Home » » Saatnya Bertani Di Air

Saatnya Bertani Di Air

Usaha perikanan budidaya air tawar, danau, sungai, laut dan payau menjadi salah satu alternatif mengatasi kerawanan pangan, akibat kepemilikan lahan pertanian yang semakin menyempit. ‘’Membangun budaya bertani di air merupakan prospek pengembangan cukup cerah mengantisipasi jumlah penduduk Indonesia berlipat pada tahun 2035,’’ kata Dirjen Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan Dr Ir Made L Nurdjana di Denpasar.
Ia mengatakan, penduduk Indonesia tahun 2035 diprediksikan mencapai 400 juta jiwa, sehingga lahan pertanian yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan. Karena itu membangun budaya bertani di air harus dirintis sejak dini guna meningkatkan produksi bidang perikanan.
Membaiknya tingkat kesejahteraan mayarakat akan berpengaruh terhadap peningkatan konsumsi ikan. Konsumsi ikan masyarakat Indonesia selama ini rata-rata 26 kg/kapita/tahun, jauh di bawah Jepang, Singapura, dan Korea yang mencapai lebih dari 60 kg/orang setahun. Lewat rintisan membangun budaya bertani di air diharapkan mampu meningkatkan produksi pertanian di masa mendatang. Sasaran peningkatkan produksi tersebut menyangkut semua jenis produksi bidang perikanan dan kelautan, bahkan hasil perikanan budidaya diharapkan meningkat 40% per tahun.
Perairan laut di kawasan timur Indonesia yang menjadi primadona adalah rumput laut dengan peningkatan lebih dari 60%. Di kawasan barat Indonesia didominasi peningkatan ikan nila dan ikan batin mencapai 60% setiap tahun. Indonesia yang memiliki garis pantai sepanjang 95.000 km mengoleksi 45% spesies ikan dunia.
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008
Thanks for reading Saatnya Bertani Di Air

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar