Benjolan Itu Perlahan Menipis

thumbnail
Nama : Joko Priono, 40 tahun, karyawan RRI, tinggal di Karanganyar
Pengalaman :
Saya mengenal produk Ramuan Pak Oles yaitu Minyak Oles Bokashi saat saya menderita penyakit lypon (uci-uci). Ada benjolan sebesar buah meninjo di bagian punggung belakang. Setiap hari saya mengolesi benjolan tersebut dengan Minyak Oles Bokashi. Saya hampir tidak percaya benjolan tersebut pelahan-lahan menipis. Saya jadi percaya Minyak Oles Bokashi memang tokcer.

Begitu Diolesi, Terasa Hangat

thumbnail
Nama : Aswati, 44 tahun, seorang PNS, tinggal di Magelang
Pengalaman :
Suami saya menderita sakit asam urat dan sering mual-mual. Kebetulan adik saya sudah berlangganan lama dengan Ramuan Pak Oles. Lantas dia menyarankan untuk menggunakan Minyak Oles Bokashi dengan cara diurut pada bagian yang sakit. Memang begitu diolesi langsung terasa hangat, enteng dan lama-kelamaan asam uratnya berkurang. Sekarang saya rutin menggunakan Ramuan Pak Oles karena sudah tahu khasiat dan kegunaannya.

Saat Bangun Pagi Ada Perubahan

thumbnail
Nama : Zuhri Istanto, 33 tahun, bekerja sebagai PNS di lingkup pemkab Bantul, Yogyakarta
Pengalaman :
Keponakan saya sudah lama menderita gatal seperti gudik (kurap) yang tak pernah sembuh total. Memang ia sudah mencoba berbagai jenis obat gatal. Namun belum mendapatkan hasil maksimal. Suatu sore saya coba mengolesi bagian yang gatal itu dengan Minyak Wayang Pandu. Ternyata saat bangun pagi, area gudik itu nampak kering. Keponakan saya terus menggunakan Minyak Wayang Pandu sampai gudiknya hilang.

Anak Saya Akhirnya Ikut Pakai

thumbnail
Nama : Suratni, 49 tahun, seorang PNS tinggal di Semarang.
Pengalaman :
Saya diserang gatal-gatal pada kulit yang mengganggu aktivitas. Berdasarkan info teman sekantor saya coba memakai Minyak Oles Bokashi. Awalnya saya tidak percaya. Berkat pemakaian rutin, rasa gatal itu berangsur-angsur sembuh. Bahkan anak saya menggunakan Minyak Oles Bokashi untuk menghilangkan jerawat di wajahnya. Terima kasih Pak Oles.

Nyaman Berkerja Di Ruang Ber-AC

thumbnail
Nama : Siwi Enjang Cahyanti, tinggal di Lamongan, Jatim
Pengalaman :
Sejak kecil saya memang mudah sekali masuk angin dan mabuk jika perjalanan jauh naik bus/mobil. Saat ini saya bekerja di ruang ber-AC. Jadi bisa dipastikan saya setiap hari dapat keluhan masuk angin, perut menjadi kembung dan kepala pusing. Atas saran teman, sebelum berangkat kerja saya minum tiga tetes Minyak Oles Bokashi dicampur air teh hangat. Sejak saat itu saya tidak mudah masuk angin. Saya juga minum dan mengoleskannya di pusar setiap akan melakukan perjalanan jauh. Saya jadi jarang mabuk lagi.

Bau Busuk Akhirnya Hilang

thumbnail
Nama : Sagimin, 47 tahun, berkerja di RRI Solo, tinggal di Sukoharjo, Yogyakarta
Pengalaman :
Saya pernah mengalami penyakit kuku busuk yang sangat mengganggu sekali. Sudah banyak obat yang saya coba, namun belum berhasil. Saya lalu memakai Minyak Oles Bokashi. Caranya, saya membersihkan kuku yang busuk terlebih dahulu. Lalu diteteskan Minyak Oles Bokashi. Hal ini saya lakukan secara rutin. Selang beberapa hari, baunya menghilang dan lukanya kering serta sembuh.

Masalah Wajah Tuntas…tas…tas…!

thumbnail
Nama : Y Suwarni, 54 tahun, guru tari, tinggal di Kartasura, Yogyakarta
Pengalaman :
Saya sering ikut pentas tari. Tentu saja saya sering menggunakan make up. Lama- kelamaan wajah saya jadi berubah terasa kusam dan tidak nyaman sekali. Saya lalu memakai Krim Saribing secara rutin setiap malam. Ternyata Krim Saribing bisa mengatasi problem wajah saya. Sekarang sehabis berhias muka saya tampak segar dan makin halus. Masalah saya kini tuntas...tas...tas...

Tanaman Hias & Bonsai Selalu Segar

thumbnail
Nama : Usman, bekerja sebagai guru, tinggal di Kota Bima, NTB
Pengalaman :
Keluarga kami adalah konsumen setia Ramuan Pak Oles. Sebelumnya kami pernah membagi pengalaman khasiat Minyak Oles Bokashi. Kali ini kami membagi pengalaman tentang khasiat pupuk cair EM4. Semua jenis tanaman hias dan bonsai di rumah kami semakin segar, sehat dan sangat cepat perkembangannya. Saat-saat senggang tetangga selalu senang dan betah bermain di rumah kami, demi menikmati tanaman dari hasil menggunakan EM4. Mereka juga sekarang ikut memakainya.

Jemput Harapan Baru Di Pejanggik

thumbnail
Memilih lokasi yang strategis untuk membuka sebuah counter penjualan produk sangat penting dalam mendongkrak penjualan. Untuk itu Kacab Marketing PT Karya pak Oles Tokcer NTB, Gde Ngurah harus hijrah ke Jl Pejanggik, Mataram.
Gde Ngurah mengakui, SDM masih tetap menjadi masalah. Karena itu, SDM yang sudah ada, tetap dimaksimal guna mendukung pemasaran. ’’Guna mendukung lahirnya SDM baru di counter Pajang ini kita sudah memasang iklan lowongan kerja di radio,’’ kata Ngurah. (Hernawardi)

Radio Hexon Gelar Parade Band Remaja

thumbnail
OLEH: INDAH WULANDARI
Hadni_wulan@yahoo.co.id

Sekitar 14 band lokal di Kabupaten Singaraja tampil memukau pada Parade Band Remaja yang dipusatkan di area depan Radio Hexon 92,8 FM, desa Bengkel, Busungbiu, Jumat (24/1). Halam radio yang berdampingan dengan gedung pabrik EM itu sudah dijejali ribuan masyarakat sejak sore hari. Acara yang sengaja menghadirkan Yowana Beduda Idol dan Tako Band itu mampu menggaet 14 band lokal remaja dari desa Pelapuan, Bengkel, Seririt, Munduk Temu, Busungbiu, Gobleg, Bengkel, Lovina dan Ringdikit.
Sponsor utama diprakarsai PT Karya Pak Oles Tokcer, Pandu Business Network, PT Bank Sinar Harapan Bali, Matahari Dept Store, PT Dewata Surya Jaya, Toko Emas Surya Indah-Seririt, Salon Dewi Busungbiu, Marsha Cell, gift shop & accessories, Marta Fur Store, Furniture dan Electronic. Acara yang konon untuk menjaring bakat musisi muda di Kabupaten Buleleng itu, juga untuk memeriahkan hari raya keagamaan umat Hindu, Galungan dan Kuningan.
Yang unik, jingle Minyak Oles Bokashi dijadikan lagu wajib yang harus dimainkan para peserta. Aransemen lagu itu merupakan garapan ulang lagu Seken BTA yang dipopulerkan band XXX (Triple X) asal Kabupaten Klungkung.
‘’Lagu ini saya garap khusus selama tiga minggu atas permintaan Pak Oles. Liriknya pun dari beliau tentang khasiat Minyak Oles Bokashi dan ajakan untuk segmen anak muda agar coba produk andalan Ramuan Pak Oles tersebut,” ujar I Gusti Ngurah Murthana alias Rahman, Manajer XXX.
Rahman mengaku tak ada kesulitan berarti saat proses pembuatan lagu itu. Pasalnya, ia dan ketiga personel XXX masih sedarah itu sudah memakai Minyak Oles Bokashi, Madu Resi dan Madu Mallen sejak lama. Lirik dan musiknya mampu menghipnotis Hexonmania untuk bergoyang maupun mengangguk-anggukkan kepala sesuai irama.

Kisah Penunggang Yang Disamarkan

thumbnail
OLEH: DIDIK PURWANTO
Mencoba membuat sesuatu yang berbeda, Koto menggelar pameran 24 patung dari perunggu dan kayu di Griya Santrian, Jl. Danau Tamblingan 47, Sanur, Denpasar, Jumat (11/1). Patung yang dibuat tidak sama persis dengan apa yang dilihat sehingga terkesan malah keluar dari jalur kenyataan.
Karya-karya Syahrizal Zain Koto yang akan dipamerkan hingga 2 Maret 2008 ini banyak melawan kategori sederhana. Meski banyak yang menganggap karyanya formalis, ada juga yang menyebut ekspresionis. Terlepas dari apa kata orang, seniman asal Pariaman Sumatra Barat ini terus menunjukkan model yang bagi kebanyakan orang justru aneh.
Menurut Koto, membuat patung yang sesuai dengan apa dilihat adalah menciptakan patung yang polos. Bahkan cenderung terkesan primitif dengan tampilan digayakan. “Patung besar pun hanyalah patung kecil yang digelembungkan,” ujarnya sembari membandingkan dengan patung setinggi lima meter di depan kuil Mesir yang hanya terlihat kecil jika dilihat dari jarak 40 meter.
Baginya, jika dibandingkan dengan seni prasejarah baik seni Sumeria atau Cina, patung kontemporer tetap konseptual dan lebih menggambarkan apa yang diketahui bukan apa yang dilihat. “Figur-figur dalam patung saya tak terkesan realistik tapi lebih menunjukkan upaya untuk menggambarkan esensi seorang manusia bukan penampilan fisiknya,” tambahnya.
I Wayan Sukra, kurator patung Koto lebih menganggap patung yang dikenalnya menjadi patung orang asing. “Patung yang saya lihat bukan menunjukkan seperti yang saya lihat pada dunia nyata (fisik yang mirip dengan apa yang dilihat),” jelas Sukra.
Seni semacam seni, lanjut Sukra malah sudah dipraktikkan dalam seni Mesir. Misalnya, patung Akhenaten tidak mudah dibedakan dengan patung isterinya, Nefertiti. Karya seniman yang tinggal di Yogyakarta ini lebih membuat karya cenderung tipis, peregangan, dan kealitan.
Simak karya “Arrogant” yang hanya membuat badan, kaki dan tangan yang serba tipis. Bahkan kepala pun bukan bulat tapi lonjong ke arah belakang. Patung ini mencerminkan orang yang sedang meniup terompet. Karya lain adalah “Kehidupan” yang menyorot sosok anak kecil kurang gizi. Sang anak digambarkan sedang rebahan dan menjadikan tangan kirinya sebagai bantal. Koto secara cermat memahat guratan tulang yang hanya dibalut daging tipis. Tulang panggul dan tulang dada pun terlihat jelas.
Kebanyakan dari patung Koto menceritakan penunggang dan kuda. Karya “Khayalan Topeng” menggambarkan orang yang sedang naik kuda. Orang satunya memegang kaki belakang kuda. Seniman yang pernah menerima Anugerah Tiga Karya Nominasi Sayembara Landmark Ancol (2001) dan Anugerah ketiga kategori karya non abstrak Lomba Rancang Patung Citra Raya Kota Nuansa Seni (1996) ini cenderung mengaburkan kepala manusia yang dibuatnya. “Mereka tidak mewakili apapun. Mereka adalah mereka,” tambah Sukra.

Seni Cilokak Dalam Garapan Kontemplasi Kaum Muda

thumbnail
OLEH: HERNAWARDI
Lombok amat kaya tradisi seni yang perlu digarap dan dipertahankan. Salah satunya adalah seni cilokak yang cukup digemari masyarakat. Seni cilokak ini ternyata mampu menghipnotis para musisi muda Mataram untuk menggarapnya. Mereka mengkombinasikan seni cilokak dengan sentuhan alat musik modern yang mampu menghasilkan nuansa baru. Ary Juliyant musisi yang terlibat dalam penggarapan seni cilokak bernuansa dua warna ini berharap proyek eksperimental ini selain menghibur masyarakat Lombok, juga bisa dinikmati masyarakat internasional.
Mereka ingin melahirkan album cilokak kontemplasi berisi musikalisasi puisi. Ary melibatkan segenap musisi tradisional setempat agar bisa mewakili seluruh karakter seni cilokak yang di Pulau Seribu Masjid ini. Sejumlah musisi kawakan juga berpartisipasi menyumbangkan 10 buah lagu. Ary sendiri menggarap tiga lagu tradisional berjudul “Ngelaik Desa, Beraye Jauq dan Ngelalo”. Ada sebuah lagu yang syairnya dirilis Kepala Taman Budaya NTB, HL Agus Fathurrahman berjudul “Lawas Rinjani”.
Sejumlah tenaga pendamping pembantu dilibatkan. Di antaranya Ari Bejo (sound engineer, gitaris dan basist), Arief (biola) dan Bli Mantra (sound).
Ary yakin proyek penuh inovasi ini akan bisa diterima masyarakat luas. Apalagi mereka ingin mengangkat mutu kesenian tradisonal. “Album ini lahir dari sebuah obsesi untuk berbuat sesuatu yang lebih pada kesenian cilokak dengan dihadirkannya sebuah inovasi-inovasi baru dalam sebuah garapannya,” demikian Ary.

Gaya Cinta Radit Dan Jani

thumbnail
BEDAH FILM
Jika tahun 2007 dunia perfilman Indonesia dibombardir dengan adegan “Hantu”, awal tahun 2008 akan dihujani dengan film-film bergenre drama romantis. Tak ketinggalan rumah produksi Investasi Film Indonesia (IFI) yang sebelumnya pernah membuat “Coklat Stroberi” pada 2007, kali ini mereka merilis film yang diklaim sebagai "film hot pertama di Indonesia", RADIT DAN JANI.
Dunia remaja selalu takkan habis diulas. Mulai dari gaya percintaan, konflik, narkoba, bahkan gaya hidup pun selalu laris manis dijual. Namun tak seperti film tentang percintaan yang bercerita perjuangan mendapatkan cinta atau mempertahankan cinta dari 'serangan' orang lain, kali ini RADIT DAN JANI berkisah tentang upaya mempertahankan cinta di tengah kondisi serba kekurangan dan belitan narkoba. Mereka berusaha mempertahankan cinta akibat kebodohan mereka sendiri.
Film ini memasang model internasional Fahrani sebagai Anjani yang biasa dipanggil Jani dan aktor Vino G Bastian sebagai Radit serta pemain Mario Merdhitia, Nungki Kusumastuti dan Joshua Pandelaki sebagai peran pendampingnya. Jani adalah anak yang dicap telah merusak masa depannya sendiri oleh keluarganya karena nekat minggat dari rumah dan menikah dengan Radit. Padahal Radit adalah anak band yang bahkan demo albumnya belum terdengar oleh produser. Yang lebih parah, Radit juga pecandu narkoba.
Tanpa bekal uang dan pekerjaan tetap, kehidupan yang keras harus mereka jalani. Apalagi ketergantungan Radit terhadap narkoba membuat langkah mereka semakin berat. Pasangan ini bahkan melakukan apa saja seperti mencuri di supermarket, atau menyantroni rumah kosong untuk bertahan hidup. Namun, kekuatan cinta mereka membuat semua kepahitan hidup tidak terasa.
Sayangnya pernikahan tak selalu seindah yang diharapkan. Apalagi setelah Jani diketahui hamil, mereka pun dibangunkan oleh kenyataan, bahwa hidup mereka harus berubah. Radit harus segera melepaskan diri dari jeratan narkoba dan juga mendapat pekerjaan agar dapat membahagiakan Jani dan memberi masa depan kepada anak mereka.
Oleh Upi, sang sutradara yang juga menulis film 30 HARI MENCARI CINTA, REALITA, CINTA & ROCK N ROLL, serta segmen CERITA JOGJA di PEREMPUAN PUNYA CERITA sangat berani membuat film “cinta khas anak muda”. Namun satu yang diusung Upi adalah menyadarkan remaja tentang pelajaran pacaran dan bahaya narkoba. Gaya pacaran remaja sekarang sudah mengarah yang melanggar etika.
Film berdurasi 110 menit ini terlalu banyak mengeksploitasi kemesraan Radit dan Jani. Cerita tentang pertengkaran, menangis dan konflik rumah tangga selalu menghiasi tiap adegan. Namun jika ingin mengetahui masa depan dari pacaran yang akan berakhir di dalam pernikahan, film ini bisa menjadi gambaran dan pelajaran berharga bagi remaja untuk makin serius dalam pacaran terutama melaju ke jenjang pernikahan. (DIDIK PURWANTO)

Widodo Basuki Dan Sastra Jawa

thumbnail
OLEH: WURI WIGUNANINGSIH
Memajukan dan mengembangkan budaya Jawa, saat ini terasa sangat berat di tengah serbuan kebudayaan hedonis dan konsumtif. Bagi para seniman Jawa, melestarikan nilai-nilai budaya warisan nenek moyang itu saja butuh pengorbanan yang luar biasa. Tidak hanya materi, tapi juga pengorbanan mental. Salah satu seniman yang bertekat melestarikan budaya dan sastra Jawa adalah Widodo Basuki.
Laki-laki kelahiran Trenggalek 41 tahun silam ini, sejak kecil tumbuh dan berkembang di tengah keluarga yang menganut budaya Jawa yang kental. “Sejak kecil saya terbiasa membaca cerpen, puisi, lagu atau berita yang menggunakan bahasa Jawa. Maklum saja, karena bapak saya seorang guru, berlangganan majalah bahasa Jawa. Sudah sejak kecil pula saya mulai menulis puisi atau cerita pendek atau novel yang menggunakan bahasa Jawa. Selain saya koleksi sendiri ya saya kirimkan ke majalah atau koran yang berbahasa Jawa,’’ kata peraih penghargaan seniman Jatim berkat kreatifitasnya di bidang seni dan budaya Jawa. Hobinya menulis puisi dan cerita dalam bahasa Jawa tersebut, semakin berkembang, ketika bapak dua anak ini menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatika Surabaya. Sejak itu, semua yang berhubungan dengan budaya Jawa ia dalami. Tidak hanya mendalami penulisan puisi dan cerita dengan menggunakan bahasa Jawa. Wartawan salah satu majalah berbahasa Jawa di Surabaya ini juga mendalami seni peran lain yang berhubungan dengan budaya Jawa. Mulai ketoprak, ludruk, tembang hingga wayang orang dan kulit. Diakuinya, tidak semua nilai-nilai budaya Jawa itu baik. Bahkan ada beberapa nilai budaya Jawa yang dianggapnya negatif. Karena itulah, Widodo berusaha melestarikan dan mengembangan budaya Jawa yang positif saja. Sedangkan untuk nilai serta budaya Jawa yang negatif ia tinggalkan. Berbagai cara telah dilakukan dengan perkumpulan pengarang dan pemerhati budaya Jawa untuk melestarikan dan mengembangkan budaya warisan leluhur tersebut. Salah satu di antaranya dengan menerbitkan buku berupa perkumpulan puisi maupun cerita berbahasa Jawa.
Sayang, buku-buku yang diterbitkannya kurang mendapat sambutan dari masyarakat. Banyak alasan yang menyebabkan kurang diminatinya kumpulan cerita dan puisi bahasa Jawa. Di antara promosi dan sosialisasi yang kurang maksimal tentang budaya Jawa. Khususnya di bangku sekolah. Jika bahasa Jawa masuk dalam pelajaran wajib, dapat dipastikan bahasa dan budaya Jawa akan berkembang pesat.
Selain itu, ia bersama perkumpulan pengarang bahasa Jawa di Jawa Timur sering sekali mengadakan lomba, baik di tingkat pelajar maupun umum. Berkat usaha kerasnya melestarikan dan mengembangkan budaya Jawa, berbagai penghargaan bidang budaya telah diraihnya. Mulai penghargaan di tingkat provinsi Jawa Timur maupun di nasional.

Fotografi Edward Sheriff Curtis

thumbnail
Usung Keunikan Suku Asli Amerika
OLEH: AGUS SALAM
Fotografer dan etnografer terkemuka Edward Sheriff Curtis membuat sebuah catatan yang tak tergantikan mengenai lebih dari 80 suku asli Amerika Utara yang dipublikasikan untuk pertama kalinya antara tahun 1907 dan 1930, yang setelah sempat dilupakan selama beberapa abad. Kini mengalami kebangkitan kembali.
Pameran fotografi yang unik ini, menelusuri keragaman yang luar biasa di antara suku bangsa asli Amerika, kebudayaan dan sejarah mereka, keragaman masyarakat Amerika, yang terukir dalam teknik fotografi yang dicapai Edward S.Curtis dalam bidang teknis dan Estetika. Dua pameran serupa menampilkan 60 gambar fotografi seni murni oleh Curtis dengan kualitas museum sedang diadakan di berbagai negara pada 2005-2008. Gambar-gambar tersebut merupakan representasi sejumlah wilayah dengan kebudayaan dan geografi yang berbeda, karena Curtis mengabadikan dan melukiskan cita rasa seninya dalam fotografi Potret, Lanskap dan fotografi yang menjadikan benda mati sebagai obyek (Still Life).
Karya yang menakjubkan ini, diambil dari arsip dan koleksi pribadi Christopher Cardozo, yang dikenal luas sebagai salah satu pakar ternama dunia yang ahli soal Curtis dan fotografinya. Dalam foto-foto tersebut, salah satunya menggambarkan tentang kerajinan tangan suku Qahatika yang menunjukan keterampilan yang tinggi, khususnya untuk barang-barang tembikar yang telah dibuat dalam banyak bentuk.
Dalam foto tersebut juga, ada beberapa pakaian yang dikenakan suku Hopi primitif berupa selendang katun yang tidak dicelup pewarna, disilangkan di bawah lengan kiri dan dikaitkan ke bahu kanan atas. Pada acara khusus, wanita mengenakan alas kaki dari kulit rusa dan sangat eksotis.
Ada lagi foto yang bertema kehidupan primitif, Curtis yakin, beginilah kehidupan Suku Apache sebelum orang Eropa datang ke Amerika. Ada lagi karya Curtis menggambarkan suku yang lenyap dan foto ini merupakan metafora visual bagi konsep inti yang mendasari keseluruhan proyek Curtis selama 30 tahun. Dan tujuan utama Curtis untuk membuat dokumentasi tentang para penduduk asli, sebelum mereka benar-benar lenyap untuk selamanya.
Seabad lalu, gambar ini merupakan karya Curtis yang paling terkenal. Kini gambar ini masih merupakan karya klasik yang sangat dicari-cari. Pameran foto yang unik ini diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri AS. Tujuan utama penyelenggaraan pameran ini, untuk mengenang suku asli bangsa Amerika, terutama sejarah dan kebudayaannya. Pameran ini sekaligus juga diadakan untuk menghormati fotografer dan etnograter ternama Edward S. Curtis dan melukiskan keberagaman suku-suku di Amerika Utara yang luas dan luar biasa.

Rumah Jajan Uya Kuya

thumbnail
Cita Rasa Anak Gaul
OLEH : AGUS SALAM

Trendi, gaul dan murah, begitulah kesan kedai jajanan Uya Kuya pada acara An Expo 2008 di Politeknik Universitas Indonesia. Kedai Uya Kuya milik artis yang pernah bergabung dengan grup TOFU ini, tanpak berjejeran dalam bazar murah tersebut.
Yang pasti, kedai yang menjajakan pisgor (pisang goreng) dengan aneka rasa, baso malang dengan rasa yang berbeda serta batagor dan siomay yang membangkitkan selera ini, menjadi pilihan para mahasiswa UI. ’’Wow enak banget nich somay, apalagi dibayarin,’’ kata salah satu mahasiswa yang tengah asik menyantap masakan khas Bandung Jawa Barat ini.
Di An Expo 2008 yang diadakan Fakultas Niaga UI Depok ini, Rumah Jajan Uya Kuya, ikut berpartisipasi meramaikan acara yang diadakan dalam seminggu tersebut. Karena Bisnis Rumah Makan Uya Kuya, memiliki konsep gaul anak muda, untuk kawasan kampus, bisnis ini terus berkembang. Paling tidak hingga saat ini, Uya telah memiliki 9 outlet yang tersebar di Wilayah Jakarta - Depok.
Saat marak pisang Pontianak, Uya juga membuka gerai Mr. Banana yang menawarkan pisang goreng rasa beda dengan harganya tidak mahal dan yummy ... karena ada rasa original, cokelat, keju, cokelat keju, srikaya, strawberry atau dicampur-campur.
Selain itu, Uya juga menawarkan lumpia dan tahu isi. Bahkan kini, ia juga memberikan menu baru bakwan Malang yang seenak bakwan di Kota Malang, tanpa kita harus ke Malang.
Awal Uya terpikir untuk berbisnis makanan, karena ia dan isterinya suka makan dan masak. ‘’Semua jajanan di sini resepnya dibuat sendiri oleh Mas Uya dan istrinya. Mereka membuat usaha berdasarkan hobinya,’’ kata salah satu karyawan yang sedang sibuk melayani pembeli.
Untuk wilayah Depok, Rumah Jajan Uya Kuya berada di jalan Margonda, Depok. Margonda Depok terbilang wilayah yang sedang berkembang karena banyak kampus dan rumah kos. Trik promosi yang ia lakukan juga seru. Uya menyebarkan brosur ke perumahan-perumahan tiap akhir pekan bahkan juga masuk ke mal-mal. Selain itu, ia juga menjamin makanan yang ditawarkan berkualitas alias enak. Mutu terjaga, sehingga ketika orang puas icip-icip, orang tersebut akan datang lagi, lagi, dan lagi.
Kini, Rumah Jajan Uya Kuya di Depok sudah mulai dikenal dan sudah banyak pengunjung, terutama pada hari Sabtu dan Minggu. Banyak para pengunjung penasaran ingin mencicipi masakan presenter kocak tersebut, sambil mengajak anggota keluarganya.

Gaungkan Bali Dengan Surfing

thumbnail
OLEH: DIDIK PURWANTO
Bali ingin mencitrakan diri sebagai surga para surfer dunia. Hal tersebut diungkapkan oleh Made Supatra Karang, ketua Indonesian Surfing Association (INSA) di Pantai Sindu, Sanur, Sabtu (12/1).
Meski Bali telah terkenal di mata internasional, namun citra Bali sebagai pulau dengan pantai terindah belum dimasyarakatkan ke dunia internasional. “Kami ingin menggaungkan Bali dengan keindahan pantai dan ombaknya. Salah satu kegiatan yang mendukung adalah surfing,” jelas Made Supatra Karang yang juga menjadi ketua Kuta Small Business Association (KSBA).
Lanjutnya, kegiatan yang sering dilakukan adalah kompetisi surfing dari beragam komunitas surfing yang ada di Bali. Bersama dengan tabloid Magic Wave, komunitas surfing di Indonesia akan disatukan dan akan lebih digaungkan ke seluruh dunia.
Menurut Piping owner Magic Wave, surfing telah menjadi gaya hidup bagi sebagian besar turis yang melancong ke Bali. Keindahan pantainya mampu disandingkan dengan pantai sekelas dunia. “Nenek moyang kita orang pelaut. Masa anak cucunya tidak bisa mewarisinya dan menaklukkan ombak,” kata Piping yang telah menjadi surfer keliling Indonesia dan dunia selama 23 tahun.
Untuk lebih memasyarakatkan surfing, tabloid Magic Wave menggelar ulang tahun ke-6 di Pantai Sindhu, Sanur. Kegiatan ini dimeriahkan oleh band lokal Bali seperti Suicidal Sinatra, Digital Pill, Frentic, Psychofun, Nymphea, Fuzz Clan, Roller Coaster, Kanan Lima, Comma, Djimbe Project, Johny Agung, dan The Hydrant.
Aksi tersebut juga disemarakkan dengan juggling dari para bartender, fashion show, body painting, fun game, dan tabur bunga untuk mengenang para surfer legendaris yang telah tiada di seluruh dunia.

Semua Rujak Ada Di Bali

thumbnail
OLEH: DIDIK PURWANTO
Jika kangen dengan makanan rujak, Anda bisa mampir ke rujak Buleleng Jl Letda Made Putra 39 Denpasar. Apa saja menu rujaknya?
Tentu Anda sudah tidak asing dengan makanan rujak. Makanan khas Indonesia dari berbagai daerah ini memiliki kekhasan sendiri. Contoh di daerah Jakarta terkenal dengan asinan. Di Surabaya dikenal dengan rujak Cingur. Di Bali ada Rujak Kuah Pindang, Rujak Gula, Rujak Kacang dan Rujak Rumput Laut.
Usaha yang dikelola oleh Kadek Rohani (50) asal Desa Sawan Singaraja ini sudah berjalan 12 tahun. Resep turun-temurun dari keluarganya untuk melestarikan makanan khas daerah Buleleng dan khas daerah lain di Indonesia ini terus berjalan hingga sekarang. “Resep ini saya peroleh dari ibu saya dan semua menggunakan bahan mentah (tidak dimasak),” ujar Kadek.
Rujak yang ada di warung Rujak Buleleng ini memakai bahan sayur dan buah-buahan. Sayur yang dipakai adalah kacang panjang, kangkung, tauge, pare dan terung. Untuk buah digunakan semua buah yang sedang musim seperti salak, belimbing, nanas, mentimun, kedondong, bengkoang, mangga bahkan jeruk Bali dan terung Belanda.
Untuk membuat rujak ini pun cukup sederhana. Cukup menghaluskan garam, terasi, cabe dan gula sebagai bumbu. Gula yang dipakai bisa gula pasir, gula merah ataupun pemanis buatan. Untuk rujak Buleleng hanya ditambahkan pisang batu (pisang biji) dan 5 sdm cuka. Sedangkan untuk rujak kacang, bumbu hanya ditambahkan dengan kacang tanah yang sudah digoreng. Jika rujak kuah pindang ada tambahan khusus seperti pepaya dan ubi tanah yang diserut serta kuah dari rebusan ikan tuna. Ini yang menjadi ciri khas Rujak Kuah Pindang dan hanya satu-satunya di Indonesia. Bahkan tak jarang, jika pembeli suka bisa ditambahkan terung Belanda dan buah Mengkudu.
Sedangkan untuk membuat kuah pindang cukup merebus ikan tuna dalam panci yang telah diisi air. Bumbu yang diberikan cukup memakai serai, daun salam dan tomat. Masak ikan tuna dan bumbu hingga mendidih. Untuk dua kg ikan tuna bisa digunakan rujak selama sehari penuh.
Kadek Rohani mengaku sayur dan buah yang dipakai masih mentah atau setengah matang. Sayur dan buah tersebut sengaja tidak dimasak agar kandungan gizi tidak larut dalam air dan hilang. Sayur dan buah tersebut juga dipercaya bisa menyembuhkan penyakit seperti uluhati, panas dalam, sembelit bahkan mencret. “Dari dulu sampai sekarang, jika saya sakit langsung makan rujak dan tidak ada keluhan sama sekali bahkan ke dokter pun tidak pernah,” jelasnya.
Sedangkan untuk rujak rumput laut hanya ditambahkan bumbu biasa seperti rujak Buleleng dan ditambah parutan kelapa. Menu lain yang ditawarkan adalah Plecing Kobles. Menu khas Singaraja ini mirip dengan Serombotan yang ada di Klungkung atau seperti Urap yang ada di Jawa. Di sini pun juga ada Tipat Cantok, Tipat Plecing dan Serombotan.
Rujak Buleleng ini buka setiap hari dari pukul 9 pagi hingga 8 malam. Pembeli harus mengantri terutama jika akhir pekan antara Jumat, Sabtu dan Minggu. Untuk memesan makanan, pembeli hanya menulis menu yang akan dipesan berikut jumlahnya pada secaraik kertas yang sudah digunakan. Jangan lupa untuk menulis selera masing-masing. Misal jika ingin pedas cukup tulis 15 cabe, memakai gula merah, tanpa buah “ini” atau tanpa sayur “itu”.
Rujak yang sudah terkenal dari Sumatra dan Jawa ini hanya mematok harga Rp 3000 hingga Rp 4000 untuk rujak dan minuman. Sedangkan minuman yang ada di sini adalah es daluman, es campur dan es buah.
Bagi Eka Indriyani (32) asal Renon Denpasar bisa menyambangi Rujak Buleleng empat kali dalam seminggu. Begitu juga dengan Putu Primayuni (32) yang satu bangku dengan Eka juga memilih Rujak Buleleng karena sudah keranjingan sejak kecil. “Kalau tidak makan rujak di sini, saya sering sakit kepala,” jelas Putu yang sudah mengidam bumbu rujak kuah pindang tiap hari.

Nasi Ungu

thumbnail
Inovasi Makanan Dalam 1 Abad
Oleh: Roro Sawita
Jalan-jalan ke Kota Denpasar jangan lupa mampir ke Warung Sela Boga. Warung dengan interior warna ungu tersebut terletak di jalan Teuku Umar. Uniknya, semua panganan berbahan dasar ubi ungu di antaranya es cream, nasi sela, sirup, jus, roti, brownis dan lain-lain. Tawarannya tidak hanya pada kelezatan makanan tapi juga solusi kerawanan pangan yang akan terjadi tahun 2030.
Dibuka sejak 17 April 2006 dengan menu utama nasi sela. Untuk meningkatkan animo masyarakat terhadap olahan panganan lokal, ubi jalar dimodifikasi nasi sehat ungu-kuning. Nasi dibungkus dengan ubi ungu dan kuning dengan rasa yang dapat diterima konsumen. Beberapa media menganggap inovasi ini sebagai terobosan terbesar dalam pengolahan nasi selama 100 tahun. Warung sela boga menjadi trend setter khususnya di bidang makanan dan minuman yang berfungsi sebagai obat pencegah penyakit degeneratif. Seperti kanker, stroke, diabetes, ginjal, jantung dan kesehatan pencernaan.
Nasi sehat ungu-kuning mengandung ubi jalar 30% dan sisanya nasi 70%. Ubi yang digunakan adalah varietas jepang yang telah dikembangkan di pulau Bali. Menu yang ditonjolkan menggunakan bumbu khas Bali, tapi tidak terlalu kuat. Di antaranya dengan ayam betutu atau tuna gereng. Makanan dan minuman yang ditambahkan ubi ungu diyakini mengandung banyak serat guna melancarkan pembuangan, mencegah penyumbatan saluran darah, menyerap lemak dan gula darah. Mengandung prebiotik yang berfungsi meningkatkan antibodi. Betakarotin untuk menjaga kesehatan mata dan otak. Serta mengandung antioksidan mencegah kerusakan sel-sel tubuh, menganti kerusakan sel, menyerap racun tubuh dan mencegah proses penuaan dini.
Menurut Adi Kharisma, pemilik Warung Sela Boga menu yang kini dikembangkan adalah susu kedelai. Menu ini memiliki sumber protein sangat tinggi dengan harga relatif murah. Susu yang disajikan tanpa bau dan segar karena kekuatannya hanya mencapai dua minggu di ruangan pendingin. Menu berikutnya yang ditawarkan yaitu tempe campuran kedelai dengan biji kecipir. Adi Kharisma terbilang berani mencampurkan dua bahan itu. Namun berdasarkan penelitian keduanya saling melengkapi. Diibaratkan makan satu mendapatkan dua fungsi yaitu protein dan antioksidan. Biji kecipir yang diperlukan hanya mencapai 30%nya saja. Bahan-bahan dasar yang digunakan Warung Sela Boga merupakan asli hasil dari pertanian lokal tanpa pemupukan kimia. “Bahan dasar didapat dari petani lokal binaan kita, jadi kita tahu semuanya adalah makanan organik tanpa pupuk kimia,” jelas Adi Kharisma.

Wisata Asri Di Tengah Kota Surabaya

thumbnail
OLEH: WURI WIGUNANINGSIH
Bila memasuki areal wisata Taman Flora, Kebun Binatang Surabaya atau Taman Prestasi, rasanya tidak seperti tinggal di kota Surabaya. Karena di tempat-tempat ini, kita tidak akan menemui udara yang penuh polusi, panas dan kebisingan kendaraan bermotor. Tidak salah jika daerah ini menjadi tempat wisata yang murah dan meriah bagi warga Surabaya. Selain berwisata, bagi anak-anak dan pelajar, tempat-tempat ini bisa dijadikan sebagai ajang pembelajaran. Karena unsur pendidikan terlihat jelas disuguhkan oleh pengelola bagi para pengunjung.
Sebut saja Taman Flora yang terletak di Jalan Ngagel. Sesuai namanya, di sini tersedia berbagai macam jenis tanaman. Mulai dari yang besar hingga kecil. Selain itu pengelola, dalam hal ini Dinas Pertamanan Pemkot Surabaya membangun beberapa permainan layaknya out bond mini di tengah kota. Setiap akhir pekan dan hari libur, taman yang dikenal sebagai kebun bibit ini selalu dipenuhi pengunjung. Khususnya rombongan pelajar baik dari Surabaya maupun luar Surabaya yang belajar mengenal aneka jenis tanaman. Jika mereka datang rombongan, pengelola menyediakan pembimbing.
Untuk pelajar TK dan SD, umumnya mereka datang untuk bermain out bond dan mengenal alam lingkungan sekitarnya. Tempat ini juga sering digunakan untuk lomba menggambar atau kegiatan alam lainnya. Unsur pendidikan semakin terlihat lagi, karena di tengah taman disediakan perpustakaan umum gratis bagi pengunjung. Di sisi lain dari taman ini, terdapat tempat pengolahan sampah kompos Bratang. Daerah semakin terlihat asri, karena di sekitar Taman Flora ada pasar bunga dan pasar tradisional. Sehingga sampah yang berasal dari pasar tradisional dan Taman Flora, diolah menjadi kompos. Hasilnya, digunakan kembali oleh Taman Flora dan dijual pada penjual bunga dan tanaman hias di pasar bunga Bratang. Bagi pengunjung tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk masuk Taman Flora ini.
Jika di Taman Flora pengunjung diajak mengenal berbagai macam jenis tanaman yang ada di alam ini, sedangkan di Kebun Binatang Surabaya (KBS) pengunjung dapat mengenal berbagai macam fauna. Di akhir pekan atau hari libur, KBS dapat dipastikan dipenuhi pengunjung. Seperti halnya di Taman Flora, bila memasuki KBS yang letaknya di tengah kota, kita tidak akan mendengar kebisingan kendaraan bermotor. Yang terdengar hanyalah suara binatang yang bersahut-sahutan. Selain itu juga suasana asri dan rindang dapat ditemui di daerah yang berdekatan dengan terminal Wonokromo ini.
Berbagai atraksi yang melibatkan hewan sering diperagakan di tempat ini. Misalnya gajah yang berjalan-jalan atau pengunjung diperlihatkan bagaimana hewan-hewan tersebut makan. Khususnya hewan-hewan buas. Di tengah arena juga disediakan tempat yang digunakan untuk keluarga atau rombongan yang melakukan wisata. “Kalau teori, sudah kita berikan di kelas. Sekarang praktik di lapangan dengan menunjukkan berbagai macam hewan. Ya, sebagai hiburan, kita membuat permainan di tengah taman sambil makan istirahat,” kata Anton, salah seorang guru pembina.

SMA 6 Malang Studi Ke Kebun EM

thumbnail
OLEH: DIDIK PURWANTO
Sekitar 227 pelajar SMAN 6 Malang, Jawa Timu melakukan studi Kenal Alam dan Lingkungan (SKAL) ke Kebun Percontohan Organik di Denpasar, Selasa (22/1). Kebun yang dikembangkan Pak Oles sejak tahun 2000 itu sudah menjadi langganan para petani, peneliti, ilmuwan, pengusaha, TK hingga perguruan tinggi, dari dalam maupun luar negeri. Mereka mendatangi lokasi di Jl Pulau Roti Denpasar itu untuk menggali ilmu tentang pertanian organik dan pembuatan pupuk organik.
Didampingi 10 orang guru, pelajar kelas XI SMAN 6 Malang itu dengan antusias mengikuti penjelasan tentang menggarap kebun organik plus proses pembuatan pupuk Bokashi Kotaku.
Ketua Panitia SKAL, Drs Eko Setyono mengatakan, kegiatan itu untuk melatih kemandirian dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh siswa di sekolah. “Selepas kegiatan ini siswa harus membuat makalah dan berusaha menerapkan makalah tersebut di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar. Syukur kalau bisa diterapkan di masing-masing keluarga mereka,” ujar Setyono yang juga Kahumas SMAN 6 Malang itu.
Siswa yang ikut dalam kegiatan itu, jelas Setyono, terdiri dari jurusan IPA dan IPS. Pelajar jurusan IPA meneliti kandungan biologi plus kimia dari semua bahan di kebun percontohan itu. Jurusan IPS lebih menekankan pengemasan, sistem penjualan dan pendistribusian.
Kuntjoro Adijanto, instruktur dan kepala Kebun Percontohan Organik menyatakan gembira atas kunjungan pelajar asal jawa Timur itu. “Semoga penjelasan kami tentang proses pembuatan pupuk Bokashi Kotaku, pertanian organik dan beragam produk Pak Oles dapat memberi wawasan sekaligus diterapkan di lingkungan sekolah. Kami juga sering menerima penelitian dari pelajar dan mahasiswa yang studi banding ke tempat ini,” ujar Adijanto.
Shallahudin, siswa kelas XI IPA 1 mengatakan, cra pertanian organik berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Selama ini masyarakat hanya dijejali pupuk kimia dan tidak tahu akibat yang ditimbulkan kemudian. “Pertanian organik ini tidak hanya bermanfaat bagi manusia tapi menyelamatkan alam sekitar terutama terhadap kandungan zat hara di dalamnya. Pupuk kimia justru menghancurkan unsur hara di dalam tanah,” tegas Shallahudin.

Peluang Bisnis Usaha Tanaman Hias

thumbnail
OLEH: HERNAWARDI
Ardi_31@yahoo.com

Bisnis tanaman hias masih tetap menggeliat dan semakin menggiurkan banyak orang untuk coba membuka usaha yang menyajikan bentuk dan jenis tanaman ini. Di Lombok Barat, selama empat tahun terakhir, di daerah berjuluk Patut Patuh Patju, bisnis tanaman hias terus dilirik warga sebagai bisnis yang mendatangkan profit.
Di setiap lokasi stategis seperti di area perkantoran maupun di kawasan-kawasan wisata yang memang membutuhkan tenaman hias sebagai bentuk kepedulian terhadap keasrian lingkungan cukup banyak bertebaran para pengusaha tanaman hias. Cukup beralasan para pebisnis tanaman hias ini melirik sungguh-sungguh usaha ini. Hal ini mengingat peluang tanaman hias ini cukup menjanjikan dan memiliki peluang untuk tetap bertahan dalam situasi apapun.
Di Kecamatan Gerung, ibu kota Lombok Barat sedikitnya 5 orang pengusaha bunga yang menjajakan usahanya disepanjang jalan. Belum lagi di kecamatan Kediri. Di kota santri ini ada 40 pengusaha tanaman hias yang menjajakan usahanya di sepanjang jalan dengan mendirikan tenda tersendiri untuk usahanya.
Sahdan, salah seorang pengusaha tanaman hias di Kediri misalnya, mengaku berminat dengan usaha ini karena hasilnya boleh dibilang cukup lumayan. Sahdan bisa meraup Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta dari penjualan bunga dalam sehari. Umumnya peminat tanaman hias berasal dari instansi pemerintah maupun swasta, serta kalangan ekonomi menengah ke atas.
Sahdan menyebut harga tanaman hias berkisar Rp 10 ribu hingga belasan juta rupiah. berbagai jenis tanaman hias disediakan seperti aglonema, samiakulkas, adenium maupun eforbia. Jika ingin berinvestasi di tanaman hias memang tidak kecil modal. Bisa sampai 50 jutaan. Tapi itu tadi kita lihat peluang pasarnya cukup menjanjikan.

Pengolahan Sampah Menjadi Pupuk Organik

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Sampah menjadi masalah yang tak terselesaikan. Untuk bisa mengatasi penumpukan sampah alangkah lebih baiknya jika dimulai dari lingkungan rumah tangga. Sejatinya sampah yang menumpuk lebih banyak berasal dari rumah tangga, hotel, restaurant dan pabrik. Dari lingkungan rumah tangga perlu dipisahkan antara sampah plastic dan botol dengan sampah sisa masakan dan dimasukkan dalam kantong yang berbeda untuk memudahkan pengolahan sampah di tempat pembuangan akhir.
Berbeda dengan kelompok masyarakat Sanur Kaja, Denpasar, yang kini mulai mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk organik. Kegiatan ini, menurut I Made Hariana, Pengurus PPLH (Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup) Denpasar, bermula dari kesadaran kelompok kaum peduli lingkungan di Gang Mawar dan Gang Nuri Sanur Kaja terhadap sampah. Tujuan mereka mengolah sampah jadi pupuk organik untuk membantu pemerintah mengatasi masalah lingkungan terutama sampah.
Kelompok ibu-ibu ini, lanjut Hariana, dibimbing PPLH dalam mengolah sampah hingga menjadi kompos. Pengelolaan sampah bernama Depo Cemara yang berbasis masyarakat bertempat di Jl Tukad Nyali 1 Sanur Kaja Denpasar. “Depo Cemara ini merupakan bentuk nyata pengabdian desa Sanur Kaja untuk mewujudkan kota Denpasar berwawasan budaya menuju Bali yang berlandaskan TRI HITA KARANA,” ungkap Hariana.
Sampah yang diolah berasal dari sampah rumah tangga, hotel dan restaurant di sekitar Sanur Kaja. Sampah yang telah dipisahkan antara bahan organik dan anorganiknya kemudian dibusukkan dalam kotak fermentasi selama sepuluh hari dan dicampuri dengan starter (kompos jadi) disertai penyiraman.
Proses selanjutnya, pelapukan dengan mengeluarkan sampah yang sudah busuk dan dibiarkan selama tujuh hari dengan dilakukan proses pembalikan sebanyak tiga kali. Pada pembalikan terakhir disiram dengan senyawa alam. Sampah yang sudah lapuk ditiriskan kemudian dicacah dan diayak kemudian dikemas.
Kompos yang siap dimasukkan dalam plastik kemasan berisi label Taksu Bali. ‘’Kompos yang dikemas digunakan sendiri oleh masyarakat sekitar untuk memupuk tanaman. Sisanya ada yang dijual kepada tetangga dan dititipkan di stand-stand bunga di seputaran Jl Hang Tuah,” kata Hariana.

Pupuk Organik Terbaik Bagi Tanaman Hias

thumbnail
OLEH: HERNAWARDI
Suatu kebanggaan tingkat pemahaman dan kesadaran masyarakat menggunakan pupuk organic semakin tinggi, terlebih pengusaha tanaman hias. Komang Sajana misalnya, salah seorang pengusaha tanaman hias di Mataram tidak menampik jika di outletnya ia menyediakan berbagai jenis pupuk organic termasuk EM4 untuk tanaman khususnya tanaman hias dan media tanaman lainnya bagi konsumen yang membutuhkan.
Kepada para pelangannya ia selalu menyarankan untuk lebih baik menggunakan pupuk organik ketimbang pupuk kimia yang banyak menimbulkan efek samping. Karena bagaimanapaun juga, puopuk organik telah terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman hias maupun memperbaiki kualitas produksi Khusus di tyempat usaha tanaman hiasnya, terdapat berbagai jenis Kamboja Jepang (Adenium), yang memang sudah lama dilirik oleh para pencinta tanaman hias.
Namun masyarakat luaspun sudah tertarik dengan tanaman hias yang satu ini. Di Mataram, misalnya, Komang Sujana sejak tahun 2000 serius memelihara sekaligus membudidayakan kamboja Jepang. Ada banyak tanaman jenis Adenium ini seperti Arabicum, Obisum, Sukotranum. Semuanya berasal dari benua Afrika.
Untuk Adenium lokal, koleksi Sujana terbilang sangat bervariasi dan jmlahnya hampir 50. Seperti May Country, Poisedon, Eye Of The Storm, Marelyn, Bertha, Hugo dan lain-lain. Sujana memesan tanaman dari Godong Ijo Jawa, agen tanaman hias terbesar di Indonesia.
Secara rutin, ia memesan setiap bulan Rp 10 juta. Harga tanaman tergantung jenis dan style. Setiap pohon punya karakter. Seperti style natural, terbentuk alami, cabang kompak dan pongkol besar. Harganya bisa ratusan ribu bahkan jutaan. Tidak hanya kaum ibu-ibu yang menggemari tanaman hias jenis ini, namun dari para kolektor pencintan tanaman hias baik yang dari Mataram, Lombok maupun luar daerah banyak yang menyukai tanaman hias ini bahkan membeli dan memesannya jauh-jauh hari sebelumnya.

SEEDS Memberdayakan Rakyat Dengan EM

thumbnail
EM Sri Lanka
OLEH: INDAH WULANDARI

Teknologi EM dikembangkan Sri Lanka sekitar tahun 1996-1997 lewat program Sarvodaya Movement yang diprakarsai SEEDS (Sarvodaya Economic Enterprise Development Service). SEEDS merupakan organisasi sosial milik swasta (non governmental organization) yang diperkuat jaringan Parlemen Rakyat Sri Lanka. Organisasi ini menjadi tempat bersatunya ide-ide rakyat untuk memberdayakan masyarakat Sri Lanka.
Langkah yang ditempuh SEEDS nampaknya hasil refleksi dari visi dan misi organisasi yang berdiri sejak 1958, yakni mewujudkan kesejahteraan hidup tanpa kemiskinan dengan misi mengurangi kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi. Salah satunya lewat bidang pertanian dengan menggandeng EMRO (EM Research Organization).
Pemilik hak paten teknologi berbasis alami ini memberikan kepercayaan pengembangan teknologi EM serta pemasaran produk EM di Sri Langka pada Dr AT Ariyarathne. Sistem pengembangan dimulai dari jaringan sosial Sarvodaya. Sedangkan sistem penjualan dilakukan secara internal (Nippon, Norad, Novatise) dan eksternal yang menyasar kalangan petani, pemilik perkebunan, hotel-hotel, peternakan serta perikanan.
Promosi pada masyarakat luas pun dilakukan dengan menyebar leaflet dan poster. Pada tahun 2000, pengembangan produk mulai dilakukan dengan merilis EM5, EM Standard Bokashi, EM Straw Bokashi. Karena perkembangannya mulai bagus dan bisa mandiri maka sejak 1 Juni 2005, SEEDS lebih fokus menangani promosi dan pemasaran EM1. Unsur edukasi publik turut diberikan melalui pelatihan aplikasi teknologi EM.
Program pelatihan terdiri dari pembuatan kompos, pembuatan pupuk Bokashi, ekstrak EM, dan EM5. Pengaplikasian EM dipraktekkan pada perkebunan bunga, kebun teh serta untuk mengurangi bau tak sedap yang terdapat di peternakan. Konsultasi diberikan para ahli mengenai manajemen pengolahan limbah, bio sanitasi di pabrik teh, pertanian organik serta aplikasi EM untuk tanaman teh, karet, dan kakao.
Saat ini, unit teknologi EM SEEDS dikepalai Dr. Sunil Liyanage, direktur Divisi Pelatihan. Ia mendapat dukungan dari para ilmuwan Sri Lanka dan staf ahli EM Dr JC Krishnarathne. Keeratan jaringan pengembangan EM Sri Lanka makin memperkuat citra teknologi EM. Nantinya bidang pengolahan limbah industri tak luput menjadi rencana program SEEDS.

Sawi Bebas Hama Berkat EM4

thumbnail
OLEH: AGUS SALAM
Sayuran segar dan sehat memang dambaan konsumen. Segar belum tentu sehat, kecuali pertanian tersebut sudah mendapat label organik yang ditritmen dari hulu ke hilir tanpa kimia setetespun. Lalu pertanyaannya, kalau sayuran sawi yang banyak hamanya, bagaimana menghalaunya tanpa festisida kimia? Jawabnya, bisa dengan EM4 yang dibuah menjadi festisida organik.
‘’Pada awalnya festisida kimia itu berasal dari festisida organik. Jadi festisida kimia meniru rasa atau bau tanaman yang tidak disukai hama. Jenis tanaman obat seperti brotowali, bawang putih, sambiloto dan jenis lainnya,’’ kata H Agus Asmara, seorang pengurus Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Antanan yang berada di kampung Tarikolot Desa Cimande Kecamatan Caringin, Bogor, Jawa Barat.
Menurut Agus, hama sawi ini sangat banyak, misalnya, ulat titik tumbuh (crocidolomia binotalis zell.), ulat tritip (plutella maculipennis), siput (agriolimas sp.), ulat thepa javanica, cacing bulu (cut worm). Sedang penyakitnya adalah, penyakit akar pekuk, bercak daun alternaria, busuk basah (soft root), penyakit embun tepung (downy mildew), penyakit rebah semai (dumping off), busuk daun dan busuk rhizoctonia (bottom root).
Tetapi dengan festisida organik dengan menggunakan tanaman obat yang difermentasi dengan EM4 secara rutin, semua hama dan penyakit dapat dihalau. ‘’Contohnya sawi-sawi disini jarang sekali yang terkena hama dan penyakit dan pertumbuhan tanaman pun sangat subur,’’katanya.
Memang, Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Antanan, sangat mempercayakan EM4 sebagai bahan fermentator untuk membuat bokashi dan festisida organik sehingga P4S Antanan dipercaya menjadi salahsatu pusat pengembangan pertanian organik di wilayah Bogor Jawa Barat. ‘’Karena itu banyak konsumen yang mencari sawi disini, karena dikonsumsinya sangat aman dari residu festisida kimia,’’kata Haji Agus.
Sedang di Antanan ini, dikembangkan tiga jenis tanaman sawi, yaitu sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada pula jenis sawi keriting dan sawi- sawi monumen.
Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina., merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasae dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain enak ditumis atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina.
‘’Dengan daun yang segar dan bebas residu kimia, karena menggunakan festisida organik yang difermentator dengan EM4, para konsumen sangat memberikan kepercayaan kepada Antanan ini bahwa sawi yang dibudidayakan bebas dari pengaruh festisida dan insektisida kimia yang mengganggu kesehatan manusia,’’ katanya.

Nanik Heri: Ubah Daun Sampah Jadi Daun Uang

thumbnail
OLEH: WURI WIGUNANINGSIH
Berawal dari kecintaannya pada tanaman yang ditularkan oleh sang suami, sejak 12 tahun lalu, Nanik Heri telah mampu mengubah sampah daun menjadi uang. Bahkan saat ini, hasil karyanya tersebut banyak dipajang di negara Eropa dan Asia. Berkat kemahirannya memanfaatkan sampah daun menjadi barang yang bermanfaat itulah, ia sering diundang menjadi pembicara di beberapa seminar tentang kerajinan tangan. Tidak lama lagi, beberapa buku bertemakan tentang pemanfaatan daun kering akan dilempar ke pasaran.
“Yang punya ide untuk merubah daun sampah menjadi uang itu adalah almarhum suami saya. Dia dulu yang melakukan percobaan membuat kerajinan dari berbagai bahan. Dia pula yang rajin ikut pameran dari satu kota ke kota lain. Bahkan pameran dari satu negara ke negara lain juga sering dilakoninya. Saya sih sekarang tinggal melanjutkan usaha suami serta menikmati hasilnya saja,” kata ibu tiga anak ini.
Proses pembuatannya mudah. Tapi butuh ketelatenan serta daya kreatif yang tinggi. Pertama kali adalah memasak sisa-sisa daun. Berbagai macam jenis daun dapat digunakan. Kecuali daun yang berbatang basah. Kemudian dicampur dengan asam sitrat dan diangin-anginkan dengan alas kertas koran. Tujuannya supaya air bisa diserap kerta koran. Selanjutnya daun-daun tersebut ditempelkan satu per satu pada benda yang telah dibentuk sebelumnya.
Untuk bentuknya, semua tergantung permintaan dari pembeli. Mulai dari kotak biasa hingga kotak untuk acara pernikahan. Tidak hanya itu, buku, lampu dan bunga serta bross juga telah banyak dihasilkan dari daun-daun kering. Hingga saat ini, hasil karyanya lebih banyak dijual di luar negeri. Karena banyaknya permintaan di luar negeri, terkadang permintaan dalam negeri sering ditolak. “Kalau orang luar negeri itu langganan lama semasa suami saya dulu. Jadi merekalah yang saya prioritaskan,” terang Nanik.
Obsesinya ke depan adalah membuat galeri yang terbuat dari daun-daun kering dan melakukan ekspor sendiri. Karena selama ini ekspor dilakukan melalui perantara. Kondisi politik serta keamanan Indonesia juga sangat mempengaruhi pasar luar negeri. Beberapa tahun lalu, ketika bom Bali dan beberapa bom meledak di Indonesia, banyak pembelian yang dibatalkan. Alasannya tentu keamanan, karena orang luar negeri takut datang ke Indonesia.

Busana Daur Ulang Sepi Peminat

thumbnail
Oleh: Heni Kurniawati
Kesadaran untuk menggunakan bahan berbasis ramah lingkungan kini merasuki dunia fashion. Para desainer merancang busana atau tas yang berasal dari bahan daur ulang. Seperti dari karung goni, kerang dan batok kelapa dimanfaatkan untuk aksesoris busana. Saat ini pemakaian bahan daur ulang masih sebatas aksesoris dan belum menjadi bahan dasar busana. Meskipun ada, hanya segelintir saja. Alasannya sederhana. Busana yang berbahan daur ulang tidak begitu nyaman dipakai dan diminati masyarakat.
Bagi perancang busana asal Bali, I Putu Suhartini, memanfaatkan bahan yang menurut orang tidak berguna atau tidak layak pakai sudah menjadi santapannya setiap kali merancang busana. Pemakaian bahan daur ulang dalam busana rancangannya sejauh ini hanya untuk aksesoris pakaian saja. Bukan sebagai bahan dasarnya. ”Sejauh yang saya ketahui dan lakukan banyak desainer yang menggunakan bahan daur ulang seperti dari karung goni. Hal itu semata dilakukan untuk keperluan pertunjukan catwalk saja. Karena pakaian yang berbahan daur ulang masih belum banyak peminatnya dan tidak begitu nyaman untuk dipakai,” katanya.
Untuk menyalurkan kesenangannya berkutat dengan barang bekas, ia pun memanfaatkan batok kelapa, benang karung goni, kayu dan juga kerang sebagai bahan untuk menambah keindahan dari busana rancangannya. Bahan bekas tersebut diproses menjadi aksesoris yang menghiasi baju dan busana olahannya. Alasan klise ia tuturkan. Selain ramah lingkungan, memakai bahan daur ulang dapat memangkas ongkos pembuatan. “Biasanya bahan daur ulang saya gunakan untuk mempercantik busana saya. Bahan–bahan itu saya desain sendiri sedemikian rupa hingga menjadi aksesoris atau detil busana yang indah dan nyaman dipakai,” jelas dosen Sekolah Desain Bali ini.

Kertas Bekas Dilirik Hotel

thumbnail
Oleh: Roro Sawita
Barang bekas tidak selamanya langsung dibuang ke tong sampah. Tinggal kreativitas dan guratan inovasi yang membuat berbagai benda-benda rongsokan seperti kertas bekas, pecahan kaca, atau sampah plastik bernilai ekonomis.
Di tangan para pengrajin, barang-barang yang sudah tak terpakai itu mampu menjadi komoditas yang memiliki nilai jual. Dengan harga yang tidak bisa terbilang murah.
Salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang konsisten menangani masalah sampah kertas adalah Yayasan Wisnu di Jl Pengubengan, Kerobokan Bali. Kertas dipilih sebagai produk utama karena memiki nilai ekonomis yang tinggi. Di dalamnya ada unsur pendidikan, lingkungan, pengembangan komunitas, penggunaan teknologi sederhana dan menciptakan lapangan kerja baru. Kertas juga mengandung kayu dan air bersih. Kedua unsur tesebut mudah diolah kembali. Sayang informasi daur ulang kertas kurang diminati pengusaha lokal. Padahal usaha tersebut cukup menjanjikan. Di sisi lain, penggunaan kertas baru turut merusak alam. Untuk satu ton kertas diperlukan 13 batang pohon dan ribuan liter air bersih. Bisa dibayangkan besarnya penggunaan kertas bagi dunia pendidikan dan pekerjaan setiap harinya. “Penggunaan kertas baru sama dengan menebang pohon baru, satu ton kertas sama dengan 13 pohon. Bisa dibayangkan berapa pohon yang harus ditebang per hari kalau ini tidak cepat diberi solusi lain,” ungkap I Made Suartana, Direktur Yayasan Wisnu.
Proses daur ulang dimulai dengan memotong kertas menggunakan mesin atau gunting. Hasilnya direndam selama tiga jam sampai satu hari. Sesudah itu diblender atau dihancurkan hingga menjadi bubur. Sedikit demi sedikit bubur dimasukkan ke dalam bak yang berisi air. Kemudian disaring dengan screen kertas. Terakhir dipres dan dijemur hingga kering. Untuk menghasikan warna atau tekstur dapat ditambahkan saat masih menjadi bubur kertas. Warna dapat manggunakan pewarna sintetik atau alami dari kunyit atau coklat kayu. Sedangkan tekstur dari daun ilalang dan daun pisang kering yang direbus bersama air soda.
Untuk 3 kg kertas bekas bisa dibuat 150 lembar kertas siap pakai. Sedangkan permintan per hari cukup tinggi. Hal itu diakui Wayan Raka Suarta, pembuat kertas daur ulang. Ia bisa kerepotan menerina pesanan dari pihak perorangan, hotel atau restoran yang membutuhkan kertas daur ulang. Tiap bulan ia bisa menerima pesanan lebih dari 2000 lembar. Kertas-kertas itu kemudian dibuat menjadi kertas cover, blok note, kartu undangan, tas dan lainnya. Setiap kertas dihargai Raka sebesar Rp 1500-2000 tergantung pada kualitas, tesktur dan pewarnaannya. “Harganya tergantung pada kualitas ketebalan kertas dan pewarnaan serta tekstur yang diminta,” ujar Raka.

Unilever “Membersihkan” Jakarta

thumbnail
OLEH: AGUS SALAM
Komitmen Unilever dalam mengembangkan Jakarta Green & Clean (JGC) atau membersihkan Jakarta dari sampah, patut diajungkan jempol. Terbukti dengan diluncurkannya program Recycle and Women Empowerment, pemberdayaan perempuan melalui pengolahan sampah kering. Pelatihan telah diberikan kepada 100 perempuan di lima wilayah DKI Jakarta.
Menurut Josep Bataona, Human Resource & Corporate Relation Director PT Unilever Indonesia Tbk, 100 perempuan yang sudah dilatih itu itu mulai merintis usaha pemanfaatan sampah kering menjadi berbagai kerajinan.
JGC merupakan salah satu program corporate social responsibility (CSR) yang diprakarsai Unilever dan telah berlangsung sejak 2006. Idenya, Unilever ingin berperan ‘membersihkan’ Jakarta .
‘’Awalnya, kami hanya memberikan pelatihan pada ibu-ibu tentang membuang sampah basah dan sampah kering. Kemudian sampah basah dijadikan kompos dan sampah kering dibuat kerajinan tangan. Hasilnya, sangat menggembirakan, tidak saja lingkungannya menjadi bersih dan hijau, hal ini juga memberikan income tambahan ibu-ibu dari hasil mengolah sampah kering menjadi kerajinan tangan tersebut,’’ katanya.
Selama workshop atau pelatihan, 100 peserta se-jadebotabek diberikan materi seputar motivasi dam kiat kewirausahaan di sampng secara langsung dibekali menjahit kemasan bekas-bekas produk Unilever menjadi barang bermanfaat seperti tas, dompet atau payung dengan design yang menarik.
Program pemberdayaan perempuan melalui pengelolaan sampah kering akan diimplementasikan secara berkesinambungan, karena para peserta mendapatkan pelatihan dan pendampingan dalam mengolah sisa kemasan plastik menjadi barang yang berguna.
Contoh yang sudah berjalan, pemanfaatan sampah kering oleh Tri Darmianti, warga RT 08/RW 01 Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat. ‘’Saat ini ada lima orang ibu yang membantu saya mengembangkan usaha pengolahan sampah kering ini. Sebelum ini sebenarnya saya sudah menekuni usaha tersebut yaitu sejak RT kami menang JGC 2006. Dulu saya sendiri dan sekarang dibantu lima ibu,’’ katanya.
Begitu juga dengan Meitiah Al Fazuna yang mempelopori usaha pengolahan sampah kering di kawasan Warakas Jakarta Utara dengan menggerakkan warga sekitar. Sampah-sampah kering tersebut disulap menjadi barang kerajinan, seperti tas, tempat HP, dompet, dan sebagainya.
Menurut Meitiah, ia berkomitmen untuk mengembangkan usaha ini bersama ibu-ibu lainnya. Sebab prospeknya memang cukup bagus. ‘’Tapi kalau pun misalnya kami tidak bisa mengembangkan usaha ini hingga besar dengan omzet yang besar pula, itu tidak masalah. Yang penting kami sudah berupaya untuk berbuat sesuatu terhadap lingkungan. Bagi kami itu sebuah kepuasaan batin sendiri,’’ katanya.

Fasilitas Hotspot Di Pusat Hidangan

thumbnail
PENGANTAR REDAKSI
Kini ratusan hotspot atau jaringan internet nirkabel gratis di hadir mal-mal, sekolah dan tempat-tempat umum. Namun penggunaan fasilitas internet gratis ini masih amat rendah. Fasilitas hotspot ini masih jadi konsumsi kalangan menengah atas alias orang kantoran. Belum menyentuh para ibu rumah tangga. Hal ini bukan semata karena program sosialisasi yang gagal dari Telkom, Melsa ISP atau WiFi atau provider lainnya. Rupanya minat masyarakat terhadap internet sebagai media komunikasi masih amat rendah.
Bosan Di Kantor, Cari Gratisan
OLEH: DIDIK PURWANTO

Fasilitas hotspot mulai marak ditemukan di beberapa pusat hidangan di Denpasar dan Kuta. Pelayanan cuma-cuma yang diberikan pengelola kepada pelanggan ini tak ubahnya menyebar gula pada komunitas semut.
Bagaimana tidak, tarif termurah penggunaan internet di Denpasar berkisar antara Rp 3000 hingga Rp 6000. Mayoritas pengguna tersebut adalah kalangan pelajar, mahasiswa dan kaum eksekutif. Jika diasumsikan penggunaan internet satu jam per hari dan empat kali seminggu, maka biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp 12.000. Itu kalau cuma satu jam, bagaimana bila lebih?
Bak gula ditebar di komunitas semut. Ternyata strategi pemberian layanan hotspot bagi pengunjung ini mendapat sambutan antusias bagi kalangan pengguna. Bagi Diah, eksportir kerajinan yang tinggal di Kuta ini sering menggunakan fasilitas hotspot tatkala bosan mendera rutinitas pekerjaan kantor. “Minimal empat kali seminggu saya biasa pergi bersama teman-teman untuk mengerjakan tugas kantor. Bisa di Denpasar, bisa juga di Kuta. Tergantung mood aja,” ujarnya sembari mata tanpa berkedip memelototi laptop di depannya di sebuah pusat hidangan Denpasar, Rabu (23/1).
Lanjutnya, fasilitas yang diberikan gratis tersebut sangat menunjang pekerjaan bahkan hanya sekadar refreshing saja. Cewek jomblo yang baru enam bulan tinggal di Bali tersebut bahkan sudah pernah mencoba fasilitas hotspot di seluruh Denpasar dan Kuta. “Kalau di Excelco Kuta, fasilitas hotspot ini harus bayar. Ada yang Rp 30.000, Rp 50.000 dan paket lainnya. Saya lebih suka yang gratis sih. Kecuali kalau lagi kepingin aja selalu mampir ke sana,” canda cewek yang baru saja balik dari Hawaii untuk mengurus kerjaan dengan bosnya di sana.
Teguh Latra Wijaya, supervisor Pusat Hidangan Tiara Dewata di jalan Mayjen Sutoyo Denpasar ternyata menerapkan strategi yang tepat. Kalangan dari beragam usia terutama remaja dan eksekutif cenderung suka terhadap tempat yang memfasilitasi untuk sekadar ngobrol, makan cemilan sembari melanglang ke dunia maya.
Buka dari jam 10 pagi hingga jam 10 malam, pusat hidangan yang baru saja buka satu bulan lalu ini selalu ramai oleh kalangan remaja terutama sore dan malam hari. “Untuk lantai satu sudah ramai dengan hidangan tradisional. Sedangkan lantai dua khusus kita buka dengan hidangan asing ditambah fasilitas hotspot. Cukup makan Rp 10.000 bisa internetan sepuasnya,”ungkap Latra yang sudah 20 tahun lebih tinggal di Bali.

Training Internet Untuk Orangtua

thumbnail
OLEH: WURI WIGUNANINGSIH
Perkembangan teknologi informasi khususnya internet sudah merambah anak-anak kecil. Mereka mahir mengoperasikan internet. Tentu saja untuk kemajuan wawasan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Bahkan dengan adanya pengembangan teknologi WiFi, orang semakin mudah mengakses internet di tempat-tempat tertentu dengan leluasa. Dengan demikian, peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk mengawasi anak-anaknya jika sedang mengakses internet. Karena tidak dipungkiri, dengan internet bisa banyak yang kita dapat. Tidak hanya hal-hal yang positif, tapi juga hal-hal negatif.
Berlatar belakang permasalahan inilah beberapa pihak yang terkait dengan internet ini memberikan training gratis tentang internet pada para orangtua. “Ya, biar orangtua tidak ketinggalan teknologi internet. Komputer sekarang sudah murah dan mudah didapatkan. Internet juga mudah untuk diakses. Masak anaknya sudah pandai mengoperasikan internet, eh orangtuanya membuka internet saja tidak bisa. Karena saat ini pendidikan komputer juga didapat anak-anak di bangku sekolah. Di internet bisa banyak yang kita dapat. Mulai dari yang bermanfaat sampai yang menjerumuskan. Dengan training ini kita memberikan pengetahuan dasar pada para orangtua tentang internet,” kata ketua panitia pelaksana, Natania.
Beberapa pelajaran yang diberikan dalam training ini di antaranya adalah bagaimana cara membuka internet. Kemudian mencari situs atau mencari bahan-bahan yang kita butuhkan sampai memblokir situs-situs tertentu yang dianggap berbahaya bagi anak-anak. Karena itulah, setiap peserta training langsung memegang satu komputer. Sehingga peserta dapat langsung mempraktekkan apa yang diberikan pembicara. Untuk pembicara, pihak panitia bekerjasana dengan ITS yang jelas mendalami teknologi komputer ini.
Acara serupa, sesungguhnya pernah diadakan beberapa bulan yang lalu. Dan pesertanya cukup membludak dan banyak yang menginginkan untuk diadakan acara serupa. Akhirnya baru kali ini diadakan kembali training gratis internet khusus orangtua. “Sungguh luar biasa antusias masyarakat. Kami sempat menolak beberapa peserta. Padahal dalam satu hari kita mengadakan dua kali pertemuan dengan materi yang sama. Akhirnya kita berencana mengadakan acara serupa secara rutin setiap bulan,” ungkap Natania.

Lepas Lelah Sambil Mengakses Internet Gratis

thumbnail
OLEH: WURI WIGUNANINGSIH
Sejak dicanangkannya program technopark, tentunya memudahkan masyarakat untuk mengakses internet di berbagai tempat secara gratis. Salah satu di antaranya adalah di Taman Bungkul Surabaya. Selain di Taman Bungkul, beberapa tempat wisata serta mall juga menyediakan pelayanan WiFi. Sehingga masyarakat mudah mengakses internet sehingga dapat mengikuti perkembangan teknologi di seluruh dunia. Tapi sayang, masyarakat belum memanfaatkan secara maksimal kesempatan yang diberikan pemerintah ini. Di taman kota, lebih banyak mereka gunakan untuk melepas lelah dan bersantai dengan keluarga atau pasangan.
Seperti dapat kita temui di Taman Bungkul. Bagi mereka yang mempunyai laptop dan terdapat program WiFi, dapat mengakses internet secara gratis di tempat ini. Tapi sayang, sore hingga malam hari, tempat ini banyak digunakan untuk santai melepas lelah dan tempat bermain bagi anak-anak. Hanya beberapa saja menggunakan fasilitas teknologi yang telah disediakan oleh Pemkot Surabaya tersebut. Umumnya mereka adalah para mahasiswa. Sambil bersantai di bawah pohon rindang, mereka mengerjakan tugas dengan mengakses internet. Cukup nyaman juga.
Di beberapa kampus di Surabaya juga telah menyediakan daerah gratis mengakses internet. Sehingga memudahkan mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah yang membutuhkan akses internet. “Selain memudahkan mengerjakan tugas, dengan adanya program WiFi ini memang benar-benar bermanfaat. Kita bisa mengikuti perkembangan informasi diseluruh dunia kapan saja dengan gratis dan juga chatting dengan leluasa,” kata Ratna, salah seorang mahasiswa Petra.
Untuk di mall-mall, pihak pengelola juga menyediakan daerah khusus yang menggunakan program WiFi. Di tempat inilah banyak ditemui eksekutif muda atau mahasiswa yang menghadap laptop sambil mengakses internet secara gratis. Umumnya, daerah yang mempunyai program WiFi ini akan dipenuhi pengunjung jam istirahat kantor. Setelah makan siang, biasanya mereka akan mengakses internet langsung. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengakses internet sambil makan siang. Pemandangan seperti ini sangat lazim dilihat di mall-malll besar di Surabaya.
Sementara itu, program technopark ini, rencananya akan diberlakukan di seluruh taman kota di Surabaya khususnya dan Jawa Timur umumnya. Nantinya, hampir semua alun-alun di Jawa Timur kita bisa mengakses internet secara gratis. Sehingga teknologi internet, tidak hanya dinikmati masyarakat kota, tapi juga masyarakat daerah.

Gebrakan Baru Indosat

thumbnail
LENTERA
OLEH: DIDIK PURWANTO
Di tengah persaingan tarif antar operator, PT Indosat Tbk meluncurkan dua program terbaru di tahun 2008 ini, yaitu Mentari Gratis 1 Menit Pertama dan IM3 Ce-eS-an. Fasilitas pertama memungkinkan berbicara secara gratis selama 1 menit pertama setiap kali pelanggan melakukan panggilan ke sesama nomor Indosat. Fasilitas kedua memberikan pelanggan berupa sms gratis kepada dua nomor pelanggan Indosat (Mentari, IM3 dan Matrix) yang telah didaftarkan sebelumnya.
Menurut M.Arif Junaedi, Kepala Cabang Indosat area Bali Nusra, program tersebut menjadi jawaban bagi persaingan tarif antaroperator di Indonesia dan terutama Bali. "Fasilitas terbaru dari Indosat ini memungkinkan pelanggan Mentari dan IM3 dapat memaksimalkan kartunya dalam berkomunikasi baik melalui suara maupun sms," ujar Arif saat pers conference bersama mitra bisnis dan media di D'Cost café, jalan Raya Puputan 88 Denpasar, Senin (21/1).
Lanjutnya, sekitar 85% dari pelanggan seluler di Indonesia tidak lebih dari dua menit untuk melakukan panggilan berupa suara. Begitu juga kurang dari 50% pelanggan seluler di Indonesia yang menghubungi lawan ngobrol selama satu menit. "Menurut penelitian kami, rata-rata pemakaian percakapan per orang di Indonesia hanya berkisar 60 menit per bulan. Percakapan tersebut masih jauh lebih rendah daripada percakapan di Malaysia dan Singapura," tambahnya.
Dalam suatu saat nanti, tambah Arif, tarif percakapan maupun sms pada semua operator juga akan mengalami titik kulminasi. Baik berupa tarif, fitur, coverage, maupun produk akan nyaris sama. "Namun ada satu yang akan membedakan antaroperator yaitu pelayanan (service)," jelasnya yang telah memiliki kantor pelayanan di tiap kabupaten dan kotamadya di Bali ini.
Ke depan, Indosat juga akan membuat fasilitas VIP Lounge di Bandara Ngurah Rai yang memungkinkan pelanggan setianya mengakses fasilitas hotspot dan meeting point. Merebut pangsa pasar telekomunikasi di Bali, Indosat masih optimis bisa meraup 600 ribu pelanggan yang belum tergarap oleh operator manapun yang masuk ke Bali. "Indosat optimis bisa mengantongi 30% dari total pasar yang belum tergarap tersebut di tahun 2008 ini," kata Guntur S. Siboro, Direktur Marketing Indosat.

Pengobatan India, Terapi Buat Pasutri

thumbnail
Oleh: Heni Kurniawati
Berbagai cara pengobatan tradisional hingga kini kian mendapat tempat di hati masyarakat dan terus berkembang pesat. Selain tidak semata mengandalkan pengobatan modern, masyarakat juga sadar untuk menjalani pengobatan tradisional dengan segudang khasiat itu. Khusus pengobatan India, justru lebih fokus terhadap masalah kejantanan pria dan kesuburan wanita. Obyek itu jadi focus bidikan lantaran dianggap sangat penting bagi pasangan suami istri.
Pengobatan Tradisional India (Ayurvedha) yang terletak di Jl Raya Sesetan 324 B, Denpasar menawarkan penyembuhan yang berhubungan dengan kesuburan pria dan wanita. Praktek yang dibuka Tabib Magindrem, ahli pengobatan tradisional India yang sudah 20 tahun menekuni profesi ini beroperasi pada Senin-Minggu, pukul 08.00-22.00 Wita. Keahlian Tabib Magindrem mengobati pasien, konon diwarisi dari kakeknya asal India dan memang merupakan ahli pengobatan tradisional India.
”Keahlian saya dalam mengobati berbagai keluhan penyakit atau keperkasaan pria dan kesuburan wanita saya peroleh dari kakek saya yang menjadi tabib di India. Pengobatan ini berasal dari kitab Ayurvedha yang mengajarkan susunan syaraf pusat seluruh metabolisme di dalam tubuh, pengaturan suhu tubuh oleh cairan tubuh (lendir),” katanya.
Selain meningkatkan vitalis kejantanan pria dan kesuburan wanita, Tabib Magindrem juga bisa mengurangi keluhan asam urat dan ambeien. Pasien sangat dimanjakan dan bisa konsultasi atau kontrol selama satu–dua bulan sekali. Seperti pengobatan lain, pengobatan ini mengunakan teknik pijat untuk melancarkan peredaran darah serta mencari titik-titik saraf yang menjadi tempat keluhan pasien dilakukan kurang lebih satu jam.
Setelah dilakukan pijatan pasien diberi ramuan yang berasal dari tanaman obat khas India, seperti lumut gunung dan gangang laut yang berwarna merah. “Untuk pengobatan dilakukan teknik pijatan ke daerah atau titik syaraf yang menjadi pusat keluhan pasien. Setelah penyakit diketahui, pasien diberi ramuan India. Seperti pengobatan lain, pengobatan India tidak instan. Pasien yang berobat diharuskan kontrol sebulan sekali selama tiga bulan berturut-turut. Ramuan obat saya anjurkan untuk diminum dua kali sehari,” tuturnya.
Dalam melayani pengobatan, dia juga memberi garansi kepada para pasien. Bila keluhan pasien tidak berkurang dalam kurun waktu yang diberikan maka pasien dapat berobat tanpa dipungut biaya. “Bila pasien puas dan pengobatan yang saya berikan membantu mengurangi keluhan penyakit mereka. Maka kepuasan tiada tara akan saya dapatkan,” imbuhnya.

Menguak Manfaat Ramuan Asal Kalimantan

thumbnail
Oleh: Roro Sawita
Hutan Kalimantan memang memiliki sejuta manfaat. Selain jadi paru-paru dunia juga menyimpan banyak fungsi ekologi. Masyarakat sekitar hutan memanfaatkan tanaman sebagai ramuan obat. Berbagai macam penyakit disembuhkan tanpa melalui pengobatan medis. Sejak dulu, masyarakat Dayak jarang menggunakan jasa pengobatan dokter. Tapi berkat pengetahuan para leluhur mereka masih tetap sehat.
Sekarang, ramuan asli Kalimantan begitu mudah dibeli di berbagai tempat, dari Sumatera hingga Papua. Berkat Ds DC Undas, pasien dapat memesan obat yang dianggap ampuh untuk mengobati berbagai penyakit. Antara lain amandel kronis, sinusitis, ambeien, tumor otak, radang kandungan, ginjal, maag, migrane dan asma. Bisa juga pesan obat di Jl Pemuda 60 RT 1X Selat Kuala Kapuas 73513, Kalimantan Tengah atau telepon di (0513) 22634, Hp 081349605173.
Sekitar 34 tahun sudah pria asal Kuala Kapuas itu menekuni pengobatan tradisional. Semua bahan diambil dari kekayaan hutan dan ragam tanaman bisa dimanfaatkan seperti pohon kenanga. Bunga, daun, batang, kulit dan akar kenanga merupakan bagian tanaman yang bisa dimanfaatkan, dan konon bila seminggu konsumsi ramuan asli Kalimantan itu sudah ada perbedaan dalam tubuh pasien.
Bahkan pengobatan bisa tuntas antara satu sampai dua bulan.
Namun hal itu dikembalikan pada pola konsumsi dan istirahat pasien. Bagi penderita amandel, obat ini sudah terbukti pada ribuan orang. DC Undas memberi jaminan kepada pasien bila tidak sampai sembuh, uang kembali. “Bagi penderita amandel kami beri garansi uang kembali jika tidak sembuh total,” ujarnya.
Untuk memudahkan pasien dalam konsumsi ramuan, kini sudah dibuat dalam bentuk puyer dan kapsul. Pembuatan obat sendiri sudah melalui proses modern lewat apoteker dan diperiksa BPOM dan mengantongi izin dari Dinas Kesehatan bernomor 2905/BYK-4/X-2004. Saat konsumsi obat ini, Undas menyarankan pasien untuk tidak menjalani pengobatan lain agar tidak tumpang tindih.
Setiap obat dihargai Rp 240 ribu sampai Rp 275 ribu untuk konsumsi 15 hari, dan diminum tiga kali sehari sesudah makan. Bagi masyarakat Bali, bisa datang langsung ke Jl Raya Denpasar - Gilimanuk Km 28 Sembung Gede Kerambitan, Tabanan atau Jl Batubeling 21 Kerobokan, Kuta.

Buah Labu kaya Akan Gizi

thumbnail
OLEH: AGUS SALAM
Labu siam yang merupakan sayuran yang sudah tak asing lagi bagi sebagian penduduk Indonesia, biasanya, labu siam ini untuk sayuran atau lalapan. Karena harganya murah, banyak orang memandang sebelah mata dengan buah ini. Padahal ternyata, buah labu siam ini banyak manfaatnya bagi kesehatan manusia. Sayuran merupakan makanan sehat buat jantung, mampu menangkal kanker, dan sangat baik bagi wanita hamil.
Labu Siam, dikenal dengan beberapa sebutan. Antara lain labu Jipang (Jawa Tengah), Manisah (Jawa Timur), Waluh siam (Jawa Barat) dan Kaho (Timor). Di dunia, sayuran ini disebut chayote.
Dalam kehidupan sehari-hari, labu siam dikenal sebagai sayuran buah yang menyehatkan. Buahnya bisa dimasak sebagai lalapan, sayur lodeh, oseng-oseng, atau sayur asam. Pucuk batang dan daun mudanya biasa dibuat lalap atau sayuran lainnya.
Buah labu siam memiliki kadar serat yang cukup baik, yaitu 1,7 g per 100 g. Konsumsi serat dalam jumlah yang cukup sangat baik untuk mengatasi sembelit dan aman untuk lambung yang sensitif atau radang usus. Serat pangan dapat mengurangi risiko penyakit kanker yang disebabkan sistem pencernaan yang tidak sempurna.
Serat pangan mampu mengurangi waktu tinggal (transit time) makanan sejak dari rongga mulut hingga sisa makanan dikeluarkan dalam bentuk feses. Selama tinggal di saluran pencernaan, serat pangan akan mengikat zat-zat karsinogenik (penyebab kanker). Berkat singkatnya transit time sisa makanan di saluran pencernaan, waktu zat karsinogenik bermukim dalam tubuh juga makin pendek, sehingga peluang terjadinya kanker menjadi sangat kecil.
Kandungan asam folat pada buah labu siam juga cukup baik, yaitu 93 mkg per 100 g. Konsumsi 100 gram labu Siam cukup untuk memenuhi 23,25 persen kebutuhan tubuh akan asam folat. Buah labu siam kaya akan Kalium yang berguna bagi tubuh untuk mengendalikan tekanan darah, terapi darah tinggi dan membersihkan karbon dioksida di dalam darah. Kalium juga bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul saraf. Kalium yang tinggi akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan memperlancar keseimbangan cairan.
Labu siam kaya akan vitamin B6 yang berperan dalam metabolisme protein, proses transaminasi dan deaminasi serta dekarboksilasi asam amino. Kebutuhan per hari mencapai 0,02 mg untuk dewasa, 0,015 mg untuk bayi, 0,2-1,2 untuk anak-anak dan 1,4-2 mg untuk remaja. Dan manfaat terbesar labu siam justru terletak pada kemampuan menurunkan tekanan darah tinggi. Setiap 100 gram buah labu siam mengandung kalium, natrium dengan perbandingan 62:1.

Mengkudu, Tanaman Obat Multi Guna

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Siapa tak kenal mengkudu? Tanaman asli Indonesia yang aroma buahnya sangat tidak enak ini tumbuh di mana saja. Bahkan bisa dijadikan tanaman pelindung di halaman rumah. Tidak semua orang tahu akan khasiat tanaman obat yang berbenjol pada permukaan buah itu. Semua bagian tanaman ini bermanfaat baik daun, akar, bunga maupun buah. Mengkudu mengandung air cukup tinggi dan bila sudah masak buahnya berwarna kuning pucat sampai cokelat kemerahan.
Kulit akar mengkudu mengandung morinidin, morinidon, alligarink, methylether dan soranjidiol. Buah mengkudu mengandung protein, asam amino, enzim, vitamin C, mineral, antrakuinon, xeronin, proxeroin, scubin, terpenoid, damnacanthal, asperuloside dan alizarin. Daunnya mengandung protein, zar kapur, zat besi, karoten dan asam askorbat. Bunga mengandung glikosida antrakuinon.
Daun mengkudu bermanfaat untuk mengobati amandel, menghilangkan rasa mulas, mengatasi disentri, meredakan demam, menghilangkan rasa mual dan muntah serta mengatasi diabetes mellitus (kencing amnis). Buah untuk mengobati tekanan darah tinggi, obat kecacingan, batuk dan diabetes.
Selain itu, buah mengkudu digunakan sebagai antiseptik, menguatkan tulang, membersihkan darah, peluruh kemih dan mengatasi asma. ”Masyarakat tidak perlu bingung di mana mendapatkan buah mengkudu untuk pengobatan. Karena sekarang telah tersedia minuman yang terbuat dari sari mengkudu yang dijual bebas di pasaran,” ujar dr Adji Suranto, SpA.
Selain daun, bunga dan buah, kulit batang mengkudu digunakan sebagai antiseptik, mengobati borok, menyembuhkan luka dan tonikum. Akarnya untuk mengobati penyakit disentri, sebagai tonikum dan meredakan demam.

Timun Berkhasiat Menurunkan Hipertensi

thumbnail
OLEH: AGUS SALAM
Bicara acara bisanya yang terbayang salahsatunya buah mentimun. Ketimun memang tidak asing lagi. Sayuran ini banyak dibudidayakan baik di ladang, di halaman rumah. Buahnya bisa dimakan mentah (acar, rujak, lalap) , direbus, dikukus atau disayur. Banyak jenis ketimun di pasar seperti timun biasa, ketumun krai, ketimun kuwu, ketimun poan, ketimun watang ada juga ketimun Jepang dan lain-lain.
Yang menarik, buah ketimun ini dapat menurunkan Hipertensi. Caranya, dua buah ketimun segar dicuci bersih lalu diparut. Hasil parutannya diperas dan disaring. Minum sekaligus, lakukan 2-3 kali sehari. Buah tanaman bernama latin Cucumis sativus L ini mengandung saponin, enzim proteolitik, glutation. Timun dikatakan juga mengandung 35.100- 486.700 ppm asam linoleat.
Saponin merupakan senyawa surfaktan. Berbagai hasil penelitian disimpulkan, saponin bersifat hipokolesterolemik, imunostimulator dan anti karsinogenik. Glutation merupakan anti oksidan endogen dalam tubuh untuk menangkal oksidatif akibat senyawa radikal bebas atau karsinogen. Sifat oksidatif dari glutation mampu melakukan peroksidasi terhadap radikal bebas dalam tubuh.
Asam linoleat termasuk asam lemak esensial yang ada dalam lemak nabati maupun hewani. Bentuk asam lemak linoleat terkonyugasi (conjugated linoleic acid=CLA) bersifat anti kanker. Dari sumber elektronik diketahui, biji ketimun mengandung CLA yang bersifat anti oksidan, dan dapat melawan kerusakan akibat radikal bebas.
Penelitian di Food Research Institut, Departement of Food Microbiology, University of Winconsin-Madison menyatakan, CLA dapat menghambat terjadinya karsinogenesis, aterosklerosis, mengurangi lemak tubuh dan menstimulasi pertumbuhan tikus muda. Dari tanaman, kandungan CLA ada dalam biji bunga matahari dan kedelai.
Secara prinsip, suatu antioksidan dapat bekerja sebagai anti karsinogenik dengan menurunkan tingkat stres oksidatif. Stres oksidatif merupakan keadaan di mana radikal bebas oksigen dibentuk dalam jumlah sangat banyak sehingga tubuh tidak mampu meniadakan efek dan menimbulkan kerusakan jaringan. Karena timun dan biji kaya akan senyawa antioksidan, maka ia bisa berperan menangkal terjadinya penyakit kanker atau degeneratif.

Husni Thamrin, Ahli Terapi Patah Tulang

thumbnail
OLEH: HERNAWARDI
Ardi_31@yahoo.com

Meski pengobatan alternatif di Pulau Lombok cukup banyak, namun masyarakat tetap hati-hati. Caranya, buktikan dulu keampuhan dari sistem pengobatan tradisional atau dengan mengetahui surat izin praktek yang dikeluarkan pihak berwenang.
Prinsip kehati-hatian itulah yang diutamakan H Husni Thamrin (57), ahli pengobatan tradisonal yang tinggal di Kr Rundun, RT 002, Desa Gerimak, Narmada, Lombok Barat, NTB. ‘’Kita punya kewajiban untuk memberi nasihat kepada orang lain demi keselamatan. Masalah pengobatan tradisonal diserahkan kepada ahlinya,’’ kata Husni yang buka praktek di Praya, Lombok Tengah ini.
Yang lebih difokuskan Thamrin dalam menjalankan pengobatan tradisional justru pijat bagi pasien yang patah tulang, baik akibat kecelakaan maupun salah urat. ’’Saya cuma melakukan terapi penyembuhan lewat penggeseran pada tulang pinggul,’’ kata Husni.
Setiap pasien yang menderita patah tulang atau salah urat, biasanya ditangani tuntas selama 1 jam. Untuk patah tulang terkategori biasa cepat ditangani. Bagi pasien yang sudah lama menderita patah tulang, tidak langsung ditangani tapi si pasien justru menginap di tempat praktek selama tiga hari, dan setelah itu baru ditangani.
Penyakit lain yang bisa diatasi seperti salah urat leher, perut, pinggang, terapi anak kecil yang tak bisa jalan atau lemas sama sekali pada usia di bawah 6 tahun. ‘’Khusus anak-anak yang sudah lama tak bisa jalan, bahkan sampai tiga tahun, silahkan datang ke sini kita akan bantu. Namun harus nginap dulu di rumah untuk perawatan selama dua hari,’’ kata Husni.
Husni mengaku ilmu pengobatan patah tulang maupun salah urat ini dipraktekkan setelah dia merasa yakin dengan keahlian yang dimiliki dengan belajar maupun petunjuk Yang Maha Kuasa pasca melakukan tirakat spiritual di sejumlah makam ulama, penyebar agama Islam di Lombok. Pijatan yang dilakukan selama praktek juga sederhana yakni minyak kelapa sembari dibacakan doa.

Gaya Nyoblos

thumbnail
KONSULTASI SEKS

Tanya: Sebagai suami yang sudah sepuluh tahun lebih berumah tangga, mungkin saya bisa dibilang berpengalaman dalam bidang coblos-mencoblos. Tapi rasanya, kok gitu-gitu aja sih. Hanya keluar-masuk tanpa teori. Apakah ada runutan upacara pencoblosannya, biar lebih jreng...! Mohon saran.
Dari: Gunawan, Denpasar

Jawab: Waduh..! Ibarat merebus telor, terlihat sederhana. Tinggal rebus saja. Dari segi teori merebus telor, mungkin rumit. Walaupun hasilnya sama-sama telor rebus. Begitu juga mencoblos. Mau pakai teori atau tidak. Hasilnya sama-sama mencoblos. Tentu praktek yang diperkaya teori bisa memberikan hasil yang lebih detil dan jreng..!
Menurut petunjuk praktis seks Tao, dalam buku Seks, Kesehatan dan Panjang Usia, Petuntuk Praktis Menjalani Tao, terjemahan Thomas Cleary, bahwa gaya mencoblos ada sepuluh jenis (wow, banyak juga, ya..! Silakan dikombinasikan). Pertama, melakukan rangsangan pada bagian atas organ kelamin perempuan. Kedua merangsang bagian bawah kelamin perempuan. Ketiga, merangsang bagian kiri. Keempat, merangsang bagian kanan. Kelima, melakukannya secara teratur. Keenam, melakukannya secara perlahan. Ketujuh, melakukannya dengan frekuensi rendah. Kedelapan, melakukannya dengan frekuensi tinggi. Kesembilan, melakukan coblosan dangkal. Kesepuluh, melakukan coblosan dalam. Dalam prakteknya anda tidak perlu menghafal seperti ujian praktek. Pokoknya yang alamilah...!

Bangsa Terjajah

thumbnail
SOKSIOLOGI
Oleh: Pak Oles

Pak Wayan duduk tercenung mengurut dada, melihat anak lelakinya yang semata wayang ngambek berat minta dibelikan sepeda motor keluaran terbaru. Karena kondisi keuangan yang memang lagi seret, Pak Wayan mencoba menawar tuntutan anaknya dengan sepeda motor bekas yang masih terlihat baru, tapi anaknya tidak bergeming dengan negosiasi bapaknya. Tuntutannya tetap pada semula, bahkan dipertegas dengan jadwal ketat, sepeda motor baru harus ada bulan ini atau anaknya minggat. Rupanya dengan jurus ketat, hati Pak Wayan luluh. Empat ekor sapi dilego, uangnya ditenteng ke diler sepeda motor. Besoknya anak Pak Wayan yang masih SMA itu sudah terlihat mondar-mandir keliling desa naik sepeda motor baru. Sedikit rasa bangga dan haru Pak Wayan bisa membahagiakan anaknya dengan sepeda motor baru. Sebulan kemudian kreativitas anak Pak Wayan mulai muncul, sedikit demi sedikit onderdil sepeda motor dipreteli dan diganti-ganti agar terlihat antik dan minimalis. Enam bulan kemudian sepeda motor baru itu sudah lengkap terpreteli, tinggal rangka, mesin dan roda dengan bunyi yang memekakkan telinga. Pak Wayan dongkol berat, tapi dia diam seribu bahasa. Kemarahannya ditelannya sendiri, walau sering nyangkut dikerongkongannya.
Anak Pak Wayan adalah contoh kecil dari keberadaan sebuah generasi baru yang mungkin tinggal di desa maupun di kota, sebagai anak orang kaya atau orang miskin. Mereka memiliki ciri yang sama, mental kerja kerasnya yang lemah, arogan, menganggap diri penting, cengeng, mudah patah semangat dan menggampangkan masalah. Mereka hidup manja dari hasil kerja orangtua atau orang lain. Di tingkat yang paling rendah mungkin permintaannya baru sepeda motor, di tingkat yang lebih tinggi permintaannya sudah lebih gawat lagi, berupa barang mewah, atau fasilitas mewah lainnya, seperti mobil mewah, rumah mewah, gaya hidup mewah, pekerjaan dan jaminan hidup mewah lainnya yang didapat bukan dari kerja keras, tapi dari memelas atau memeras orangtua atau orang lain. Generasi inilah yang melemahkan pondasi ekonomi dan sosial masyarakat kita, karena kontra produktif dan menghabiskan sumber daya secara percuma. Bahkan dalam banyak kasus, untuk memenuhi biaya hidup mewah itu sering dilakukan dengan cara-cara yang tidak etis, misalnya menjual jabatan, kekuasaan, fasilitas dan kesempatan yang dimilikinya, yang sering kita dengar dengan istilah KKN.
Ada suatu kontradiksi di tengah-tengah masyarakat kita. Jumlah penduduk dan angkatan kerja yang berlimpah di negara kita, merupakan suatu potensi sumber daya manusia yang sangat kuat untuk menggerakkan ekonomi. Artinya bangsa kita memiliki potensi yang sangat besar untuk berkarya dan bersaing untuk menghasilkan produk yang bisa kita konsumsi sendiri atau dijual ke negara lain. Jika kita melihat lowongan kerja di berbagai media, setiap hari selalu ada kebutuhan perusahaan untuk mengisi berbagai lowongan kerja. Kenyataannya sangat sedikit yang bisa dipenuhi oleh pencari kerja. Bahkan terlalu banyak pencari kerja yang bermimpi untuk mendapatkan uang, yaitu dengan bekerja sedikit dan kemampuan minim ingin mendapatkan penghasilan yang besar. Mereka ingin digaji besar bukan karena kemampuannya yang besar, tetapi karena kebutuhan hidupnya yang besar. Inilah hal yang patut disayangkan, mereka tidak mengerti bahwa bekerja adalah proses meningkatkan keahlian dan pengalaman untuk menjadi lebih ahli. Tentu saja keahlian yang dimilikinya akan menuntunnya ke arah pendapatan yang lebih besar. Kontradiksi itu kita lihat sebagai suatu masalah biasa, karena kita telah terbiasa melihat banyak pengangguran di tengah melimpahnya jumlah penduduk. Artinya kita harus berani mengakui bahwa jumlah angkatan kerja kita secara rata-rata tidak produktif.
Masalah ini muncul karena faktor budaya kerja keras yang belum tumbuh. Pak Wayan gagal menanamkan budaya kerja keras kepada anaknya, sehingga ia menghasilkan anak bermental benalu. Karena pendidikan dan pelatihan Pak Wayan kepada anaknya sangat lemah, maka lahirlah anak Pak Wayan yang bermental memble, lemah dan bergengsi tinggi. Jika proses itu berlanjut terus, pada akhirnya Pak Wayan dan keluarganya bangkrut secara perlahan-lahan, karena telah menginvestasikan uangnya ke dalam hal-hal yang tidak produktif.
Dalam bidang pemerintahan juga terjadi hal-hal yang serupa. Pemimpin-pemimpin dalam pemerintahan telah gagal menghasilkan pemimpin-pemimpin yang memiliki jiwa kerja keras dan bekerja cerdas. Seorang menteri, dirjen, kepala dinas atau direktur BUMN tidak direkrut karena kemampuannya, tetapi lebih karena faktor X, yaitu faktor hubungan, patron-klien, partai, dll. Tidak ada pertumbuhan pembangunan yang bisa diharapkan dari pemimpin jenis ini untuk rakyatnya. Mereka semuanya memakai jurus aji mumpung. Siapapun pemimpinnya, kalau tetap pemanfaatan dana pembangunan tidak berdasarkan prinsip efisiensi, penunjukan pemimpin tidak berdasarkan kompetensi, pastilah hasilnya sama-sama parah. Ibarat tukang masak, siapapun yang masak, dan sebaik apapun bahan dan bumbunya, jika di telunjuk tukang masak ada tainya, maka rasa masakan akan terasa yang bau itu.
Kenapa orang Indonesia tidak pernah bosan makan nasi? Setiap hari, sampai akhir hayatnya makan nasi. Ini karena faktor budaya. Jika belum makan nasi, berarti belum makan. Budaya makan jagung, singkong, ubi, sagu sudah menghilang. Tinggal budaya makan nasi yang masih ada. Kenapa orang Indonesia suka makan tempe? Ini juga karena faktor budaya. Walaupun orang Belanda bilang tempe itu jelek dan kurang gizi sampai bisa berpengaruh terhadap mental yang memakannya, yaitu mental tempe, tetapi orang Indonesia tetap saja makan tempe, karena rasanya enak dan memang kenyataannya bergizi.
Semuanya itu tidak diantisipasi oleh pemimpin kita. Bagaimana visi pemimpin untuk menjadikan negaranya berswasembada beras dan kedelai hampir tidak dimiliki. Uang negara tidak produktif digunakan untuk membeli bahan makanan budaya kita sendiri. Pemimpin kita juga santai saja menghadapi masalah kelangkaan pangan di masa yang akan datang. Masing-masing pemimpin negara telah memiliki politik pertaniannya sendiri untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduknya, karena semakin tahun harga produk pertanian akan semakin tinggi, semakin langka. Kalau pemimpin kita asyik bermain harga dengan jurus membeli, tanpa mempersiapkan sumber daya dan infrastruktur untuk memproduksi sendiri, pastilah suatu saat kita akan menjadi negara yang subur dengan penduduk yang kelaparan. Buktinya apa? Masyarakat kita telah berteriak minta makan tempe, sedangkan tanaman kedelainya ada di Amerika. Setiap hari ada pemberitaan tentang masyarakat yang kurang gizi dan makan nasi aking. Jika hal ini tidak diantisipasi dengan baik, dalam waktu sepuluh tahun lagi, hal-hal yang lebih parah akan terjadi.
Perlu dilakukan terobosan dan kampanye untuk pemberdayaan diri. Kita harus bisa menjadi bangsa yang mandiri dan bekerja keras, jangan memble, gengsi dan licik. Jika kita sekarang bisa memantapkan diri untuk bekerja keras, maka seratus tahun lagi baru kita bisa menjadi bangsa yang mandiri. Kalau tidak, maka saya hanya bisa mengelus dada. Beginilah nasib menjadi bangsa terjajah. Terjajah sampai ke anak-cucu.

Madu Lengkukun, Sekali Panen 300 Botol

thumbnail
OLEH: HERNAWARDI
Ardi_31@yahoo.com

Ketekunan dan keuletan warga Dusun lengkukun, Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara untuk budidaya lebah madu patut dihargai. Sayangnya hingga kini belum serius perhatian pemerintah terhadap para petani madu. Sebagai gambaran, perkembangan anggota petani lebah madu di Dusun Sengkukun sejak tahun 2000 tercatat 58 orang, dan terus bertambah seiring dengan kian banyaknya minat masyarakat untuk menggeluti budidaya lebah. Faktanya, setiap tahun, petani lebah madu di dusun tersebut bisa panen hingga tiga kali.
Kadus Sengkulun, Rapaun menuturkan, setiap panen bisa menghasilkan madu hingga 300 botol. Meski dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan jarang melakukan pembinaan, namun petani setempat tetap berusaha secara swadaya. ‘’Pembinaan memang sudah dilakukan, namun sejak tahun 2000 hingga 2003, tidak ada lagi pembinaan. Padahal anggota sangat mengharapkan motivasi,’’ kata Rapaun.
Kelompok petani lebah madu Lengkuan sering mendapat kesempatan untuk dikunjungi para petani madu dari daerah lain seperti Lombok Timur, Banten, Jatim dan Kalimantan Selatan. Rapaun mengatakan, jika pembinaan pemerintah tak sering dilakukan, bisa berdampak pada hasil panen. Berbicara keaslian dan kemurnian madu dari Sengkukun ini, kelompok tani memiliki aturan adat tersendiri. Jika ada anggota ditemukan berani mencampur madu dengan bahan lain, didenda dengan harga madu yang dicampur dan dikeluarkan dari keanggotaan.

Bertambah, Penderita HIV Asal Lombok Tengah

thumbnail
OLEH: HERNAWARDI
HIV dan AIDS rupanya penyakit yang bisa mengancam siapa dan di mana saja. Selain warga kota, juga bisa menyebar ke daerah-daerah terpencil sekalipun. Di Lombok Tengah (Loteng) misalnya, hasil pendataan yang dihimpun Dinas Kesehatan Loteng hingga Desember 2007 tercatat 12 warga terserang HI/AIDS.
Dari jumlah itu, 9 orang dinyatakan terserang HIV dan tiga lainnya positif AIDS. Data bagi penderita HIV/AIDS tersebut diperoleh dari hasil tes darah terhadap penderita. Sayangnya, data lengkap para penderita penyakit ini tidak bisa diumumkan. Karena hal ini menyangkut kerahasiaan penderita dan sangat berpengaruh pada kehidupan penderita dan keluarga.
Namun Dinkes Loteng seperti disebutkan Kasubdin P2P dr I Wayan Sudarma, secara kontinyu melakukan upaya pencegahan dengan penyuluhan dan sosialisasi secara langsung kepada masyarakat.
Penanganan penderita HIV/AIDS sangat sepesifik dan beda dengan penderita penyakit lain. Misalnya para penderita secara tersembunyi mendatangi dokter ahli untuk konsultasi. Sudarma meminta agar masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap penyakit mematikan ini. Caranya dengan menghindari pergaulan bebas dan penggunaan jarum suntik sembarangan.