Kesadaran untuk menyiapkan pola makanan yang bergizi, berimbang, beragam, aman dan terjangkau untuk menciptakan generasi yang cerdas dan berkualitas, dalam kehidupan masyarakat masih sulit dilaksanakan.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Jatim, Ir. Chairul Djaelani mengemukakan hal itu dalam pembukaan Memasyarakatkan Makan Ikan dan Minum Susu Propinsi Jawa Timur, di Balai Pemuda Surabaya, pekan lalu.
"Masih banyak orang yang salah dalam mengartikan makanan yang sehat. Seharusnya makanan yang diasup oleh keluarga haruslah mengandung karbohidrat dan berprotein," katanya dikutip Antara.
Choirul mengatakan, banyak orang yang apabila ditanya makan dengan lauk apa, kebanyakan orang menjawab makan dengan ikan kerupuk, atau makan dengan mie padahal kerupuk dan mie fungsinya sama dengan nasi karena mengandung karbohidrat.
"Dengan adanya program memasyarakatkan makan ikan dan minum susu diharapkan agar masyarakat di kota maupun di desa, di pantai sampai di gunung mengetahui kandungan makanan yang dapat memenuhi standar hidup sehat," katanya.
Dia mengatakan, gemar makan ikan dan minum susu yang banyak mengandung protein sangat diperlukan bagi pertumbuhan seseorang terutama anak-anak usia sekolah.
"Makan ikan tidak harus berupa ikan tenggiri, kakap, bawal atau udang yang berharga mahal, namun gizi ikan dapat diperoleh dari ikan-ikan yang murah seperti pindang, lele, mujair, nila atau ikan asin," katanya.
Untuk mendapatkan ikan dengan harga murah, ujar dia, dapat dilakukan dengan cara menanam benih ikan di halaman rumah setiap keluarga dan bisa ditularkan di seluruh keluarga di Jawa Timur.
Dia mengatakan tingkat konsumsi makan ikan masyarakat Jawa Timur pada tahun 2007 adalah 16,7 Kg per kapita per tahun, masih dibawah target nasional yaitu sebesar 26,5 Kg per kapita per tahun atau 63,02 persen.
Sedangkan untuk minum susu sebesar 10,59 Kg per kapita per tahun sementara target nasional sebesar 11,01 Kg per kapita per tahun atau 96,17 persen.
"Kunci agar dapat melahirkan bangsa yang cerdas dan berkualitas ada ditangan ibu-ibu dalam menyusun menu yang sehat untuk anggota keluarga, terutama yang berbahan dasar ikan," katanya.
Dalam acara gemar makan ikan dan minum susu diundang pula murid-murid dari lima Sekolah Dasar Negeri yang berasal dari Kecamatan Wonokromo dan Benowo.
Mereka mendapat bingkisan berupa aneka makanan yang berbahan dasar ikan dan susu, selain itu juga mengikuti lomba menggambar.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Jatim, Ir. Chairul Djaelani mengemukakan hal itu dalam pembukaan Memasyarakatkan Makan Ikan dan Minum Susu Propinsi Jawa Timur, di Balai Pemuda Surabaya, pekan lalu.
"Masih banyak orang yang salah dalam mengartikan makanan yang sehat. Seharusnya makanan yang diasup oleh keluarga haruslah mengandung karbohidrat dan berprotein," katanya dikutip Antara.
Choirul mengatakan, banyak orang yang apabila ditanya makan dengan lauk apa, kebanyakan orang menjawab makan dengan ikan kerupuk, atau makan dengan mie padahal kerupuk dan mie fungsinya sama dengan nasi karena mengandung karbohidrat.
"Dengan adanya program memasyarakatkan makan ikan dan minum susu diharapkan agar masyarakat di kota maupun di desa, di pantai sampai di gunung mengetahui kandungan makanan yang dapat memenuhi standar hidup sehat," katanya.
Dia mengatakan, gemar makan ikan dan minum susu yang banyak mengandung protein sangat diperlukan bagi pertumbuhan seseorang terutama anak-anak usia sekolah.
"Makan ikan tidak harus berupa ikan tenggiri, kakap, bawal atau udang yang berharga mahal, namun gizi ikan dapat diperoleh dari ikan-ikan yang murah seperti pindang, lele, mujair, nila atau ikan asin," katanya.
Untuk mendapatkan ikan dengan harga murah, ujar dia, dapat dilakukan dengan cara menanam benih ikan di halaman rumah setiap keluarga dan bisa ditularkan di seluruh keluarga di Jawa Timur.
Dia mengatakan tingkat konsumsi makan ikan masyarakat Jawa Timur pada tahun 2007 adalah 16,7 Kg per kapita per tahun, masih dibawah target nasional yaitu sebesar 26,5 Kg per kapita per tahun atau 63,02 persen.
Sedangkan untuk minum susu sebesar 10,59 Kg per kapita per tahun sementara target nasional sebesar 11,01 Kg per kapita per tahun atau 96,17 persen.
"Kunci agar dapat melahirkan bangsa yang cerdas dan berkualitas ada ditangan ibu-ibu dalam menyusun menu yang sehat untuk anggota keluarga, terutama yang berbahan dasar ikan," katanya.
Dalam acara gemar makan ikan dan minum susu diundang pula murid-murid dari lima Sekolah Dasar Negeri yang berasal dari Kecamatan Wonokromo dan Benowo.
Mereka mendapat bingkisan berupa aneka makanan yang berbahan dasar ikan dan susu, selain itu juga mengikuti lomba menggambar.
Koran Pak Oles/Edisi 164/Desember 2008
0 komentar:
Posting Komentar