Home » » Terbitkan Ijasah Plus Kompetisi

Terbitkan Ijasah Plus Kompetisi

Tantangan terberat kaum muda dalam mengarungi era globalisasi adalah mensinergikan teori pendidikan dan praktek di lapangan praksis. Hal ini menjadi keprihatinan Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro.
Ranah pendidikan, menurut Wardiman Djojonegoro, harus melaksanakan "link" dan "match" agar generasi baru siap berkompetisi di era globalisasi. "Link" dan "match" pada hakekatnya adalah peningkatan mutu agar kompetensi siswa sesuai dengan tantangan globalisasi. "Itu merupakan keharusan mutlak dalam persaingan global, agar bangsa kita tidak tertinggal dan mampu bersaing," katanya beberapa waktu lalu di Surabaya. "Link" dan "match" mengisyaratkan agar para lulusan mempunyai wawasan atau sikap kompetitif, seperti etika kerja (work ethic), motivasi mencapai (achievement motivation), penguasaan (mastery), sikap berkompetensi (competitiveness), arti uang (money beliefs), sikap menabung (attitudes to saving).
Untuk itu, lanjut Wardiman Djojonegoro, "link" dan "match" memerlukan perubahan kerangka pikir dari seluruh pelaksana pendidikan seperti halnya baik institusi pendidikan maupun staf pengajar harus pro aktif "link" dan "match" dengan dunia kerja.
Selain itu, mengubah pola pikir dari puas dengan mari menerbitkan ijazah menjadi bangga dapat memberi kompetensi. Penyelenggaraan pendidikan diusahakan yang lentur (flexible) dan dengan sistem modul, untuk menyesuaikan dengan zaman," katanya.
Sekolah juga harus diberi otonomi yang wajar, agar dapat bertindak lebih independen untuk menyesuaikan dengan keadaan lokal. Adapun beberapa prinsip "link" dan "match" yakni kurikulim disusun sesuai kebutuhan dunia kerja (kurikulum berwawasan Iptek), berwawasan kompetensi yaitu penguasaan keahlian menjadi tujuan utama dan bukan mencari izajah.
Mengajar sikap "bersaing global" yakni siap berwiraswasta dan mempunyai sikap bersaing. Berwawasan mutu artinya mutu menjadi pegangan mutlak untuk dapat bersaing dalam globalisasi.
"Pendidikan dipicu oleh permintaan (demand driven) dan bukan oleh keinginan mencetak lulusan (suplay driven)." katanya.
Sementara itu, Mantan Rektor Unesa Prof. Dr. Toho Cholik Mutohir menambahkan dalam menghadapi derasnya arus globalisasi menuntut kampus harus berperan dengan maksimal.
Menurutnya, kampus harus mempersiapkan diri dalam menyiapkan tenaga seperti sumber daya manusia (SDM) terutama tenaga pengajar dan perlengkapan yang menunjang dalam proses belajar mengajar di kampus.
SDM ini merupakan faktor terpenting dalam memperbaiki kampus kedepan, karena maju dan mundurnya kampus tergantung pada seberapa baik dan berkualitasnya dosen. "Jika dosennya saja masih banyak yang belum S-2 atau S-3 maka dapat dipastikan kampus tidak akan bisa berkembang," katanya.
Ia menjelaskan, kemampuan mengajar dosen sangat mempengaruhi terhadap kualitas lulusan kampus. "Banyaknya lulusan yang baik biasanya terlihat dari seberapa berkualitasnya tenaga pengajar," katanya.
Koran Pak Oles/Edisi 167/16-31 Januari 2009
Thanks for reading Terbitkan Ijasah Plus Kompetisi

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar