Home » » Strategi Atasi Anak Berkebutuhan Khusus

Strategi Atasi Anak Berkebutuhan Khusus

Psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Frieda Mangunsong mengatakan, perlu ada strategi pelayanan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah. Setiap ABK mempunyai masalah berbeda karena kecacatan dan tingkat keparahan yang berlainan. Karena itu perlu berbagai pertimbangan khusus untuk mendapat pelayanan pendidikan,’’ kata Frieda dalam seminar Launching Yayasan Anak Spesial Indonesia (Yasin) di Cilacap, Jateng, Sabtu (17/1).
Menurut Frieda, pelayanan pendidikan yang diberikan pun lebih khusus dan bervariasi, tidak hanya dalam hal materi tetapi juga metode, alat, evaluasi serta strategi pengajarnya yang harus disesuaikan dengan variasi setiap anak. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan strategi pengajaran ABK antara lain tipe kecacatan dan tingkat keparahan anak serta tingkatan usia anak.
Meski begitu, lanjut Frieda, prinsip penting dalam penanganan anak berkelainan adalah bantuan intervensi dini. ‘’Umumnya, kecacatan seperti down syndrome, cacat ganda, dan yang tergolong berat merupakan sindroma khusus yang dapat didiagnosa sejak anak berusia dini,’’ katanya.
Kebutuhan anak-anak tersebut tidaklah dapat dipenuhi oleh satu ahli atau satu bentuk bantuan saja, tetapi akan sangat efektif jika ditangani bersama dari berbagai ahli sejak dini. Pendekatan dan strategi instruksional yang bisa digunakan untuk anak-anak berkebutuhan khusus antara lain melalui pendidikan remedial dan pendidikan tambahan, pengajaran langsung, analisis tugas, pengajaran bertahap serta latihan persepsi-motorik.
Psikolog UI lain, Shinto B Adelar mengatakan, seorang anak disebut berkebutuhan khusus karena memiliki kendala (fisik, kognisi, sosial, emosional) sehingga mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Anak itu juga memiliki kecerdasan sangat tinggi sehingga memerlukan penanganan khusus agar dapat berkembang secara optimal.
Dalam hal hambatan fisik, ABK memiliki gangguan fungsi otak, kelainan atau gangguan neurologis, gangguan pendengaran/penglihatan, gangguan bicara, cacat tubuh, dan masalah motorik-kinestetik. Sementara untuk masalah kognitif meliputi kecerdasan amat rendah (terbelakang), kecerdasan sangat tinggi, konsentrasi, ingatan, komunikasi (bahasa), kemampuan visual, verbal dan spasial. Masalah sosial emosional meliputi kecemasan, regulasi (kendali) emosi, depresi, stres, trauma dan conduct disorder (delikuensi).
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009
Thanks for reading Strategi Atasi Anak Berkebutuhan Khusus

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar