Sarang Buriang merupakan salah satu obat tradisional suku Batak yang cukup mujarab dan ampuh untuk mengobati berbagai penyakit, namun dewasa ini sangat jarang ditemukan dan digunakan, bahkan nyaris terlupakan di makan zaman. "Sarang buriang adalah salah satu benalu yang unik dan langka yang dipercaya memiliki khasiat yang sangat mujarab," kata M Suhandi Lubis, salah seorang pembuat obat tradisional di Medan, Sabtu.
Ia mengatakan, aneka ragam penyakit yang diderita masyarakat dapat disembuhkan setelah konsumsi obat ini. Antara lain reumatik, asam urat, pegal linu, sakit pinggang, masuk angin, batuk darah dan kencing manis. Selain itu dapat menyembuhkan sesak napas, asma, tukak lambung, lever, disentri dan darah tinggi.
Secara ringkas ia menceritakan sejarah singkat tentang obat tradisional. Tumbuhan ini cukup langka karena jenis parasit ini hanya tumbuh di atas kayu besar dan kuat, dan tidak dapat tumbuh di atas tanah. Tumbuhan ini pertama kali ditemukan si Raja Batak di daerah Tapanuli Utara sebelum penjajahan Belanda. Saat itu si Raja Batak menguji kemampuan khasiat obat Sarang Buriang terhadap berbagai penyakit, ternyata mujarab dan ampuh karena terbukti menyembuhkan berbagai penyakit.
Obat tradisional itu sempat menghilang di kalangan orang Batak hampir selama 350 tahun karena seiring penjajahan yang dialami bangsa ini oleh Belanda dan Jepang. "Obat itu kembali dikenal masyarakat Batak setelah Indonesia merdeka, itu pun kalau bukan karena peran orang-orang tua kita dulu, besar kemungkinan kita tak mengenalinya lagi. Sudah menjadi tugas generasi muda pula untuk kembali pamor obat jenis ini," katanya.
KPO/EDISI 161/OKTOBER 2008
Ia mengatakan, aneka ragam penyakit yang diderita masyarakat dapat disembuhkan setelah konsumsi obat ini. Antara lain reumatik, asam urat, pegal linu, sakit pinggang, masuk angin, batuk darah dan kencing manis. Selain itu dapat menyembuhkan sesak napas, asma, tukak lambung, lever, disentri dan darah tinggi.
Secara ringkas ia menceritakan sejarah singkat tentang obat tradisional. Tumbuhan ini cukup langka karena jenis parasit ini hanya tumbuh di atas kayu besar dan kuat, dan tidak dapat tumbuh di atas tanah. Tumbuhan ini pertama kali ditemukan si Raja Batak di daerah Tapanuli Utara sebelum penjajahan Belanda. Saat itu si Raja Batak menguji kemampuan khasiat obat Sarang Buriang terhadap berbagai penyakit, ternyata mujarab dan ampuh karena terbukti menyembuhkan berbagai penyakit.
Obat tradisional itu sempat menghilang di kalangan orang Batak hampir selama 350 tahun karena seiring penjajahan yang dialami bangsa ini oleh Belanda dan Jepang. "Obat itu kembali dikenal masyarakat Batak setelah Indonesia merdeka, itu pun kalau bukan karena peran orang-orang tua kita dulu, besar kemungkinan kita tak mengenalinya lagi. Sudah menjadi tugas generasi muda pula untuk kembali pamor obat jenis ini," katanya.
KPO/EDISI 161/OKTOBER 2008
0 komentar:
Posting Komentar