Home » » Eks Tapol Buru Launching Pamflet

Eks Tapol Buru Launching Pamflet

BEDAH BUKU
OLEH: DIDIK PURWANTO
Mantan Tahanan Politik (Tapol) Pulau Buru, Hersri Setiawan melakukan launching buku kumpulan puisi “Inilah Pamflet Itu” di Taman 65, jalan WR Supratman 193 Denpasar, Jumat (8/2). Buku yang berisi 75 puisi tersebut mengisahkan kondisi eks Tapol 1969 saat berada dalam tahanan hingga sejak rezim jatuhnya orde baru. Selama 10 tahun, Hersri menulis pengalaman pribadi yang terkait dengan kondisi masa itu yang didengar melalui radio maupun perbincangan di dalam tahanan.
Hersri yang pernah menjabat sebagai pimpinan LEKRA di Jawa Tengah ini tertangkap oleh pemerintah karena dicurigai sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Selepas dalam masa tahanan, Hersri menemui Tapol dari beberapa angkatan di Salemba Jakarta Pusat baik angkatan 26, Digul, jaman Jepang, rejim Sukarno dan masa orba.
Hersri merasa tersentuh saat tak ada satupun kisah dari eks tapol yang bisa diabadikan. Padahal orang-orang dalam tahanan tersebut juga memiliki pemikiran yang konstruktif dalam membangun bangsa. “Saya teringat kata-kata Kartini, menulis itu pekerjaan keabadian. Jika ada peristiwa apapun tanpa ditulis maka akan hilang,” kenang Hersri yang telah menulis baik buku maupun kolumnis di beberapa surat kabar nasional.
Karena sejak jaman rezim Suharto, sastra Indonesia tidak ada pilihan lain. Salah satu sastrawan, Rendra pun membuat tulisan berjenis satiran kepada penguasa dalam bentuk pamflet. Tekanan dari pemerintah tersebut malah membuat sastrawan semakin gencar dalam menulis dengan genre baru.
Penulis buku “Kamus Gestok, Aku Eks tapol, Memoar Pulau Buru dan Negara Madiun” ini menganggap karya kumpulan puisi “Inilah Pamflet Itu” berusaha menyuguhkan kepada pembaca tentang realitas kejadian yang dialami saat berada di Pulau Buru. “Pamflet ini akan sangat inspiratif dan efektif bila pesan yang saya sampaikan bisa diterima oleh pembaca sekaligus bisa menggerakkan orang. Itulah baru karya,” ujar Hersri yang mengakhiri puisi dengan judul “Seruan Kepada Sesama Korban, Menyongsong Temu Korban ORBA”.
Bagi Ida Bagus Dharma Palguna yang membedah karya tersebut mengatakan penjara mampu menjadi tonggak baru sejarah sastra Indonesia. Salah satunya adalah Pramudya Ananta Toer yang telah menulis judul buku dan menjadi best seller. “Pulau Buru menjadi tempat gulag (intelektual)nya Indonesia dan berhasil mencetak sastrawan maupun penulis yang mampu menggerakkan bangsa,” ujar Palguna.
Baginya ke-75 puisi karya Hersri Setiawan memiliki kekuatan untuk diwariskan baik sesama Tahanan Politik (tapol) maupun narapidana politik (napol) bahkan ke generasi sekarang yang ingin mengetahui sejarah masa lampau. “Buku Hersri sangat langka, berisi dokumentasi dan mirip monumen,” tambahnya.
Thanks for reading Eks Tapol Buru Launching Pamflet

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar