Home » » Kondom Pembenar Seks Bebas?

Kondom Pembenar Seks Bebas?

Anjuran untuk menggunakan kondom untuk mencegah penularan virus HIV melalui hubungan badan, bukan berarti menjadi pembenar bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas seks bebas. Hal tersebut disampaikan oleh Spesialis HIV/AIDS dari World Vision Indonesia (WVI), dr Ronald S Gunawan, MA kepada Antara di sela-sela Pembekalan Informasi HIV dan AIDS Untuk Partai Politik yang digelar WVI di Jayapura, Kamis (22/1). ‘’Memakai kondom adalah pilihan untuk melindungi diri dan pasangan dari penularan HIV, tapi tidak berarti karena aman LALU setiap orang boleh melakukan hubungan dengan yang bukan pasangannya,’’ ujarnya.
Berdasarkan laporan survei AIDS per 31 Maret 2008 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua, jumlah orang yang terinveksi HIV dan pengidap AIDS menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Jumlah ini paling banyak terdapat pada golongan masyarakat yang berusia antara 20 hingga 30 tahun.
Papua menjadi salah satu daerah yang paling tinggi jumlah penduduknya terinveksi HIV sekaligus terbanyak pengidap AIDS di Indonesia. Data yang diperoleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua mencatat hingga Bulan Maret 2008, kasus HIV/AIDS di Papua mencapai 3.955 kasus terdiri atas 2.182 kasus inveksi HIV dan 1.773 kasus pengidap AIDS.
Sesuai data, warga yang menderita infeksi HIB sebanyak 604 kasus dan 383 positif pengidap AIDS. Terus bertambahnya kasus HIV/AIDS di Papua disebabkan beberapa faktor yang saling terkait. Masalah HIV/AIDS bukan hanya masalah kesehatan sehingga penyelesaian pun menuntut keterlibatan lintas sektor, tegasnya.
Faktor pertama, tingginya pengidap penyakit kelamin di Papua. Orang yang terjangkit penyakit seksual lebih mudah terinveksi HIV. Banyaknya orang yang sakit kelamin lebih disebabkan karena pelayanan kesehatan yang masih minim terutama di daerah-daerah terpencil. Faktor kedua, masalah sosial. Berdasarkan pengamatannya, Ronald menilai kebanyakan masyarakat di Papua memiliki pasangan seks sebelum menikah lebih dari satu. ‘’Pasangan seks multi partner seperti ini lebih besar probabilitasnya untuk tertular HIV,’’ tegasnya.
Faktor ketiga, masalah pendidikan dan pengetahuan mengenai HIV/AIDS. Ronald mencontohkan di beberapa negara, materi tentang HIV/AIDS dimasukkan sebagai bagian dari pelajaran di sekolah. Dengan begitu anak-anak usia sekolah bias memahami sejak dini tentang penyakit ini. ‘’Di Indonesia, jangankan anak sekolah, para guru pun mungkin belum paham betul soal HIV/AIDS,’’ ujar dokter yang juga seorang antropolog ini.
Pengetahuan dan informasi soal HIV/AIDS yang benar, penting untuk mencegah segala kemungkinan penularan. Faktor keempat, masalah ekonomi terkait akses masyarakat untuk memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan. Orang yang tidak mampu, tidak mudah untuk mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan. Padahal dua bidang ini sangat berpengaruh terhadap penularan HIV/AIDS.
Karena itu, penyelesaian masalah tingginya angka HIV/AIDS di Indonesia memerlukan penanganan holistik dan komprehensif dengan melibatkan banyak pihak dari berbagai bidang. Bukan hanya bidang kesehatan, tapi ekonomi, pendidikan, sosial budaya, hukum bahkan politik yang berkaitan dengan kepemimpinan tangguh dan kuat untuk menyusun regulasi serta rencana strategis.
Koran Pak Oles/Edisi 168/1-15 Februari 2009
Thanks for reading Kondom Pembenar Seks Bebas?

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar