Home » » Terobosan Baru Mengatasi Gizi Buruk

Terobosan Baru Mengatasi Gizi Buruk

Oleh: Wayan Nita
Melambungnya harga bahan pokok semakin membuat anak-anak kekurangan gizi. Ditambah lagi hilangnya kedelai dari peredaran menyebabkan mahalnya harga tahu dan tempe. Dimana makanan tersebut menjadi lauk andalan keluarga Indonesia sebagai sumber protein pengganti daging yang tak terbeli. Jika kondisi ini terus melanda masyarakat kecil maka generasi penerus tidak akan bisa bersaing dengan teknologi.
Adi Kharisma, orang yang peduli dengan perkembangan kecerdasan tunas bangsa yang akan menjadi tulang punggung keluarga dan bangsa. Untuk itu Adi mulai mengenalkan terobosan baru pada masyarakat, khususnya ibu-ibu dan anak usia sekolah dasar. Dimulai dengan mengenalkan cara penanaman tanaman kacang-kacangan dalam pot dengan teknologi baru. Hal itu ditujukan untuk masyarakat perkotan yang sudah tak punya lagi lahan kosong juga bertujuan untuk menghijaukan kota yang panas.
Sedangkan pengenalan pada ibu-ibu lewat kelompok wanita tani dan menyasar sekolah-sekolah dasar untuk mengajarkan guru-guru agar memberikan ekstrakulikuler menanam tanaman kacang-kacangan dalam pot.
Menurut Adi, yang juga pemilik warung Sela Boga, tujuan dari dikenalkannya metode ini adalah untuk membantu mengembalikan gizi anak dengan asupan kacang-kacangan yang mereka tanam sendiri dan mengajarkan wirausaha pada anak sedini mungkin. Usaha awal Adi dengan memberikan anak-anak susu kedelai dan mengenalkan pada anak-anak dan ibu-ibu akan pentingnya asupan protein dari kacang-kacangan.
Mulanya Adi membekali mereka dengan cara menanam tanaman kacang-kacangan seperti undis, kedelai dan kecipir dalam pot juga dilahan untuk yang punya lahan. Setelah tanamannya berbuah maka buah itu diolah mereka sendiri menjadi tempe atau susu kedelai dan dimanfaatkan sendiri. Untuk mendapatkan alat-alat pemroduksi tempe dan susu mereka harus menjual susu kedelai yang dijual Adi pada mereka. “Dengan cara tersebut kebutuhan gizi keluarga terpenuhi dan wanita tani dapat membantu suaminya dalam keuangannya,” urai Adi.
Media yang digunakan Adi untuk menanam tanaman kacang-kacangan berbeda dengan metode yang selama ini ada. Adi mencampurkan pupuk kandang, pasir kali dengan serabut kelapa kemudian dimasukkan dalam pot sebagai media. Setelah tanaman kacang ditanam maka diatasnya ditaburi dengan sekam padi.
Menurut Adi, tujuan pemberian sekam padi adalah utnuk menjaga kelembaban tanaman dan sebagai filter untuk air yang masuk dalam tanah. Sehingga saat musim hujan pot tidak terlalu becek dan musim kemarau pot tidak terlalu kering. “Tanah dalam pot kandungan nutrisinya bisa setiap hari diproduksi oleh cacing yang tumbuh subur dalam tanah. ehingga selain tanamannya subur, kondisi tanah juga subur,” jelas Adi.
Metode ini diperolehnya dari internet dan telah dicobakannya pada tanaman di rumahnya. Telah tujuh desa di Bali ini yang dikunjunginya seperti, Abang (Karangasem), Belimbing (Pupuan), Jimbaran, Seririt (Buleleng), Pelage (Badung), Ungasan dan Kintamani (Bangli) diberi penyuluhan pemanfaatan lahan untuk ditanami tanaman kacang-kacangan. Dan telah bekerjasama dengan Dinas Pertanian untuk menggunakan metode menanam tanaman kacang-kacangan dalam pot sebagai paru-paru kota dan perbaikan gizi masyarakat.
Thanks for reading Terobosan Baru Mengatasi Gizi Buruk

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar