Home » » Belajar Dari Keakraban Yang Retak

Belajar Dari Keakraban Yang Retak

Catatan Kuta Karnival 2008
Pantai Kuta tak pernah sepi. Jutaan manusia dari berbagai negara berbondong-bondong menjejak kaki di pantai berpasir putih yang terhampar sepanjang 7 km. Pantai yang terletak di Desa Kuta, Kec. Kuta, Kab. Badung itu telah berubah menjadi ruang interaksi komunitas manusia yang berbeda suku, agama, warna kulit, budaya dan negara.
Salah satu pantai terbaik di Bali itu kini menjadi etalase glamoritas wisata yang amat mencolok di Nusantara. Setiap hari, puluhan bule betah berjemur di matahari sejak pagi hari di pinggir pantai. Ada yang berpasangan di bawah tenda payung. Ada yang tenggelam dalam kesendirian sambil membaca novel. Kaum wanita mengenakan bikini pantai. Sebagian wisatawan asyik belajar berselancar menggunakan papan surfing. Yang sudah mahir, sesekali memamerkan gerakan akrobatik di atas gulungan ombak yang datang silih berganti.
Selain menjadi pajangan wisata, Pantai Kuta pun merupakan ladang menambang dollar yang tercecer dari kantung-kantung turis. Ada ibu-ibu yang menawarkan jasa pijat atau mengepang rambut pirang turis wanita. Penjaja souvenir bersileweran menjajakan dagangannya. Para cowboy Kuta, sebutan untuk para lelaki berkulit hitam yang menggeluti bisnis surfing, saban hari menawarkan jasa sewa papan surfer. Rombongan turis yang datang silih berganti ibarat mesin ATM yang terus mengucurkan uang sepanjang pantai.
Pada malam hari pun, Kuta tak pernah tidur. Hingar bingar musik dari kafe, pub, kedai, resto dan diskotik membahana sepanjang jalan Seminyak-Legian, Jalan Raya Kuta-Patih Jelantik.
Pemandangan berbeda disuguhkan kepada pengunjung Pantai Kuta sejak tanggal 18-26 Oktober lalu. Pesta wisata Kuta Karnival sebagai event komunitas yang sudah diselenggarakan sebanyak enam kali mencuri perhatian turis. Betapa tidak! Setiap hari, wisatawan lokal dan mancanegara menyaksikan atraksi seni budaya, musik tradisional dan modern, festival kuliner, olahraga dan pameran tanaman bonsai. Ada lomba khas anak muda seperti lomba skateboard, lomba surfing, dan kontes busana Bali yang diikuti turis asing. Yang paling unik tahun ini adalah keikutsertaan Bali Blogger Community (BBC). Komunitas blogger Bali yang menggelar kegiatan Blogger Day Out, Blogging Competition, dan Blog Exhibition.
Agenda tahunan promo wisata ini lahir dari spirit untuk mengembalikan citra Kuta sebagai destinasi wisata yang aman pasca Bom Bali I, tahun 2002 dan Bom Bali II, tahun 2004 silam. Saat itu keakraban lintas komunitas yang sudah terbangun lama sempat retak. Kuta Karnival 2008 memang telah usai. Akankah KK mendatang tetap setia untuk terus menghadirkan sisa-sisa tradisi dan orisinalitas sisi historis Kuta secara kreatif? Ataukah KK turut larut dalam glamoritas wisata Kuta sehingga terjerembab dalam alur-alur bisnis temporer yang jutru meretakkan keakraban yang telah terbangun. Kuta dengan segala pesona hitam dan putih tetaplah menjadi aset bangsa yang harus dipelihara bukan sekedar pajangan aneka kepentingan. (Beny Uleander)
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008
Thanks for reading Belajar Dari Keakraban Yang Retak

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar