Home » » Remaja Kurang Minati Tari Betawi

Remaja Kurang Minati Tari Betawi

Para remaja kebanyakan kurang berminat pada tari-tarian tradisional Betawi, kata Iyoh, salah seorang penari dari Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jakarta.
Dia mengatakan saat ini terlihat tidak terlalu banyak remaja mau berlatih tari tradisional ini. "Tari tradisional sudah tersisih karena banyak remaja lebih menggemari tarian serta musik dari luar negeri," ujarnya saat ditemui ANTARA.
Menurut dia, tari-tarian tradisional Betawi saat ini agak kurang dipertunjukkan di khalayak ramai, biasanya hanya waktu-waktu tertentu seperti Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Jakarta. "Ada juga sih yang mengelar tari-tarian Betawi, tetapi kebanyakan asal menari saja dan tidak memperlihatkan bentuk suatu tarian," ujarnya.
Maksud dari bentuk suatu tarian menurut, perempuan berusia 22 tahun ini adalah saat melakukan gerakan tarian Betawi yang kebanyakan harus posisi kuda-kuda merendah ini tidak dilakukan dengan benar oleh banyak penari. "Termasuk juga tangan harus lentik dan gemulai, serta sesuai dengan irama musik yang mengiringi," ujar Iyoh.
Iyoh menekuni tari-tarian Betawi ini sejak tujuh tahun lalu dan pertama kali berlatih di sanggar Setu Babakan Perkampungan Budaya Betawi, yang kebetulan bersebelahan dengan tempat tinggalnya.
Beberapa gerakan tarian tradisional dan modern Betawi telah dikuasainya, antara lain tari Sirih Kuning, Topeng, Ganjen, Ngarojeng dan Akang Haji.
Selain berlatih tari setiap minggu sekali dia juga mengajar tari tradisional Betawi pada beberapa anak-anak Sekolah Dasar (SD) di sanggar Setra Kirana. "Meskipun baru setahun ini sanggar tari dibuka, saya harap dapat berkembang dan banyak peminat," katanya.
Cara inilah Iyoh katakan yang baru dapat dilakukan untuk melestarikan budaya nenek moyang ini agar tetap lestari. "Saya menyukai tari Betawi ini sebagai bentuk ekspresi diri serta dapat membuahkan gerakan tarian Betawi yang modern," ujar Iyoh.
Selain kebahagiaan batin yang diperolehnya dari menari, Iyoh juga memperoleh hasil jerih payahnya dari menari berupa honor setiap kali mempertunjukkan tariannya. Bersama teman-temannya dalam satu kali pertunjukan Iyoh memperoleh honor antara Rp 100 ribu-Rp 250 ribu.
KORAN PAK OLES/EDISI 177/15-30 JUNI 2009
Thanks for reading Remaja Kurang Minati Tari Betawi

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar