Home » » Bisnis Sandal Ban Bekas

Bisnis Sandal Ban Bekas

OLEH: HERNAWARDI
Bagi seseorang yang memiliki naluri bisnis, barang tak berharga bisa dibuatnya menjadi barang berharga bernilai jual tinggi. Umpamanya ban bekas, Jika selama ini banyak ditemukan potongan ban bekas di tempat pembuangan sampah (TPS) atau banyak bergelantungan di bengkel-bengkel sepeda motor, namun yang terjadi di Lingsar, Lombok Barat, NTB, justru barang bekas yang satu ini sungguh berharga dan sayang jika harus dibuang percuma.
Daya kreatif dan motivasi bisnis Yudamadi (38) warga Lingsar untuk membuat kerajinan sandal dari ban bekas ternyata bisa menghasilkan uang. Ban bekas yang selama ini banyak diabaikan masyarakat, ia sulap menjadi sebuah kerajinan alas kaki alias sandal.
Terhitung sejak lima tahun lebih Yudamadi menekuni usaha kerajinan yang satu ini. Semenjak puitus sekolah SMA, Yuda, sapaan akrabnya mencoba peruntungan hidup menjadi guide atau pemandu wisata. Kemampuannya berkomunikasi dalam bahasa Inggris, rupanya menjadi alasannya untuk terjun sebagai guide. Iapun tak belajar dari kursus atau pelatihan sejenis lainnya. Namun ia belajar dari pengalamanannya secara otodidak karena sering mangkal di daerah pariwisata.
Pekerjaan itu dilakoninya dari tahun 1994-2003 di kawasan wisata Bali. Namun pupuslah harapan Yuda bergelut dengan profesinya itu. Kasus bom Bali saat itu meluluhlantahkan perkerjaannya , praktis wisatawan jadi sepi. Orderpun ikut berpengaruh. Akibat dari semua itu, Yuda balik kampung dan memulai usaha barunya sebagai perajin sandal bekas.
Keinginan menjadi perajin sandal bekas, datang begitu saja, tanpa terpikir sebelumnya. Namun setelah memulainya ternyata mengasyikkan juga. Keterampilan itulah yang membuat masyarakat di lingkungannya mulai banyak yang memesan, terutama para sekeha gendang beleq baik yang ada di lingsar maupun luar lingsar.
Kerajinan sandal Yuda lambat-laun berkembang dengan pesatnya seiring dengan pesanan yang semakin banyak mengalir. Menurut konsumennya, sandal buatan Yuda bentuknya indah dan nyaman dipakai. Itung-itung sebulannya ia berhasil menyelsaikan 180 lebih pasang sandal yang dianyamnya sendiri, itupun tanpa bantuan karyawan.
Selama Yuda menekuni usaha ini banyak motif lahir dari kreasinya. Sebutlah misalnya seperti motif jamur, jaka tingkir yang banyak talinya, model jempol, model slop dan banyak yang lain. Dari sekian model tersebut yang paling banyak dicari model jaka tingkir. “Hampir 80 pasang lebih dipesan jika ada yang minta,” tukas Yuda.
Berbicara pemasaran Yuda mengaku, hingga saat ini sandalnya sudah bisa dipasarkan ke Bali, Sumbawa, Bima bahkan ke Aceh sekalipun. Harganya untuk satu pasang Rp 12.500 baik ukuran besar maupun kecil. Namun banyak juga teman guidenya yang menjualnya hingga Rp 70-80 ribu per pasang.
Dari sisi keuntungan, Yuda mengaku cukup lumayan. Dari modal pembelian ban bekas Rp 6-7 ribu Yuda bisa menarik keuntungan hingga Rp 25 ribu untuk satu buah ban. Sandal buatan Yuda ini tak kalah dengan sandal merk lain seperti homy ped. Sandal ban bekas Yuda cukup kuat, empuk dan elastis di kaki apalagi musim hujan. ‘’Selain terampil bikin sandal dari ban bekas, saya juga bisa perbaiki beduq. Jika ada beduq yang rusak hubungi saya,” canda Yuda ngakak.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009
Thanks for reading Bisnis Sandal Ban Bekas

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar