Home » » Belajar Sukses Dari Kupu-Kupu

Belajar Sukses Dari Kupu-Kupu

Judul: Dari Kepompong Menjadi Kupu-kupu, Refleksi Menuju Sukses Diri dan Organisai.
Penulis: Drs. HD Iriyanto, MM
Penerbit: Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan: 1 Januari 2009
Peresensi: Danuji Ahmad*
Proses terbentuknya kepompong menjadi kupu-kupu sungguh sangat menakjubkan. Ulat yang nampak jelek ternyata mampu bermetamorfosis secara fantastis dan elastis menjadi kupu-kupu. Makhluk yang indah, dinamis, bahkan juga dapat membantu reprodruksi tanaman. Proses perubahan dari kepompong menjadi kupu-kupu inilah yang dikupas Drs. HD. Iriyanto, MM dalam buku yang berjudul “Dari Kepompong Menjadi Kupu-Kupu” ini.
Memang ada beberapa binatang yang mampu melakukan perubahan seperti halnya dengan kepompong. Bunglon misalnya. Bagaimana ia mampu merubah warna kulit tubuhnya di mana ia berada atau bertempat tinggal. Akan tetapi, perubahan tersebut tidak sefundamental kupu-kupu. Bunglon belum mampu menyentuh pada perubahan karakter dan kinerja sebagaimana yang dilakukan kepompong.
Lalu pelajaran apa yang dapat dipetik manusia dari metamorfosis kupu-kupu? Manusia dengan segala kekurangannya dapat bertumbuh dan berkembang ke arah yang baik. Iriyanto sang penulis buku ini awalnya juga orang yang miskin dalam hal materi. Namun ia kreatif dan progresif dengan ide-ide cemerlang untuk mendirikan lembaga bimbingan belajar.
Dengan modal dengkul, Iryanto berhasil mendirikan lembaga bimbingan belajar itu. Bahkan lembaga yang didirikannya sekarang tersebar di seluruh penjuru Nusantara dengan nama Primagama. Diapun akhirnya menjadi kupu-kupu yang dapat memberikan pencerahan bagi bangsa dan tanah airnya lewat lembaga pembelajaran yang didirikannya tersebut.
Penulis juga menampilkan contoh sosok Ucok Baba yang memiliki banyak keterbatasan fisik tetapi mampu meraih sukses. Secara materi ia kekurangan. Fisiknya pendek, kurang lebih setinggi 50 cm tidak sampai setinggi orang dewasa pada umumnya. Menjadi pemain sepak bola mustahil ia lakukan. Menjadi perenang tentu ia akan ketinggalan dengan lawan-lawannya. Apalagi menjadi seorang artis. Tentu satu-satunya profesi yang bisa ia lakukan saat itu adalah mengemis di pinggir jalan untuk mengail uang recahan. Tapi tidak bagi Ucok. Dengam tekad, pemuda asal Medan inipun akhirnya memutuskan hijrah ke ibu kota untuk mengadu nasib di kota metropolitan tersebut. Berbagai cemoohan, caci maki, dan segala penolakan pernah menghampirinya. Tapi Ucok tetap percaya bahwa suatu saat keberuntungan pasti akan datang menghampirinya. Siapa sangka, Ucok sekarang selalu tampil menghiasi layar kaca kita. Diapun akhirnya menjadi kupu-kupu bagi keluarganya (hal 3).
Anda adalah apa yang anda pikirkan! Pikiran atau yang biasa kita sebut dengan pandangan hidup adalah hal yang sangat subtantif untuk menuntun kehidupan manusia. Kemanapun ia akan pergi, segala aktivitas yang ia lakukan sangatlah ditentukan oleh kualitas pikiran tersebut. Kesuksesan sangat ditentukan oleh bagaimana kita berpikir untuk dapat mewujudkannya.
Penulis menekankan tiga hal penting untuk sukses yang disebut Triple “R”. “R” yang pertama adalah membangun dan mengembangkan hubungan dengan diri sendiri (self relationship). Mengenali diri sendiri sangat penting untuk mengetahui bakat, hasrat, dan nilai-nilai yang kita dengan baik. Aspek ini menimbulkan kesadaran untuk memahami aspirasi dan kebutuhan diri dengan jernih. Sehingga tekad untuk memperjuangkan cita-cita akan tetap bergelora meski banyak rintangan yang menghadang.
“R” yang kedua adalah membangun dan mengembangkan hubungan dengan orang lain (customer relationship). Cara ini perlu dilakukan untuk menumbuhkan sikap proaktif yang dapat membantu dalam megambil respon yang positif. Kepekaan akan mempertimbangkan baik dan buruk, untung dan rugi dapat kita pecahkan dengan sebaik mungkin. “R” yang ketiga adalah membangun dan mengembangkan hubungan dengan organisasi (organizantion relantionship). Dalam hal ini kita harus mampu membuktikan seberapa besar peran kita bagi organisasi. Seberapa besar kita merubah organisai tersebut secara fundamental hingga mampu menyentuh karakter dan kinerjanya sebagaimana kepompong merubah dirinya menjadi kupu-kupu.
*) Peneliti pada Laboratirium Politik Fak. Syariah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Koran Pak Oles/Edisi 167/16-31 Januari 2009

Thanks for reading Belajar Sukses Dari Kupu-Kupu

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar