Home » » Petani Purwosari Merintis Pertanian Terpadu

Petani Purwosari Merintis Pertanian Terpadu

Para petani yang tergabung dalam Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Sumber Sari Rejo Desa Sumberrejo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, kini merintis budidaya pertanian terpadu. Ketua Gapoktan Sumber Sari Rejo Sumberrejo, Rohmat Jawahir mengatakan, budidaya pertanian terpadu yang dilakukan para petani adalah memadukan antara usaha peternakan, dengan pertanaian, serta kehutanan. Sehingga budidaya pertanian yang kini ditekuninya merupakan pertanian berkelanjutan atau bisa disebut budidaya pertanian organik. Anggota Gappktan yang kini telah mempunyai usaha sapi kereman sebanyak 70 ekor, kotoran sapi yang dihasilkan dimanfaatkan untuk biogas, dan pupuk kompos.
Pupuk-pupuk kompos yang dihasilkan dimanfaatkan untuk memupuk tanaman padi yang dibudidayakan secara organik. Tanaman padi yang dibudidayakan hanya menggunakan pupuk kompos dan tidak menggunakan pestisida. Pestisida yang digunakan adalah pestisida nabati, diantaranya ubi gadung, serta pupuk pelengkap cair yang berasal dari air kencing sapi. Para petani juga menggunakan zat pengatur tumbuh yang berasal dari pucuk-pucuk tanaman.
Sementara untuk merangsang pertumbuhan ternak sapinya, selain menggunakan konsentrat dan hijauan, para petani juga menggunakan permen sapi atau disebut UMMB (Urea Molases Multi Blok) buatan sendiri. Varietas padi yang ditanam di atas lahan 20 hektar milik 68 petani adalah IR 64 dan Mentik Wangi yang nasinya pulen dan harganya cukup menarik.
Rohmat Juwahir mengungkapkan, produktivitas padi yang menggunakan budidaya organik relatif rendah, sekitar 5,5 ton per hektar. Namun harga berasnya cukup baik, yakni Rp 7.500,00/kg. Beras organik produksi petani Purwosari hingga kini dipasarkan di lingkungan sekitar dinas-dinas terkait. Usaha sapi pedaging yang dibudiyakan secara kereman dijual di sekitar Purwosari atau menyediakan untuk kurban.
Rohmat juwahir mengungkapkan, budidaya sapi pedaging dengan cara kereman sangat menguntungkan. Gapoktan hanya melakukan budidaya penggemukan sekitar tiga bulan. Sapi-sapi bakalan peranakan onggole (PO) yang dibeli dengan harga sekitar Rp 6 juta, dalam kurun waktu tiga bulan sudah bisa laku dijual dengan harga Rp 7,5 juta/ekor.
KORAN PAK OLES/EDISI 177/15-30 JUNI 2009
Thanks for reading Petani Purwosari Merintis Pertanian Terpadu

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar