OLEH: BENY ULEANDER
Nama Bukit Hexon menasional sejak diresmikan mantan Menhankam/Pangab, Jend (Purn) H Wiranto, SH pada 18 Juli 2008 sebagai kawasan agrowisata di Bali Utara. Bukit seluas 11 hektar yang terletak di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng itu memang masih jauh dari keramaian, tersembunyi dari sketsa peta dunia dan tidak sepopuler Garuda Wisnu Kencana di Bali Selatan.
Berkat sentuhan visioner Pak Oles berbasis Membangun Desa Membangun Bangsa geliat agropolitan praksis mulai dirintis dengan menghadirkan produk khas setempat yaitu tanaman kopi. Produk baru Kopi Bukit Hexon merupakan campuran (mixing) kopi arabica dan robusta. Terobosan fenomenal di sebuah kawasan terpencil yang jauh dari gegap gempita kemewahan pembangunan infrastruktur. Nama branding Kopi Bukit Hexon lahir dari guratan obsesi Pak Oles untuk membangun sebuah bukit di daerah terpencil dengan masyarakat yang lugu, miskin dan terbelakang dalam akses informasi jadi masyarakat mandiri dan sejahtera.
Agropolitan, diartikan sebagai upaya pengembangan kawasan pertanian yang tumbuh dan berkembang karena ada sistem dan usaha agribisnis. Biasnya, pada pelayanan dan dorongan terhadap berbagai kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitar. Sebagai pengusaha swasta yang bergerak di bidang industri pertanian, pengolahan limbah dan kesehatan, pria kelahiran Buleleng, 45 tahun silam itu memendam obsesi pemberdayaan masyarakat pedesaan yang jauh dari sentuhan program pembangunan maupun akses informasi.
Berbagai desa di Bali, masih ditemukan banyak lahan produktif yang tidak diolah untuk kegiatan pertanian. Ini terjadi karena masyarakat masih menerapkan pola pertanian tradisional dan pemerintah daerah kurang memiliki visi membangun sentra pertanian menuju praksis kegiatan agribisnis, agroindustri dan agrowisata.
Konsep agrowisata ala Pak Oles jelas disinergiskan dengan program pelatihan pertanian organik Institut Sumber Daya Alam (IPSA) di Desa Bengkel. Setiap bulan 40-50 orang yang belajar di IPSA Bengkel. Kawasan Bukit Hexon dibenahi jadi areal camping alam. Karena itu, di tahun 2009, sesuai rencana siap dibangun wantilan yang bisa menampung 100 orang agar tamu bisa datang ke kawasan itu dan semua program harus dikelola profesional.
Koran Pak Oles/Edisi 167/16-31 Januari 2009
Nama Bukit Hexon menasional sejak diresmikan mantan Menhankam/Pangab, Jend (Purn) H Wiranto, SH pada 18 Juli 2008 sebagai kawasan agrowisata di Bali Utara. Bukit seluas 11 hektar yang terletak di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng itu memang masih jauh dari keramaian, tersembunyi dari sketsa peta dunia dan tidak sepopuler Garuda Wisnu Kencana di Bali Selatan.
Berkat sentuhan visioner Pak Oles berbasis Membangun Desa Membangun Bangsa geliat agropolitan praksis mulai dirintis dengan menghadirkan produk khas setempat yaitu tanaman kopi. Produk baru Kopi Bukit Hexon merupakan campuran (mixing) kopi arabica dan robusta. Terobosan fenomenal di sebuah kawasan terpencil yang jauh dari gegap gempita kemewahan pembangunan infrastruktur. Nama branding Kopi Bukit Hexon lahir dari guratan obsesi Pak Oles untuk membangun sebuah bukit di daerah terpencil dengan masyarakat yang lugu, miskin dan terbelakang dalam akses informasi jadi masyarakat mandiri dan sejahtera.
Agropolitan, diartikan sebagai upaya pengembangan kawasan pertanian yang tumbuh dan berkembang karena ada sistem dan usaha agribisnis. Biasnya, pada pelayanan dan dorongan terhadap berbagai kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitar. Sebagai pengusaha swasta yang bergerak di bidang industri pertanian, pengolahan limbah dan kesehatan, pria kelahiran Buleleng, 45 tahun silam itu memendam obsesi pemberdayaan masyarakat pedesaan yang jauh dari sentuhan program pembangunan maupun akses informasi.
Berbagai desa di Bali, masih ditemukan banyak lahan produktif yang tidak diolah untuk kegiatan pertanian. Ini terjadi karena masyarakat masih menerapkan pola pertanian tradisional dan pemerintah daerah kurang memiliki visi membangun sentra pertanian menuju praksis kegiatan agribisnis, agroindustri dan agrowisata.
Konsep agrowisata ala Pak Oles jelas disinergiskan dengan program pelatihan pertanian organik Institut Sumber Daya Alam (IPSA) di Desa Bengkel. Setiap bulan 40-50 orang yang belajar di IPSA Bengkel. Kawasan Bukit Hexon dibenahi jadi areal camping alam. Karena itu, di tahun 2009, sesuai rencana siap dibangun wantilan yang bisa menampung 100 orang agar tamu bisa datang ke kawasan itu dan semua program harus dikelola profesional.
Koran Pak Oles/Edisi 167/16-31 Januari 2009
0 komentar:
Posting Komentar