Yamaha King 1986
L Rahmat Kartolo, pemilik Yamaha King pabrikan 1986 ini rupanya gerah dengan penilaian
miring untuk pemilik Yamaha King di Lombok. Setiap kali ngumpul bareng, orang lain pasti menuding neg
atif bahwa komunitas ini identik dengan kelompok penjambret. Untuk menghindari kesan negatif, Kartolo mendandani tunggangannya agar lebih cantik dan sedap dipandang.
Mengawali aksinya, Kartolo menghadirkan nuansa kinclong dengan crom besutan ke Bangil, Jatim seharga Rp 3 juta guna mematrikan cat dan custom. Semua itu demi merubah image King Jambret yang terlanjur melekat di benak warga kota. ‘’Modifik
asi ini dilakukan agar masyarakat bisa membedakan motor club dengan motor liar yang suka bikin resah di jalanan,’’ ungkap Kartolo.
Lukisan pada bodi motor yang bergambar harimau, sebut Kartolo, sebagai lambang karakter motor yang doyan mengaum saat digas atau melakukan gerakan standing. Pada bagian jok sedikit dipepet, namun bagian pantat jok digemukkan ke atas agar tampilan lebih bahenol dan sedikit tomboy. ‘’Di bagian kepala dipasang model shock, guna merubah penampilan lebih beda. Pengerjaan modif baru 60 persen dan sisanya menjadi target yang mesti dirampungkan,’’ ujarnya. (Hernawardi)
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008
L Rahmat Kartolo, pemilik Yamaha King pabrikan 1986 ini rupanya gerah dengan penilaian
Mengawali aksinya, Kartolo menghadirkan nuansa kinclong dengan crom besutan ke Bangil, Jatim seharga Rp 3 juta guna mematrikan cat dan custom. Semua itu demi merubah image King Jambret yang terlanjur melekat di benak warga kota. ‘’Modifik
Lukisan pada bodi motor yang bergambar harimau, sebut Kartolo, sebagai lambang karakter motor yang doyan mengaum saat digas atau melakukan gerakan standing. Pada bagian jok sedikit dipepet, namun bagian pantat jok digemukkan ke atas agar tampilan lebih bahenol dan sedikit tomboy. ‘’Di bagian kepala dipasang model shock, guna merubah penampilan lebih beda. Pengerjaan modif baru 60 persen dan sisanya menjadi target yang mesti dirampungkan,’’ ujarnya. (Hernawardi)
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008
0 komentar:
Posting Komentar