Ada tiga faktor penyebab yang membuat seseorang, khususnya kaum muda menjadi seorang ekstrimis atau radikal di lingkungannya, kata Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Masdar Farid Mas`udi dalam Seminar Nasional "Masa Depan Wawasan Nusantara dan Rasa Cinta Tanah Air Generasi Muda Indonesia", di Gedung Serbaguna RA Surjadi Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Sabtu (11/10).
Seperti dilansir ANTARA, Masdar mengatakan pada hakikatnya tidak ada satu pun orang yang memiliki cita-cita sebagai pelaku kekerasan atau ekstrimis, baik secara eksekutor lapangan ataupun provokator di belakang layar. "Jika hal tersebut sudah terlanjur dilakukan oleh seseorang, maka pasti ada penyebab atau motif yang melatar belakangi si orang tersebut berbuat demikian," katanya.
Menurut Masdar, paham keagamaan yang sempit dan dangkal, menjadi faktor pertama penyebab seseorang menjadi ekstrimis. "Semua agama atau ideologi memiliki benih-benih radikalisme yang bisa menyeruak ke permukaan sepanjang lingkungan mengundangnya," katanya.
Faktor kedua ialah kemiskinan dan keterbelakangan seseorang menjadi faktor lain penyebab seseorang menjadi ekstrimis. Mereka yang berada dalam garis kemiskinan dan keterbelakangan secara sosial yang mengalami tekanan dari lingkungan luar dan akhirnya memilih jalan radikalisme sebagai jalan hidupnya.
Ketidakadilan atau kedzaliman, menjadi faktor ketiga penyebab seseorang menjadi ekstrimis atau radikal. Ia mengungkapkan, yang paling bertanggung jawab untuk mengendalikan ketiga faktor itu ada pada peran para ulama, teolog atau rohaniawan masing-masing agama serta pemerintah menjadi kunci agar radikalisme dapat ditiadakan pada generasi muda saat ini. "Hanya dengan kesungguhan ketiga pihak tadi, maka kekerasan tidak akan tumbuh di Indonesia dan juga di bumi manusia yang bhineka," katanya.
KPO/EDISI 161/OKTOBER 2008
Seperti dilansir ANTARA, Masdar mengatakan pada hakikatnya tidak ada satu pun orang yang memiliki cita-cita sebagai pelaku kekerasan atau ekstrimis, baik secara eksekutor lapangan ataupun provokator di belakang layar. "Jika hal tersebut sudah terlanjur dilakukan oleh seseorang, maka pasti ada penyebab atau motif yang melatar belakangi si orang tersebut berbuat demikian," katanya.
Menurut Masdar, paham keagamaan yang sempit dan dangkal, menjadi faktor pertama penyebab seseorang menjadi ekstrimis. "Semua agama atau ideologi memiliki benih-benih radikalisme yang bisa menyeruak ke permukaan sepanjang lingkungan mengundangnya," katanya.
Faktor kedua ialah kemiskinan dan keterbelakangan seseorang menjadi faktor lain penyebab seseorang menjadi ekstrimis. Mereka yang berada dalam garis kemiskinan dan keterbelakangan secara sosial yang mengalami tekanan dari lingkungan luar dan akhirnya memilih jalan radikalisme sebagai jalan hidupnya.
Ketidakadilan atau kedzaliman, menjadi faktor ketiga penyebab seseorang menjadi ekstrimis atau radikal. Ia mengungkapkan, yang paling bertanggung jawab untuk mengendalikan ketiga faktor itu ada pada peran para ulama, teolog atau rohaniawan masing-masing agama serta pemerintah menjadi kunci agar radikalisme dapat ditiadakan pada generasi muda saat ini. "Hanya dengan kesungguhan ketiga pihak tadi, maka kekerasan tidak akan tumbuh di Indonesia dan juga di bumi manusia yang bhineka," katanya.
KPO/EDISI 161/OKTOBER 2008
0 komentar:
Posting Komentar