Home » » Kebab Sesuai Lidah Indonesia

Kebab Sesuai Lidah Indonesia

OLEH: AGUS SALAM
Kebab masakan khas timur tengah sebagai makanan cepat saji dan bergizi tinggi ini, semakin banyak diminati di Indonesia. Dengan cara memasak yang unik, rasa yang enak, serta biaya yang cukup terjangkau menjadikan daya tarik tersendiri bagi khasanah kuliner di tanah air.
Masakah sejenis martabak yang berbahan baku daging sapi panggang adalah makanan khas berasal Timur Tengah, kini telah memenuhi kebutuhan masyarakat akan makanan praktis, enak, berkualitas, halal dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
‘’Kebab akan menjadi salah satu dari sekian banyak makanan yang akan berkembang dan ikut meramaikan bisnis makanan di Indonesia. Dari sisi bisnis terlihat perkembangan yang cukup mengejutkan. Alhamdulillah realisasinya sekarang banyak sekali kebab-kebab dengan segala merek yang telah membuka outlet-outletnya di Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia,’’ kata Absy, pengusaha warung Kebab di Kawasan Depok.
Dalam literatur, kebab berarti masakan yang ditusuk, berasal dari Turki. Namun kebab ini lain. Meski berisi sama dengan kebab dari negara asalnya, yaitu Arab, makanan ini dibungkus oleh selembar adonan terigu berbentuk bulat atau bisa juga sepotong roti.
Di negara asalnya dan di kawasan Timur Tengah, bahan yang disukai untuk isi kebab adalah daging biri-biri, kambing, atau domba. Namun tidak berarti bahan makanan lain tak bisa dibuat kebab. Di Indonesia daging tersebut diganti dengan sapi.
Selain daging, campuran lainnya adalah mayonaise, saus tomat, saus sambal, bawang bombay, selada, dan timun. Jika ingin lebih gaul, bisa saja. Tinggal tambahkan keju. Tentu saja dengan tambahan harga. ‘’Bila ditambah keju harganya bisa sampai Rp 5.500 satu porsi,’’ kata Absy.
Kebab memiliki citarasa yang khas. Daging sapi yang telah dicincang, diberi bumbu dengan rasa khas rempah-rempah Arab. ‘’Kalau di Arab aromanya lebih kuat. Karena lidah orang Indonesia beda, maka disesuaikan. Dagingnya pun diganti dengan daging sapi,’’ kata Absy lagi.
Awalnya ia mengaku, tiap hari minimal seratus porsi kebab terjual. Tiap 25 porsi memerlukan 1 kg daging. Ia bahkan bisa menghabiskan 4 kg daging tiap harinya. Kemudian tortilla (campuran dari tepung dan gandum) digulung lalu dibakar di atas wajan datar tanpa minyak. Jika tak puas dengan isi daging kebab saja, dapat meminta tambahan dengan pilihan keju atau telur atau bahkan dua-duanya.
Saat melahap kebab nikmatnya serasa melayang dan terbawa dalam nuansa Timur Tengah. Belum lagi saat bunyi keroncongan di perut mulai mengundang rasa lapar pun dapat berganti dengan rasa keyang. Bila digigit, aroma dagingnya yang lezat sangat terasa.
Thanks for reading Kebab Sesuai Lidah Indonesia

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar