Home » » Tanaman Sayur Organik Kurang Dikembangkan

Tanaman Sayur Organik Kurang Dikembangkan

Tanaman sayuran organik kurang dikembangkan oleh petani di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, padahal peluang pasar cukup luas. ‘’Sangat disayangkan, peluang pasar sayuran organik yang cukup luas tidak dimanfaatkan petani Bantul," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Bantul, Edi Suharyanto, Senin (10/11).
Menurut Edi, kesadaran petani Bantul untuk menanam sayuran organik masih terbatas. ‘’Mereka menanam sayuran organik hanya pada musim tertentu saja, semestinya menanam di segala musim karena harga jualnya bisa tinggi, dan ini akan memberi keuntungan lebih banyak lagi bagi petani. Akibatnya, pada masa-masa tertentu stok sayuran organik di pasaran sering kosong. Pola pikir petani sayuran di Bantul masih terfokus pada volume produksi. Mereka belum bisa diarahkan ke orientasi bisnis. Respon petani sayuran di daerah ini agak lamban. Hanya petani-petani muda dan tokoh petani yang sudah bisa diarahkan ke orientasi bisnis,’’ katanya.
Sayuran organik mulai dikembangkan di Bantul sejak dua tahun terakhir. Sayuran jenis ini ditanam di kantung plastik (polybag). Sekitar 13.000 polybag berisi tanaman sayuran organik tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Bantul. Dua daerah penghasil sayuran organik terbesar di kabupaten ini adalah Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu dan Desa Gilangrejo, Kecamatan Pandak. Jenis sayuran yang sering ditanam antara lain seledri, loncang, cabe dan terong. Bawang merah dan cabe merah mulai dikembangkan untuk menjadi unggulan produksi sayuran organik kabupaten ini.
Selain itu, Bantul juga mulai meningkatkan budidaya tanaman pisang karena dianggap hampir punah, terutama pisang Raja. Salah satu langkah stimulus, dengan mengadakan festival pisang di Bantul agar lebih meningkatkan derajat buah pisang. Untuk mengembangkan makanan olahan berbahan dasar pisang seperti selai, criping dan carang gesing.
Edi mengatakan pohon pisang yang sering dijumpai di jalanan atau pinggir sungai adalah Pisang Rojo Uter, --pisang untuk makanan burung yang rasanya sepet agak pahit, biji banyak dan kulit hijau tebal. Sedangkan pisang jenis komersial dan banyak disukai adalah raja, kepok, koja dan ambon karena dimakan mentah manis, diolah juga enak. Harga pisang Ambon Rp 150 ribu/satu tandan, Kepok Rp 90 ribu dan termahal pisang Raja Rp 400 ribu. (Ant)
KPO/EDISI 163/NOVEMBER 2008
Thanks for reading Tanaman Sayur Organik Kurang Dikembangkan

0 komentar:

Posting Komentar