Home » » Jamu Luar Negeri Ancam Jamu Indonesia

Jamu Luar Negeri Ancam Jamu Indonesia

Produksi jamu luar negeri yang banyak masuk secara ilegal ke dalam negeri, terutama dari China, menjadi ancaman yang cukup serius terhadap perkembangan produk jamu-jamu tradisional di Indonesia. ‘’Pemerintah harus segera memproteksi itu untuk menyelematkan produksi jamu-jamu tradisional di Indonesia,’’ kata Ketua Umum DPP Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu), DR Charles Saerang pada pelantikan pengurus DPD GP Jamu Provinsi Jambi periode 2009-2013 di Jambi, Senin (19/1).
Produk jamu-jamu tradisional Indonesia yang mampu menyerap tenaga kerja hampir 3,5 juta orang harus diselamatkan dari ancaman itu. Produsen jamu Indonesia yaitu perusahaan jamu besar dan kecil, usaha jamu racikan dan usaha jamu gendong di Indonesia hingga tahun 2004 telah mencapai 1.166 unit industri obat tradisional yang terdiri dari 129 industri besar dan sisanya industri kecil dan rumah tangga.
Sekarang ini juga menjadi kerisauan bagi pengusaha jamu Indonesia, karena di Singapura dan Malaysia berkembang isu produk jamu Indonesia itu mengandung zat kimia atau Bahan Kandungan Obat (BKO). Masalah-masalah yang muncul itu menjadi perhatian serius pemerintah. Total omzet produk jamu Indonesia terkini yang mencapai 7,2 triliun ikut memberi kontribusi terhadap pemasukan keuangan negara.
Untuk meningkatkan daya saing pasar jamu tradisional di pasar internasional, terutama pasar ASEAN yang kini dikuasai Cina, pemerintah harus mendorong usaha-usaha kecil jamu tradisional, karena selama ini sebagian besar terbentur modal. Sementara industri kecil mendapat kredit usaha dari bank terbentur masalah likuiditas atau suku bunga tinggi, 12-15%.
Idealnya suku bunga itu 2% baru mampu mendongkrak perkembangan usaha kecil dan menengah jamu tradisional Indonesia. ‘’Kita harus mensyukuri produk jamu tradisional Indonesia sampai kini tetap tumbuh 20 persen meski saat ini krisis ekonomi global melanda dunia. Pada krisis ekonomi dan moneter melanda Indonesia pada 1998 juga tumbuh 20 persen,’’ katanya. Pelantikan Pengurus DPD GP Jamu Provinsi Jambi periode 2009-2013 yang diketuai Reza Pahlevi dihadiri Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin dan Ny Ratu Munawaroh, dan Deputi II Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Ruslan Asfan.
Terkait 101 tanaman obat-obatan di Jambi sesuai hasil penelitian Tim Asia Medika Jakarta era 1990-an, Charles menilai kurang dipublikasikan untuk dimanfaatkan. ‘’Pemprov Jambi harus mempromosikan potensi jenis tumbuhan obat agar dilirik perusahaan-perusahaan farmasi dan perusahaan jamu tradisional di Indonesia,’’ pinta Charles.
Jenis tumbuhan itu bisa dikembangkan oleh industri kecil obat tradisional (IKOT), sebab selama ini perusahaan jamu tradisional baru memfokuskan pada tanaman seperti kencur, kunyit, samiloto, temu lawak, jahe dan madu lebah. Potensi tanaman obat di Indonesia cukup banyak, namun belum dikelola dan dikembangkan menjadi produk jamu dan obat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat karena minimnya Sumber Daya Manusia (SDM). Lembaga-lembaga penelitian dan perguruan tinggi di Indonesia selama ini marak meneliti tanaman obat, namun tidak terkoordinir, tumpang tindih dan masih setaraf kepentingan akademis. Karena itu, DPP GP Jamu minta pemerintah memberi kemudahan untuk penelitian bahan baku produk dari tanaman obat.
Berdasarkan catatan Balai Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi ikut melakukan penelitian bersama Tim Asia Medika Jakarta pada era 1990-an menemukan 101 jenis tumbuhan obat akar ampelai kijang (tetracera scandens mon) yang bisa digunakan untuk obat mules dan luka. Ampedu tanoh (eurycoma longifolia jack) untuk obat malaria, akar kuduk kuya atau akar terperinggil (unidentifield) untuk obat diare berdarah, dan batuk berdahak, daun puar (amomun sp) obat gatal-gatal dan getah jernang (daemonorops sp) obat pusing dan demam, dan daun sedingin (kalanchoe pinnata pers) untuk obat mandul dan demam. (Ant)
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009
Thanks for reading Jamu Luar Negeri Ancam Jamu Indonesia

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar