Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama pengusaha jamu Indonesia tengah melakukan penelitian 19 tanaman yang akan digunakan sebagai bahan baku jamu. Kepala Pusat Riset BPOM, Winiarti Poedji, di Jakarta, Kamis (20/11) mengatakan, penelitian dilakukan untuk menggali dan mengembangkan kekayaan tanaman Indonesia yang berpotensi mengandung khasiat obat tertentu. ‘’Banyak tanaman yang secara nyata berkhasiat mengandung obat. Namun belum diketahui oleh masyarakat. Jadi ini yang akan kita kembangkan,’’ katanya.
Ke-19 tanaman yang diteliti diantaranya akar kucing, brotowali, senggugu, daun jati belanda, jambu biji, daun johar, daun paliasa, seledri, kunyit, jahe merah, mengkudu, mahkota dewa dan biji pepaya. Selain itu, penelitian dilakukan untuk mengembangkan produk dan promosi obat tradisional di pasar domestik maupun internasional. ‘’Tanaman itu akan diteliti dan hasilnya nanti dapat digunakan bagi pengusaha jamu untuk meningkatkan kualitas produknya,’’ katanya.
Diharapkan, penelitian itu kelak membantu industri jamu nasional untuk berkembang lebih maju dan berdampak pada peningkatan daya saing dan perekonomian nasional yang lebih baik. Riset dimaksudkan untuk menunjang fungsi BPOM sebagai badan pengawas, sementara pelaksanaan dikoordinir kementerian ristek.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008
Ke-19 tanaman yang diteliti diantaranya akar kucing, brotowali, senggugu, daun jati belanda, jambu biji, daun johar, daun paliasa, seledri, kunyit, jahe merah, mengkudu, mahkota dewa dan biji pepaya. Selain itu, penelitian dilakukan untuk mengembangkan produk dan promosi obat tradisional di pasar domestik maupun internasional. ‘’Tanaman itu akan diteliti dan hasilnya nanti dapat digunakan bagi pengusaha jamu untuk meningkatkan kualitas produknya,’’ katanya.
Diharapkan, penelitian itu kelak membantu industri jamu nasional untuk berkembang lebih maju dan berdampak pada peningkatan daya saing dan perekonomian nasional yang lebih baik. Riset dimaksudkan untuk menunjang fungsi BPOM sebagai badan pengawas, sementara pelaksanaan dikoordinir kementerian ristek.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008
0 komentar:
Posting Komentar