Home » » Jejak Komunitas Tionghoa Di Kuta

Jejak Komunitas Tionghoa Di Kuta

Vihara Dharmayana Kuta
Di balik glamoritas pariwisata Kuta, ada banyak jejak sejarah Kuta masa silam yang jarang terekspos. Salah satunya adalah vihara tua Dharmayana Kuta, Bali yang dibangun pada tahun 1876. Vihara warisan para saudagar dari Cina saat itu terletak di pojok jalan Blambangan dan jalan Padri Kuta.
Sejak dipromosikan setelah era reformasi, Vihara Dharmayana yang termasuk bangunan bersejarah, menarik minat kunjungan wisatawan asing terutama dari Korea dan Taiwan.
"Kami masih perlu mempromosikan ke wisatawan Cina agar jika mereka ke Bali juga singgah sekaligus sembahyang dan melaksanakan kegiatan ritual lainnya di vihara tertua ini," kata Ketua Umum Vihara Dharmayana Kuta, Indra Suara Lim, saat menerima kunjungan belasan anggota Bali Blogger Club (BBC), Sabtu (18/10).
Di vihara yang telah ada sejak dua abad lalu itu, disebutkan Suara Lim bahwa rombongan turis asal Korea dan Taiwan belakangan banyak yang singgah, selain melihat-lihat keunikannya, juga melaksanakan kegiatan ritual.
Sedangkan turis dari Cina yang belakangan jumlahnya terus meningkat, belum banyak yang mengetahui keberadaan dan sejarah vihara tersebut, sehingga kini diupayakan untuk terus dipromosikan ke negeri Tirai Bambu itu.
Berdasarkan penelusuran sejarah dan cerita para sesepuh, di Desa Kuta telah berdiri vihara sejak dua abad lalu. Vihara itu semula berlokasi di sudut Jalan Singosari. Berdasarkan suatu isyarat spiritual, kemudian dipindahkan ke persimpangan Jalan Blambangan-Jalan Padri.
Jejak vihara tua itu didasarkan keberadaan empat pasang "tui lian" atau syair berpasangan dalam bahasa Mandarin yang dipersembahkan oleh keluarga pengabdi pada tiga lembar "tui lian" tahun 1876, 1879 dan tahun 1880.
Menurut Indra Suara yang didampingi sejumlah pengurus vihara, seperti Made Suarsa Wijaya dan Ketua Banjar Alim Dharma, Lurih Braba, vihara tersebut sebelum 23 Februari 1980 bernama Tempat Ibadah Leeng Gwan Kuta atau biasa disebut "Kongco Bio Kuta".
Vihara atau Kongco Bio didirikan oleh komunitas Tionghoa Kuta dan sekitarnya sebagai tempat bersemayamnya Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin Jin, yang diyakini dapat memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Adaptasi komunitas "Kongco" itu di lingkungan masyarakat Kuta, nampak pada keterlibatan dalam berbagai ritual adat dan komunitas suka duka Banjar Dharma Semadhi Kuta.
"Vihara ini makin diakui eksistensinya sebagai tempat ibadah umat beragama Budha di Bali setelah mendapat kunjungan bikhu dari mancanegara. Bahkan Yang Mulia Dalai Lama XIV juga berkunjung pada 7 Agustus 1982," kata Indra Suara.
Ia berharap ke depan akan semakin banyak wisatawan yang singgah ke Vihara Dharmayana, termasuk turis dari Cina yang belakangan banyak berdatangan ke Bali.(Beny Uleander/Antara)
KPO/EDISI 162/NOVEMBER 2008
Thanks for reading Jejak Komunitas Tionghoa Di Kuta

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar