Murid SD Tunas Daud Belajar Tanaman Obat

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Penambahan pengetahuan anak usia sekolah tentang lingkungan sangat penting. Selain belajar di sekolah, anak juga perlu mendapat ilmu dari alam sekitar. Kesadaran ini diperhatikan guru dan komite SD Tunas Daud Denpasar. Sekitar 45 murid kelas IV diajak para guru bertamasya ke kebun percontohan tanaman obat dan produksi pupuk Bokashi di Jl Pulau Roti Denpasar. Di kebun tersebut, mereka belajar tentang ragam tamanan obat. Kedatangan rombongan ini diterima Ir Kadek Suiartana, Kepala Pemasaran Pupuk Bokashi Kotaku.
Pelajaran yang diberikan pada murid ini, sebut Rini, guru kelas IV, berkisar tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi SDA yang dapat diperbaharui, pengolahan bahan baku menjadi nilai ekonomi dan tumbuhan.
Pengenalan produk Pupuk Bokashi Kotaku dan cara pembuatan menyita perhatian anak-anak. Mereka banyak bertanya tentang bahan baku yang digunakan dan manfaat pupuk organik tersebut. Para murid SD ini juga diajak keliling kebun untuk melihat tanaman obat. Dalam tugasnya, para siswa diminta menulis tentang nama tanaman obat dan khasiatnya. ‘’Saya merasa senang bisa melihat cara buat pupuk organik. Tanaman obatnya juga banyak. Selama ini saya cuma tahu beberapa saja di halaman rumah. Jadi saya bisa belajar banyak tentang khasiat tanaman obat,’’ ungkap Amanda, salah seorang murid.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Terapi Laser Bantu Perbaiki Kualitas Darah

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Biasanya, seorang pasien baru ingin ke dokter jika penyakitnya sudah terasa parah. Semua itu akibat pola makan, istirahat dan olah raga yang tidak teratur. Hanya saja, ada yang sudah berusaha minum obat-obat kimia secara rutin, namun sakit tak kunjung sembuh. Hal ini disebabkan oleh adanya masalah pada system peredaran darah sehingga fungsi darah sebagai system transportasi zat makanan terganggu.
Salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan pengobatan alternatif. Seperti pada pengobatan Century Eastern, -- pengobatan dengan bantuan sinar laser dan obat herbal sebagai pendukung. Alat ini untuk mengurangi kekentalan darah, meningkatkan keaktifan darah dan meningkatkan tenaga. Caranya, dengan memasukkan alat terapi laser ke lubang hidung, -- salah satu pusat sirkulasi peredaran darah.
Menurut I Wayan Gomudah pemilik Century Eastern Stokis Denpasar, pengobatan ini berasal dari Cina. Alat terapi yang digunakan, semikonduktor laser treatment (SLT), -- sebuah alat yang mengandung laser 650 nm dan dipakai di lubang hidung. Panjang gelombang sinar laser, cukup aman untuk kesehatan manusia.
Adapun penyakit yang dapat disembuhkan; migraine, alergi, flu, maag, obesitas, osteoporosis, kanker hingga stroke. “Selain dengan laser terapi, pasien juga harus konsumsi ramuan herbal sebagai pendukung,” jelas Gomudah, yang membuka tempat terapi di Jl Laksamana 30 Denpasar.
Sebelum terapi, pasien terlebih dulu diperiksa kekentalan darah. Metode pemeriksaan dengan tes darah basah dan kering. Lewat kaca pembesar yang dihubungkan pada komputer, kondisi darah dapat terdeteksi. Setelah diketahui, pasien langsung menggunakan laser terapi selama 30 menit, yakni 15 menit untuk satu lubang hidung. Alat berhenti bekerja jika sudah 30 menit dan setelah itu pasien kembali diperiksa kondisi darah untuk mengetahui perbedaan. Untuk sakit-sakit parah seperti stoke dan kanker diajurkan 2 X sehari, sesuai dosis yang dianjurkan.
Terapi laser mudah digunakan sendiri oleh para pasien di rumah. Pasien hanya datang ke tempat praktek untuk mengecek darah dengan sekali terapi untuk tahap awal Rp 25.000. Alat itu bisa dibeli dengan harga Rp 2.737.000 dan ramuan herbal berkisar Rp 100.000 sampai Rp 400.000. “Di sini juga tersedia ramuan untuk perawatan tubuh dan kecantikan,’’ ujarnya.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Presiden Ajak Cina Kerja Sama Dalam Perdagangan Obat Tradisional

thumbnail
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak Cina untuk menjalin kerja sama perdagangan obat tradisional. Dalam pidatonya ketika berkunjung ke Beijing University School of Medicine (BUCM) di Beijing, Minggu (26/10). Seperti dilansir Antara Presiden Yudhoyono mengatakan obat-obatan tradisional tersebut dapat menjadi sumber ekonomi baru. "Usaha ini memberikan lapangan pekerjaan bagi rakyat termasuk usaha kecil dan menengah. Kalau pengobatan tradisional ini dapat dikembangkan, maka rakyat mendapatkan keuntungan," ujarnya.
Obat-obatan tradisional itu, menurut Presiden, memiliki potensi ekonomi besar karena dapat dipasarkan secara lokal maupun global. "Nilainya sangat besar sehingga kalau kita kembangkan dapat meningkatkan ekonomi kita, baik Tiongkok maupun ekonomi Indonesia," katanya.
Presiden juga mengajak Cina untuk melakukan kerja sama penelitian dan pengembangan pengobatan tradisional. Indonesia, lanjut dia, memiliki kekayaan alam besar sebagai sumber obat-obatan tradisional. "Iklim tropis dan kekayaan hutan flora dan fauna jadi sumber yang besar dari obat-obatan tradisional. Saya yakin Tiongkok juga miliki sumber-sumber besar pengobatan tradisional ini. Mari semua itu kita satukan dalam kerjasama baik untuk kepentingan kedua negara," tutur Presiden.
Presiden Yudhoyono menjelaskan Indonesia telah merumuskan kebijakan yang sinergis antara Departemen Kesehatan dan Departemen Perdagangan agar obat-obatan tradisional dapat berkembang. Indonesia, menurut Presiden, memiliki kebijakan yang sejak awal tidak membenturkan pengobatan barat dan timur. Presiden Yudhoyono memberikan pidato di depan para dosen dan puluhan mahasiswa UBCM, termasuk mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di perguruan tinggi tersebut.
Sebanayak 1.300 dari 18 ribu mahasiswa UBCM adalah pelajar asing. Terdapat 27 mahasiswa Indonesia di universitas tersebut, empat di antaranya berada pada tingkat pasca sarjana. UBCM memiliki beberapa jurusan, di antaranya adalah pengobatan tradisional Cina, akupuntur, ramuan obat, manajemen perawatan, dan ilmu kedokteran.
Dalam kunjungan Presiden ke UBCM, turut hadir jajaran menteri Menkopolhukam Widodo AS, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menteri Perdagangan Mari Pangestu, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Meneg Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, Meneg BUMN Sofyan Djalil.
Turut serta dalam kunjungan tersebut Rektor Universitas Indonesia (UI) Gumilar Rusliwa Somantri, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardyanto, Wakil Rektor II Universitas Airlangga Muslich Ansori, Ketua Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Suryo Guritno, Kepala Pusat Studi Biofarmaka IPB Latifah K Darusman, Presiden Direktur PT Sanbe Farma Jahja Santoso, dan pengusaha Martha Tilaar. Presiden BUCM Gu Sihua menyerahkan kenang-kenangan kepada Presiden Yudhoyono berupa buku Compendium of Materia Medica, --kompilasi kuno memuat 1.892 jenis obat-obatan tradisional Tiongkok yang ditulis Li Shizhen pada tahun 1578.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Unair Cetak 14 Pengobat Tradisional

thumbnail
Program D-3 Pengobatan Tradisional (Batra) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mencetak 14 pengobat (dokter) tradisional untuk pertama kalinya. "Mereka memang merupakan lulusan pertama program D-3 Batra FK Unair bersama ahli madya kesehatan lainnya," kata Kepala Program Studi Pengobat Tradisional Dr Arijanto Jonosewojo di Surabaya, Senin (21/10).
Ia mengemukakan hal itu saat mengambil sumpah 82 lulusan ahli kesehatan madya yang terdiri atas 32 orang dari Program Studi (Prodi) Analis Medis, 33 orang dari Prodi Fisioterapi. Selain itu, 14 orang dari Prodi Batra (lulusan yang pertama kali), sedang Prodi Radiologi tidak menghasilkan lulusan baru untuk tahun 2008.
Menurut Arijanto Jonosewojo, lulusan pertama Prodi Batra Unair mungkin akan banyak menghadapi tantangan. "Sebagai satu-satunya pendidikan formal pengobatan tradisional di Indonesia saat ini, Batra Unair selalu menjadi rujukan dan contoh bagi universitas lain yang ingin membuka program studi serupa," katanya. Bahkan, Presiden RI memberikan penghargaan kepada Prodi Batra Unair sebagai standar untuk program studi serupa di universitas lain.
"Karena itu, kami berharap lulusan pertama kali ini bisa menjadi pioner pengobatan tradisional berstandar di Indonesia. Kalau bisa mengangkat pengobatan tradisional menjadi layanan kesehatan formal di rumah sakit," katanya. Dalam pelantikan dan pengambilan sumpah ahli kesehatan madya yang dihadiri Dekan FK Unair Prof Dr dr Muhammad Amin Sp.P(K), Wakil Direktur RSUD dr Soetomo Surabaya dr Urip Murtedjo SpB mengaku senang dengan adanya poli pengobatan tradisional di RSUD dr Soetomo.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Ikan Tidak Mengandung Kolestrol Dan Pestisida

thumbnail
Makanan yang tidak mengandung kolestrol dan aman dari penggunaan festisida dalam proses produksi akan menjadi sasaran masyarakat global, sehubungan tiga perubahan prilaku manusia pada abad ke-21. "Ikan merupakan sumber protein yang aman, sekaligus mengimbangi umur harapan hidup masyarakat dunia yang cenderung semakin bertambah, kata Dirjen Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan Dr Ir Made L. Nurdjana di Denpasar, Rabu (15/10).
Ikan diolah dalam berbagai kemasan yang siap hidang mempunyai prospek pengembangan yang cukup cerah, mengingat aktifitas manusia semakin sibuk. "Ikan menjadi makanan yang universal yang dapat diterima dan dikonsumsi oleh semua umat manusia," ujar Dirjen Nurdjana.
Karena itu, pengembangan berbagai jenis ikan, baik budi daya maupun penangkapan di laut mulai ditangani secara serius. Upaya tersebut sekaligus memenuhi konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia yang telah menunjukkan adanya peningkatan. Konsumsi ikan masyarakat Indonesia kini rata-rata 26 kg/kapita per tahun, meningkat dari tahun 1991 yang hanya 10,5 kg/kapita per tahun. Konsumsi tersebut diperkirakan meningkat jadi 28 kg/kapita per orang pada 2009. Produksi perikanan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat cenderung meningkat dari 8,03 juta ton per 2007 menjadi 10,41 juta ton di tahun 2008.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Vitamin D Kurangi Resiko Kanker Payudara

thumbnail
Satu studi baru memperlihatkan peningkatan konsumsi vitamin D melalui makanan dan pajanan terhadap sinar matahari berkaitan dengan 24 persen penurunan resiko terserang kanker payudara estrogen-receptor (ER) dan progesterone-receptor (PR), demikian laporan media yang mengutip American Journal of Epidemiology.
Studi tersebut dilakukan oleh Blackmore KM dan rekannya dari Mount Sinai Hospital di Ontario, Kanada. Studi itu membandingkan 758 kasus kanker payudara dan 1.135 pemantauan tanpa penyakit tersebut dan mendapati mereka yang mengkonsumsi banyak vitamin D juga didapati memiliki 26 persen penurunan resiko kanker payudara ER dan PR dan 21 persen penurunan resiko tumor ER atau PR.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa vitamin D berkaitan dengan pengurangan resiko kanker payudara baik status tumor ER maupun PR. Vitamin D ditemukan pada sedikit makanan termasuk ikan berlemak, makanan yang dipertahankan seperti jus, sereal dan susu dan diperoleh dengan cara lain setelah seseorang terpajan terhadap sinar matahari.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

LK Suryani Terbitkan Buku Lawan Bunuh Diri

thumbnail
Tingginya angka bunuh diri di Bali, mendorong psikiatri ternama, Prof Dr dr Luh Ketut Suryani bekerja sama dr Cokorda Jaya Lesmana menerbitkan buku perlawanan terhadap bunuh diri, bertajuk Hidup Bahagia. Buku ini diharapkan dapat membuka mata masyarakat mengenai bunuh diri yang kian akrab terjadi di lingkungan terdekat. "Saya harapkan buku ini bisa membantu membuka pikiran mereka yang tertekan dan sempat berpikir untuk bunuh diri," kata Suryani.
Buku ini juga disusun bagi mereka yang mau menolong orang lain yang memerlukan dan berada dalam tekanan. Pencegahan aksi bunuh diri ada di tangan orang di sekitar pelaku. ‘’Sebagian besar pelaku bunuh diri pernah mengungkapkan ingin bunuh diri, tetapi tidak mendapat perhatian,’’ kata Suryani.
Untuk memudahkan memahami mengapa banyak terjadi kasus bunuh diri, Suryani menyusun buku dengan gaya yang khas. Buku ini berisikan cerita dan kisah nyata mengenai mereka yang mencoba bunuh diri dan cerita mengenai penderitaan keluarga yang ditinggal anggotanya yang bunuh diri.
Buku itu diselingi puisi-puisi karya Prof Suryani, yang mayoritas menggambarkan keindahan hidup dan kebesaran Sang Pencipta. "Saya coba menyalurkan rasa seni saya dalam buku ini untuk menjadi perenungan bagi yang membaca," kata Suryani.
Berdasarkan penelitian Suryani Institute, lansir Antara angka kasus bunuh diri di Bali sepanjang tahun 2008 mencapai 110 orang. Sebagian besar kasus bunuh diri terjadi di Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Karangasem.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Tampil Bahenol Jauhi Kesan Jambret

thumbnail
Yamaha King 1986
L Rahmat Kartolo, pemilik Yamaha King pabrikan 1986 ini rupanya gerah dengan penilaian miring untuk pemilik Yamaha King di Lombok. Setiap kali ngumpul bareng, orang lain pasti menuding negatif bahwa komunitas ini identik dengan kelompok penjambret. Untuk menghindari kesan negatif, Kartolo mendandani tunggangannya agar lebih cantik dan sedap dipandang.
Mengawali aksinya, Kartolo menghadirkan nuansa kinclong dengan crom besutan ke Bangil, Jatim seharga Rp 3 juta guna mematrikan cat dan custom. Semua itu demi merubah image King Jambret yang terlanjur melekat di benak warga kota. ‘’Modifikasi ini dilakukan agar masyarakat bisa membedakan motor club dengan motor liar yang suka bikin resah di jalanan,’’ ungkap Kartolo.
Lukisan pada bodi motor yang bergambar harimau, sebut Kartolo, sebagai lambang karakter motor yang doyan mengaum saat digas atau melakukan gerakan standing. Pada bagian jok sedikit dipepet, namun bagian pantat jok digemukkan ke atas agar tampilan lebih bahenol dan sedikit tomboy. ‘’Di bagian kepala dipasang model shock, guna merubah penampilan lebih beda. Pengerjaan modif baru 60 persen dan sisanya menjadi target yang mesti dirampungkan,’’ ujarnya. (Hernawardi)
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Keder Lihat Biker Kekar

thumbnail
Yunita
Santai menjalani hidup nampaknya jadi prinsip cewek kelahiran Tulungagung, Jawa Timur ini. Berbagai tawaran menjadi sales promotion girl (SPG) terkait even otomotif sering diterima sebagai berkah dalam mengisi rutinitas kehidupan. Sebagai model otomotif, sebut gadis bernama asli Yunita ini, merupakan pengalaman pertamanya. Meski begitu ia amat rileks saat menjalani sesi pemotretan model Tabloid Otomotif MONTORKU yang terbit di Bali.
Saat ditanya tentang bikers moge (motor gede), raut wajahnya yang semula tenang seolah terusik. Penggemar Suzuki Skywave ini mengaku keder atau takut kala melihat tampilan fisik bikers moge yang kekar dan sangar. ‘’Cara mereka berkendaraan di jalan sering membuat aku kaget kalau mereka ngegas kencang motornya,” tutur dara yang disapa Nita itu.
Cap sok penting pantas dilayangkan kepada para pemilik moge. Kesan tersebut, kata Nita, timbul karena dirinya jarang akrab dengan komunitas moge. Yang pasti, gadis ini menegaskan untuk tidak mau menggandeng kekasih biker moge meski si biker punya motor keren, gagah dan tajir. (IGA Mayuni)

BIODATA
Nama Lengkap : Yunita
Panggilan : Nita
TTL : Tulungagung, 23 September 1984
Tinggi/Berat : 165 cm/51 kg
Nama Ortu : Slamet/Marminah
Pendidikan : SMU Saraswati Denpasar
Prestasi : Kontes News Reading (2002)
Lokasi Pemotretan : Puri Asih Hotel, Jl Pantai Kuta 40, Telp (0361) 755330, 752933
Hair Stylist & Make Up : Hanzen (Puri Asih Salon) (CP: Bayu/0817 343424)
Mobil : Karimun, Swift (Club Browniez), Jimny Katana (Club Fingers), BMW 318i (Club Victory) & Escudo (Club Speed People)
Fotografer : Sustrawan & Putu Wirnata
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Instalasi Spontan Power Untuk Kijang ‘Lawas’

thumbnail
Spontan Power (SP) adalah produk otomotif yang diciptakan Dr Ir GN Wididana, M.Agr alias Pak Oles dari butiran EM Keramik untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM). SP juga menjaga kebersihan karburator, memperpanjang umur busi serta meningkatkan performa mesin kendaraan roda dua dan empat. Berikut instalasi Spontan Power pada Kijang lawas.
Peralatan yang disiapkan berupa Spontan Power (SP), selang bensin 30 cm, klem bensin (4 buah) dan tali plastic (tali krek 2 buah).
Langkah pemasangannya. Buka kap mesin dan perhatikan jaringan instalasi BBM. Untuk Kijang tahun lawas, instalasi BBM sebagai berikut; selang bensin dari tangki menuju filter bensin dan dari filter bensin ke pompa bensin yang menuju karburator. Pemasangan SP terletak pada selang bensin dari filter bensin menuju pompa bensin.
Caranya: lepas selang pada nepel in pompa bensin dan hubungkan dengan SP pada nepel in. Lalu nepel out SP dihubungkan dengan selang (30 cm) dan ujung selang yang satu dimasukkan ke nepel out filter bensin (Gbr I). Setiap sambungan harap dikeraskan dengan klem bensin. Letakkan SP di bawah dudukan filter bensin (Gbr II). Ikatkan SP dengan tali krek dalam posisi datar. Hidupkan mesin dan perhatikan kemungkinan terjadinya kebocoran BBM pada setiap sambungan. Bila tidak ada kebocoran, SP sudah siap digunakan. Selamat mencoba!
Catatan:
• Setiap 6 bulan, SP harap dibersihkan. Caranya, lepas SP lalu dituangi bensin. Kocok SP beberapa kali sampai kotoran di dalam tabung SP bersih.
• Nepel in dan out SP boleh dibolak-balik
• Masa pemakaian SP sampai 450.000 km (5 s/d 10 tahun)
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Matic Cocok Pakai Kudo

thumbnail
Tanya:
Pak Yunus yang terhormat!
Saya tertarik menggunakan Kudo (vitamin BBM) pada kendaraan saya. Apakah kendaraan jenis matic bisa juga menggunakan Kudo? Saya juga mempunyai kendaraan diesel dan mesin genset, apa boleh juga menggunakan Kudo?
Dari: Iwan, tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan.

Jawab:
Terima kasih Pak Iwan atas pertanyaannya.
Kudo sebagai vitamin oli mesin sangat baik untuk semua jenis kendaraan, 2T maupun 4T. Bahkan untuk semua mesin yang menggunakan BBM. Selain itu, Kudo berguna untuk membersihkan karburator, injeksi dan bosch pump serta bisa menjaga kebersihan tangki bensin. Kudo merupakan Ekstrak Herbal yang mengandung vitamin dan antioksidan untuk Bahan Bakar Minyak (BBM). Kudo bermanfaat untuk menghemat BBM kendaraan karena meningkatkan efisiensi pemakaian molekul-molekul BBM menjadi lebih kecil, sehingga proses pembakaran menjadi lebih sempurna.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

PTPN IV Dan Songgolangit Siap Kerja Sama

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Limbah menjadi salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh setiap perusahaan. Meski begitu, limbah dari sisa pengolahan produksi kurang mendapat perhatian serius dan berpotensi pada terjadinya pencemaran yang sangat mengganggu kesehatan lingkungan. Semua itu terjadi karena adanya keengganan para pemilik perusahaan untuk mengolah limbah jadi produk yang ramah lingkungan.
Hal itu terjadi di perkebunan kelapa sawit milik PT Perkebunan Nusantara IV (Persero). Limbah yang dihasilkan dari kelapa sawit sangat beragam, dari biji dan pohon itu sendiri. Tapi, menurut Ir Hj Syuryanita, Bagian Pengolahan Limbah PTPN IV, setiap bagian kelapa sawit juga berguna. Selama ini, janjang sawit yang sudah tidak berisi biji, digunakan sebagai pakan ternak. Pohon sawit tua yang sudah ditebang dimanfaatkan untuk pembuatan partikel board. Bahkan cangkang buah sawit digunakan sebagai bahan bakar.
Masalahnya, sebut Syuryanita, limbah cair yang dihasilkan dari ampas sawit setelah diperas. Dalam sehari, limbah cair yang dihasilkan PTPN IV dengan 15 perkebunan ini sebanyak 2.640 ton. Selama ini, limbah tersebut belum bisa dimanfaatkan maksimal karena terbentur minimnya teknologi dan tenaga ahli.
Untuk mengatasi masalah tersebut PTPN IV mengirim Ir Hj Syuryanita dari bagian pengolahan limbah dan Ir T Mulia H Marbun, bagian pengembangan usaha ke IPSA Bali. “Dengan mengikuti kegiatan pelatihan ini, diharapkan permasalahan limbah cair dari perusahaan kami dapat teratasi,” ungkap Syuryanita yang diamini Marbun.
Perusahaan kelapa sawit terbesar di Medan sebenarnya sudah mempunyai pabrik pengolah limbah. Yang mengolah limbah cair menjadi pupuk untuk memupuk semua perkebunan sawit. Tapi, sebut Syuryanita, selama tiga tahun berjalan belum nampak perubahan signifikan pada pertumbuhan sawit. Percobaan itu diharapkan bisa mengatasi permasalahan pupuk kimia dan pestisida yang kian langka. Dari pelatihan di IPSA Bali dapat membuka pikiran untuk kembali pada pupuk organik.
Dengan limbah cair yang melimpah plus ilmu pembuatan pupuk organik, diyakini masalah kelangkaan pupuk dapat teratasi. Perkebunan sawit juga siap disulap menjadi kawasan yang ramah lingkungan. “Setelah pelatihan ini, kami rasa kerja sama PT Songgolangit Persada sebagai penyedia teknologi EM dengan PTPN IV sebagai penyedia bahan baku, bisa diwujudkan. Semua itu demi kesejahteraan masyarakat kita bersama,” ujarnya.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Pupuk Langka Pacu Petani Malang Kembali Organik

thumbnail
Kelangkaan pupuk di Malang yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini menjadi momen terbaik bagi petani untuk kembali menggunakan pupuk organik (kompos). Dosen Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, Dr Budi Prasetya, Kamis (16/10) mengatakan, kelangkaan berbagai jenis pupuk bersubsidi tidak akan terjadi jika distributor melaksanakan fungsinya sesuai komitmen. "Untuk mengurai benang merah rumitnya sistem distribusi pupuk ini cukup pelik karena pihak terkait berkepentingan sehingga mata rantai distribusi juga panjang. Akhirnya hanya sebagian saja yang sampai di tangan petani," katanya.
Kelangkaan pupuk yang terjadi hampir setiap musim tanam itu secara bertahap bisa diatasi dengan penggunaan pupuk organik untuk berbagai jenis tanaman sehingga secara bertahap pula ketergantungan petani terhadap pupuk unorganik berkurang. Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kompos Unibraw itu mengakui, kelangkaan pupuk seolah-olah menjadikan dunia pertanian kiamat padahal banyak yang bisa dilakukan termasuk beralih ke pupuk organik yang bisa diproduksi sendiri.
Keuntungan yang bisa didapat petani bila mulai melirik pupuk organik, antara lain jangka waktu tertentu kondisi lahan kritis akibat penggunaan pupuk unorganik secara berlebihan bisa pulih sehingga produksi tanaman juga lebih membaik. Kebutuhan pupuk organik untuk memulihkan lahan kristis, katanya, minimal 20 ton per hektar dan dilakukan kontinyu selama 3-5 tahun dengan tingkat kerusakan lahan 1%.
Ketua Jurusan Ilmu Tanah FP Unibraw itu memberi contoh, puluhan hektar lahan tebu di Kecamatan Gondanglegi, Malang saat ini tidak bisa ditanami karena kondisi tanah benar-benar kritis akibat over pemakaian pupuk unorganik. "Kami sekarang berupaya memulihkan hara tanah yang kondisinya sangat parah dan kritis agar dapat ditanami kembali dengan memberikan nutrisi dari pupuk organik," katanya.
Data Dinas Pertanian Kabupaten Malang mencatat, kebutuhan berbagai jenis pupuk bersubsidi selama Oktober 2008 hingga Maret 2009 di Malang mencapai 107 ribu ton sementara kuota (jatah) Pemprop Jatim maupun pusat jauh dari kebutuhan. Dari total kebutuhan sekitar 107 ribu ton, kuota bantuan pupuk organik bersubsidi dari Pemprop Jatim hanya 2.800 ton.
Produsen Diorganisir
Produsen pupuk organik (kompos) baik berskala kecil maupun besar harus mulai diorganisir guna memudahkan arus distribusi di tengah kian langkanya pupuk unorganik bersubsidi. Sebab diorganisir atau lembaga yang membawahi produsen pupuk organik akan menyulitkan distribusi di tingkat kebutuhan petani.
Sebenarnya, sebut Prasetya, cukup banyak produsen pupuk organik, hanya keberadaannya masih belum diwadahi. Akibatnya para produsen berjuang sendiri-sendiri, dari proses produksi sampai pemasaran. Selain itu, diperlukan standarisasi produksi pupuk yang dihasilkan produsen skala besar maupun kecil. Itu penting karena terkait nasib petani dan ketahanan pangan bangsa.
Selama ini, kata Sekretaris Jurusan Tanah FP Unibraw itu, ada kecenderungan petani menggunakan pupuk unorganik jenis urea, ZA, SP36 maupun TSP di atas ukuran rata-rata dengan harapan produksi (panen) bisa melimpah padahal justru sebaliknya, kelebihan pupuk tidak baik untuk tanaman dan merusak lahan. "Kelangkaan pupuk unorganik bersubsidi yang terjadi saat ini diharapkan mampu menggugah petani untuk melirik pupuk kompos," katanya. Area tanam yang rusak cukup kritis itu membutuhkan pupuk organik minimal 20 ton per hektar dan dilakukan secara kontinyu selama 3-5 tahun untuk mengembalikan kesuburan tanah. (Antara)
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Subsidi Pupuk Sebaiknya Langsung Ke Petani

thumbnail
Subsidi pertanian termasuk pupuk sebaiknya diterima langsung oleh petani dan tidak diberikan kepada industri pupuk dalam bentuk subsidi biaya gas karena sangat rawan terjadinya penyimpangan. Hal itu dikatakan anggota Komisi V DPR Enngartiasto Lukita di sela-sela acara Dialog Bisnis bertema Prediksi Kondisi Ekonomi ke Depan terkait Krisis Ekonomi Global di Grage Hotel Cirebon, Jumat (24/10) yang digelar Radar Cirebon.
Menurut Enggar, dengan pemberian subsidi hanya kepada industri maka muncul berbagai kerawanan karena bisa saja pupuk tersebut dijual ke luar negeri dengan harga yang lebih tinggi, demikian juga terjadi permainan di tingkat distributor dan pengecer pupuk yang mengakibatkan kelangkaan pupuk hampir di setiap masa tanam padi. Subsidi pupuk akhirnya dinikmati pihak lain sehingga terjadi pemborosan uang negara.
Enggar lebih memilih subsidi langsung kepada petani dimana harga pupuk dilepas sesuai harga pasaran tetapi petani diberikan subsidi saat akan membeli pupuk. ’’Sayangnya sampai saat ini Pemerintah tidak mempunyai data base petani dan lahannya sehingga sistem subsidi langsung itu sulit dijalankan tanpa data, tetapi harus terus dicoba supaya hanya petani yang menikmati subsidi itu,’’ katanya.
Menghadapi situasi krisis global, Enggar meminta agar ketahanan pangan harus ditingkatkan sehingga Indonesia tidak lagi mengimpor bahan pangan seperti beras. Selain itu infrastruktur irigasi harus diperhatikan sehingga jangan sampai petani tidak bisa mengolah lahan hanya karena tidak ada sarana irigasi tersebut. Bila masih antrian berupa BBM, Pemerintah tidak akan sampai jatuh, tetapi jika rakyat sampai antri beras karena sulit didapat maka Pemerintah bisa langsung jatuh dan lebih menyulitkan upaya pemulihan daari imbas krisis global.
Ia juga mengecam upaya Departemen Pertanian yang mencoret proyek perbaikan irigasi tersier, padahal itu termasuk program padat karya yang bisa memberikan sesuatu kepada rakyat di desa, meningkatkan produktifitas lahan dan mendukung ketahanan pangan. ‘’Pemerintah berusaha membangun irigasi primer dan sekunder, malah irigasi tersier diabaikan. Sepertinya tidak ada koordinasi antara Departemen PU dengan Pertanian,’’ katanya.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Sektor Pertanian Penyerap Tenaga Kerja Terbesar

thumbnail
Pertanian menjadi salah satu sektor pembangunan yang melibatkan mayoritas penduduk Indonesia dengan menyerap tenaga kerja terbesar dan penyangga ketahanan pangan nasional. Sektor agribisnis telah teruji mengurangi pengangguran nasional akibat krisis ekonomi. Demikian Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI), Prabowo Subianto dalam Leadership Mentoring Session di The Ary Suta Center, Jl Prapanca III, Jakarta Selatan.
Menurut Prabowo, angka-angka ekonomi banyak menunjukkan kemajuan, namun nyatanya rakyat masih harus bekerja keras. Ekonomi mikro tetap masih jauh dari harapan. Masalah kurangnya akses dan ketersediaan pangan, rusaknya infrastruktur irigasi dan jalan desa, rendahnya fasilitas kesehatan, kurangnya fasilitas pendidikan, kurangnya lapangan kerja yang akhirnya memicu terjadinya peningkatan jumlah pengangguran dan orang miskin.
‘’Kita masih menghadapi masalah yang sama. Setelah beberapa kali menghadapi banjir, kekeringan, serangan hama, konversi lahan sawah, kesulitan kredit, benih dan pupuk, akhirnya kembali kita dihadapkan pada masalah kekurangan produksi. Akibatnya, harga pangan naik termasuk beras di tingkat konsumen. Salah satu persoalan adalah kurangnya produksi pupuk karena tidak ada jaminan pasokan gas. Sistem distribusi pupuk sering menyimpang. Perbedaan harga yang terlalu tinggi antara pupuk bersubsidi dengan non subsidi telah menimbulkan perilaku oportunis serta penggunaan pupuk yang tidak rasional pada tingkat on farm,’’ jelas Prabowo.
Selain itu, kerusakan infrastruktur terutama jalan desa, waduk dan jaringan irigasi serta ketergantungan pertanian padi pada keadaan iklim dan cuaca, dan ketersediaan air. Persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia, diakui Prabowo, sangat pelik akibat sistem perekonomian yang keliru. ‘’Bayangkan jika dalam setahun pertumbuhan penduduk mencapai dua persen, maka setiap tahun akan ada lima juta orang, setara dengan populasi Singapura. Kita harus menyediakan lapangan pekerjaan, perumahan dan pangan untuk lima juta mulut,’’ tegas Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Permasalahan lain, perubahan iklim serta meningkatnya air laut. Jadi, tidak banyak yang dapat diperbuat pada program 100 hari. Soal masalah ekonomi yang sedang melanda Indonesia, Prabowo pernah memberi peringatan agar hati-hati terhadap IMF dan ekonomi neo-liberal. Terkait leadership, Putu Gede Ary Suta dari The Ary Suta Center mengatakan, kualitas seorang pemimpin bisa dilihat dari karakternya dan pemimpin yang sukses bisa dilihat dari ketangguhannya ketika mengalami kegetiran.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Olah Sampah Demi Kepentingan Bersama

thumbnail
Oleh: Wayan Nita
Perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap pemanasan global. Aneka bencana yang terjadi bergantian berbuntut pada meluasnya penderitaan di semua lini kehidupan masyarakat Indonesia. Pembuangan sampah tanpa pengelolaan yang baik juga menjadi kendala di setiap daerah.
Hanya saja, di desa Temesi, Gianyar, sampah sudah diubah menjadi kompos dengan teregistrasinya aneka fasilitas pendukung. Karena teknik pengolahan sampah menjadi kompos memenuhi standar mekanisme pembangunan bersih (clean development mechanism), yang tertuang dalam protocol Kyoto.
Seperti diungkap David Kuper, Project Leader Rotary Club of Ubud, pemberdayaan masyarakat desa Temesi sudah terlihat pada pengolahan sampah secara mandiri. Lahan seluas 2 hektar yang selama ini digunakan merupakan TPA milik Pemda Gianyar. “Dulu tempat ini adalah tempat pembuangan sampah yang langsung ditumpuk-tumpuk begitu saja. Tanpa ada pengelolaan sama sekali dan semua orang enggan mendekati TPA. Tapi kini, bisa dilihat sendiri. TPA sudah tidak jorok dan bau,” jelas pria asal Swiss itu.
Disebutkan, proses composting di TPA Temesi mendapat sertifikasi UNFCC karena menggunakan teknik penguraian aerobic untuk mengolah sampah jadi kompos. Penguraian aerobic adalah jika kandungan oksigen dalam tumpukan sampah lebih dari 6% dan kandungan air 40%-60%. Jika kandungan oksigen kurang dari 6% dan air diatas 60%, proses menjadi anaerobic. Untuk menjaga kondisi tumpukan sampah tetap aerob, digunakan pipa blower buat sirkulasi udara dalam sampah.
Agar system aerasi tetap terjaga baik, dibutuhkan 10 meter kubik O2 per menit, untuk menghasilkan 1 meter kubik kompos. Penciptaan kondisi aerob dimaksud agar bakteri pembusuk betah di dalam sampah.
Leader implementasi proyek (dari Yayasan Gelombang Udara Sehat), Nyoman Budi Wirayadnya, dalam sehari pihaknya sudah bisa menghasilkan 5 ton kompos hari debfab target per akhir tahun 15 ton/hari. Karena itu masih dibutukan 150 pemulung dari 70 pemulung yang selama ini intensif bekerja. Jumlah permintaan baru 15 ton per bulan.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Banyak Informasi Obat Imun Kurang Akurat

thumbnail
Informasi mengenai imunitas yang tersedia bagi konsumen banyak kurang akurat, padahal sistem imunitas sangat penting bagi kesehatan. ‘’Pemberian zat yang merangsang untuk memperbaiki kekebalan tubuh yang banyak dijual di pasaran hanya diperuntukkan dalam keadaan sakit,’’ kata Zakiudin dari Divisi Alergi Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM di Jakarta.
Zat perangsang kekebalan tubuh atau disebut imunodulator diberikan saat tubuh mengalami gangguan kekebalan tubuh dan tidak boleh digunakan setiap hari. Dia mengingatkan zat perangsang kekebalan tubuh tersebut bukan suplemen seperti halnya vitamin yang bisa dikonsumsi setiap saat. ‘’Kalau tubuh sudah tidak membutuhkan lagi, sebaiknya tidak usah diberikan lagi. Karena kalau tetap diberikan tubuh akan mengalami kelebihan kekebalan tubuh sehingga bisa menimbulkan alergi,’’ kata Zakiudin.
Menurut Zakiudin sistem imunitas yang sempurna dapat mencegah berbagai penyakit seperti gangguan pada saluran pernafasan dan berbagai macam infeksi.
Sementara infeksi, penyakit ganas dan penggunaan obat-obatan, gangguan gizi dan usia lanjut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kekebalan tubuh.
Khusus untuk anak di bawah dua tahun faktor gizi memegang peranan penting untuk menjaga kekebalan tubuh. ‘’Karena semakin anak usia dewasa kekebalan tubuhnya semakin kuat sementara anak-anak di bawah dua tahun kekebalan tubuhnya belum sempurna,’’ katanya.
Sumber kekebalan tubuh anak-anak lanjut Zakiudin berada pada saluran pencernaan sehingga kalau saluran pencernaan anak-anak baik maka bisa dikatakan kekebalan tubuhnya baik. ‘’Makanya jangan sepelekan makanan untuk anak-anak. Makanan harus mengandung gizi seimbang,’’ katanya.
Jika kedapatan anak sedang menurun kekebalan tubuhnya Zakiudin menyarankan agar penderita segera diisolasi agar tidak terkontaminasi dengan penyakit-penyakit lain. Melakukan pemberikan antibodi, mengobati penyakit penyebabnya, melakukan perbaikan gizi dan memberikan zat yang merangsang akan memperbaiki kekebalan tubuh atau imunodulator. Imunodulator bisa diberikan melalui pemberian prebiotik (makanan bakteri) dan probiotik (bakteri baik) yang seimbang, demikian Zakiudin.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

IT Percepat Deteksi Penyakit

thumbnail
Adanya informasi teknologi (IT) dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat memungkinkan untuk mengetahui riwayat medis seseorang secara cepat dan tepat, meski pasien perawatan berpindah-pindah rumah sakit. ‘’Setiap orang yang pernah mendapat perawatan akibat gangguan kesehatan, pergelangan tangannya akan diisi tanda yang bisa dibaca IT di manapun mendapat perawatan lebih lanjut," kata Direktur Regional Perhimpunan Profesional Perekam Medis kawasan Asia Tenggara Dr Gemala Hatta di Tuban Selasa (21/10).
Ketika mendampingi Staf Ahli Menteri Kesehatan Dr Rahmi Oentoro seusai membuka Konferensi Internasional Organisasi Perekam Medis kawasan Asia Tenggara, ia mengatakan, konsep tersebut telah dicanangkan di Jenewa 2003. Sesuai kesepakatan global semua negara mulai merintis IT, termasuk Indonesia yang sangat mendambakan adanya penerapan IT dalam meningkatkan pelayanan rumah sakit, baik untuk pengelolaan RS, peningkatan sdm maupun pelayanan medis.
Upaya tersebut mengarah pada pembangunan milenium bidang kesehatan pada tahun 2015. Menurut catatan Antara Indonesia sendiri telah bercita-cita menerapkan IT untuk pelayanan kesehatan yang maksimal, ujar Gemala Hatta. Staf Ahli Menteri Kesehatan Dr Rahmi Oentoro menambahkan, di Indonesia tidak kurang dari 1.200 rumah sakit telah mencanangkan IT untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pencanangan yang dilakukan sejak lima tahun silam hingga kini telah terealisasi sekitar 30 persen untuk pelayanan administrasi keuangan dan baru lima persen untuk pelayanan medis. Secara bertahap, persentase itu dapat ditingkatkan sesuai kemampuan keuangan.
Indonesia sendiri tidak membuat percontohan rumah sakit dalam menerapkan informasi teknologi (IT), baik managemen keuangan maupun kepentingan pelayanan kesehatan masyarakat. ‘’Meski demikian seluruh rumah sakit diharapkan merintis IT sesuai dengan kemampuan keuangan," kata Staf Ahli Menteri Kesehatan Dr Rahmi Oentoro seusai membuka Konferensi Internasional Organisasi Perekam Medis kawasan Asia Tenggara di Tuban Selasa.
Ia mengatakan, rumah sakit swasta yang cukup mapan dalam bidang keuangan sudah menerapkan hal itu dengan baik, meskipun masih perlu penyempurnaan. Sedangkan rumah sakit yang kurang mampu, khususnya yang dikelola Pemerintah kabupaten menerapan IT masih jauh dari harapan. "Bahkan bupatinya ketika saya ajak bicara tentang IT sama sekali tidak tahu," ujar Rahmi.
Meski demikian seluruh RS yang ada di Indonesia telah mencanangkan penerapan IT yang diharapkan dapat direalisasi secara bertahap dalam beberapa tahun mendatang. Penerapan IT sangat mahal yang mencapai milian rupiah, namun memberikan manfaat dan keuntungan sangat besar dalam misi peningkatan dan pelayanan kesehatan. RS yang telah menerapkan IT mampu memberikan pelayanan kesehatan secara cepat, karena file pasien yang berobat dapat diketahui dalam waktu dekat.
Konferensi Internasional Organisasi Perekam Medis digelar tiga hari dengan 75 peserta utusan Australia, Brunei Darussalam, China, India, Maldives, Pilipina, Singapura, Sri Lanka, Amerika Serikat dan Indonesia.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Konsumsi Susu Anak Indonesia Di Bawah Thailand

thumbnail
Konsumsi susu anak di Indonesia sudah ketinggalan dan bahkan dibawah Vietnam, sehingga dikhawatirkan sumber daya manusia masa datang semakin kalah bersaing di pasar internasional sekaligus terjadi peningkatan penyakit rapuh tulang. "Menurut data, konsumsi susu per orang anak Indonesia masih sembilan liter per tahun, sementara Vietnam minimal sudah 15 liter," kata Medical Nutrition Assistant Manager PT Nestle Indonesia, Rienani S Mahadi, di Medan, Minggu (26/10).
Dia berbicara di sela-sela acara Dancow Inspiring Parenting dengan tema Inspirasi Kreatif Awal Anak Cemerlang yang digelar Nestle di Medan dan diikuti 1.000 keluarga. Medan menjadi kota ketiga penyelenggaraan Dancow Inspiring Parenting setelah sebelumnya di Surabaya Juli lalu dan Bandung pada Mei 2008.
Lebih ironis, kata Rienani, selain konsumsi yang rendah, masa pengonsumsian susu anak Indonesia rata-rata paling lama hingga umur tiga tahun, dari yang seharusnya minimal lima tahun dengan konsumsi minimal dua gelas per hari. "Konsumsi yang rendah itu merupakan tanggungjawab bersama. Dancow sendiri ikut mendorong pengkonsumsian susu itu dengan memproduksi susu dengan harga yang terjangkau sehingga harusnya tidak ada alasan keluarga untuk tidak memberikan susu ke anaknya," katanya.
Manajer Nestle Indonesia, Windy Cahyaning Wulan, menyebutkan, meski memproduksi dan menjual produk susu, Nestle mendorong dan peduli dengan pemakaian air susu ibu (ASI). Kepedulian itu ditandai dengan tidak adanya produk susu yang diproduksi dan dijual perusahaan itu untuk anak di bawah umur satu tahun. "Nestle juga menaruh perhatian pada perkembangan anak-anak dengan terbentuknya Dancow Parenting Center (DPC) yang membantu orangtua mengoptimalkan pertumbuhan/perkembangan anak-anak," katanya. DPC memahami benar bahwa dunia anak adalah dunia bermain, penu spontanitas dan menyenangkan, sehingga kegiatan yang digelar diharapkan memberikan inspirasi kepada orangtua untuk membuat kegiatan bersama anak-anaknya dengan memperhatikan aspek perkembangan fisik, sosial dan emosional yang sesuai dengan usia anak-anaknya.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Pneumonia Pembunuh Nomor Satu pada Balita

thumbnail
Pneumonia yakni penyakit saluran nafas bagian bawah merupakan penyebab kematian utama pada bayi usia dibawah lima tahun(Balita) khususnya dinegara berkembang. ‘’Akhir-akhir ini terkesan pneumonia merupakan penyakit yang terlupakan, padahal sekitar dua juta Balita setiap tahun meninggal dunia karena penyakit itu jauh melebihi kematian yang disebabkan AIDS, maliria dan campak," kata Ketua Panitia Seminar, dr IGG Djelantik Sp A,C di Mataram, Kamis (23/10).
Di kawasan Asia-Pasifik diperkirakan 860.000 Balita meninggal setiap tahun atau sekitar 98 anak setiap jam. Secara nasional angka kejadian pneumonia belum diketahui secara pasti, data yang ada baru berasal dari laporan Subdit ISPA Ditjen P2M-PL Depkes RI tahun 2007.
Dalam laporan tersebut disebutkan dari 31 provinsi ditemukan 477.429 anak Balita dengan pneumonia atau 21,52 persen dari jumlah seluruh Balita di Indonesia. Proporsinya 35,02 pesen pada usia dibawah satu tahun dan 64,97 persen pada usia satu hingga empat tahun.
Di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang merupakan provinsi dengan angka kematian Balita tertinggi (102/1.000 kelahiran hidup) di Indonesia, angka kejadian pneumonia berat 21 per-100 anak yang diobservasi selama satu tahun. Pneumonia yang dirawat dirawat dirumah sakit 83 per-100 anak dan pneumonia yang secara radiologik menunjukkan 18 per-100 anak yang diobesrvasi selama satu tahun.
Tidak mengherankan kalau di NTB, pneumonia juga merupakan penyebab kesakitan dan kematian terbanyak pada Balita. Lebih lanjut dikatakan, dengan mengutip data-data WHO dan Unicef, 50 persen dari pneumonia disebabkan kuman `Streptokokus pneumoniaen (IPD) dan 30 persen oleh Haemophylus Influenza type B (Hib) sisanya oleh virus dan penyebab lain.
Secara global, sekitar 1,6 juta kematian setiap tahun disebabkan oleh penyakit yang disebabkan oleh streptokokus pneumoiae (pneumococcal disease), didalamnya 700.000 hingga satu juta Balita terutama berasal dari negara berkembang. Dalam tuntutan menurunkan angka kematian Balita menjadi duapertiga pada tahun 2015, maka sudah seharusnya semua negara khsusunya negara-negara berkembang kembali memberikan perhatian terhadap pneumonia. "Pencegahan kematian akibat pneumonia akan mempunyai daya ungkit yang besar terhadap penurunan angka kematian Balita, baik secara global, nasional maupun lokal," katanya.
Mengenai upaya yang dilakukan, Djelantik menyatakan, perlu dilakukan beberapa upaya untuk menekan kematian Balita akibat pneumonia, antara lain penerapan Managemen Terpadu Balita Sehat (MTBS) dalam menangani Balita sakit serta pemberian nutrisi dan Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif. Pun perlu dilakukan perbaikan lingkungan dan pemberian imunisasi Hib dan IPD, imuniasai Hib dan streptokokus penumonia (IPD) diharapkan mampu melindungi anak Balita dari ancaman kematian oleh pneumonia, radang selaput otak (meningitis) dan baktermia yang disebabkan oleh kedua kuman tersebut.
Khusus IPD, katanya, telah banyak dilaporkan kebal (resisten) terhadap berbagai antibiotika yang ada, sehingga imunisasi merupakan pilihan utama untuk mencegah kejadian dan kematian akibat penyakit yang ditimbulkan pneumonia. Program imunisasi telah diyakini mempunyai kontribusi dalam menekan angka kematian Balita, permasalahannya adalah bagaimana memasukkan vaksin Hib dan IPD dalam program pengembangan immunisasi.
Kedua vaksin tersebut telah terbukti memberikan perlindungan hhingga 98 pesen pada bayi yang telah memperoleh immunisasi, untuk itu diperlukan dukungan berbagai pihak agar upaya penekanan kematian Balita akibat pneumonia menjadi prioritas. "Kita perlu mensosialisasikan masalah pneumonia kepada semua pihak yang sehari-hari terlibat dalam penanganan kasus, baik secara langsung maupun melalui program-program yang ada," katanya. Seminar yang berkaitan dengan Penumonia itu akan dilaksanakan Sabtu (25/10) di Aula RSUD Mataram.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Harga Obat Akan Naik 5-10 Persen

thumbnail
Harga obat-obatan generik dan paten diperkirakan akan mengalami kenaikan sekitar 5-10 persen dalam dua bulan mendatang, akibat melemahnya nilai tukar rupiah menyusul krisis keuangan global. "Kemungkinan dua bulan mendatang harga obat-obatan akan mengalami kenaikan dan mudah-mudahan kenaikannya tidak terlalu tinggi. Paling tinggi antara lima sampai 10 persen,” kata Pengurus Himpunan Pedagang Farmasi dan Pasar Pramuka (HPF& PP), Aldi, di Jakarta, Rabu (22/10).
Aldi yang juga pedagang obat di Pasar Pramuka itu mengatakan sampai pertengahan Oktober ini harga obat-obatan masih stabil. Diakuinya ada kehawatiran dari kalangan penjual obat-obatan akan terjadi kenaikan harga, karena sebagaian besar bahan baku obat-obatan masih diimpor dari luar negeri.
Perdagangan obat di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, sendiri tetap ramai dikunjungi para pembeli baik yang berasal dari wilayah Jakarta maupun luar daerah. Obat-obatan yang dijual di pasar grosir obat-obatan Pramuka berasal dari pabrikan dan distributor obat di seluruh Indonesia dengan sistem pembayaran berdasarkan cara konsinyasi atau langsung dengan giro.
Sekitar 250 pedagang obat di pasar tersebut terhimpun dalam Himpunan Pedagang Farmasi dan Pasar Pramuka (HPF& PP) yang setiap bulan melakukan pertemuan untuk membahas berbagai keluhan pedagang dan berbagai masalah yang menyangkut obat-obatan. Berbagai obat-obatan generik dan paten tersedia di pasar obat-obatan terbesar di wilayah Jakarta itu.
Aldi juga mengingatkan kepada calon pembeli obat agar tidak membeli obat melalui calo, karena dikhawatirkan obat yang ditawarkan adalah obat palsu dengan harga murah. Untuk itu ia menyarankan agar pembeli langsung berhubungan orang yang ada di dalam kios, karena orang-orang yang ada di luar kios biasanya tidak bisa dipercaya. "Obat yang dibeli langsung dari orang yang ada di dalam kios, akan bisa dipertanggung-jawabkan keasliannya,” demikian Aldi.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Madu Cocok Untuk Kulit Dan Jerawat

thumbnail
OLEH: AGUS SALAM
Seiring dengan bertambahnya usia, kulit biasanya semakin kering apalagi pada wanita. Karena semakin berkurangnya, kemampuan kulit menyerap air sehingga kulit semakin kering dan keriput.Selain itu juga pengaruh lingkungan sangat mempengaruhi misalnya saja keadaan suhu dan polusi udara yang disebabkan karena zat kimia yang ditimbulkan oleh asap kendaraan dan lain-lain.
Dalam sebuah penelitian madu sangat efektif merawat kulit karena madu mengandung antimicrobial agent, yaitu berfungsi dalam mencegah pertumbuhan bakteri. Bahkan kandungan antimicrobial pada madu dapat mencegah jerawat atau menghilangkan jerawat ringan.
Begitu juga kandungan pelembab pada madu mampu mencegah kulit menjadi kering. Perawatan dengan madu ini juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan perbaikan kulit dan meremajakan kulit.
Muka berminyak, kulit kurang kencang, semua bisa teratasi dengan madu. Tak perlu beli produk mahal untuk melakukan perawatan. Cukup dengan madu. Lebah madu merupakan produk alami yang baik untuk kesehatan, bebas kimiawi berbahaya dan ekonomis. Madu banyak mengandung vitamin dan mineral. Bisa untuk masker madu. Pasalnya, masker madu membuat wajah kinclong dan mulus. Caranya, cukup oleskan saja madu ke wajah, diamkan selama 15 menit hingga mengering. Untuk menghilangan madu yang melengket di kulit, cukup cuci muka dengan air hangat. Masker madu sangat tepat untuk mereka yang berjerawat, karena madu mengandung anti bakteri yang dapat menghilangkan jerawat.
Madu dapat digunakan sebagai pembersih wajah. Campurkan satu sendok makan madu dengan susu bubuk secukupnya. Oleskan ke wajah untuk membersihkan semua kotoran termasuk make-up. Madu dapat dijadikan scrub wajah. Cukup dengan menyampurkan tepung almond dengan 1 sendok teh madu lalu aduk di telapak tangan. Gosokan scrub perlahan-lahan ke wajah. Miliki juga kulit kencang, lembut dan lembab dengan toner madu. Blender hingga halus 1 kulit jeruk yang ditambahkan dengan satu sendok makan madu. Oleskan campuran tadi ke wajah dan diamkan selama 15 menit.
Madu juga bisa dipergunakan pada kulit kepala sehat dari conditioner madu. Hanya dengan menyampurkan setengah cangkir madu dengan satu sendok minyak zaitun. Oleskan campuran tersebut hingga merata ke rambut dan kulit kepala, lalu tutup. Diamkan selama setengah jam, setelah itu keramaslah dengan shampo seperti biasa. Selain itu, madu mengembalikan elastisitas rambut dengan menurunkan tingkat kerusakan rambut.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Di Bali Penderita Kanker Dalam Kondisi Buruk.

thumbnail
Kasus penderita penyakit kanker di Bali dalam kondisi buruk dibanding kasus penyakit serupa di tingkat nasional. Hal itu akibat penderita kanker tidak segera menjalani proses pengobatan ke tim medis secara ilmiah, kata Gurubesar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Prof Dr dr Ida Bagus Tjakra Wibawa Manuaba MPH, SpB (K) Onk FinaCS yang juga Kasub Devisi Oncology RSUP Sanglah di Denpasar.
Ia mengatakan, jika penanganan oleh tim dokter dilakukan sejak dini yakni pada stadium I atau II, proses penyembuhan akan dapat dilakukan dengan baik.
"Masyarakat tidak perlu khawatir menjalani proses penyembuhan lewat operasi, karena semuanya telah diperhitungkan secara medis, termasuk tidak merasakan sakit," ujar Ida Bagus Tjakra. RSUP Sanglah dalam setahun menangani 200-300 pasien penderita kanker, 100 pasien di antaranya penderita kanker panyudara.
Sebagian besar penderita berobat dalam kondisi parah atau terlambat mendapat penanganan sekitar enam bulan hingga dua tahun. Ida Bagus Tjakra yang pernah menjadi pembicara seminar kanker internasional di Belanda mengakui, kondisi di berbagai daerah Indonesia juga hampir sama dengan Bali, namun penderitanya mulai menjalani proses pengobatan secara ilmiah sejak dini.
Hanya saja jika dibandingkan dengan negara-negara maju, penanganan penyakit kanker di Indonesia masih sangat terlambat akibat berbagai faktor. Faktor yang paling menonjol yakni penderita umumnya pertama menempuh pengobatan alternatif tanpa proses operasi, setelah tidak membuahkan hasil baru ke dokter atau rumah sakit.
Cara demikian menyebabkan keterlambatan dalam penanganan, padahal jika ditangani tim dokter sejak dini persentase penyembuhannya bisa lebih dari 90 persen, ujar Ida Bagus Tjakra.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Menanti Visi Kebangsaan Capres

thumbnail
Suhu politik di negeri ini memanas. Elite-elite politik mulai memproklamirkan kesiapan diri mereka untuk menjadi calon presiden. Dalam ruang demokrasi, setiap individu memiliki hak untuk memilih dan dipilih. Siapa saja yang saat ini telah menyatakan diri siap bertarung dalam pilpres 2009 patut diapresiasi dengan rasa hormat yang tinggi.
Presiden incumbent Susilo Bambang Yudhoyono kembali ingin memimpin bangsa ini untuk periode kedua. Sebelumnya, beberapa aktivis dan tokoh muda secara terang-terangan mengungkapkan hasrat menjadi calon presiden alternatif dari jalur independen. Dari “markas aktivis” ada nama Fajroel Rahman. Seniman panggung Ratna Sarumpaet pun mengaku siap menjadi presiden. Ada juga kaum muda yang terkesan “mendadak” menyapa publik lewat kampanye iklan bertubi-tubi seperti Rizal Mallarangeng yang tampil dengan visi alternatif. Tak ketinggalan elite politik sekelas Soetrisno Bachir, Ketua Umum PAN yang gencar mengiklan diri dengan slogan “Hidup adalah Perbuatan”.
Sementara beberapa mantan jenderal dengan terbuka menyatakan diri siap membidik kursi RI 1. Ada nama Wiranto, Sutiyoso, atau Prabowo Subianto. Nama terakhir ini paling sering beriklan di televisi setiap hari. Sedangkan partai besar dengan segudang pengalaman sekelas Golkar piawai menyembunyikan calon presiden mereka. Namun langkah mereka amat sistematis untuk mengulangi kesuksesan sebagai pemenang pemilu legislatif seperti pemilu 2004. Dan, bila nanti Golkar mayoritas menguasai parlemen, tentunya mereka amat mudah mendudukkan capres dan cawapres, termasuk juga punya “power” dalam berkoalisi kelak.
Meski Golkar belum terbuka menyatakan siapa capres dan cawapres yang akan diusung pada pilpres 2009 mendatang, beberapa tokoh Golkar sudah mengaku siap menjadi calon alternatif selain Ketua Umum Muhammad Yusuf Kalla. Ada nama Sri Sultan Hamengkubuwono X yang sudah mengumumkan kesiapannya menjadi presiden. Dari kalangan muda ada figur Fadel Muhammad dan Yuddy Chrisnandi.
Dari parade nama calon presiden masa depan Indonesia, kita melihat fenomena baru bahwa pendeklarasian diri menjadi calon presiden ataupun wakil presiden bukan lagi menjadi hal yang tabu di ruang publik. Yang pasti, negeri ini tengah menjalani masa transisi dari periode otoriter menuju era demokratisasi. Karena itu, kita mengapresiasi denga rasa hormat figur-figur tua dan muda yang telah menyatakan diri siap menjadi presiden.
Namun saat ini, Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang bersikap tegas untuk berdiri di atas semua kelompok agama. Sebab konflik agama ataupun pemaksaan pandangan hidup privat di ruang publik sudah begitu akut di negeri ini. Parahnya lagi, negara menjadi perpanjangan tangan yang digunakan kelompok tertentu untuk mengekspresikan pandangan hidup mereka.
Karena itu, saatnya rakyat harus meminta pemaparan setiap calon presiden tentang visi kebangsaan, konsep multikulturalisme dan implementasi eksistensi kebhinekaan suku, agama, ras, golongan di panggung demokrasi. Hal ini amat penting karena negeri ini dihuni oleh beragam penduduk dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai agama yang dianut. Perpecahan dan konflik di masyarakat kerap dipicu oleh hegemoni mayoritas terhadap minoritas. Pemimpin yang sejati tidak membiarkan dirinya searus dengan kepongahan mayoritas yang kerap memangkas hak-hak dasar kemanusiaan. Bangsa ini pernah dipimpin Soekarno dan Gus Dur yang meninggalkan jejak nan kuat arti kebangsaan dalam kebhinekaan.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

TV Lokal, Globalisasi, Dan Glokalisasi

thumbnail
Oleh: Syarif Hidayat Santoso*
Menonton televisi (tv) nasional ibaratnya seperti menonton Jakarta yang dijadikan sentral pop culture Indonesia. Ketika menonton tv nasional terjadi pula transaksi teks visual dengan budaya lokal publik. Proses inilah yang disebut fetisisme komoditas, di mana nilai-nilai kearifan lokal dipertukarkan dengan teks global justru dalam rupa lokal content oriental.
Sajian reality show yang menabrak budaya paling privat seperti relasi percintaan antar individu, infotainment yang melabrak norma agama karena memperdagangkan ghibah (gosip), aneka kontes menyanyi serta sajian lainnya yang sejenis telah menunjukkan proses pertukaran ini. Kultur lokal yang melekat secara transendental dalam memori publik dihunjam seribu satu serangan amerikanisasi dalam bentuk kampung global media serta multipolaritas budaya yang menyajikan berbagai pilihan mode hidup primordial.
Ketika tv nasional dianggap semakin sulit untuk akrab dengan lokalitas, maka mengemukalah gagasan tv lokal, meskipun hal itu bukanlah sebab primer. Sebab utama justru komersialisasi ala unit usaha pada umumnya. Sejumlah kota dari Medan sampai Menado beranjak mendirikan tv lokal. Kehadiran tv-tv ini sedikit banyak membawa harapan untuk kontinyuitas kultur lokal yang redup karena terpaan balkanisasi kultur global.
Menjadikan tv sebagai sentral pertahanan mode hidup lokal memang kerja kreatif para praktisi budaya lokal akhir-akhir ini. Mereka melihat bahwa trend setter tv lokal dapat dihadirkan sebagai modus kreatifitas pembendungan globalisasi budaya yang dilakukan tv nasional. Tv lokal memainkan jurus glokalisasi guna melawan turisme media ini. Maka berbagai acara tradisi mulai bermunculan di tv lokal. Di sinilah terjadi glokalisasi. Ide global dalam kancah visual diubah untuk menjadi lebih ramah terhadap content lokal. Praktisi kesenian lokal dapat tampil sebagai selebriti domestik dalam ruang audio visual yang dulu hampir tidak pernah mereka impikan.
Kegiatan penyanjungan budaya lokal melalui ruang audio visual sendiri sebenarnya berpotensi menimbulkan masyarakat serba tertutup, non diakronis dan absolut-sektarian. Apalagi ketika ruang batiniah masih dikuasai globalisasi secara lebar. Maka, glokalisasi yang dilahirkan untuk melawan globalisasi hanyalah nisbi semata karena globalisasi tak pernah ditundukkan secara total. Glokalisasi hanya memproses purifikasi budaya yang monoton. Menjadikan glokalisasi sebagai prinsip industri kebudayaan tv lokal justru akan bermasalah karena sifat mendasar dari globalisasi yang didomestifikasi tetaplah binary oppotition. Jika pada globalisasi, oposisi binernya adalah kultur dunia ketiga, maka pada glokalisasi oposisi binernya adalah kultur lokal lain. Penyanjungan budaya lokal dalam glokalisasi akan eksis justru karena unsur yang saling bertolak belakang dapat ditepis yaitu globalisasi budaya dan pluralisasi budaya. Di masa depan ketika tv lokal benar-benar menjadi pusat referensi glokalisasi, maka pemurnian ini justru semakin memperkuat otonomi satu kebudayaan untuk tidak dipenetrasi kultur lain. Sebuah kultur yang dibina secara monoton dan monosemi oleh industri audio visual akan menjadi counterfit yang cenderung bebas dari realitas kultur lain karena pengaturannya berdasar mekanisme ekonomi.
Purifikasi budaya oleh struktur audio visual tanpa semangat multikulturalisme transformatif akan dilematis. Pasalnya, kecenderungan kultur lokal primordial masih tetap berada dalam iklim global yang hanya menyisakan ruang sepetak bagi kultur lokal untuk bernafas. Penguatan sentimen kedaerahan karena potensi sumber daya alam dalam lingkup otonomisasi dan desentralisasi yang disuport modernitas akan menjadikan spirit absolutisme dan penghakikian budaya lokal sebagai mainstream utama.
Ketika kebudayaan unilateral ini terbentuk, ruang audio visual akan ditafsirkan sebagai pengabsah monoteisme kultural, dimana kebudayaan lokal hanya berhak disembah secara tunggal. Padahal, kebudayaan di masa depan justru membutuhkan sebuah dialogisme tekstual dimana terjadi saling silang antar kebudayaan yang dibutuhkan untuk melawan kolonialisasi budaya. Prinsip pertukaran ini hanya dapat dilakukan jika antar kultur lokal dapat bertemu satu sama lain dalam tontonan publik dan tidak memilih areanya sendiri.
Ironisnya, jangkaun tv lokal justru hanya sebatas area regionalnya semata. Contohnya, tv Madura hanya dapat diakses di wilayah Madura dan dimengerti orang Madura, sedangkan komunitas Madura di pulau Jawa justru tidak merasa memiliki khazanah kemaduraan yang disajikan tv madura. Komunitas Madura di Bondowoso atau Situbondo cenderung tidak familiar dengan tv Madura, karena mereka tidak pernah dilibatkan dalam perjalanan visual tontonan tv Madura. Pasalnya, bagi orang Madura di eks keresidenan Basuki , kemaduraan tidaklah mesti sama dengan kemaduraan di pulau madura. Karenanya, mereka heran ketika menonton tv Madura yang menyiarkan kulturalisme bukan dalam wujud jiwa pendalungan sebagaimana mereka miliki.
Karenanya tv lokal harus menjauhi prinsip de fakto berdasar regionalitas ini. Tv dapat saja memperkuat basis kultur audio visualnya dengan saling mempertukarkan kultur primordial masing-masing. Maka otonomisasi kultur lokal tidak akan dilandasi prinsip pengagungan kultur sendiri namun tetap mengerti bahwa telah terjadi sebuah persinggungan yang manis dengan kultur lain. Jika dasar kultur lokal dalam tv lokal adalah etnisitas, maka harus disadari bahwa ekologi etnisitas sendiri telah banyak mengakomodasi kultur lain sebagaimana telah terjadi dalam realitas.
*) Pengamat masalah sosial dan alumnus Hubungan Internasional FISIP Uiversitas Jember.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Penguatan Demokrasi Di Ruang Publik

thumbnail
Oleh: Choirul Mahfud*
Bangsa kita sedang memasuki babakan sejarah demokratisasi politik sangat penting. Tinta manis menggoreskan peristiwa demi peristiwa, satu di antaranya adalah praktik pemilihan presiden, gubernur, walikota, dan lurah secara langsung di hampir seluruh kawasan tanah air.
Menggembirakan bukan? Mungkin jawabannya, iya. Tapi perlu diingat, hal itu baru proses awal, bukan akhir. Sangatlah dini mengklaim hal itu sebagai capaian kesuksesan penegakan demokratisasi di negeri garuda ini. Perlu dimafhumi, bahwa pemahaman demokrasi di negara-negara yang sedang melangsungkan transisi dari otoritarianisme menuju demokrasi seperti negara kita masih nampak bersifat minimalis. Artinya, demokrasi kerapkali dipahami sangat prosedural ketimbang substansial.
Ritualisasi prosedural demokratisasi yang mewujud dalam perhelatan pemilihan umum baik di tingkat desa hingga pusat, nampak asal-asalan bak ritualisme ”pernikahan”, di mana masing-masing pasangan sudah didesain sedemikian rupa. Dalam bahasa lain, demokrasi per definitionem, seperti dirumuskan secara padat dalam bahasa Jerman, adalah regierung der regierten (pemerintahan dari mereka yang diperintah). Jika demikian, menyerahkan kepercayaan begitu saja kepada para pelaku dalam sistem politik hasil pemilihan umum eksekutif dan legislatif.
Mereka yang diperintah harus mendapatkan akses pengaruh ke dalam sistem politik. Jika demokrasi ingin maksimal, celah di antara dua pemilihan umum harus diisi dengan partisipasi politis warga negara dalam arti seluas-luasnya. Dalam demokrasi maksimal inilah konsep ruang publik (public sphere) menduduki tempat sentral.
Bila demokrasi tidak sekadar dipahami formalistis, ia harus memberikan kemungkinan kepada warga negara mengungkapkan opini dan pikiran-pikiran mereka secara terbuka. Ruang atau, katakanlah, panggung tempat warga negara dapat menyatakan opini, kepentingan, serta kebutuhan mereka secara diskursif dan bebas tekanan itu merupakan inti ide ruang publik politis.
Dalam teori-teori demokrasi klasik dikenal konsep ”volonte generale” (kehendak umum), yaitu keputusan publik yang mencerminkan kepentingan seluruh rakyat. Konsep klasik yang berasal dari Jean-Jacques Rousseau ini tetap dianut dalam praktik-praktik parlementarisme modern, meski konsep itu lahir dari masyarakat berukuran kecil yang relatif homogen: masyarakat kanton Swiss. Sulit membayangkan realisasi volonte generale dalam sebuah masyarakat majemuk dengan keragaman orientasi nilai dan gaya hidup dalam era globalisasi pasar dan informasi dewasa ini.
Dalam karya awalnya, Strukturwandel der Oeffentlichkeit (Perubahan Struktur Ruang Publik), Juergen Habermas mendorong perlunya membuka pintu ruang publik politis sebagai kondisi-kondisi komunikasi yang memungkinkan warga negara membentuk opini dan kehendak bersama secara diskursif.
Sampai di sini, lantas muncul beberapa pertanyaan spekulatif, di manakah lokus ruang inklusif, egaliter, dan bebas tekanan itu di dalam masyarakat majemuk? Apa yang bisa menjamin kebersamaan masyarakat, ketika teknologi telah mencabik kebersamaan yang (pernah) ada? Soalnya, agama dan paham negara hukum klasik yang dirumuskan oleh John Lock dan Rousseau bila diterapkan dalam kehidupan masyarakat majemuk dewasa ini, sebagian banyak problematis.
Bagi Habermas, sistem negara hukum modern, yang dipraktekkan di Eropa Barat maupun Amerika harus diradikalkan dengan teori diskursus. Dengan memakai teori diskursus dalam arena politik, ia ingin melebarkan ruang perdebatan politik yang terjadi di parlemen supaya bisa menjadi ruang publik politis. Sehingga, masyarakat sipilnya bisa ikut serta mengambil bagian. Artinya, proses penetapan kebijakan politis yang berlaku tidak hanya menjadi tanggung jawab para wakil rakyat di parlemen tetapi juga tanggung jawab seluruh warga negara.
Itu sebabnya, belakangan Habermas merumuskan paradigma demokrasi diliberatif. Maksud dan tujuan demokrasi diliberatif adalah suatu upaya politis untuk menciptakan saluran komunikasi di ruang publik. Dalam konteks semacam ini, konsep kedaulatan rakyat yang menjadi cita-cita filsafat politik selama ini akan menjadi solid jika sistem politik maupun hukum, dapat semakin peka terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat sipil. Prosedur demokrasi bagi penciptaan hukum hanya dapat dibentuk secara jelas dengan legitimasi yang bersifat post-metafisis.
Solidaritas Sosial
Manakala kita membayangkan masyarakat kompleks dewasa ini, seperti analisis Habermas, dengan tiga komponen besar, yaitu sistem ekonomi pasar (kapitalisme), sistem birokrasi (negara), dan solidaritas sosial (masyarakat), lokus ruang publik politis terletak pada komponen solidaritas sosial. Dia harus dibayangkan sebagai suatu ruang otonom yang membedakan diri, baik dari pasar maupun dari negara.
Dalam era globalisasi pasar dan informasi dewasa ini, sulitlah membayangkan adanya forum atau panggung komunikasi politis yang bebas dari pengaruh pasar ataupun negara. Kebanyakan seminar, diskusi publik, demonstrasi, dan seterusnya didanai, difasilitasi, dan diformat oleh kekuatan finansial besar, entah kuasa bisnis, partai, atau organisasi internasional dan semacamnya.
Hampir tak ada lagi lokus yang netral dari pengaruh ekonomi dan politik. Jika demikian, ruang publik politis harus dimengerti secara "normatif": ruang itu berada tidak hanya di dalam forum resmi, melainkan di mana saja warga negara bertemu dan berkumpul mendiskusikan tema yang relevan untuk masyarakat secara bebas dari intervensi kekuatan-kekuatan di luar pertemuan itu. Kita menemukan ruang publik politis, misalnya, dalam gerakan protes, aksi advokasi, forum perjuangan hak-hak asasi manusia, perbincangan politis interaktif di televisi atau radio, percakapan keprihatinan di warung-warung, dan seterusnya.
Karena itu, sebuah negara hukum demokratis tentu harus memiliki masyarakat yang kuat dan kepemimpinan yang kuat. Sistem politik tidak boleh menjadi independen dari ruang publik politis. Ia harus terus mendapatkan makanan dan hidupnya dari ruang publik itu. Sebab dari situ pulalah ia meraih sumber loyalitas dan legitimitasnya. Pemerintahan yang kuat dalam arti ini adalah pemerintahan yang mampu memperlancar komunikasi politis antara sistem politik dan masyarakat sipil dalam ruang publik politis.
Negara tidak hanya bertugas sebagai pengontrol hak-hak warga negaranya sebagaimana yang diandaikan Locke dalam "Negara kecil-nya" atau Negara sebagai pemegang otoritas tertinggi sebagaimana Hobbes mengandaikannya dalam konsep "Negara besar". Tetapi, Negara dan rakyat adalah dua elemen yang memiliki hubungan erat satu sama lain. Di mana kebijakan dihasilkan dari proses komunikatif antar semua elemen itu. Pertanyaan akhirnya, sudahkah negara dan masyarakat sipil di negeri ini menjalankan proses komunikatif itu?
*)Penulis adalah Dosen UNMUH Surabaya, Mahasiswa S2 Ilmu Politik UNAIR.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Contohlah Cina Dalam Basmi Koruptor

thumbnail
Transparency International (TI) mencatat bahwa ada trend positif pemberantasan korupsi di Indonesia. Indeks yang dibukukan TI mengingkat dari 2,73 pada tahun 2007 meningkat menjadi 2,68 pada tahun ini (Metro TV, 30/9/08). Namun posisi Indonesia masih tercecer pada nomor seratus lebih. Ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat peningkatan pemberantasan korupsi, namun predikat sebagai negara terkorup belum mau beranjak. Sementara negara lain mulai memperbaiki diri.
Trend positif ini tentu tidak perlu disambut dengan kebanggaan. Korupsi menjadi penyakit paling akut yang diderita bangsa ini dan dilakukan oleh orang-orang yang mengaku beragama. Beberapa kasus kejahatan korupsi di kalangan para politisi (anggota DPR) justru dilakukan oleh orang-orang yang berangkat dari “partai agama”.
Korupsi ibarat budaya yang telah mendarah daging bagi bangsa ini. Menghilangkan budaya merupakan persoalan yang sangat sulit, karena ia telah melalui proses panjang. Budaya korupsi telah melewati proses sosialisasi, enkulturasi dan internalisasi. Sosialisasi melalui praktek kehidupan sehari-hari, enkulturasi berarti masyarakat membiasakannya, dan internalisasi artinya menjadi bagian dari hidupnya.
Memutus mata rantai budaya korupsi tentu sangat sulit dilakukan, hukuman seberat apapun belum tentu mampu menghilangkan budaya korup. Namun membiarkan korupsi tanpa ada upaya yang jelas sama artinya membunuh bangsa perlahan namun pasti. Harus ada upaya pencegahan yang mampu memberi efek kejut (shock therapy) dan kemudian menimbulkan efek jera bagi pelakunya.
Cina yang menjadi negara terkorup di dunia telah melakukan loncatan yang luar biasa dalam memutus mata rantai kejahatan korupsi dengan menerapkan hukuman mati. Hukuman mati yang diterapkan mampu membuat efek jera pada para koruptor di negeri tersebut. Tentu bangsa ini perlu belajar dari negara lain dalam pemberantasan korupsi.
(Komentar: Sukron Ma’mun, tinggal di Jl. Wahid Hasyim Gaten Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta).
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Produk Indonesia Miliki Daya Saing

thumbnail
OLEH: AGUS SALAM
Dari 105 negara pembeli, lima negara tercatat melakukan transaksi dagang 46,66 juta dolar AS dan 100 negara lain mencapai 93,7 juta dolar AS. Kelima negara dengan total transaksi bisnis 46,66 juta dolar AS itu adalah Spanyol berada di posisi pertama dengan transaksi terbesar (14,81 juta dolar AS), Jepang (11,04 juta dolar AS), AS (8,81 juta dolar AS), Jerman (6,47 juta dolar AS) dan Perancis (5,53 juta dolar AS).
Demikian Sekretaris Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Deperdag D Hidayat , pada pameran Trade Expo Indonesia 2008, di Hall D, Jakarta International Expo 2008.
Menurut Hidayat, lima dari 21 kelompok produk yang dihadirkan pada PPE 2007 tercatat transaksi 117,58 juta dolar AS. Furnitur mencatat transaksi terbesar dengan nilai 75,77 juta dolar AS, produk gifts and crafts (17, 84 juta dolar AS), glassware, ceramics dan produk plastik (9,75 juta dolar AS), machineries (7,44 juta dolar AS), agiculture and fisheries (6,78 juta dolar AS) dan produk lain (22,78 juta dolar AS).
Trade Expo Indonesia 2008 ke-23 merupakan pameran dagang B2B (business to business) berskala internasional yang menjadi mediator dan fasilitator bagi produsen nasional maupun para pembeli. Sebagai kelanjutan dari tema periode 2006-2010 Serving the Global Market, tema tahun ini adalah Apa Jadinya Dunia Tanpa Indonesia?.
Kepala BPEN, Bachrul Chairi SE MBA mengatakan, Trade Expo Indonesia lebih dari sekedar memamerkan produk bermutu tetapi juga promosi branding dengan produk bermutu yang dibuat di Indonesia. Berbagai produk ekspor non komoditas siap pakai dipamerkan. Antara lain, perhiasan dan aksesoris, perlengkapan kantor dan kertas, produk kulit dan tekstil, hortikultura, elektronik dan furnitur. Juga jasa kreatif seperti animasi, teknologi informasi dan fotografi.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Saatnya Bertani Di Air

thumbnail
Usaha perikanan budidaya air tawar, danau, sungai, laut dan payau menjadi salah satu alternatif mengatasi kerawanan pangan, akibat kepemilikan lahan pertanian yang semakin menyempit. ‘’Membangun budaya bertani di air merupakan prospek pengembangan cukup cerah mengantisipasi jumlah penduduk Indonesia berlipat pada tahun 2035,’’ kata Dirjen Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan Dr Ir Made L Nurdjana di Denpasar.
Ia mengatakan, penduduk Indonesia tahun 2035 diprediksikan mencapai 400 juta jiwa, sehingga lahan pertanian yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan. Karena itu membangun budaya bertani di air harus dirintis sejak dini guna meningkatkan produksi bidang perikanan.
Membaiknya tingkat kesejahteraan mayarakat akan berpengaruh terhadap peningkatan konsumsi ikan. Konsumsi ikan masyarakat Indonesia selama ini rata-rata 26 kg/kapita/tahun, jauh di bawah Jepang, Singapura, dan Korea yang mencapai lebih dari 60 kg/orang setahun. Lewat rintisan membangun budaya bertani di air diharapkan mampu meningkatkan produksi pertanian di masa mendatang. Sasaran peningkatkan produksi tersebut menyangkut semua jenis produksi bidang perikanan dan kelautan, bahkan hasil perikanan budidaya diharapkan meningkat 40% per tahun.
Perairan laut di kawasan timur Indonesia yang menjadi primadona adalah rumput laut dengan peningkatan lebih dari 60%. Di kawasan barat Indonesia didominasi peningkatan ikan nila dan ikan batin mencapai 60% setiap tahun. Indonesia yang memiliki garis pantai sepanjang 95.000 km mengoleksi 45% spesies ikan dunia.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Untung Besar Tanam Sayuran Organik

thumbnail
Potensi pasar sayuran organik sangat besar di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat pada kesehatan, sehingga bisa menambah pendapatan para petani. Hal itu diungkapkan pelaku usaha sayuran organik, Dwiyono Subedo, saat ditemui Antara di gerai Dinas Pertanian pada pameran pembangunan di Magetan, Jawa Timur Jatim, Minggu (19/10). ‘’Saat ini sudah banyak orang yang meminta saya membuka gerai khusus sayuran organik,’’ kata Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian Kecamatan Nguntoroadi Simbatan, Kabupaten Magetan itu.
Sejak Maret 2008, ia melakukan penanaman sayuran dalam "polyback" dengan memanfaatkan lahan pekarangan. Usaha itu ternyata memberi dampak penghematan biaya hidup, di samping menyehatkan.
Sesuai pengalaman menanam sayuran di lahan pekarangan, ia mampu menekan biaya hidup Rp100 ribu per bulan yang biasanya digunakan untuk membeli sayur mayur.
Bahkan, ia berhasil menambah penghasilan dari hasil panen sayuran organiknya itu yang sebagian disisihkan dalam bentuk tabungan untuk anaknya. Anaknya pun diminta membantu menyiram tanaman sayuran tersebut.
‘’Tabungan anak saya sejak Maret sudah terkumpul Rp 1 juta. Saya ingin uang tabungannya cukup untuk membeli motor yang bisa digunakan untuk kepentingan tanaman sayuran organiknya,’’ ujarnya.
Menurut Dwiyono sayuran organik mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan sayuran non organik. Ia mencontohkan sawi organik bisa dijual Rp 1.000 per ikat, sawi non organik lebih rendah. Harga tomat organik Rp 7.000 per kg (dua kali lipat dari harga tomat non organik). Modal untuk menanam sayuran organik, juga lebih murah karena hanya mengeluarkan biaya membeli polyback dan polyback bisa digunakan berulang-ulang. Pupuknya menggunakan tanaman seperti daun mimba, daun mauni, daun tembakau dan gadung.
Saat ini Dwiyono sudah menghasilkan tomat, kangkung, sawi, cabe, bayam dengan cara ogranik. ‘’Tomat yang saya tanam di 100 polyback bisa panen 100 kilogram,’’ ujar Dwiyono.
Selain dikonsumsi sendiri, hasil panen sayuran organik itu juga ia bagi ke petani lainnya agar mereka mau mengikuti jejak dirinya. Saat ini, kata Dwiyono, baru sekitar 4 petani yang mengikuti jejaknya. ‘’Saya sudah memberikan penjelasan kepada petani-petani yang tergabung dalam kelompok tani Sri Rejeki. Tapi belum banyak yang tertarik,’’ ujarnya.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Belimbing Dewa Jajaki Pasar Internasional

thumbnail
Setelah sukses menembus sejumlah pasar swalayan ternama dalam negeri, kini bisnis buah belimbing dewa sedang menjajaki pasar internasional.
‘’Sedang dijajaki. Kemungkinan ekspor terbuka lebar karena beberapa warga negara asing seperti dari Cina dari Australia telah ketemu. Tinggal membuat kontrak kerjanya saja,’’ kata General Marketing Pusat Koperasi Belimbing Dewa, Heru Prabowo kepada Antara di Jakarta, Jumat (24/10).
Ia mengatakan, sebenarnya niat untuk mengekspor telah dipikirkan sejak lama, namun karena terjadi krisis keuangan global yang terjadi di Amerika Serikat dan berimbas pada kondisi keungan beberapa nagara Asia dan Eropa, maka niat itu urung dilaksanakan. ‘’Jika kondisi sudah stabil, kontrak kerja sama dilanjutkan. Kami targetkan pertengahan tahun 2009 sudah mulai ekspor,’’ katanya.
Ia mengakui permintaan belimbing dewa kini sangat besar. Saat pertama berdiri empat bulan lalu, koperasi yang khusus menampung hasil belimbing petani Depok itu, memang kesulitan memasarkan buah itu.
Namun kini Koperasi Belimbing Dewa sudah berhasil menggaet sekitar 30 outlet di Jabodetabek. Sejumlah pasar swalayan ternama seperti Carrefour, Giant, dan Ramayana sudah menampung hasil kebun petani Depok ini. Sehari rata-rata mengirim satu sampai dua ton. Itupun tidak bisa memenuhi permintaan terutama di Pasar Induk Kramat Jati.
Kurangnya pasokan tersebut menurut Andri karena belum semua petani belimbing bergabung ke koperasi. Dari sekitar 517 petani di Kota Depok, baru sekitar 300 orang yang menjadi anggota koperasi. Sebagian petani masih tergantung pada tengkulak untuk menjual produksi. ‘’Padahal harga di koperasi jauh lebih bagus. Berapapun dibawa pasti kita ambil. Sudah itu bayarnya tunai lagi,’’ katanya seraya mengeluhkan para petani masih belum sepenuhnya terbebas dari pengaruh tengkulak.
Dikatakan Heru, buah belimbing Dewa memiliki beberapa kelebihan antara lain memiliki kandungan air lebih tinggi daripada belimbing-belimbing lain, sehingga ia lebih tahan lama. Dalam ruangan sejuk, ia mampu mempertahankan kesegarannya hingga satu minggu, sedangkan yang lain hanya dua hingga tiga hari. Kadar air yang tinggi ini pula yang membuatnya lebih berbobot (berat rata-rata 200 gr hingga 250 gr, bahkan dapat mencapai 500 gr/buah, di samping rasanya lebih manis.
Selain itu, buah yang konon pohonnya mampu bertahan hidup 25 tahun hingga 30 tahun ini, bahkan dipercaya tidak pernah mati karena selalu tumbuh tunas dan akar baru, dan dapat dipanen untuk pertama kalinya ketika berumur dua tahun. Saat ini koperasi yang terletak di Pancoran Mas, Depok Jawa Barat itu telah mempekerjakan sekitar 600 orang dengan produksi rata-rata perharinya mencapai satu ton.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Bisnis Waralaba Capai 8 Triliun Per Tahun

thumbnail
Bisnis waralaba (franchise) dan lisensi di tanah air diperkirakan akan terus meningkat dengan perputaran dana sekitar Rp 8 triliun per tahun. ‘’Tahun 2008 kami proyeksikan bisnis waralaba dan lisensi bisa mencapai Rp8 triliun, naik dari Rp6 triliun pada tahun 2006,’’ kata Ketua Umum Indonesia Franchising & Lisencing Society (Waralaba dan Lisensi Indonesia/WALI), Levita Supit, kepada ANTARA di sela Franchise & Lisence Indonesia Expo ke-6, di Jakarta, Jumat (14/10).
Levita menjelaskan, prospek waralaba dan lisensi akan lebih aktraktif seiring dengan berkembangnya pemahaman masyarakat terhadap sistem waralaba dan lisensi.
Waralaba dan lisensi juga menjadi salah satu alternatif bisnis bagi pengusaha di dalam negeri mulai dari kalangan usaha kecil menengah hingga usaha skala besar. Waralaba merupakan salah satu pola bisnis yang relatif berkembang di tengah tekanan ekonomi. ‘’Perputaran bisnis waralaba sangat beragam mulai dari investasi Rp 2 juta hingga sekitar Rp 2 miliar, dengan jenis beragam milai dari makanan, salon, sekolah, alat kesehatan, hingga otomotif," ujarnya.
Ia berpendapat, bisnis waralaba selama ini belum maksimal cenderung fokus pada waralaba dengan merek internasional, padahal waralaba dengan merek lokal cukup menjanjikan. Saat ini sekitar 700 merek waralaba melakukan aktivitas di tanah air, namun sayang baru sekitar 200 waralaba yang mendaftarkan dan ikut dalam keanggotaan WALI.
Menurutnya, dari sekitar Rp 8 triliun perputaran dana bisnis waralaba sebanyak 60% masih dikuasai waralaba asing, sisanya 40% waralaba lokal. ‘’Khusus waralaba di sektor makanan dan restoran usaha waralaba lokal masih sangat menjanjikan karena saat ini tren makanan tradisional juga sedang berkembang,’’ katanya.
Semakin berkembangnya bisnis waralaba di tanah air mendorong pemerintah membuat aturan yang jelas untuk mengatur kelayakan dan sistem waralaba. Peraturan Menteri Perdagangan tentang waralaba sedang dalam tahap penyelesaian.
Menurut Ketua Dewan Penasehat Waralaba Indonesia (WALI) Amir Karamoy, peraturan tersebut nantinya akan mengatur standar seluruh aspek waralaba mulai dari sistem operasional hingga audit laporan keuangan. Dengan aturan itu secara kuantitas waralaba akan turun, namun kualitas waralaba meningkat karena ada sistem pengawasan. Diperkirakan pertumbuhan bisnis waralaba pada tahun 2009 hanya 7%, turun dari 2008 yang tumbuh 12%.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Asia Episentrum Epidemi Obesitas

thumbnail
Obesitas (kegemukan) telah menjadi masalah utama penghuni bumi ini. Obesitas dipicu oleh timbunan jaringan lemak dalam tubuh manusia. Penderita penyakit multi faktorial ini ditandai timbunan jaringan lemak yang sangat mengganggu kesehatan jumlahnya cenderung meningkat di negara maju maupun berkembang. ‘’Di seluruh dunia lebih dari satu miliar jiwa mengalami overweight (kelebihan berat), 300 juta di antaranya obesitas,’’ kata Prof Dr dr AAG Budhiarta SpPD-KEMD.
Seperti diberitakan Antara, obesitas harus diatasi sejalan dengan meningkatnya prevalensi obesitas proporsi penduduk dengan diabetes melitus (DM) tipe dua juga meningkat tajam. Jumlah penderita diabetes melitus per tahun 2003 sebanyak 194 juta jiwa, diperkirakan meningkat 333 juta jiwa per tahun 2025. ‘’Asia merupakan episentrum dari epidemi tersebut akibat penduduknya terbanyak, di samping karena mengalami perubahan demografi, epidemilogis dan sosial ekonomis yang sangat pesat," ujar Budhiarta.
Peningkatan DM tipe dua di Asia berbeda dengan yang dilaporkan dari benua lain. Pada penduduk Asia terjadi tingginya proporsi lemak dibanding masyarakat Eropa. Faktor lain yang sangat berperan timbulnya DM tipe dua pada penduduk Asia adalah disfungsi sekresi insulin. Karena itu, obesitas bukan lagi hanya masalah kesehatan, tetapi sudah terkait kondisi ekonomi, --tingginya beban biaya untuk mengatasi komplikasi yang ditimbulkan, kata Budhiarta yang baru dikukuhkan menjadi guru besar tetap ilmu penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana di kampus Bukit Jimbaran, Bali, Sabtu (25/10).
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Makan Jagung Bukan Berarti Krisis Pangan

thumbnail
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang semakin pesat menyebabkan masyarakat semakin paham pentingnya pemeliharaan kesehatan yang berkaitan dengan asupan pangan yang baik. Salah satunya adalah melakukan diversifikasi atau keanekaragaman makanan. Misalnya, nasi diganti dengan jagung atau ubi. Namun membangun budaya diversifikasi makanan di suatu daerah tidaklah semudah membalik telapak tangan.
Masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), misalnya, sulit melakukan diversifikasi atau keanekaragaman makanan, karena sudah terlanjur biasa makan nasi. Meski sekenyang apapun jika belum makan nasi, maka masyarakat tetap mengatakan belum makan, kata Kadis Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram, Drs H Marzuki Sahaz.
Apalagi di kalangan masyarakat berkembang anggapan bahwa kalau orang makan jagung atau ubi, dikira orang tersebut tidak ada makanan dan daerah tersebut diduga kekurangan pangan. Padahal diversifikasi makanan untuk mengantisipasi masalah kekurangan beras di suatu daerah. ‘’Kita lihat sekarang pemerintah mulai mengarah kediversifikasi makanan terlihat di sebagian acara yang diadakan baik pemerintah maupun swasta yang dihidangkan bukan kue, tetapi jagung, pisang dan kacang rebus, kata Sahaz.
Meski areal sawah yang dimiliki Kota Mataram relatif sedikit, namun hasil bumi seperti jagung, singkong, ubi dan ketela cukup melimpah, sekalipun dipasok dari Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur. Produksi Beras NTB pada umumnya hingga kini masih tetap kelebihan sekitar 300.000 ton per tahun karena produksi lebih dari 800.000 ton, sementara yang dibutuhkan sekitar 500.000 ton per tahun.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Jubir Perawatan Kulit Wajah

thumbnail
Cathy Sharon
Di benak pemain film dan sinetron, Cathy Sharon kulit wajah adalah aset yang sangat berharga dan harus dirawat. Karena itu Cathy selalu meluangkan waktu untuk merawat kulit.
‘’Aku sangat selektif dalam menggunakan produk perawatan wajah, apalagi sekarang usiaku sudah 26 tahun sehingga harus makin rajin merawat dan mencegah timbulkan kerutan-kerutan di wajah. Mungkin sekarang belum terasa, tapi kalau beberapa tahun ke depan saat tanda itu terlihat mungkin kulit kita sudah rusak,’’ ungkap artis yang pernah membintangi sejumlah film seperti Sang Dewi (2007), Dunia Mereka (2006) dan Bangku Kosong (2006).
Seperti diberitakan Antara, mantan VJ MTV itu rajin mengunjungi sebuah klinik perawatan wajah. Namanya artis. Eh, tau-tau, Cathy didaulat sebagai juru bicara (jubir) klinik perawatan wajah. Tentu Cathy tak sekedar menerima job baru itu. Ia mulai mempelajari seluk beluk kulit wanita saat usia menginjak 20 tahun ke atas.
Cathy mengaku harus banyak belajar tentang produk-produk perawatan plus bagaimana merawat kulit agar tetap segar, awet muda. Cahty kerap konsultasi dengan beberapa dokter ahli kecantikan dan staf profesional di klinik tersebut untuk mendapat informasi lebih jauh. ‘’Seru sih belajar lebih jauh tentang kulit wajah kita sendiri, jadi tahu bagaimana perubahan-perubahan pada kulit kita dan bagaimana cara merawatnya dengan baik,’’ kata pemilik nama lengkap Catharine Sharon Gasnier yang lahir pada 8 Oktober 1982 dan menguasai Bahasa Indonesia, Inggris, Perancis dan Jerman.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Jadikan Anggrek Mata Dagangan Dunia

thumbnail
Indonesia memiliki sumber daya lahan dan iklim yang sesuai untuk budi daya tanaman anggrek "Selain itu Indonesia juga memiliki kekayaan genetik anggrek yang sangat besar," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perhimpunan Anggrek Indonesia (DPP PAI), Ibu Mufidah Jusuf Kalla ketika membuka kegiatan "Indonesia Orchid Show 2008" di Denpasar.
Ia mengatakan, dari seluruh spesies anggrek di dunia maka sepertiga di antaranya atau 5.000 spesies dari Indonesia, yang tumbuh hampir merata di seluruh kepulauan di tanah air. "Saya berharap peluang yang dimiliki oleh bangsa kita dapat dimanfaatkan sehingga menjadi pemain utama di perdagangan anggrek internasional," katanya dilansir ANTARA.
Pengembangan dan budi daya anggrek akan dapat mengangkat perekonomian masyarakat, sebab anggrek sangat potensial sebagai mata dagangan dunia.
Ibu Mufidah mengatakan, pembangunan industri anggrek Indonesia diharapkan dapat memberikan sumbangan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif yang telah dicanangkan secara nasional.
"Industri anggrek ke depannya mampu menciptakan jenis-jenis baru, seperti bisnis perangkai bunga, penyewaan tanaman, sarana produk anggrek dan lainnya," ucapnya.
Usai membuka acara IOS-2008, Ibu Mufidah Jusuf Kalla meninjau pameran yang diikuti sekitar 120 stand berasal dari daerah di Indonesia serta empat negara asing, yaitu Singapura, Jepang, Malaysia dan Taiwan.
Sementara Ketua Panitia Pelaksana IOS-2008, Ny Rossi Anton Apriyantono mengatakan ada sekitar 20 persen atau 5.000 spesies anggrek dunia tumbuh di tanah air. “Karena itu penganggrek dunia mengagumi anggrek Indonesia," ucapnya.
Menurut Ny Rossi, anggrek spesies maupun silangan termasuk juga hibrida yang terkenal di dunia merupakan hasil silangan dari Indonesia. Namun demikian hasil karya penyilangan tersebut hingga saat ini belum begitu dikenal.
"Sekitar 110.000 hibrida yang telah tercatat di Royal Horticultural Society Inggris, baru sedikit anggrek hibrida hasil karya penyilang anggrek dari Indonesia," katanya.
Hal tersebut menjadi suatu tantangan dan kesempatan yang harus dijawab melalui kerja keras, melibatkan seluruh pemangku kepentingan (steakholder), baik pemerintah maupun swasta.
IOS-2008 bertemakan "Mengangkat Potensi Anggrek Silangan dalam Negeri mendukung Industri Peranggrekan Nasional". Dengan tema tersebut menjadi suatu motivasi bagi warga penggemar, pencinta dan pengamat anggrek mampu membudidayakan tanaman tersebut.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Petani Nongkojajar Kewalahan Layani Pesanan Bunga Krisan

thumbnail
Para petani bunga yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tanaman Hias (APTHI) Alam Krispa Nongkojajar, Pasuruan , Jawa Timur kewalahan melayani pesanan bunga krisan dari para konsumen.
Purwantini, karyawan APTHI Alam Krispa Nongkojajar yang ditemui wartawan ANTARA, Rabu (29/10), mengatakan, memasuki akhir bulan Oktober ini permintaan bunga krisan ke petani Nongkojajar meningkat tajam.
Namun, para petan yang tergabung dalam APTHI Alam Krispa tidak mampu memenuhi peningkatan permintaan tersebut. Untuk memenuhi permintaan rutin dari Surabaya dan Bali, APTHI Alam Krispa Nongkojajar belum mampu mencukupinya.
Ia menjelaskan, peningkatan permintaan bunga krisan terjadi setelah Lebaran, karena pada bulan Syawal banyak warga yang melaksanakan pesta pernikahan.
"Setiap bertepatan dengan musim pernikahan, permintaan bunga krisan untuk keperluan lokal pasti meningkat," kata Purwantini mengungkapkan.
Peningkatan permintaan bunga krisan akan terus terjadi hingga dua bulan ke depan, sampai bulan haji yang biasanya akan banyak warga yang melaksanakan pesta pernikahan.
Purwantini mengemukakan, setiap musim pernikahan, banyak permintaan bunga krisan untuk keperluan dekorasi tempat pelaminan. Sementara pelanggan tetap, konsumen Surabaya dan Bali juga ikut meningkat pula.
Namun pada dua bulan ke depan, lanjut Purwantini, petani bunga krisan bakal panen raya. Sehingga peningkatan permintaan bunga krisan pada bulan-bulan tersebut bakal terpenuhi.
Ia menyebutkan, secara rutin APTHI Alam Krispa Nongkojajar mengirim bunga krisan ke Surabaya empat kali dalam sepekan sebanyak 950 ikat (per ikat 10 tangkai).
Sedangkan ke Bali rutin setiap hari atau sebanyak 1.288 ikat per pekan. Bunga krisan produksi Nongkojajar dijual dengan harga Rp11 ribu perikat.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008

Bisnis Tanaman Hias Makin Ramai

thumbnail
Bisnis tanaman hias saat ini menjadi salah satu peluang usaha yang menggiurkan. Usaha tanaman hias di Yogyakarta makin ramai karena banyak `pemain` baik dari dalam maupun luar daerah yang terjun ke bisnis tersebut.
"Hampir tiap hari selalu ada penyelenggaraan pameran dan bursa tanaman hias, bahkan tidak hanya di satu tempat tetapi di beberapa tempat secara bersamaan," kata M Nasir, petani dan pedagang tanaman hias asal Kabupaten Sleman, DIY, kepada ANTARA.
Ia mengatakan jika dulu pecinta tanaman hias hanya sebagai konsumen dan pembeli saja, namun setelah menggelutinya mereka beralih menjadi pelaku bisnis tanaman hias, ini yang meramaikan bursa tanaman hias.
Dampak makin merebaknya pelaku bisnis tanaman hias di daerah ini adalah transaksi bisnis cenderung menjadi sepi pembeli.
"Kondisinya memang pasang surut dan sulit diprediksi, tergantung situasinya. Namun demikian, pelaku bisnis tanaman hias di Yogyakarta kini banyak mengeluh akibat sepi pembeli," katanya.
Sementara itu, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) DIY Bambang Wibowo mengatakan sampai sekarang DIY masih menjadi pasar potensial untuk bisnis tanaman hias, sehingga daerah ini menjadi tujuan utama para pedagang tanaman dari berbagai daerah. "Sebagai pasar potensial, Yogyakarta belum tertandingi dibanding provinsi lain di Indonesia karena hampir tiap hari ada pameran dan bursa tanaman hias, dan tidak hanya di satu tempat, tetapi di banyak tempat," katanya.
Menurut dia, selain diserbu pedagang tanaman hias dari luar daerah, pembeli tanaman hias juga datang dari berbagai kota di luar DIY.
Sedangkan produk tanaman hias yang dipasarkan selain dari hasil budidaya petani daerah ini, juga dari petani di berbagai daerah lain seperti Wonosobo dan Kopeng di Jawa Tengah maupun Tawangmangu, Tulungagung dan Blitar di Jawa Timur.
Tiap pagi sentra penjualan tanaman hias di jalan Kebun Raya Kebun Binatang `Gembiraloka ` Yogyakarta dipasok oleh minimal empat unit truk yang mengangkut berbagai jenis tanaman hias dari Blitar maupun Tulungagung (Jawa Timur).
"Keadaan ini membuktikan bahwa Yogyakarta menjadi pasar potensial bisnis tanaman hias karena hampir tiap hari terjadi transaksi dengan nilai yang cukup besar," katanya.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008