Oleh: Wayan Nita
Kecantikan tida
k bisa dipisahkan dari kesehatan jasmani dan rohani. Modal utama adalah menjaga kebugaran fisik dipadu pola makan yang sehat. Kebugaran fisik bisa diperoleh dari olah raga maupun terapi kesehatan tubuh. Kini mulai menjamur salon-salon kecantikan yang memberikan terapi. Ada terapi sehat untuk kaki, perlancar peredaran darah, kehalusan kulit hingga kesehatan seluruh tubuh. Karena itu, harus pandai memilih untuk perawatan tubuh.
Salah satu tempat yang memberikan terapi kesehatan adalah Usadha Oles. Klinik pijat dan penyembuhan tradisional Bali. Selain pijat, juga terapi Bokashi dengan bahan baku mengandalkan rempah-rempah. Wisatawan asing paling banyak merasakan terapi Bokashi itu.
Belum lama ini, sekitar 30 wisatawan asal Malaysia rame-rame mandi panas terapi Bokashi. Wisatawan asal negeri Jiran itu merupakan Majelis Bandaraya Johor Baru. Empat orang di antaranya adalah peserta pelatihan IPSA (Institut Pelatihan Sumberdaya Alam) di Buleleng. Pengunjung paling senang menikmati terapi bokashi. Seperti yang diungkapkan Hj Aishah Binti Abdul Kapi. ‘’Kunjungan pertama ke Bali ini sangat berkesan karena bisa merasakan terapi Bokashi,’’ ujarnya.
Klinik kesehatan tersebut memakai minyak dan bahan terapi yang terbuat dari rempah-rempah terfermentasi dengan larutan EM (Effective Microorganisms). Selain menimbulkan rasa hangat, aroma yang terhirup membuat pernafasan lebih lega. “Tak salah jika Bokashi terapi sangat terkenal dan sangat dinikmati. Karena unik dan membuat badan lebih segar,” kata Hj Aishah Binti Abdul Kapi yang juga Director of Planning (Planning Department).
Campuran rempah dari berbagai tanaman obat dimasukkan dalam kolam besar lalu difermentasi dengan Minyak Oles Bokashi. Rasa panas yang dihasilkan dalam kolam hanya bisa dinikmati jika pengunjung masuk ke dalam lubang. Lubang yang telah disediakan untuk satu orang dipakai untuk ‘‘menanam’’ pengunjung hingga hanya tampak wajah. Terapi ini dilakukan selama 15-30 menit.
Menurut Komang Karta, Kepala Divisi Usadha Oles, para tamu cukup kagum setelah mereka masuk ke dalam lubang kolam rempah yang berfermentasi. “Saya seperti masuk liang lahat dan di dalam saya merasakan kehangatan di seluruh tubuh. Begitu keluar, keringat membanjiri tubuh saya. Rasanya seperti habis lari maraton tapi tubuh tidak capek. Malah segar, keluhan kesemutan saya hilang,” ujar Melisa Nicholas dan Benjamin Fung.
KPO/EDISI 163/NOVEMBER 2008
Kecantikan tida
Salah satu tempat yang memberikan terapi kesehatan adalah Usadha Oles. Klinik pijat dan penyembuhan tradisional Bali. Selain pijat, juga terapi Bokashi dengan bahan baku mengandalkan rempah-rempah. Wisatawan asing paling banyak merasakan terapi Bokashi itu.
Belum lama ini, sekitar 30 wisatawan asal Malaysia rame-rame mandi panas terapi Bokashi. Wisatawan asal negeri Jiran itu merupakan Majelis Bandaraya Johor Baru. Empat orang di antaranya adalah peserta pelatihan IPSA (Institut Pelatihan Sumberdaya Alam) di Buleleng. Pengunjung paling senang menikmati terapi bokashi. Seperti yang diungkapkan Hj Aishah Binti Abdul Kapi. ‘’Kunjungan pertama ke Bali ini sangat berkesan karena bisa merasakan terapi Bokashi,’’ ujarnya.
Klinik kesehatan tersebut memakai minyak dan bahan terapi yang terbuat dari rempah-rempah terfermentasi dengan larutan EM (Effective Microorganisms). Selain menimbulkan rasa hangat, aroma yang terhirup membuat pernafasan lebih lega. “Tak salah jika Bokashi terapi sangat terkenal dan sangat dinikmati. Karena unik dan membuat badan lebih segar,” kata Hj Aishah Binti Abdul Kapi yang juga Director of Planning (Planning Department).
Campuran rempah dari berbagai tanaman obat dimasukkan dalam kolam besar lalu difermentasi dengan Minyak Oles Bokashi. Rasa panas yang dihasilkan dalam kolam hanya bisa dinikmati jika pengunjung masuk ke dalam lubang. Lubang yang telah disediakan untuk satu orang dipakai untuk ‘‘menanam’’ pengunjung hingga hanya tampak wajah. Terapi ini dilakukan selama 15-30 menit.
Menurut Komang Karta, Kepala Divisi Usadha Oles, para tamu cukup kagum setelah mereka masuk ke dalam lubang kolam rempah yang berfermentasi. “Saya seperti masuk liang lahat dan di dalam saya merasakan kehangatan di seluruh tubuh. Begitu keluar, keringat membanjiri tubuh saya. Rasanya seperti habis lari maraton tapi tubuh tidak capek. Malah segar, keluhan kesemutan saya hilang,” ujar Melisa Nicholas dan Benjamin Fung.
KPO/EDISI 163/NOVEMBER 2008
0 komentar:
Posting Komentar