkan peran Puskesmas menjadi Puskesmas rawat inap. ‘’Di daerah ini cukup banyak Puskesmas rawat inap antara lain Purkesmas Tanjung Karang, Taliwang dan Puskesmas Cakranegara dan melayani pasien selama 24 jam,’’ katanya.
Sebelumnya Kepala Bappeda NTB, Rosiday Sayuti mengatakan, secara umum di NTB hingga kini masih mempunyai peranan cukup besar dalam membantu persalinan di daerah ini. Jumlah persalinan yang ditolong dukun beranak tercatat 42,96% dan persalinan yang ditolong dokter atau bidan mencapai 52,18%. ‘’Masih tingginya angka persalinan yang ditolong dukun beranak, disebabkan masih besarnya kepercayaan masyarakat terhadap dukun dalam proses persalinan,’’ ujarnya. (Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Kota Malang Endemis Penyakit Gondok

thumbnail
Kota Malang, Jawa Timur, tergolong endemis sedang serangan penyakit gondok dengan 26,86% warganya pernah mengidap pembengkakan kelenjar teroid akibat kekurangan garam beryodium. Kepala bidang (Kabid) Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Dr dr Asih Tri Rahmi mengakui, dari total penduduk sekitar 800 ribu, yang terserang penyakit gondok 26,86% atau lebih dari 200 ribu penduduk.
Menurut dr Asih, untuk ukuran wilayah perkotaan termasuk Kota Malang, angka tersebut cukup tinggi bahkan jika melebihi angka 30 persen, kota pendidikan itu masuk kategori endemis berat. Masyarakat yang terjangkit penyakit gondok ini akibat minimnya mengkonsumsi garam beryodium dan survei penggunaan garam beryodium di 53 kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan tahun 2008 hanya menorehkan angka 50,94% warga yang menggunakan garam yodium.
Ia mengakui, angka 50,94% tersebut lebih rendah ketimbang pada tahun 2007 lalu yang mencapai 73,68% dari 57 kelurahan se-Kota Malang. Kadar yodium dalam garam yang mampu menekan pembengkakan kelenjar teroid adalah yang memiliki part per million (PPM) di atas 30 dan paling bagus diatas 80 PPM.
Untuk menekan angka penderita gondok yang mayoritas berdomisili di Kecamatan Lowokwaru, pihaknya kini tengah melakukan penelitian terhadap 330 ibu hamil yang diambil sampel urine guna mengetahui kandungan yodium dalam setiap urine. Anggaran untuk penelitian terhadap ibu hamil tersebut diambilkan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2009 sebesar Rp 83 juta lebih. ‘’Kami berharap penelitian ini bukan sekedar penelitian tetapi juga berfungsi untuk memetakan skala prioritas penanganan penyakit gondok di daerah ini,’’ kata dr Asih. (Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Indonesia Bakal Hadapi Pandemi Influenza Global

thumbnail
Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan pandemi influenza global di masa mendatang, melalui berbagai rencana kesiapsiagaan dan respon nasional pandemi influenza yang sepadan dengan strategi global. Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Komisi Nasional (Komnas) Flu Burung dan Pendemi Influenza (FBPI), Dr Bayu Krisnamurthi mengemukakan hal itu dalam Lokakarya Nasional Simulasi Respon Pandemi Influenza yang digelar Senggigi, Lombok Barat, NTB, Selasa (27/1).
‘’Indonesia merupakan negara pertama yang melakukan kesiapsiagaan terhadap pandemi influenza yang antara melalui kegiatan simulasi dan respons nasional yang dilaksanakan di 10 kota mencakup 14 provinsi,’’ ujar Bayu dihadapan peserta lokakarya nasional yang berasal dari Provinsi Bali, NTB dan NTT.
Menurut Bayu, lokakarya merupakan bagian dari upaya pemerintah meningkatkan koordinasi dengan pemerinah daerah dalam menghadapi kemungkinan pandemi influenza global. NTB merupakan tuan rumah untuk kegiatan pertama sejak 27-29 Januari 2009, disusul 9 kota mencakup 11 provinsi di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Papua.
Program kesiapsiagaan dan respon nasional pandemi influenza itu mendapat dukungan dari Lembaga PBB untuk urusan anak-anak (Unicef) yang didukung Pemerintah Kanada. ‘’Kita tidak akan pernah benar-benar siap untuk menghadapi pandemi influenza global namun kita dapat melakukan yang terbaik untuk mengurangi dampaknya atau ada upaya nyata untuk menyelamatkan banyak nyawa,’’ ujarnya.
Deputi Menko Kesra Bidang Pertanian dan Kelautan itu mengatakan, para ahli dunia khawatir virus H5N1 yang mengakibatkan flu burung dapat bermutasi menjadi bentuk yang akan dengan mudah menular antar manusia. Kemungkinan itu yang melatari pandemi influenza global menjadi sangat penting dan sedang dibahas di berbagai belahan dunia. Para ahli juga mengingatkan bahwa pandemi juga dapat disebabkan oleh bermutasinya virus tipe lain, sehingga diperkirakan apabila terjadi pandemi maka jutaan orang di seluruh dunia dapat terjangkit penyakit mematikan serta menimbulkan kerugian ekonomi yang mencapai triliunan dolar AS itu.
Khusus di Indonesia, Bayu pandemi influenza akan mengakibatkan 153 ribu orang meninggal dunia, 50 ribu orang lain (1.500 orang) setiap provinsi membutuhkan ventilator agar luput dari serangan pandemi influennza. ‘’Kita tidak tahu kapan dan di mana pandemi akan terjadi, namun para ahli sepakat pandemi dapat terjadi kembali sehingga kita harus mendorong agar semua sektor siap siaga,’’ ujarnya.
Karena itu, tambah Bayu, sejak dini Pemerintah Indonesia merumuskan rencana kesiapsiagaan dan respons nasional pandemi influenza yang sepadan dengan strategi global. Komnas FBPI terus berupaya bekerja sama badan PBB seperti Unicef Indonesia dan dan Canadian International Development Agency (Badan Bantuan Pemerintah Kanada untuk Pembangunan Internasional). Bayu juga menyatakan salut terhadap Pemerintah NTB yang telah berupaya meningkatkan pemahaman kesiapsiagaan pandemi influenza, meskipun baru terfokus pada aspek administrasi dan teknis. (Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Perawat Ke Jepang Tidak Dihentikan

thumbnail
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat memastikan penempatan perawat dan pengasuh jompo ke Jepang tidak dihentikan. ‘’Tidak ada penyetopan. Untuk penempatan tahun 2009 ini memang baru dimulai Maret atau April,’’ kata Jumhur menjawab pertanyaan wartawan di Pemalang, Jateng, Rabu (28/1).
Jumhur dimintai komentar atas pernyataan Direktur Penempatan TKI Luar Negeri Depnakertrans Abdul Malik Harahap bahwa penempatan TKI bidang kesehatan seperti perawat dan pengasuh jompo ke Jepang dihentikan hingga Maret 2009.
Jumhur menyatakan pemerintah Jepang menginginkan agar pelatihan TKI selama enam bulan tidak seluruhnya berlangsung di Jepang melainkan empat bulan di Indonesia dan dua bulan di Jepang.
Nota kesepahaman (MoU) kerja sama antar pemerintah Indonesia dan Jepang menyebut, Jepang membutuhkan 1000 perawat dan pengasuh jompo, namun Indonesia baru bisa memenuhi 208 orang. Dalam MoU tersebut disebutkan pelatihan TKI selama enam bulan berlangsung di Jepang. Jepang ingin pelatihan di Jepang dua bulan sdan empat bulan di Indonesia dengan biaya ditanggung Jepang.
Saat ini, sedang berlangsung pembicaraan mengenai teknis pelatihan tersebut untuk jadwal penempatan TKI ke Jepang pada Maret atau April. Jadi, tidak benar ada kabar tentang penyetopan penempatan TKI ke Jepang. Jumhur berada di Pemalang untuk berbicara pada seminar tentang ketenagakerjaan dalam rangka HUT Kabupaten Pemalang yang ke-434. Kabupaten Pemalang dibentuk pada 24 Januari 1575. Bupati Pemalang, HM Machroes mengatakan jumlah uang yang dikirimkan ratusan TKI asal daerah itu selama 2008 Rp 1,5 miliar per bulan. (Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Tarif Darah Yang Memberatkan Pasien

thumbnail
Sejumlah kalangan mengaku kecewa diberlakukan kebijakan baru tentang penerapan tarif darah bagi pasien yang membutuhkan terutama dari kalangan masyarakat miskin yang menggunakan kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas).
Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Cianjur, dr Sanny Sandjaya, Senin (26/1) mengatakan, kebijakan itu dilakukan karena pihaknya kerap merugi akibat terlambatnya pembayaran penyediaan darah dari RSUD Cianjur pada UTD PMI Cianjur. Hal itu secara otomatis berdampak terhadap pelayanan ketersediaan darah untuk masyarakat. ‘’Kami akhirnya sepakat mengeluarkan kebijakan itu. Kami sudah membuka ruang untuk menjalin koordinasi dan kesepaakatan dengan RSUD Cianjur,’’ katanya.
Sebagai instansi nirlaba yang kerap mengandalkan ketersediaan dana, terhambatnya pembayaran dari RSUD Cianjur itu berdampak pada ketersediaan darah. Keterlambatan pembayaran sampai 8 bulan. Kebijakan itu tidak hanya di Cianjur tetapi berlaku juga hampir di wilayah lain. Karena itu berbagai keluhan muncul dengan diberlakukan tariff tersebut terutama Yayasan Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI) Cianjur.
Adanya kebijakan tersebut membuat pengurus POPTI yang saat ini memiliki 75 orang pasien Thalassemia kewalahan. Pasalnya para pasien bisa bertahan hidup dengan mengandalkan transfusi darah. ‘’Kasihan pasien yang menggunakan kartu jamkesmas. Kebijakan ini menjadikan kami harus mengeluarkan sedikitnya Rp 4,5 juta/ bulan untuk membeli darah,’’ ucap Santi, Pelaksana Harian POPTI Cianjur.
Selama ini, ungkap Santi, pihaknya telah menjalin koordinasi dan komunikasi dengan PMI Cianjur agar meninjau kembali kebijakan tersebut. Namun, hasilnya tidak menggembirakan. Mereka tetap diharuskan membayar. Dengan kondisi yang dialami para penderita Thalassemia, hal tersebut sangat memberatkan. Kalau dari kalangan keluarga mampu tidak menjadi masalah, tapi kalau dari kalangan tidak mampu, bagaimana sedangkan mereka sangat membutuhkan darah untuk menyambung hidup. (Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Memahami Dunia Bisnis

thumbnail
Judul Buku: Kata-kata Bijak Warren Buffet
Penulis: Mary Buffet & David Clark
Alih Bahasa: Daniel Wirajaya
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan: 2009
Tebal : ix + 240 halaman
Peresensi: Akhmad Sekhu*

Apa yang terlintas di benak kita kalau mendengar sosok nama Warren Buffet? Seorang investor paling berhasil di seluruh dunia yang sekarang menjadi pengusaha terkaya dan seorang dermawan terbesar. Bahkan orang-orang yang berpegang teguh pada kearifan master investor itu menyebut diri sebagai Buffettologist.
Salah seorang Buffettologist, David Clark, yang menyimpan banyak buku catatan berisi kearifan Warren tentang investasi, memesona Mary Buffet—penulis tiga buku metode investasi Warren, hingga kemudian mereka berdua menulis buku berjudul “Kata-kata Bijak Warren Buffet.” Sebuah buku yang menghadirkan filosofi bisnis Warren Buffet dalam bentuk kata-kata bijak yang cerdas, penuh humor, dan mudah diingat.
Dari buku ini sangat menyenangkan untuk dibaca karena benar-benar membuat kita berpikir. Bagi para Buffettologist, bahwa kebenaran ini mirip dengan pengajaran seorang ahli Tao. Semakin lama seorang siswa merenungkannya, semakin banyak yang terungkap darinya.
Mind-set bisnis Warrem Buffet, membuat kita memahami keruwetan dunia saham dan investasi, termasuk kita yang sama sekali tak paham keuangan, bisnis, dan investasi. Buku ini menginspirasi, mempertajam pikiran, dan menawarkan tips investasi tak ternilai yang dapat diaplikasikan setiap orang. Kita tidak akan pernah takut dan cemas akan keadaan ekonomi saat ini, jika sejak awal mengikuti pola pikir dan saran-sarannya.
Buku ini diawali dengan pembahasan “Menjadi Kaya dan Tetap Kaya.” Rahasia terbesar untuk menjadi kaya adalah membuat uang kita berlipat ganda, dan semakin besar jumlah yang kita miliki di awal akan semakin baik. Semakin besar kerugian kita, semakin besar dampaknya terhadap kemampuan kita untuk mendapatkan uang di masa mendatang. Inilah yang tidak pernah dilupakan oleh Warren. Ini juga alasan dia tetap mengendarai mobil VW Beetle kuno setelah dia menjadi multijutawan.
Diceritakan tentang Warren yang melakukan investasi pertamanya pada usia sebelas tahun, yaitu membeli tiga lembar saham perusahaan minyak City Services dengan harga $38, hanya untuk melihatnya terpuruk menjadi $27. Ia bertahan dan, setelah pulih kembali, ia menjualnya dengan harga $40 per saham. Tak lama setelah itu, nilainya melesat menjadi $200 per saham dan ia mempelajari pelajaran pertamanya dalam bidang investasi—kesabaran. Hal-hal baik terjadi pada orang-orang yang bersedia menunggu—asalkan kita memilih saham yang tepat.
Selanjutnya, pembahasan tentang “Bisnis” mengenai harga saham, manajemen, akuntansi sebagai bahasa bisnis, fenomena pasar, mengelola karier seperti investasi, sampai pada rahasia besar di balik strategi Warren untuk beli dan pegang saham. Pembahasan tentang “Para Mentor Warren” seperti Benjamin Graham, yang dikenal sebagai Dekan Wall Street, dalam mengembangkan konsep investasi nilai (value investing); Bill Ruane, teman kuliahnya di Columbia University; Bernard Baruch, tokoh investasi terkemuka di tahun 1920-an; Phill Fisher, investor ahli di zamannya.
Bahasan tentang “Pendidikan” mengenai kemampuan matematika yang diperlukan untuk menjadi investor hebat adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan kemampuan untuk menghitung prosentase dan probabilitas secara cepat. Juga tentang kita mendapatkan informasi untuk mengolah gagasan investasi dari media, yang berarti kita sepenuhnya bergantung pada wartawan untuk mendapatkan akurasi dan analisis yang tepat tentang apa yang terjadi. Menurut Warren yang selalu berpegang pada gagasan bahwa semakin baik gurunya, semakin cerdas murid-muridnya. Oleh karena itu, semakin pintar wartawannya, maka akan semakin baik masyarakatnya. Pengalaman adalah guru terbaik, tetapi dapat menjadi mahal jika kita belajar dari kesalahan kita sendiri. Jadi lebih baik belajar dari kesalahan orang lain. Inilah alasan Warren mempelajari dan meneliti kesalahan bisnis dan investasi orang lain menjadi bagian dari pola pendidikannya.
Pada bahasan tentang “Tempat Kerja,” Warren telah menemukan bahwa keahlian bisnis yang datang bersamaan dengan usia hampir tidak mungkin untuk diajarkan kepada para manajer yang lebih muda. Tentang integritas sebagai unsur kunci bagi filosofi manajemen Warren, bahwa ketika mencari orang yang akan dipekerjakan, kita mencari ketiga kualitas: integritas, kecerdasan, dan energi. Tetapi yang terpenting ialah integritas, karena jika mereka tidak memilikinya, dua kualitas lainnya, yaitu kecerdasan dan energi akan membunuh kita.
Berikutnya, pembahasan tentang analisis, penasehat, sampai pada orang-orang yang perlu dihindari. Lalu, tentang mengapa tidak melakukan diversifikasi, disiplin, kehati-hatian, dan kesabaran. Anjuran-anjuran; waspada terhadap kebodohan akibat ketamakan; kapan harus menjual, kapan harus pergi; kesalahan-kesalahan yang perlu diwaspadai; lingkaran kompetensi kita, sampai pada harga yang kita bayar. Terakhir, pembahasan tentang nilai ekonomi jangka panjang adalah rahasia untuk mengeksploitasi kebodohan bursa saham dalam jangka panjang.
Dengan membaca buku ini, bagi para Buffettologist, kata-kata Warren Buffett lebih dari sekadar pernyataan kebenaran yang sederhana; kata-katanya serupa dengan ajaran guru Tao dari China, karena semakin kita merenungkannya, semakin menunjukkan “jalan” atau “arah’ untuk mencapai kekayaan besar. Memang benar adanya.
Buku berisi kumpulan kutipan Buffett beserta interpretasinya ini untuk membantu kita menemukan “jalan” dengan membawa kita masuk lebih dalam ke pemikiran yang tercerahkan dari seorang investor dan dermawan terbesar dalam masa sekarang ini. Dengan harapan, kearifan yang terkandung di dalamnya akan membantu memperkaya hidup kita dengan membuat dunia kita menjadi tempat yang jauh lebih menguntungkan, dan lebih mudah menikmati, untuk hidup dan bekerja.
*)Pengamat buku, tinggal di Jakarta.Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Kehebohan Orang-orang Bodoh

thumbnail
Judul: The Stupid Mans: Orang-orang Bodoh yang Menggemparkan Dunia
Penulis: Hotimah
Penerbit: Cemerlang Publishing, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, 2008
Tebal: 203 halaman
Peresensi: Ahmad Fatoni*
Bodoh bukan berarti harus gagal, pintar juga tidak selalu berarti sukses. Kebodohan dan kepintaran adalah sesuatu yang relatif. Tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Seseorang yang pintar bisa saja menjadi bodoh dalam suatu hal. Begitu pula seseorang yang bodoh bisa saja menjadi pintar dalam hal tertentu. Seseorang tidak mungkin pintar dalam semua hal dan seseorang yang bodoh tidak mungkin juga bodoh dalam segala hal.
Buku The Stupid Mans ini hadir di hadapan Anda dengan cerita hidup berbagai tokoh mulai dari kalangan ilmuwan, politisi, pengusaha, sutradara, sastrawan sampai olahragawan, yang pada awalnya dianggap bodoh oleh orang-orang di sekitarnya. Tidak hanya dianggap bodoh, bahkan ada yang dianggap gila. Tapi kebodohan dan kegilaan itu pada titik tertentu berbalik 180 derajat. Lewat hasil-hasil penemuan membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang pintar. Karya-karya mereka menyuguhkan pengaruh besar dan menghebohkan jagad dunia.
Albert Einstein, misalnya. Einstein adalah seorang tokoh yang hebat, terutama dalam bidang ilmu fisika. Ia berjasa karena teori relativitasnya. Einstein terkenal sebagai seorang jenius dengan berbagai penemuan dan penghargaan yang didapatinya. Namun tahukah Anda jika pada masa kecilnya Einstein adalah anak yang bodoh? Einstein belum dapat berbicara sampai ia berusia 4 tahun dan tidak bisa membaca sampai berusia 7 tahun. Gurunya menggambarkan Einstein seorang yang lamban ingatannya dan seorang pengkhayal yang selalu terlena dalam lamunan-lamunan yang tolol. Karena ketololannya Einstein kemudian dikeluarkan dari sekolah tempat ia belajar.
Namun setelah kematiannya, keberadaan Einstein melahirkan inspirasi bagi banyak novelis, film, dan permainan. Einstein adalah sosok favorit sebagai ilmuwan pemberontak, gila, dan pelamun dengan ekspresi wajah serta model rambut yang amat mencolok.
Ilmuwan besar lainnya ialah Thomas Alva Edison. Ilmuwan serba bisa ini menghasilkan banyak penemuan, yaitu sekitar 1300 penemuan. Sebuah jumlah yang fantantis dan sulit mencari tandingannya hingga kini. Edison terutama sangat terkenal karena penemuan bola lampunya. Ia adalah seorang penemu terbesar dalam sejarah dunia. Tapi tahukah Anda bahwa Edison kecil adalah seorang anak yang dianggap bodoh dan lamban dalam mempelajari apa pun? Dia juga dianggap sebagai murid bebal yang sulit diatur.
Hampir semasa hidupnya Edison menderita pendengaran lemah. Meski begitu, dia lebih dari sekedar dapat mengatasi hambatan itu dengan kerja kerasnya yang mengagumkan. Ia percaya bahwa kesuksesan itu adalah 10% bakat dan 90% kerja keras. Pada 1928 Edison menerima penghargaan berupa sebuah medali khusus dari Kongres Amerika Serikat.
Adalah Charles Robert Darwin, ahli biologi terpopuler sepanjang sejarah. Jika Anda pernah mendengar tentang teori evolusi mengenai asal usul makhluk hidup. Toh demikian, benarkah seorang tokoh yang begitu melegenda sepanjang masa ini adalah seorang yang cerdas dan selalu sukses seumur hidupnya? Tidak. Darwin bukanlah seorang yang cerdas. Sejak masa anak-anak dan mudanya Darwin dianggap oleh gurunya sebagai anak yang memiliki tingkat kecerdasan di bawah standar umum.
Dari kalangan politisi terdapat Winston Churchill, penggagas hak asasi manusia. Nama Churchill tentu tidak asing lagi di dunia perpolitikan internasional. Ia adalah seorang negarawan, ahli pidato, pakar strategi dan mantan Perdana Menteri Inggris. Churchill juga seorang anggota Angkatan Laut Perang Inggris, pengarang yang cemerlang dan pernah memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 1953 untuk tulisan sejarahnya.
Akan tetapi, di balik semua kesuksesan, kepandaian, dan ketenarannya, ternyata Churchill pernah tidak naik kelas di kelas 6 SD. Masa kanak-kanak dan mudanya memang dihabiskan untuk ketololan dan kebodohan yang tidak perlu. Ia pun baru menjadi Perdana Menteri Inggris di usianya yang ke-62 tahun. Sumbangan-sumbangan terbesarnya pun muncul ketika ia sudah tua.
Lalu, pernahkah Anda mendengar nama Leo Tolstoy, pengarang novel Perang dan Damai (War and Peace), Anna Karenina, Kematian Ivan Ilych dan Hadji Murad? Ia adalah seorang sastrawaan Rusia abad ke-19, pembaru sosial, dan pemikir moral. Nama besar Leo Tolstoy dikenal karena gagasan-gagasannya tentang perlawanan tanpa kekerasan. Gagasannya ini mempengaruhi tokoh-tokoh abad ke-20 seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King, Jr. Sungguh besar dan tenar nama Leo Tolstoy. Namun tahukah Anda bahwa Leo Tolstoy pernah gagal kuliahnya?
Menyimak buku dengan sub judul Orang-orang Bodoh yang Menggemparkan Dunia ini akan menohok kesadaran pembaca bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya. Simak saja pengalaman Edison. Ia baru berhasil menemukan bola lampu setelah mengalami 2000 kegagalan. Ketika seorang sastrawan mewawancarainya, Edison menjawab “Tidak satu kali pun aku gagal, hanya saja aku perlu melewati 2000 tahap untuk menciptakannya.”
Demikian kisah orang-orang bodoh yang secara tak langsung ingin mengajarkan kita agar selalu bersikap arif dan sekali-kali tidak menganggap orang lain bodoh. Sebaliknya, bagi Anda yang merasa bodoh, saran penulis, janganlah merasa berkecil hati. Kebodohan bukanlah sesuatu yang harus disesali dan dibiarkan. Sebab, seperti cerita dalam buku ini, orang bodoh pun bisa jadi orang sukses.
*Praktisi Lab Bahasa Arab Universitas Muhammadiyah MalangKoran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Geliat Seniman Populerkan Seni Tradisional

thumbnail
Oleh: Ria Desy Saputra
Sejumlah seniman Indonesia yang menaruh keprihatinan terhadap nasib seni tradisional yang mulai ditinggalkan kini berupaya mengajak generasi muda untuk tetap melestarikannya dengan memberikan sentuhan modern agar dapat diterima dan dilestarikan.
"Saya ingin menyampaikan filosofi Jawa tanpa keruwetan, bagaimana agar mereka juga menyukai wayang yang sarat nilai-nilai positif itu," kata seorang seniwati tari senior Indonesia, Elly Luthan.
Elly mengungkapkan hal itu ketika bercerita tentang keterlibatannya dengan Teater KOMA sebagai Penata Gerak dalam produksi terbaru berjudul "Republik Petruk" yang berlangsung di Jakarta, 9-25 Januari.
Elly mengungkapkan dalam usianya yang telah lebih setengah abad, ia selalu memimpikan kesenian tradisi Indonesia bisa dicintai generasi muda dan dapat diambil sisi positifnya. Oleh karena itu dalam sejumlah karyanya, Elly berupaya membawa tarian tradisional namun mengkreasikannya dengan sisi modern. "Harapan saya, filosofi yang dikandung dalam suatu kesenian itu tidak hilang walaupun harus dilakukan banyak perubahan di dalamnya untuk tujuan estetika," katanya.
Seperti halnya dalam lakon "Republik Petruk", Elly mengemas penampilan para tokoh-tokoh pewayangan dengan koreografi tari yang lebih menarik dan kostum yang unik. "Harapan saya lewat `Republik Petruk` bisa menembus ke generasi masa kini, saya memimpikan bagaimana wayang dengan pakemnya itu akhirnya bisa disukai dan dipahami oleh anak-anak muda," katanya.
Dalam pertunjukan itu, tokoh-tokoh dalam pewayangan keluar masuk panggung tidak seperti halnya cerita dalam sendratari yang biasanya dengan tarian luwes dan gerakan perlahan.
Mustakaweni, yang diperankan aktris Cornelia Agatha, tampak memasuki panggung dengan dandanan rocker, gerakan yang menghentak dan berjingkrak, jauh dari kesan yang lembut. Demikian pula kisah Pandawa Lima yang semuanya mengenakan kostum pewayangan dipadu gaya Harajuku, serta tata gerak mereka yang bebas bergerak di atas panggung tanpa mengikuti pakem.
"Ide untuk membawa tokoh pewayangan seperti Petruk ke dalam pementasan teater adalah ide yang bagus dan luar biasa. Saya sangat terinspirasi untuk dapat menyampaikan filosofi-filosofi dalam wayang yang sangat luhur pada generasi muda dengan cara-cara baru yang dapat diterima," katanya.
Sementara itu Nano Riantiarno, sutradara dan penulis naskah "Republik Petruk" mengungkapkan ada banyak pesan positif yang ingin disampaikannya pada masyarakat dan pemerintah lewat pertunjukan itu.
"Sehingga agar pesan itu tersampaikan dengan efektif, kami harus menggunakan cara yang kreatif, termasuk menafsirkan kembali kisah pewayangan menjadi lebih bisa diterima oleh generasi masa kini," katanya.
Kreatif, Inovatif
Seniwati senior Indonesia Titiek Puspa juga memiliki cara yang tersendiri agar seni tradisional lebih populer dan dimintai generasi muda. Bersama Sanggar Tari Sangrina Bunda, ia mengkreasikan tari-tarian dari berbagai daerah dengan konsep yang lebih modern.
"Supaya anak-anak muda mau nonton, kita memang harus melakukan perubahan terhadap kemasan acaranya, biasanya kalau tarian bisa dari kostumnya yang didesain lebih bagus dengan mengajak desainer muda, atau juga koreografinya yang ditambah improvisasi lagi supaya lebih menarik," ujar Titiek yang sudah delapan tahun mendukung Sanggar Sangrina Bunda berpentas di berbagai negara di dunia.
Koreografer tari, Tom Ibnur mengatakan kreasi baru atau modifikasi dalam tari-tarian daerah penting dilakukan sebagai salah satu bentuk pendekatan terhadap generasi muda agar seni tradisi itu tetap disukai dan dilestarikan. "Yang terpeting pakemnya tidak dihilangkan kreasi baru itu tidak apa dilakukan," katanya.
Tom menambahkan komposisi kreasi baru atau modifikasi dalam tarian biasanya dilakukan secara seimbang masing-masing 50 persen. Unsur klasik itu biasanya soal interpretasi ulang atas pakem tarian yang sudah ada dan mendesain ulang kostum penari dan tata panggung. "Kalau semuanya klasik kan penonton juga tidak semuanya bisa menyukai, apalagi kalau tarian Jawa biasanya sangat lama dan lembut sekali gerakannya sehingga tidak sabar menunggu," katanya.
Titiek Puspa menambahkan, kerja keras para seniman berkreasi untuk mempopulerkan seni tradisional pada generasi saat ini, yang tak kalah penting adalah mengajak semua pihak untuk mencintai kesenian Indonesia itu sendiri.
Pemerintah pusat, pemerintah daerah, para pelaku seni, penonton seni pertunjukan, dan juga masyarakat pada umumnya juga harus menyukai seni budaya negerinya sendiri dan memberikan perhatian yang lebih untuk kelangsungan kelestariannya.
"Kesenian adalah salah satu pintu gerbang diplomasi kita dengan bangsa lain di dunia, hampir semua negara yang pernah saya kunjungi dalam rangka mengenalkan kebudayaan Indonesia menerima kehadiran kami dengan baik. Maka marilah kita menolong seni tradisi bangsa ini agar tidak punah, ada banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya menunjukkan apresiasi positif atau dukungan dana dan fasilitas untuk dapat berkesenian," demikian Titiek Puspa.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Pemahaman Multikulturalisme Masih Terbatas

thumbnail
Cakupan arti multikulturalisme yang menekankan perhargaan terhadap keanekaragaman budaya masih terbatas, akibatnya masih terdapat entitas lain yang belum masuk dalam tataran tersebut meski kondisi zaman terus berkembang.
"Karena itu, kami akan terus memperjuangkan identitas komunitas yang selama ini diabaikan dalam kerangka multikulturalisme," kata Direktur Pelaksana Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Mukhotib MD.
Menurut Mukhotib, komunitas yang terabaikan tersebut sangat beragam, misalnya dalam orientasi seksual, identitas gender, pilihan profesi dan juga pilihan hidup. Apalagi selama ini multikulturalisme masih sebatas pengkotak-kotakkan dalam suku, agama, ras, warna kulit dan bahasa yang digunakan.
"Tantangan untuk mengubah paradigma multikulturalisme tersebut memang berat, karena masyarakat umum terlanjur memiliki pandangan untuk melihat manusia dalam pandangan yang sempurna, padahal tidak semua manusia sempurna," paparnya dikutip Antara.
PKBI berharap pengakuan multikulturalisme dalam artian yang lebih luas memungkinkan semua golongan mendapatkan perlakuan yang sama terutama menyangkut kesehatan reproduksi, seksualitas, HIV/AIDS, kekerasan berbasis gender dan hak asasi manusia (HAM).
Untuk tu, kata dia, PKBI DIY merekomendasikan beberapa pokok pikiran, di antaranya bahwa aktor perubahan sosial terletak pada masyarakat umum dan perlunya penggalangan solidaritas untuk memastikan perjuangan identitas tersebut. "Kami akan membangun blok sosial baru yang akan digunakan sebagai wadah kerja yang berakar pada komunitas itu sendiri," ujarnya.
Sementara itu, ST Sunardi, Direktur Ilmu Religi dan Budaya (IRB) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, menyatakan agar perjuangan yang didasari multikulturalisme dilakukan secara hati-hati sehingga tidak terjebak sebagai kelompok yang hanya ikut-ikutan saja.
Menurut dia, persoalan utama dalam memperjuangkan identitas tersebut adalah arti identitas dari rekan-rekan kerja PKBI telah dibiaskan secara moral. "Meski demikian saya ingin mengingatkan bahwa kekuatan dari sebuah identitas tidak bisa hanya diraih dengan cara melakukan organisasi komunitas saja," katanya.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Seni Karawitan Kurang Dapat Perhatian Di Sekolah

thumbnail
Seni budaya tradisional Jawa khususnya karawitan masih belum mendapat perhatian khusus di sekolah-sekolah, sehingga upaya pembinaan terkesan masih seadanya.
"Di sekolah-sekolah, banyak yang sudah memiliki instrumen untuk kesenian karawitan, tetapi tidak ada pembinaan," kata Chandra Kirana, ketua panitia sarasehan karawitan di Yogyakarta, pekan lalu.
Menurut Chandra Kirana, lemahnya pembinaan tersebut juga disebabkan dari unsur pembinanya yaitu guru belum memiliki kecakapan untuk melakukan pembinaan kepada anak didik.
Oleh karena itu, lanjut Chandra, sarasehan tersebut difokuskan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan guru sekolah dasar (SD) ,sehingga mereka bisa meletakkan dasar kecintaan terhadap seni budaya Jawa utamanya karawitan kepada siswa.
Ia berharap, dengan sarasehan tersebut dapat mengubah situasi di mana anak-anak tidak lagi hanya bisa melihat instrumen karawitan tanpa mampu mengapresiasinya.
Hasil sarasehan tersebut kemudian akan dipublikasikan ke masyarakat umum, sehingga mereka mengetahui masalah dalam pengembangan seni budaya tradisional dan akan direkomendasikan ke instansi terkait sehingga dapat menjadi dasar program yang akan mereka lakukan. "Biasanya instansi terkait hanya menginginkan hasilnya saja tanpa mau bersusah payah melakukan prosesnya, padahal proses itu adalah bagian yang penting," katanya.
Sementara itu, Soekardjo Danasworo, Ketua Umum Rembug Seni Budaya Tradisional Jawa (RSBTJ) Kota Yogyakarta menyatakan pentingnya pembinaan seni budaya sejak dini karena akan lebih mudah direkam oleh anak-anak dan akan ikut menentukan arah kejiwaan menuju kecintaan pada budaya yang adiluhur. "Pengayaan terhadap pelatih dan pembibitan anak berbakat ini diilhami oleh sistem pendidikan tabularasa dan semakin dini penanaman kepada anak didik, maka akan semakin mampu membawa ke arah yang dimaksud," katanya dilansir Antara.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Spritualisme Orang Bali Menurun

thumbnail
Sebagian orang Bali mengalami perubahan gaya hidup akibat perkembangan pariwisata yang cukup pesat. "Sebagian hidup orang Bali itu mengalami pergeseran dan semangat spiritualisme menurun seperti yang disinyalir Dr. Arthur Gillette, mantan Direktur UNESCO," kata Guru Besar Univesitas Udayana Prof. Dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta.
Pria yang menjabat Direktur Program Pasca-Sarjana Universitas Udayana itu mengatakan, akibat pergeseran tersebut sikap hidup lebih berorientasi pada kebendaan, sehingga profesi sebagai petani tidak lagi dianggap mulia karena tidak mampu memberikan masa depan yang cerah.
"Bahkan pekerjaan petani erat kaitan dengan kemiskinan dan keterbelakangan, karena produktivitasnya sangat rendah," tutur Dewa Suprapta yang juga Kepala Laboratorium Biopestisida Fakultas Pertanian Unud.
Ia mengatakan, penilaian dan sikap terhadap petani dan pertanian tersebut kurang profesional, padahal pertanian merupakan akar budaya Bali yang tetap dilestarikan keberadaannya, yang kini menjadi salah satu daya tarik wisatawan mancanegara maupun nusantara untuk berliburan ke Pulau Dewata.
Untuk tetap eksis dan berkembangnya sektor pariwisata di Bali, aktivitas pertanian harus secara terus menerus dikembangkan dan direvisi, salah satu di antaranya mensinergikan pembangunan bidang pertanian dengan pariwisata.
Sistem pertanian tradisional yang dikembangkan petani Bali secara turun temurun mampu mendukung tingkat kesejahteraan serta melestarikan kebudayaan Bali.
Budaya Bali yang dikembangkan sebagai aktualisasi ajaran agama Hindu mempunyai kaitan erat dengan bidang pertanian.
Peran yang sangat penting dalam menciptakan dan melestarian budaya Bali lebih dominan dilakukan penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani.
Petani mengembangkan organisasi subak, selain efektif dalam mengatur air irigasi secara adil juga mempunyai peran yang sangat penting dalam pelestarian dan mengembangan seni budaya Bali, katanya.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Wisatawan Meningkat, Pengangguran Berkurang

thumbnail
Meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali yang mencapai dua juta orang selama tahun 2008 memberikan dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja.
Kunjungan wisatawan yang meningkat sekitar 20,01 persen dibanding tahun sebelumnya sebanyak 1.521.064 orang memberikan indikasi terhadap semakin membaiknya perekonomian Bali, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Bali Ida Komang Wisnu kepada Antara.
Membaiknya tingkat perekonomian Bali juga membawa imbas terhadap bertambahnya penyerapan tenaga kerja serta berkurangnya tingkat pengangguran.
Dari 2.099.278 orang yang tergolong dalam angkatan kerja, hanya 69.548 orang atau 3,31 persen yang tidak bekerja (pengangguran terbuka) hingga September 2008.
Jumlah pengangguran tersebut berkurang 8.100 orang dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya tercatat 77.600 orang.
Pengangguran terbuka tersebut lebih terkonsentrasi pada daerah perkotaan yang mencapai 40.200 orang dan 29.300 orang sisanya di daerah pedesaan.
Ida Komang Wisnu menjelaskan, hampir semua lapangan usaha di Bali mengalami peningkatan dalam penyerapan tenaga kerja, kecuali sektor industri dan lembaga keuangan.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyerap penambahan tenaga kerja sebanyak 19.300 orang menempati urutan tertinggi dibanding sektor-sektor lainnya.
Sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi menempati urutan kedua dengan penambahan sebanyak 15.400 tenaga kerja, menyusul sektor jasa bertambah 15.000 orang dan sektor pertanian meningkat 12.200 orang.
Kabupaten Bangli dan Tabanan tercatat tingkat pengangguran paling rendah dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali dari total jumlah pengangguran terbuka di Pulau Dewata.
Pengangguran di Kabupaten Bangli tercatat 2,57 persen, Tabanan 2,8 persen, sementara pengangguran terbuka terbesar tercatat Kota Denpasar yang mencapai 4,41 persen dan Kabupaten Jembrana 4,11 persen, kata Ida Komang Wisnu.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Mangunharjo Miliki Potensi Wisata Kuliner Kepiting

thumbnail
Kawasan Mangunharjo, Kecamatan Tugu Kota Semarang berpotensi untuk dikembangkan menjadi tempat wisata kuliner khususnya masakan kepiting karena masyarakat setempat mengembangkan budidaya kepiting.
Wali Kota Semarang, Sukawi Sutarip mengatakan, daerah Mangunharjo dapat dikembangkan menjadi tempat wisata kuliner antara lain sebagai tempat pemancingan kepiting dan sekaligus langsung bisa dimasak. "Sebagian masyarakat di sini telah mengembangkan budidaya penggemukan kepiting dan hasilnya luar biasa," katanya usai menyaksikan panen kepiting yang dikelola kelompok tani Mina Karya Utama Kelurahan Mangunharjo.
Sukawi Sutarip mengatakan, di daerah ini bisa dibuat rumah makan khusus kepiting dan pengunjung bisa langsung memancing sendiri, tetapi masyarakat atau pengelola harus benar-benar konsisten untuk selalu mengembangkan kepiting ini agar kebutuhannya bisa terpenuhi. "Memancing kepiting ternyata lebih mudah dan menyenangkan. Mudah-mudahan ini menjadi tren baru, kalau pemancingan ikan sudah ada di mana-mana, tetapi pemancingan kepiting belum ada," katanya.
Menurut dia, rumah makan kepiting itu tidak perlu tempat khusus, di rumah-rumah warga bisa dikembangkan sebagai rumah makan, tetapi lingkungannya juga harus mendukung program penghijauan.
Ia mengatakan, sekarang ada 40 petak tambak yang digunakan untuk budidaya kepiting, nanti kalau maju bisa merangsang masyarakat yang lain untuk mengembangkannya dan bisa ratusan petak sehingga Semarang akan terkenal sebagai penghasil kepiting.
Wali kota mengatakan ada jenis kepiting besar yang satu ekornya bisa mencapai berat dua kilogram, kalau ini bisa dikembangkan akan menjadi daya tarik.
Ketua Kelompok Tani Mina Karya Utama, Abdul Aziz mengatakan, masa pemeliharaan atau penggemukan kepiting maksimal 25 hari. "Bibit kepiting setelah dipelihara 25 hari bobotnya akan bertambah satu hingga dua ons per ekor," katanya.
Ia mengatakan, Kelompok Tani Mina Karya Utama yang beranggotakan 40 orang telah mengembangkan budidaya kepiting selama tiga tahun. Pada panen kali ini harga kepiting betina bertelur Rp130 ribu/kg, kepiting jantan Rp60 ribu/kg.
Menurut dia, pembelinya adalah kalangan hotel, restoran, dan rumah makan. "Pembelinya dari lokal dan harganya bagus," katanya.
Sementara bibit kepiting dari masyarakat sekitar dan dari Kendal, harganya Rp30 ribu/kg. Pada musim penghujan seperti ini, tingkat kegagalan pemeliharaan sekitar tujuh persen. Untuk setiap petak tambak dengan 100 kg kepiting, petani bisa untung sekitar Rp2,9 juta.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Museum Belum Jadi Tujuan Wisata Pelajar

thumbnail
Museum yang ada di Yogyakarta sampai sekarang belum menjadi tujuan utama wisatawan khususnya kalangan pelajar, padahal kota ini memiliki puluhan museum yang beraneka ragam.
"Keberadaan museum tidak hanya sekedar menyimpan barang-barang koleksi, namun juga merupakan tempat penelitian, pendidikan, riset dan sebagai objek wisata," kata Humas Badan Musyawarah Museum (Barahmus) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Bambang Widodo kepada Antara.
Jumlah pengunjung museum terutama dari kalangan pelajar dinilai masih memprihatinkan, meskipun pada saat libur sekolah. Mestinya pihak sekolah mengarahkan agar siswanya mengunjungi museum saat libur sekolah. "Dari 28 museum yang ada di DIY yang sebagian dikelola pemerintah dan sebagian lagi dikelola swasta maupun perorangan, hanya sebagai kecil yang banyak dikunjungi pelajar terutama saat libur sekolah," kata Bambang Widodo.
Selama ini sebagian masyarakat masih beranggapan bahwa museum hanya sebagai gudang menyimpan barang rongsokan dan usang, sehingga mereka menilai tidak menarik untuk dikunjungi, apalagi sebagai objek wisata pendidikan. "Padahal melalui museum bisa ditelusuri perkembangan sejarah dan budaya peradaban manusia serta kehidupan seorang tokoh. Museum merupakan gudang ilmu yang bisa digali secara terus menerus," kata Bambang Widodo.
Ia mengatakan Barahmus DIY memiliki program pengenalan museum bagi guru dan siswa berupa tur wisata ke sejumlah museum di daerah ini.
Oleh karena itu, kegiatan ini sengaja digelar dengan mengundang para guru dan siswa agar mereka tidak saja mengenal para tokoh dari buku teks, namun bisa langsung melihat barang peninggalannya.
Rencananya kegiatan semacam itu akan digelar secara rutin dengan tujuan agar para siswa dan guru di daerah ini memiliki apresiasi dan menyintai museum, sehingga mereka nantinya bisa memanfaatkannya sebagai wahana menambah wawasan ilmu pengetahuan.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009

Wisata Bagendit Belum Sediakan Cindera Mata

thumbnail
Kawasan wisata situ (danau) Bagendit di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jabar meski dipenuhi kios makanan dan minuman ringan, namun masih belum tersedia toko khusus cindera mata khas daerah setempat.
Banyak wisatawan yang berkunjung terutama dari luar daerah tidak bisa membawa pulang kenangan berupa oleh-oleh khas Garut maupun produk kerajinan Banyuresmi, padahal kini terdapat sekitar 50 kios, namun hanya menyediakan makanan dan minuman ringan, ungkap Sekretaris Camat setempat, H. Nurodin kepada Antara.
Sementara itu wisatawan yang berdatangan pada Sabtu dan Minggu rata-rata mencapai 5.000 orang, menikmati panorama wisata alam, yang pertama kali dilakukan penataannya oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1913.
Dengan total areal perairan seluas 120 ha, yang kini terus mengalami penyusutan hingga kurang dari 80 ha, selain akibat banyak ditumbuhi tanaman liar eceng gondok juga sepanjang bibir pantainya dijadikan areal persawahan oleh penduduk sekitarnya.
Dihubungi Antara secara terpisah Wakil Bupati Garut, Memo Hermawan mengatakan, pada lokasi wisata tersebut juga dihuni 13 jenis burung langka di antaranya burung kenari, belibis serta burung gelatik.
Karena itu selaku Ketua Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)Cabang Garut, Memo Hermawan menyatakan perlunya segera dibangun jalan lingkar yang mengelilingi obyek wisata itu untuk wisata berkuda serta pendirian sejumlah penginapan.
Namun dia mengingatkan, agar upaya peningkatan kualitas pemberdayaan situ Bagendit melibatkan masyarakat sekitarnya. Dengana demikian, mereka tidak hanya sebagai penonton melainkan bisa ikut serta menikmati sumber daya alamnya.
Termasuk terus dilakukannya motivasi terhadap penduduk sekitarnya untuk memproduksi beragam jenis cindermata khas Garut, di antaranya miniatur moda angkutan rakit dan miniatur laga domba Garut.
Selain itu hendaknya dilakukan penataan para penjual makanan dan minuman ringan agar tidak terkesan semrawut dan kumuh, menyusul potensi alam ini telah melegenda sejak ratusan hingga ribuan tahun lalu, sebagai cerita rakyat turun-temurun.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009