Home » » Perusahaan Jamu Diminta Genjot Promosi

Perusahaan Jamu Diminta Genjot Promosi

Perusahaan jamu atau perusahaan yang memproduksi obat-obat tradisional diharapkan meningkatkan promosi dan memperhatikan mutu produknya.
‘’Untuk bisa bersaing dengan obat-obatan tradisional asing, perusahaan obat kita harus memperhatikan mutu produk. Dan, agar diterima pasar ekspor, promosi harus lebih ditingkatkan,’’ kata Kepala Seksi Potensi Pasar dan Ekspor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pusat Jonhanis, di sela-sela pameran produk dan teknologi pertanian, di Jakarta Convention Center, Sabtu (6/6).
Hingga saat ini masih banyak perusahaan jamu yang belum mendaftar untuk mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dari Badan POM. Dari 1.300 perusahaan jamu, hanya sekitar 30 perusahaan yang baru memperoleh sertifikat CPOTB. Padahal sertifikat ini sangat penting demi peningkatan mutu dan tingkat keamanan obat yang diproduksi.
Melalui CPOTB, Badan POM berharap mutu, sanitasi dan higiene obat yang diproduksi benar-benar terjaga, dengan menerapkan standar-standar yang ditetapkan.
‘’Jangan sampai produk obat yang diproduksi kotor, karena pekerja tidak pakai masker, tidak menggunakan sarung tangan dan persyaratan yang ditetapkan lainnya. Kadang-kadang obat yang diproduksi memang bersih secara kasat mata, namun ternyata tidak bebas dari mikroskopik,’’ katanya.
Selama ini Badan POM tidak pernah mempersulit perusahaan yang mengajukan izin untuk mendapatkan sertifikat karena Badan POM menetapkan persyaratan minimal. Ada persepsi selama ini mengurus CPOTB mahal, sehingga perusahaan enggan mengurusnya. Padahal anggapan itu tidak benar. Kepada perusahaan yang sudah mengantongi izin CPOTB agar benar-benar mematuhi prosedur dalam produksi sesuai standar yang ditetapkan Badan POM. ‘’Jangan sampai saat audit saja prosedur diikuti, namun setelah inspeksi tidak diperhatikan lagi,’’ katanya.
Menyangkut ekspor, dia mengakui sejauh ini produk-produk obat tradisional Indonesia masih kalah bersaing dengan produk negara lain seperti Cina. Karena itu, promosi mesti jadi perhatian. Kalau tidak promosi bagaimana orang bisa tahu produk.
Untuk itu, dia mengajak kepada perusahaan jamu Indonesia untuk ikut dalam pameran yang digelar di Cina pada Oktober. Pada pameran produk dan teknologi pertanian, 4-7 Juni di Jakarta, Badan POM menampilkan berbagai jenis tanaman obat tradisional Indonesia seperti biji makassar yang berkhasiat mengobati diare, antipiretik, antelmintik brotoli dan antidiabetes.
Selain itu cakar ayam yang bisa menyembuhkan diare dan keputihan, jahe merah sebagai penambah nafsu makan, dan kecombrang sebagai antioksidan. Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Perusahaan (GP) Jamu Charles Saerang mengatakan, saat ini Indonesia masih tumbuh subur 30 ribu spesies tanaman potensial yang berkhasiat obat dan belum diteliti. Sebanyak 300 spesies sudah dinyatakan sebagai tanaman obat yang memiliki benefit, dan baru 100 spesies yang sudah diolah menjadi jamu.
Menurut Charles, ada lima spesies tanaman obat yang menjadi unggulan dan perlu diperhatikan pemerintah pengembangan risetnya yakni jahe, temu lawak, pegagan, sambiloto, dan kencur. Pemerintah diharapkan melindungi obat-obat tradisional Indonesia dari gempuran obat-obatan dari China. ‘’Banyak obat-obatan Cina yang membanjiri produk dalam negeri, sementara ekspor obat-obatan kita dipersulit masuk ke Cina,’’ ujarnya.
KORAN PAK OLES/EDISI 177/15-30 JUNI 2009
Thanks for reading Perusahaan Jamu Diminta Genjot Promosi

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar